Title | FORMULASI SEDIAAN MASKER GEL ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK ETANOL BIJI MELINJO (Gnetun gnemon Linn |
---|---|
Author | Yuli Dt |
Pages | 28 |
File Size | 1.2 MB |
File Type | |
Total Downloads | 475 |
Total Views | 549 |
1 FORMULASI SEDIAAN MASKER GEL ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK ETANOL BIJI MELINJO (Gnetun gnemon Linn.) Shanti Septiani, Nasrul Wathoni, Soraya R. Mita Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran Jl. Raya Bandung-Sumedang KM. 21 Jatinangor 45363 *Email: [email protected] ABSTRAK Senyawa antiok...
Accelerat ing t he world's research.
FORMULASI SEDIAAN MASKER GEL ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK ETANOL BIJI MELINJO (Gnetun gnemon Linn yuli dt
Related papers
Download a PDF Pack of t he best relat ed papers
Universit as 17 Agust us 1945 Jakart a Ary Mardhiant o
Buku Prosiding Kongres XX & Pert emuan Ilmiah Tahunan Ikat an Apot eker Indonesia ani pahriyani Fit ofarmak.jurnal 3. hanna aswa
1
FORMULASI SEDIAAN MASKER GEL ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK ETANOL BIJI MELINJO (Gnetun gnemon Linn.) Shanti Septiani, Nasrul Wathoni, Soraya R. Mita Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran Jl. Raya Bandung-Sumedang KM. 21 Jatinangor 45363 *Email: [email protected]
ABSTRAK Senyawa antioksidan dapat mengurangi efek buruk radikal bebas terhadap kulit. Biji melinjo (Gnetum gnemon Linn.) mengandung senyawa antioksidan yang tinggi, seperti senyawa golongan fenol, vitamin C, dan vitamin E. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui formulasi sediaan mesker gel dari ekstrak etanol biji melinjo (Gnetum gnemon Linn.) yang tepat sehingga dihasilkan produk masker gel peel off yang efektif, stabil, dan aman dalam penggunaannya. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode Diphenylhydrazylpicryl (DPPH). Formulasi masker gel dibuat dengan basis Polyvinyl Alcohol (PVA) dengan konsentrasi 10%. Evaluasi sediaan masker gel meliputi pengamatan perubahan konsistensi, warna, bau, pH, dan viskositas selama 28 hari pada suhu penyimpanan yang berbeda, yaitu pada suhu 8oC, 25oC, dan 40oC. Nilai IC50dari ekstrak etanol biji melinjo (Gnetum gnemon Linn.) adalah sebesar 459,318 g/mL. Hasil uji sifat fisik sediaan menunjukkan bahwa semua sediaan masker gel stabil dalam aspek konsistensi, warna, dan bau. pH masker gel mengalami penurunan, tetapi masih berada pada rentang persyaratan pH untuk sediaan topikal. Viskositas masker gel mengalami penurunan, pada suhu 40oC penurunan viskositas cukup besar. Hasil uji antioksidan dan uji efektivitas sediaan menunjukkan bahwa sediaan masker gel formula 3 paling efektif dalam meningkatkan kelembaban dan kehalusan kulit, serta hasil uji iritasi menunjukkan sediaan masker gel tidak mengiritasi. Kata kunci: antioksidan, Gnetum gnemon Linn., masker gel FORMULATION OF ANTIOXIDANT GEL MASK FROM ETHANOL EXTRACT OF Gnetum gnemon SEEDS ABSTRACT Antioxidant compounds can reduce the adverse effects of free radical on the skin. Gnetum gnemon seeds contain high antioxidant compounds, such as phenol type compounds,vitamin C, and vitamin E. The aim of this study was to determine the formulation of gel mask from ethanol extract of Gnetum gnemon seeds produced gel mask peel-off isan effective, stable, and safe in use. Antioxidant activity assays performed with the Diphenylhydrazylpicryl (DPPH). Gel mask formulations prepared with 10% Polyvinyl Alcohol (PVA). Evaluation of gel mask preparations include effectiveness test, irritant test, and physical properties test of gel mask preparations covering changes in consistency, color, odor, pH, and viscosity during 28 days was determined at different storage temperature of 8oC, 25oC, and 40oC. The IC50 values of Gntum gnemon seeds ethanol extract was 459,318 g/ml. The results showed that all gel mask preparations is stable in terms consistency, color, and odor. pH of gel mask was descreased but remained in the range of Ph requirements for topical preparations. Viscosity
2
of gel mask more stable in the storage temperature of 8oC and 25oC for all formula,in the storage temperature of 40oC occured largest decrease. Antioxidant activity test and effectiveness test of the preparation showed that formula 3 of the gel mask is the most effective in increasing skin moisture and smoothness, as well as irritation test results showed that the mask preparation gel is not irritating. Key word: antioxidant, Gnetum gnemon Linn, gel mask
tunggal
PENDAHULUAN Kulit menutupi
merupakan seluruh
mempunyai
daya
organ
tubuh
yang
manusia,dan
proteksi
terhadap
(monogenera)
Gnetaceae,
Gymnospermae 2000),
antioksidan
penampilan
termasuk
(Hanan
diketahui
pengaruh luar.Kulit sangat mendukung
dan
suku
kelompok Sutrisno,
memiliki
kandungan
tinggi.
Kadar
yang
sehingga
perlu
antioksidan yang tinggi pada biji melinjo
dan
dijaga
dapat menghambat radikal bebas dan juga
dan
sebagai anti aging. Berdasarkan penelitian
pemeliharaan, maka penampilan kulit akan
yang telah dilakukan sebelumnya, pada biji
terlihat sehat, terawat, serta senantiasa
melinjo terkandung senyawa polifenol
memancarkan kesegaran (Wirajayakusuma,
(fenol sederhana, flavonoid, dan tanin),
1998).
senyawa gnemonoside yang merupakan
dirawat,
seseorang
yang
dalam
dipelihara,
kesehatannya.
Dengan
perawatan
Proses perusakan kulit yang ditandai
salah
satu
golongan
stilbenoid
yang
oleh munculnya keriput, sisik, kering, dan
berperan sebagai senyawa antioksidan
pecah-pecah lebih banyak disebabkan oleh
yang dapat menangkal radikal bebas.
radikal bebas. Selain tampak kusam dan
Selain itu, terkandung pula senyawa
berkerut, kulit menjadi lebih cepat tua dan
vitamin C dan tokoferol (Santoso, et al.,
muncul flek-flek hitam (Maysuhara, 2009).
2010).
Salah satu penangkap efek buruk dari
radikal
senyawa
biji melinjo, memberikan juga aktivitas
antioksidan. Melinjo adalah tumbuhan
antioksidan. Protein utama dengan berat
berumah
molekul 30 kDa sangat efektif untuk
dua
bebas
dan
adalah
Kandungan protein yang tinggi dalam
merupakan
marga
3
menghilangkan radikal bebas yang menjadi
mudah untuk dibilas dan dibersihkan.
penyebab
Selain itu, dapat juga diangkat atau
berbagai
macam
penyakit
(Siswoyo, et al., 2011). Saat
ini
dilepaskan
telah
dikembangkan
antioksidan
dalam
sediaan
membran
elastik
(Harry,1973).
pemanfaatan bahan-bahan alam sebagai sumber
seperti
Berdasarkan latar belakang di atas, maka
dilakukan
penelitian
mengenai
kosmetika (Mario,2001). Kosmetika adalah
pengujian antioksidan ekstrak etanol biji
bahan atau sediaan yang dimaksudkan
melinjo dan formulasi sediaan masker gel
untuk digunakan pada bagian luar tubuh
berbahan dasar ekstrak etanol biji melinjo
manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir,
(Gnetum gnemon Linn.) yang baik, efektif,
dan organ genital bagian luar), atau gigi,
stabil, dan aman dalam penggunaannya.
dan membran mukosa mulut, terutama untuk
membersihkan,
mengubah
penampilan,
BAHAN DAN METODE
mewangikan,
Bahan Tumbuhan: Simplisia biji melinjo
dan/atau
(Gnetum gnemon Linn.) diperoleh dari
memperbaiki bau badan atau melindungi
Perkebunan
Manoko,
Lembang,
dan
atau memelihara tubuh pada kondisi baik
dideterminasi di Jurusan Biologi FMIPA-
(BPOM RI, 2011).
Universitas Padjadjaran.
Kosmetika wajah tersedia dalam
Bahan kimia: DPPH, etanol 95%, etanol
berbagai bentuk sediaan, salah satunya
70%, amonia 10%, kloroform, HCl 2N,
dalam bentuk masker. Bentuk sediaan
pereaksi Mayer, pereaksi Dragendorff,
masker yang banyak terdapat di pasaran
pereaksi
adalah bentuk pasta atau serbuk, sedangkan
Nessler, aquadestilata, FeCl3 1%, larutan
sediaan masker bentuk gel masih jarang
gelatin 1%, serbuk Mg, eter, larutan vanilin
dijumpai, padahal masker bentuk
gel
10%, H2SO4 pekat, KOH 5%, larutan α-
keuntungan
naftol 5%, larutan Ninhidrin 1%, vitamin
mempunyai
beberapa
diantaranya penggunaan yang mudah, serta
C,
Lieberman-Burchard,
Mueller
Hinton
Agar
pereaksi
(MHA),
4
Sabouraud Dextrose Agar (SDA), Polivinil Alkohol Hydroxypropylmethylcellulose trietanolamin,
gliserin,
(PVA),
Skrining fitokimia dilakukan untuk
(HPMC),
mengetahui kandungan senyawa metabolit
nipagin,
dan
sekunder
yang berasal dari bahan alam.
Proses skrining dilakukan terhadap ekstrak.
nipasol. Alat:
Skrining Fitokimia
Magnetic
stirrer(ika®eurostar),
mechanical stirrer (Yellow MAG HS 7),
viscotester
Fase diam berupa pelat silika gel GF
pH
254 dan fase gerak berupa kombinasi
Brookfield
pelarut etil asetat : metanol : air (40:5.4:5)
timbangan digital (Mettler Toledo), spear(Oakton),
Kromatografi Lapis Tipis(KLT)
otoklaf
(Masoko and Ellof, 2007). Pelat silika
Hirayama, inkubator (Sakura, IF-4), oven
dimasukkan ke dalam bejana kromatografi
(Memmert), Spektrofotometer UV-Visible
yang sebelumnya telah dijenuhkan dengan
(Specord 200 Analytik Jena), skin analyzer
fase gerak. Pola kromatogram diamati
HL 611, dan Dino Lite(AM-21.10X-200X).
setelah disemprotdengan penampak bercak
Metode
larutan DPPH 40 ppm.
Ekstraksi
Freeze drying Ekstrak
(Brookfield,
DV
II+
Pro),
Simplisia biji melinjo (Gnetum gnemon
Ekstrak
kental
biji
melinjo
Linn.)dirajang lalu diekstraksi dengan cara
diserbukkan dengan menggunakan metode
maserasi selama 3x24 jam menggunakan
freeze drying. Proses freeze drying ekstrak
pelarut etanol 70%, kemudian diuapkan
kental dilakukan di Laboratorium Biologi
dengan menggunakan rotary evaporator
Farmasi,
sehingga diperoleh ekstrak kental.
Rendemen serbuk ekstrak yang diperoleh
Institut
Teknologi
Bandung.
kemudian dihitung.
Identifikasi Kualitatif Ekstrak
Pengujian Aktivitas Antioksidan Ekstrak
5
Larutan DPPH ditambahkan etanol
Pembuatan Larutan Sampel Dibuat larutan uji dalam berbagai
(3:2),
dihomogenkan,
lalu
diamti
konsentrasi yaitu 1200 ppm, 1000 ppm, 800
absorbansinya pada panjang gelombang
ppm, 600 ppm, dan 400 ppm. Dibuat pula
maksimum DPPH, dengan interval waktu 5
larutan uji vitamin C dengan berbagai
menit sampai didapat absorbansi yang stabil
konsentrasi, yaitu 20 ppm, 9 ppm, 8 ppm, 6
yaitu tidak terlihat adanya penurunan
ppm, 4 ppm, dan 2 ppm.
absorbansi sampai waktu 120 menit (2
Larutan uji
vitamin C digunakan sebagai pembanding.
jam). Blanko yang digunakan etanol.
Pembuatan Larutan DPPH
Penetapan Waktu Inkubasi Sampel
Serbuk DPPH ditimbang sebanyak
Larutan DPPH ditambahkan ke
0,002 g, dilarutkan dalam etanol 95 %
dalam larutan ekstrak uji atau larutan
sampai 50 mL sehingga didapat larutan 40
vitamin
C
ppm. Larutan dijaga pada suhu rendah,
diamati
absorbansinya
terlindung
gelombang
dari
cahaya
untuk
segera
(3:2),
dihomogenkan,
maksimum
lalu
pada
panjang
DPPH,
dengan
digunakan.
interval waktu 5 menit sampai didapat
Penetapan λ Maksimum DPPH
absorbansi yang stabil yaitu tidak terlihat
Larutan DPPH ditambahkan etanol
adanya penurunan absorbansi sampai waktu
diamati
120 menit (2 jam). Blanko yang digunakan
absorbansinya pada panjang gelombang
yaitu larutan ekstrak uji atau larutan
400-600
vitamin C ditambahkan etanol (2:3).
(3:2),
dihomogenkan,
nm.
Panjang
dan
gelombang
maksimum ditandai dengan serapan yang
Pengukuran Absorbansi % Inhibisi Sampel
paling besar. Untuk blanko digunakan Larutan DPPH ditambahkan ke etanol. dalam larutan uji ekstrak biji melinjo dan vitamin C (3:2) dalam berbagai konsentrasi Penetapan Operating Time DPPH dalam Etanol
pada menit ke-45 setelah pembuatan larutan
6
DPPH, dihomogenkan, kemudian untuk
Pembuatan dan pemilihan basis masker gel
larutan ekstrak uji diinkubasi selama 35 Pemilihan basis masker gel yang menit, dan untuk larutan vitamin C akan digunakan dalam formulasi didasarkan diinkubasi selama 30 menit, kemudian pada sifat fisik basis masker gel (pH dan dibaca
absorbansinya
pada
panjang viskositas) selama waktu penyimpanan dan
gelombang maksimumnya. Sebagai blanko waktu yang diperlukan oleh masker untuk digunakan larutan uji ekstrak biji melinjo mengering. atau larutan vitamin C dalam berbagai konsentrasi dan etanol (2:3). % Inhibisi
Formulasi sediaan masker gel antioksidan dari ekstrak etanol biji melinjo
ekstrak dan vitamin C dihitung dengan rumus:
3.1 Tabel Formula Masker Gel Antioksidan dari Ekstrak Etanol Biji Melinjo
% inhibisi = [ 1 – (Auji/Akontrol)] x 100 %
Komposisi (% b/b)
Dimana:
PVA
bahan
10
HPMC
Auji = Serapan rata-rata larutan DPPH dalam sampel
1
%
inhibisi
=
Persentase
kapasitas
penghambatan radikal bebas Pengukuran IC50 Harga IC50 dihitung dari kurva regresi linier antara % inhibisi serapan dengan berbagai konsentrasi ekstrak dan vitamin C (larutan uji).
10
F2 (%) 10
F3 (%) 10
1
1
1
12
12
12
12
TEA
2
2
2
2
0,2
0,2
0,2
0,2
Nipasol
0,05
0,05
0,05
0,05
Ekstrak
-
0,195
0,584
0,973
100
100
100
Aquadestilata add
etanol
F1 (%)
Gliserin Nipagin
Akontrol = Serapan larutan DPPH dalam
Formula masker gel F0 (%)
100
Keterangan: F0: tidak mengandung ekstrak, mengandung ekstrak 1 x IC100, mengandung ekstrak 3 x IC100, mengandung ekstrak 5 x IC100
F1: F2: F3:
Prosedur pembuatan: dikembangkan PVA dalam aquadestilata panas suhu 80o hingga mengembang sempurna, kemudian diaduk. Dikembangkan pula HPMC dalam aquadest sempurna.
dingin
hingga
Kemudian,
mengembang ditambahkan
gliserin, nipagin dan nipasol yang telah
7
dilarutkan
dalam
aquadestilata
panas,
masing-masing
formula
sediaan,
dan
HPMC, serta TEA secara berturut-turut ke
dihitung nilai IC50.
dalam
Pengujian sifat fisik sediaan masker gel
massa
PVA,
diaduk
hingga
homogen. Setelah itu ditambahkan ekstrak
Pengujian sifat fisik masker gel
yag telah sebelumnya dilarutkan dalam
yang telah dibuat meliputi pengamatan
aquadestilata sedikit demi sedikit, lalu
perubahan
diaduk hingga homogen.
viskositas, dan pengukuran pH selama 28
Pengujian aktivitas antioksidan sediaan masker gel dengan metode DPPH
hari pada kondisi suhu penyimpanan yang
organoleptis,
pengukuran
berbeda, yaitu pada suhu 8oC, 25oC, dan Pengujian aktivitas antiradikal bebas 40oC (Akhtar, et al., 2011). masker gel ekstrak biji melinjo dilakukan Pengamatan Organoleptis dengan mengukur inhibisi terhadap DPPH Dilakukan
dengan
mengamati
dengan menggunakan spektrofotometer UV perubahan-perubahan bentuk, warna, dan pada panjang gelombang maksimal larutan bau dari sediaan masker gel. DPPH. Pengujian Viskositas Sediaan
masker
gel
dilarutkan Sebanyak 2 g sediaan masker gel
dalam
aquadestilata
terlebih
dahulu, ditempatkan pada Viskotester Brookfield,
selanjutnya untuk pengkondisian sediaan kemudian diatur spindle dan kecepatan dilarutkan dalam etanol, kemudian larutan yang akan digunakan, dan Viskotester dibuat dalam berbagai konsentrasi. MasingBrookfield dijalankan, kemudian viskositas masing larutan sampel dimasukkan ke dari masker gel akan terbaca. dalam vial, ditambahkan larutan DPPH 40 Pengujian pH ppm dengan perbandingan 2:3, didiamkan Dilakukan
dengan
cara
selama 35 menit. Absorbansi DPPH diukur mencelupkan elektroda pH meter ke dalam pada panjang gelombang maksimumnya. setiap sediaan masker gel yang sebelumnya Kemudian ditentukan % inhibisi dari telah
dilarutkan
dengan
aquadestilata.
8
Setelah elektroda tercelup, nyalakan pH
1. Media untuk pertumbuhan bakteri yaitu
meter kemudian didiamkan hingga layar
MHA (Mueller Hinton Agar) dan media
pada pH meter menunjukkan angka yang
untuk jamur yaitu SDA (Sabouraud
stabil.
Dextrose Agar).
Pengujian mengering
waktu
untuk
sediaan
2. Sediaan
masing-masing
diencerkan
dengan pengenceran 10%, 1% dan 0,1%. Pengujian waktu kering dilakukan 3. Pada masing-masing sediaan diambil dengan cara mengoleskan masker gel 0,25 ml dengan berbagai pengenceran ke antioksidan eks...