Title | FORMULASI DAN UJI FISIK SEDIAAN SUPPOSITORIA EKSTRAK ETANOL DAUN KELOR (Moringa oleifera |
---|---|
Author | Mutia Niza |
Pages | 9 |
File Size | 69.8 KB |
File Type | |
Total Downloads | 115 |
Total Views | 193 |
FORMULASI DAN UJI FISIK SEDIAAN SUPPOSITORIA EKSTRAK ETANOL DAUN KELOR (Moringa oleifera) Daisa Mei Yuni1, Mutia Nurul Niza2, Sri Nursafala3, Windi Afiyani4, Yoga Amanda Gusti5 Program Studi S1 Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Mandala Husada Slawi, Jl. Cut Nyak Dhien No.16 Kalisapu, Slaw...
FORMULASI DAN UJI FISIK SEDIAAN SUPPOSITORIA EKSTRAK ETANOL DAUN KELOR (Moringa oleifera) Daisa Mei Yuni1, Mutia Nurul Niza2, Sri Nursafala3, Windi Afiyani4, Yoga Amanda Gusti5 Program Studi S1 Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Mandala Husada Slawi, Jl. Cut Nyak Dhien No.16 Kalisapu, Slawi, Kabupaten Tegal Telp/Fax (0283) 6197570 [email protected] ABSTRAK
Faktor yang paling menentukan dalam pembuatan suppositoria adalah pemilihan basis, oleum cacao merupakan basis yang mempunyai beberapa sifat yang memenuhi syarat sebagai basis suppositoria seperti, dapat meleleh dalam suhu tubuh dan stabil. Penelitian sebelumnya terhadap ekstraksi daun kelor (Moringa oleifera Lam.) menunjukkan adanya aktivitas antioksidan yang tinggi dalam proses in vivo dan in vitro (Chumark, et al., 2008), selain itu dalam daun kelor (Moringa oleifera Lam.) kaya akan phytochemicals, karoten, vitamin, mineral, asam amino, senyawa flavonoid dan phenolic (Anwar, et al., 2007). Pada uji sediaan suppositoria daun kelor hasil evaluasi yang memenuhi persyaratan uji yaitu hasil uji organoleptis yaitu berbau khas Ol. cacao, berwarna hijau muda dan memiliki terkstur padat. uji homogenitas yang memiliki hasil homogen, uji keseragaman bobot mempunyai bobot rata rata 3,01 gram, uji kekerasan sebesar 2,0 kg, uji titik leleh dan waktu lebur.
Kata
kunci
:
suppositoria,
PENDAHULUAN Sediaan obat bentuk supositoria mempunyai beberapa keuntungan karena dapat diberikan kepada orang yang karena alasan tertentu tidak dapat
ekstrak
daun
kelor,
Laksatif
menggunakannya secara oral atau karena sifat obatnya yang tidak dapat diberikan secara oral. Supositoria juga dapat digunakan untuk pengobatan baik lokal maupun sistemik. Beberapa obat bahkan diabsorpsi lebih cepat
dibandingkan dengan bila digunakan secara oral. Selain itu pengaruh sistem hepatik terhadap obat yang bersifat sistemik relatif lebih kecil dibandingkan dengan obat secara oral, dan besarnya pengaruh sistem hepatik tergantung dari kedalaman letak supositoria di dalam rektum (Blaey and Tukker, 1990) Karena efek laksatif yang ingin dicapai adalah dengan membuat feses lebih lunak sehingga mudah dikeluarkan melalui rektum. Dengan demikian suppositoria merupakan alternatif sediaan yang dapat diaplikasikan sesuai target terapi yaitu memberikan efek laksatif dengan membuat feses lebih lunak sehingga mudah dikeluarkan melalui rektum. Faktor yang paling menentukan dalam pembuatan suppositoria adalah pemilihan basis, oleum cacao merupakan basis yang mempunyai beberapa sifat yang memenuhi syarat sebagai basis suppositoria seperti, dapat meleleh dalam suhu tubuh dan stabil. Tumbuhan kelor (Moringa
Berdasarkan uraian di atas, maka
perlu dilakukan penelitian
dengan tujuan
untuk membuat
sediaan suppositoria dari ekstrak daun kelor dengan menggunakan basis oleum cacao dan aerosil. METODE PENELITIAN BAHAN PENELITIAN Daun kelor, etanol 96%, oleum cacao, aerosil ALAT PENELITIAN Blender, waterbath, timbagan analitik, stamper dan mortir, cawan, beaker glass, cetakan suppositoria, pipet tetes, corong, mangkok, gelas ukur, dan toples kaca. Cara kerja 1.
Pembuatan Ekstrak
oleifera Lam.) mempunyai serat
Serbuk daun kelor kemudian di
yang tinggi yang dapat digunakan
timbang sebanyak 250 gram. Serbuk
sebagai obat pencahar, salah satunya
daun kelor kemudian di maserasi
pada bagian daun (Chumark, et al.,
menggunakan pelarut etanol 96%.
2008), selain itu dalam daun kelor
Perendaman ini dilakukan selama 1
(Moringa oleifera Lam.) kaya akan
x
phytochemicals, karoten, vitamin,
kemudian
mineral,
menggunakan kertas saring hingga
asam
amino,
senyawa
24jam.
Hasil
rendaman
disaring
etanol.
dengan
flavonoid dan phenolic (Anwar, et
diperoleh
al., 2007).
ekstrak etanol yang telah dihasilkan kemudian
fraksi
ini
dikumpulkan
Semua
dan
dipekatkan dengan
dengan tujuan
menguap,
waterbath
agar
pelarut
sehingga
ekstrak
etanol
Evaluasi Stabilitas Gel 1.
diperoleh
pekat
2.
tabel
didinginkan, supositoria.
Akhirnya
pemotongan
pada
memperoleh dilakukan pangkalnya
Formulasi sediaan suppositoria
Fungsi
gram
pada
butiran
3.
Uji Keseragaman Bobot Suppositoria sebanyak
ditimbang 20
buah
lalu
ditentukan bobot rataratanya. Persyaratan ini
persyaratan
uji
keseragaman
mengacu uji
tablet
pada
keseragaman yaitu
jika
ditimbang satu persatu tidak boleh lebih dari 2 suppositoria
bahan Ekstrak
Bahan
daun kelor
aktif
Oleum
basis
0,35
yang masing-masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-
2,69
ratanya lebih dari harga yang ditetapkan kolom A (5%) dan
cacao Aerosil
diuji
menunjukkan
bobot
sebagai berikut :
akan
kasar (Depkes RI, 1979).
bobot
sehingga beratnya 3,0 gram.
Nama
yang
tidak
ditambahkan
agar
homogenitas
susunan yang homogen dan
tidak sampai menjadi jernih (tetap
lalu dituang ke dalam cetakan,
Pengujian
yang cocok harus menunjukkan
± 34 °C dan dijaga bentuk masa
aerosil dan diaduk sampai homogen,
homogenitas
sekeping kaca atau bahan lain
melelehkan oleum cacao pada suhu
kemudian
Pemeriksaan
zat
1.
Pembuatan dilakukan dengan cara
keruh),
terhadap
dilakukan dengan mengoleskan
Fomula suppositoria ekstrak daun di
visual
1989)
2. Pembuatan sediaan
disajikan
Dilakukan
bau, warna, dan bentuk (Ansel,
volumenya menjadi sepertiga bagian
kelor
organoleptis
pengamatan
yang
dari volume ekstrak etanol awal.
Uji
suspending
0,55
tidak satu suppositoriapun yang bobotnya
menyimpang
dari
Tabel 1. Formulasi sediaan
bobot rata-ratanya lebih dari
suppositoria ekstrak etanol daun
harga yang ditetapkan di kolom
kelor.
B (10%) seperti pada Tabel 2 (Depkes RI, 1979). 4.
Proses ekstraksi serbuk daun
Uji kekerasan
kelor dilakukan secara dingin yaitu
Suppositoria
5.
HASIL DAN PEMBAHASAN
diuji
maserasi, hal ini sesuai dengan
menggunakan alat uji kekerasan
penelitian Sultana, et. al (2009) yang
suppositoria
diberikan
memperoleh aktivitas antioksidan
beban 600 g pada alat uji
ekstrak daun kelor lebih baik Proses
sebagai masa dan pada saat
maserasi dilakukan selama 1x24 jam
yang
dan
yang
sama
stopwatch
residu
yang
diperoleh
dijalankan. Setiap interval 1
diremaserasi selama 24 jam. Filtrat
menit beban ditambahkan 200 g
yang diperoleh kemudian diuapkan
selama
pelarutnya
suppositoria
belum
menggunakan
rotary
hancur. Stopwatch dihentikan
evaporator masing-masing dengan
bila suppositoria sudah hancur
suhu 70-800C. Ekstrak daun kelor
(beban telah sampai pada batas
yang diperoleh sebanyak 1,59%
yang ditentukan).
dengan
Uji waktu leleh
memiliki
Suppositoria
dimasukkan
rendemen
15,96%
karakteristik
secara
organoleptis berupa bahan berwarna
dalam sangkar berbentuk spiral
hitam,
gelas, sangkar spiral tersebut
kental.
dimasukkan pada pipa penguji
nilai
aroma
Pembuatan
khas,
konsistensi
dilakukan
dengan
lalu ditempatkan dalam sebuah
cara melelehkan oleum cacao pada
mantel gelas yang dialiri air
suhu ± 34 °C dan dijaga bentuk
bersuhu tetap 37°C, air masuk
masa tidak sampai menjadi jernih
kedalam pipa penguji. Proses
(tetap
dihitung dari suppositoria mulai
ditambahkan aerosil dan diaduk
dimasukkan ke dalam gelas
sampai homogen, lalu dituang ke
mantel gelas yang dialiri air
dalam cetakan, didinginkan, agar
bersuhu tetap 37°C sampai
memperoleh supositoria.
meleleh tanpa sisa. (Nuryanti, 2016)
keruh),
kemudian
Hasil pengamatan organoleptis selama 7 hari menunjukkan tidak ada perubahan bau dan warna dari
keempat formula. Ekstrak daun
bobot
kelor
ditimbang
memberikan warna
hijau.
rata-ratanya.
Suppositoria
sebanyak
20
buah
Mempunyai aroma oleum cacao dan
dengam mengambil secara acak
bentuknya solid.
setiap
formula,
lalu
dihitung
Sediaan suppositoria dikatakan
rataratanya, data penimbangan dan
homogen bila terdapat persamaan
perhitungan bobot rata-rata. Hasil
warna yang merata dan tidak adanya
uji keseragaman bobot menunjukkan
partikel atau bahan kasar yang dapat
bahwa keseragaman bobot semua
diraba
(Setyaningrum,
2013).
formula suppositoria dengan basis
Aerosil
yang
sebagai
oleum cacao dan aerosil memenuhi
pendispersi mempunyai sifat lipofil
persyaratan karena tidak satupun
(-Si) dan hidrofil (-Ho), sehingga
suppositoria
melebihi
jika konsentrasi aerosil tinggi maka
persyaratan
keseragaman
kemampuan
yang
berfungsi
untuk
mengikat
ditetapkan
batasan bobot British
molekul air (ekstrak) dan molekul
Pharmacopoeia
yang mengandung lemak (Oleum
dari 2 suppositoria yang masing-
cacao)
dan
masing bobotnya menyimpang dari
menyebabkan penurunan tegangan
bobot rata-ratanya lebih dari 5% dan
antarmuka
sehingga
tidak satu suppositoriapun yang
ekstrak dan oleun cacao dapat
bobotnya menyimpang dari bobot
bercampur sempurna.
rata-ratanya lebih dari 10% (British
makin
besar
keduanya,
Persyaratan
yaitu tidak lebih
agar
Pharmacopoeia Commission, 2002).
bahan aktif dalam gel terdistribusi
Kekerasan suppositoria Dari
merata. Selain itu agar gel tidak
uji kekerasan suppositoria ekstrak
mengiritasi ketika digunakan. (Evi,
daun bayam duri pada formula 2,0
2016).
kg selama 9 menit. Suppositoria
homogenitas
dimaksudkan
Uji keseragaman bobot ini
yang
dihasilkan
memenuhi
dilakukan untuk mengetahui apakah
persyaratan kekerasan yaitu 1,8 –
semua suppositoria yang dihasilkan
2,0 kg (Lieberman et al., 1996).
mempunyai bobot seragam yang
Menurut Evi (2016) menyatakan
artinya
bobot
bahwa semakin besar konsentrasi
suppositoria tidak menyimpang dari
aerosil yang ditambahkan maka
masing-masing
makin
keras
dihasilkan.
yang
suppositoria, karena aerosil sebagai
dikarenakan
pendispersi mempunyai sifat lipofil
suppositoria
Hal
ini
sebagai
dan hidrofil yang akan mengikat
pendispersi mempunyai dua sifat
partikel – partikel yang ada pada
yaitu lipofil (suka minyak) dan
oleum cacao dan ekstrak. Makin
hidrofil (suka air). Gugus lipofil
banyak konsentrasi aerosil yang
akan mengikat oleum cacao sebagai
ditambahkan maka makin banyak
basis dengan ikatan van der walls
mengikat partikel, jika ikatan-ikatan
dan
tersebut
aerosil
yang
berfungsi
bagian
hidrofilnya
akan
bertambah
banyak
dan
mengikat air dari ekstrak daun
menjadi kuat maka butuh energi
bayam duri dengan ikatan hidrogen,
(panas) yang lebih tinggi untuk
jika semakin banyak konsentrasi
melepaskan ikatan-ikatan tesebut
aerosil yang ditambahkan maka
atau melelehkanya. Dari data hasil
ikatan-ikatan antar partikel tersebut
uji
semakin banyak dan makin kompak
suppositoria ekstrak daun bayam
sehingga viskositas juga meningkat
duri tidak masuk dalam persyaratan
dan membuat formula menjadi lebih
suhu leleh, dimana suhu leleh yang
keras,
dipersyaratkan yaitu tidak lebih dari
beban
sehingga yang
besar
mematahkan kekerasan
membutuhkan juga
untuk
suppositoria.
Jika
suppositoria
terlalu
tersebut
menunjukan bahwa
37°C (Evi, 2016). Makin tinggi konsentrasi
aerosil
yang
ditambahkan maka makin tinggi
rendah atau dibawah 1,8 kg maka
suhu
dikhawatirkan dapat menyebabkan
suppositoria meleleh dan makin
kerusakan
rendah konsentrasi aerosil maka
atau
menghasilkan
yang
stabilitas sifat fisik yang kurang
suhu
baik.
melelehkan Suhu Leleh Dari uji ini
yang
dibutuhkan
untuk
dibutuhkan
untuk
suppositoria
makin
rendah (Evi, 2016).
dihasilkan suhu yang dibutuhkan
KESIMPULAN
untuk suppositoria meleleh pada
Sediaan suppositoria hasil evaluasi
suppositoria yaitu 70 °C. Hal ini
yang memenuhi persyaratan uji
menunjukan bahwa aerosil dapat
yaitu hasil uji organoleptis yaitu
mempengaruhi
berbau khas ol. cacao, berwarna
suhu
leleh
hijau muda dan memiliki terkstur
ales,N.P., Phivtong- ngam,
solid.
L.,Ratanachamnong,P.,Sris
uji
memiliki
homogenitas hasil
keseragaman rata-rata
yang
homogen,
bobot
sebesar
uji
awat,S.,Pongrapeeporn, K.,
mempunyai
2008, The In Vitro and Ex
3,01
gram,
Vivo
Antioxidant
kemudia pada uji titik leleh tidak
Properties, Hypolipidaemic
memenuhi
And
persyaratan
karena
Antiatheroschlerotic
mempunyai titik leleh sebesar 72
Activities of Water Extract
°C.
of Moringa oleifera Lam
DAFTAR PUSTAKA
Leaves,
Journal
Ethnopharmacol,
116
Anwar, F., Latif, S., Ashraf, M., Gilani,
A.H.,
2007,
:
439-446 Evi,
Mulyani.
2016.
Pengaruh
Moringa oleifera Lam.: a
Penambahan
food plant with multiple
Terhadap
medicinal uses. Phytother
Suppositoria Ekstrak Daun
Res, 21:17-25
Bayam Duri (Amaranthus
Aulton M. 1998. Pharmaceutics:
Spinosus,
Aerosil Sifat
Linn)
The Science of Dosage
Basis Berlemak
Form
Cacao).
Design.
Curchill
LivingStone. New York.
Jurnal
Fisik
Dengan (Oleum Surya
Medika. Vol. 1 (2)
Birck, C., S. Degoutin, N. Tabary,
Grace, F.X., C. Darsika, K.V.
V. Miri, and M. Bacquet,
Sowmya, K. Suganya, and
2014, New crosslinked
S. Shanmuganathan, 2015,
cast films based on poly
Preparation and Evaluation
(vinyl
alcohol):
of Herbal Peel Off Face
preparation and physico-
Mask. American Journal of
chemical
PharmTech Research. (5):
properties.
Express Polymer Letters. 8 (12): 941-952
33-336. Garg A., Aggarwal D., Garg S.,
Chumark,P.,Khunawat,P.,Sanvarind
Sigla A.K. 2002. Spreading
a,Y.,Phornchirasilp,S.,Mor
of Semisolid Formulation:
An Update. Pharmaceutical
Muhammadiyah
Technology.
DR. Hamka. Jakarta.
September
Rahmawanty,
2002: 84-102. Kumalaningsih,
S.,
2006,
Prof.
Dina.,
Yulianti,
Nita.
dan
Mia.
Antioksidan Alami, Trubus
Fitriana, 2015, Formulasi
Agrisarana, Surabaya.
dan
Lieberman H.A., Martin M.R., Banker
G.S.
Pharmaceutical
1996. Dosage
Evaluasi
Wajah
Masker Peel-Off
Mengandung
Kuersetin
Dengan
Variasi
Forms Disperse Systems.
Konsentrasi Gelat...