HAKI: Menjadi Orang Tua Muslim Hebat: Mendidik Remaja Saleh dan Cerdas PDF

Title HAKI: Menjadi Orang Tua Muslim Hebat: Mendidik Remaja Saleh dan Cerdas
Author Muhammad Kosim
Pages 114
File Size 5.5 MB
File Type PDF
Total Downloads 615
Total Views 715

Summary

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA SURAT PENCATATAN CIPTAAN Dalam rangka pelindungan ciptaan di bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, dengan ini menerangkan: Nomor dan tanggal permohonan : EC00201992246, 24 D...


Description

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

SURAT PENCATATAN CIPTAAN Dalam rangka pelindungan ciptaan di bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta, dengan ini menerangkan: Nomor dan tanggal permohonan

:

EC00201992246, 24 Desember 2019

Nama

:

Dr. Muhammad Kosim, MA, Drs. IIman Nasution, M.Ag, , dkk

Alamat

:

Perum Berlin Indah, Sakato F 5, RT 005 RW 006 Sungai Sapih, Kuranji , Padang , Sumatera Barat, 25159

Kewarganegaraan

:

Indonesia

Nama

:

Dr. Muhammad Kosim, MA, Drs. IIman Nasution, M.Ag, , dkk

Alamat

:

Perum Berlin Indah, Sakato F 5, RT 005 RW 006 Sungai Sapih, Kuranji , Padang , 3, 25159

Kewarganegaraan

:

Indonesia

Jenis Ciptaan

:

Modul

Judul Ciptaan

:

Islamic Parenting Education Program Pendidikan Keluarga Di SMP "Menjadi Orang Tua Muslim Hebat: Mendidik Remaja Saleh Dan Cerdas"

Tanggal dan tempat diumumkan untuk pertama kali di wilayah Indonesia atau di luar wilayah Indonesia

:

20 Oktober 2019, di Padang

Jangka waktu pelindungan

:

Berlaku selama hidup Pencipta dan terus berlangsung selama 70 (tujuh puluh) tahun setelah Pencipta meninggal dunia, terhitung mulai tanggal 1 Januari tahun berikutnya.

Nomor pencatatan

:

000172339

Pencipta

Pemegang Hak Cipta

adalah benar berdasarkan keterangan yang diberikan oleh Pemohon. Surat Pencatatan Hak Cipta atau produk Hak terkait ini sesuai dengan Pasal 72 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta.

a.n. MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN INTELEKTUAL

Dr. Freddy Harris, S.H., LL.M., ACCS. NIP. 196611181994031001

LAMPIRAN PENCIPTA No

Nama

Alamat

1

Dr. Muhammad Kosim, MA

Perum Berlin Indah, Sakato F 5, RT 005 RW 006 Sungai Sapih, Kuranji

2

Drs. IIman Nasution, M.Ag

Komp Wisma Buana Indah Blok III E 33, RT 003 RW 006, Korong Gadang, Kuranji

3

Jum Anidar, S.Ag., M.Pd.

Komp. Taruko I Blok HH No. 4 Rt 002 Rw 010 Korong Gadang Kuranji

LAMPIRAN PEMEGANG No

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Nama

Alamat

1

Dr. Muhammad Kosim, MA

Perum Berlin Indah, Sakato F 5, RT 005 RW 006 Sungai Sapih, Kuranji

2

Drs. IIman Nasution, M.Ag

Komp Wisma Buana Indah Blok III E 33, RT 003 RW 006, Korong Gadang, Kuranji

3

Jum Anidar, S.Ag., M.Pd.

Komp. Taruko I Blok HH No. 4 Rt 002 Rw 010 Korong Gadang Kuranji

Modul Islamic Parenting Education Program Pendidikan Keluarga di SMP

MENJADI ORANG TUA MUSLIM HEBAT Mendidik Remaja Saleh dan Cerdas

Oleh:

Muhammad Kosim Ilman Nasution Jum Anidar

Design cover Layout isi Editor

: Firman : M Kosim : Cici Aprisa

Penelitian Terapan dan Pengembangan Nasional Dana DIPA UIN Imam Bonjol Padang Tahun 2019

– PENGANTAR – Alhamdulillah, atas izin dan karunia Allah SWT, modul “Menjadi Orang Tua Muslim Hebat: Mendidik Remaja Saleh dan Cerdas” ini dapat disusun. Shalawat dan salam buat Nabi Muhammad SAW sebagai pendidik sejati, orang tua teladan, dan pemimpin yang memancarkan berkah untuk sekalian alam. Islam mengandung ajaran holistik dan komprehensif yang menyentuh berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk di bidang pendidikan. Islam, melalui al-Quran dan Hadis, mengajarkan pada manusia agar mendidik generasi yang shaleh dan cerdas. Dalam surat at-Tahrim ayat 6, misalnya, Allah Swt memerintahkan agar setiap mukmin untuk memelihara diri dan keluarganya dari api neraka. Maka orang tua memiliki kewajiban utama untuk mendidik keluarganya agar selamat dunia dan akhirat. Keluarga merupakan institusi pendidikan pertama dan utama bagi anak. Orang tua berperan sebagai pendidik, sementara anak berperan sebagai peserta didik. Sebagai pendidik hebat, orang tua sejatinya memiliki pemahaman tentang mendidik anak di usia remaja. Pemahaman tersebut menjadi modal penting untuk mendidik anak, tidak saja pemahaman ilmiah cara mendidik anak, tetapi juga sesuai dengan tuntunan ajaran Islam. Keterlibatan orang tua mendidik remaja juga dianggap penting oleh pemerintah. Hal itu ditindaklanjuti dengan adanya Permendikbud Nomor 30 Tahun 2017 tentang Pelibatan Keluarga pada Penyelenggaraan Pendidikan. Berdasarkan kebijakan tersebut, muncullah program Pendidiakan Keluarga. Di antara kegiatan yang dikembangkan dalam program pendidikan keluarga adalah adanya “Kelas Orang Tua”, atau disebut juga dengan istilah “Parenting” yang dilaksanakan di sekolah, termasuk SMP.

ii

Dalam kegiatan parenting, disajikan beberapa materi terkait pendidikan remaja kepada orang tua. Idealnya materi yang disajikan memuat materi keislaman yang dikaitkan dengan kebutuhan orang tua dalam mendidik anak di usia remaja. Oleh karena itu, modul ini menjadi salah satu bahan dan sumber belajar bagi orang tua dan narasumber dalam menyajikan materi keislaman dalam kegiatan parenting di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Terdapat 12 (dua belas) materi yang disusun dalam modul ini. Diharapkan kegiatan parenting dilakukan minimal dua kali tiap semester, sehingga selama mengenyam pendidikan di SMP, setidaknya orang tua mengikuti kegiatan parenting selama 12 kali. Hanya kepada Allah Swt kita berserah diri. Semoga kebaikan yang ada dalam buku ini menjadi inspirasi dan ilmu bermanfaat bagi orang tua dan pelaksana kegiatan parenting di sekolah. Sebaliknya, jika ada kekurangan dan kekhilafan semoga dapat diperbaiki sebagaimana mestinya. Semoga kita mampu mendidik remaja muslim menjadi shaleh dan cerdas sesuai dengan petunjuk Allah SWT dan Rasul-Nya. Amin.

Padang, Oktober 2019 Tim Peneliti

iii

DAFTAR ISI Pengantar .........................................................................................................ii Daftar Isi.......................................................................................................... iv Pendahuluan.....................................................................................................1 Materi 1 Hakikat Manusia dalam Pendidikan Islam .............................................. 3 Materi 2 Hakikat Remaja dalam Perspektif Islam ................................................. 11 Materi 3 Pola Asuh Ayah dan Ibu Mendidik Remaja ........................................... 21 Materi 4 Modal Orang Tua Mendidik Remaja ....................................................... 27 Materi 5 Pendidikan Keluarga Berbasis Takwa ..................................................... 35 Materi 6 Komunikasi Orang Tua dan Sekolah ....................................................... 41 Materi 7 Mendidik Akidah Remaja ........................................................................ 45 Materi 8 Mendidik Ibadah Remaja ........................................................................... 53 Materi 9 Mendidik Akhlak Remaja ..........................................................................59

iv

Materi 10 Mendidik Remaja di Era Digital ................................................................71 Materi 11 Bahaya Narkoba dan Pencegahannya ...................................................... 79 Materi 12 Bahaya Pergaulan Bebas dan Pencegahannya ........................................ 87 Referensi ..........................................................................................................101 Biodata Penulis ........................................................................................... 105

v

PENDAHULUAN

Deskripsi

Modul ini memuat 12 (dua belas) materi tentang mendidik anak di usia remaja berdasarkan ajaran Islam, dengan merujuk ayat-ayat Alquran dan hadis Nabi Muhammad SAW yang relevan serta pendapat para tokoh pendidikan Islam. Materi ini disajikan dalam kegiatan “Kelas Orang Tua” atau “parenting education” yang dilaksanakan di SMP minimal dua kali dalam satu semester. Selain menjadi materi dalam kegiatan parenting, modul ini juga dapat dibaca oleh orang tua yang memiliki remaja usia SMP. Dengan demikian, keberadaan modul ini memperkuat literasi dalam keluarga.

Waktu penggunaan modul ini untuk setiap materi, disajikan 40 menit oleh narasumber di setiap pertemuan untuk dibahas dan didiskusikan dengan orang tua. Terdapat 12 (dua belas) materi untuk dua belas kali pertemuan. Jika dalam satu semester kegiatan parenting dilakukan 2 kali, maka modul ini tuntas dibahas selama tiga tahun (kelas VII hingga IX). Sebelum membaca modul ini, sebaiknya orang tua juga memiliki pemahaman tentang mendidik anak balita dan anak usia sekolah dasar perspektif pendidikan Islam. Adapun modul di tangan pembaca ini merupakan bacaan orang tua yang memiliki anak usia remaja. sebaiknya, modul ini dibaca oleh orang tua sebelum kegiatan parenting. Menjadi Orang Tua Muslim Hebat

1

Petunjuk Penggunaan Modul:

Materi dalam modul ini disusun sebanyak 12 tema yang berisi tentang mendidik anak di usia remaja perspektif pendidikan Islam. Narasumber dan orang tua hendaknya membaca materi ini secara berurutan untuk dibahas dipahami pesan-pesannya sehingga menjadi panduan dan inspirasi bagi orang tua dalam mendidik remaja muslim. Setelah mempelajari modul ini, diharapkan orang tua mampu menjadi “pendidik” bagi anak-anaknya di usia remaja sesuai dengan tuntunan Islam sehingga ia mampu melaksanakan perannya sebagai hamba Allah yang diberi amanah berupa anak, dengan harapan lahir anak-anak yang shaleh: beriman, cerdas, dan berakhlak mulia. Secara khusus, tujuan dari modul ini adalah agar orang tua: 1. Memahami hakikat manusia dalam perspektif Islam. 2. Memahami hakikat remaja dalam Perspektif Islam sehingga menyadari potensi yang dimiliki remaja untuk dididik sesuai fitrahnya. 3. Memahami pola asuh ayah dan ibu dalam mendidik remaja serta terampil menerapkan pola asuh yang tepat pada remaja muslim. 4. Memahami modal orang tua mendidik remaja. 5. Memahami cara berkomunikasi dengan anak dan bermitra dengan guru di sekolah. 6. Memahami tips mendidik akidah, ibadah, dan akhlak remaja. 7. Memahami kiat-kiat mendidik remaja di era digital. 8. Meneenal bahaya narkoba dan pergaulan bebas serta terampil melakukan pencegahan.

2

Islamic Parenting Education Program Pendidikan Keluarga di SMP

MATERI 1

HAKIKAT MANUSIA DALAM PENDIDIKAN ISLAM

A. Dimensi Manusia Manusia adalah makhluk Allah Swt yang paling mulia. Kemuliaan manusia dibekali Allah dengan ragam potensi dan dimensi. Secara garis besar, terdapat tiga dimensi manusia, yaitu al-jasad, al-ruh, dan al-nafs.

Pertama, Dimensi Jasmani/Fisik (al-jism)

Dimensi jasmani berasal dari tanah atau berbentuk materi (Qs. al-Mukminun ayat 12-13). Karena itu manusia juga membutuhkan hal-hal yang bersifat materi, seperti sandang, pangan, papan, pasangan, keturunan, dan sebagainya. Di satu sisi, manusia yang berdimensi jasmani ini memiliki persamaan dengan binatang, terutama tahapan perkembangan fisiknya. Menurut Ibn Khaldun, pada kondisi tertentu, binatang “lebih tinggi” kedudukannya dalam persoalan jasad, seperti kekuatan yang ada pada binatang buas tentu lebih tinggi kedudukannya jika dibandingkan dengan kekuatan fisik— sebagai dimensi jasad—yang dimiliki manusia. Namun di sisi lain, Allah juga menciptakan jasad manusia itu lebih baik dari sekalian makhluk yang berjasad. Kebaikan dan kesempurnaan jasad manusia dapat ditinjau dari susunan organ Menjadi Orang Tua Muslim Hebat

3

tubuh manusia, terutama susunan syaraf otaknya (cerebrum) yang merupakan organ terpenting karena memiliki fungsi adaptasi dan koordinasi dari semua rangsangan yang diterima oleh panca indera. Dengan struktur itu, manusia mampu mengembangkan penalaran, kreativitas, dan kerja yang produktif.

Gambar 1: pertumbuhan dan perkembangan fisik manusia

Meskipun tidak menjadi esensi (inti) dari manusia itu, tetapi Islam tetap mengakui eksistensi al-jism (jasad), sehingga kebutuhannya harus tetap dipenuhi sesuai dengan ajaran-Nya.

Kedua, Dimensi Rohani/Psikis (al-ruh)

Jika unsur jasmani berasal dari bumi/tanah atau materi, maka dimensi rohani manusia berasal dari ruh (ciptaan) Allah (Qs. Al-Sajadah/32: 9) melalui proses dalam kandungan pada kurun waktu tertentu. Ketika ditiupkan ruh kepada manusia terjadilah “getaran Ilahi” sehingga manusia hidup sebagai makhluk jasmani dan rohani yang mulia melebihi makhluk lainnya. Kelebihan manusia itu terutama karena memperoleh percikan sifat-sifat kesempurnaan Ilahi yang dikenal dengan “alasmā’ al-husnā.” Aspek ruhaniah manusia memiliki dua dimensi utama, yaitu dimensi al-rūh dan dimensi al-fitrah (Qs.Al-Hijr/15: 29, Shād/38: 72, dan al-Rūm/30: 30). Dimensi ruh juga memiliki natur yang bersifat immateri dan berdampak pada kepribadian manusia yang taat, lembut, dan cinta pada kebenaran, kedamaian, dan keselamatan. Sedangkan fitrah membuat manusia bertuhan, bersifat hanif (cenderung pada kebenaran), bersifat suci, sehingga setiap manusia dilahirkan di muka bumi tidak membawa dosa, melainkan memiliki muatan ruhani yang positif.

4

Islamic Parenting Education Program Pendidikan Keluarga di SMP

Ketiga, Dimensi Psikofisik (al-nafsiah)

Dalam konteks psikofisik manusia, nafs memiliki natur gabungan antara jasad (jism) dan ruh. Apabila ia berorientasi pada natur jasad maka tingkah lakunya menjadi buruk dan celaka, tetapi bila mengacu pada natur ruh, maka kehidupannya menjadi baik dan selamat (Qs. al-Syams/91: 7-8). Nafs dipandang sebagai totalitas dari "diri manusia" itu sendiri yang berpeluang untuk melakukan kebaikan dan keburukan. Al-nafs memiliki beberapa komponen, seperti: a. qalb yang berhubungan dengan emosi (rasa) atau afektif, b. 'aql yang berhubungan dengan kognisi (cipta) atau kognitif, c. hawa nafs yang berhubungan dengan konasi (karsa) atau psikomotor. Gambar 2: ibadah dan doa

Jadi, dimensi manusia telah berpengaruh kepada kepribadian seseorang. Oleh karena itu, dalam diri manusia sering terjadi pergulatan psikologis; antara kutub kebaikan dan keburukan; keselamatan dan kesengsaraan; kemuliaan dan kehinaan, dan sebagainya (Qs. al-Qashash/28: 79-80 dan Qs. alNazi'at/79: 37-41). Adanya pergulatan psikologis tersebut menuntut manusia untuk berjuang sehingga hidupnya tetap berada dalam kemuliaan dan keselamatan. Adanya dimensi kepribadian yang bermata dua tersebut sesungguhnya menjadi ujian bagi manusia siapa di antaranya yang akan tampil sebagai hamba Allah yang terbaik (Qs. al-Mulk/67: 2). Di sinilah pentingnya tarbiyah (pendidikan) agar manusia tetap berada pada fitrahnya yang mulia.

Menjadi Orang Tua Muslim Hebat

5

B. Kedudukan dan Tugas Manusia 1. Manusia sebagai Hamba Allah (‘abd Allah)

Allah SWT menciptakan manusia untuk beribadah kepada-Nya (Qs. Al-Dzariyat/51: 56). Menurut Ibn Qayyim, ibadah adalah “segala sesuatu yang dicintai dan diridhai Allah SWT dari ucapan dan perbuatan, baik yang tampak (zhahir) maupun yang tersembunyi (bathin).” Untuk mampu mewujudkan tugas itu, Allah membekali manusia itu dengan fitrah beragama (Qs. Al-Rūm/30: 30), dan potensi-potensi lain sebagaimana yang telah dijelaskan di atas. Oleh karena itu, setiap manusia senantiasa membutuhkan kehadiran Tuhan dalam hidupnya. Jika ibadah dimaknai dalam arti luas, maka kedudukan sebagai khalīfah-Nya di muka bumi juga merupakan bagian dari perintah untuk beribadah kepada-Nya. Orang yang senantiasa taat beribadah kepada Allah juga mampu menjalankan kedudukannya sebagai khalīfah Allah di muka bumi ini.

2. Manusia sebagai Khalīfah Allah fi al-Ardh

Setelah bumi diciptakan, Allah SWT memandang perlu bumi itu didiami, diurus dan diolah. Maka Allah menciptakan manusia yang diserahi tugas dan jabatan khalīfah (Qs. AlBaqarah/2: 30). Tugas sebagai khalīfah mesti diemban oleh manusia dengan berbuat baik di muka bumi sesuai dengan syariat Allah SWT. Jika ia tidak melakukannya, berarti ia telah ingkar kepadaNya (Qs. Fathir/35: 39). Karena manusia dijadikan khalīfah-Nya, maka Allah pun memerintahkan malaikat sujud kepada Adam. Dengan ilmunya, manusia berhak menerima penghormatan para malaikat. Dalam surat al-Baqarah ayat 30-34 dijelaskan Allah mengajarkan semua benda kepada Adam a.s. sementara para Malaikat tidak mampu mengetahuinya sehingga mereka pun diperintah bersujud. Maka yang menjadi poros khalīfah manusia adalah penggunaan akal, pengembanan tugas-tugas samawi serta pelaksanaan amanah melalui jalur ilmu yang dipelajarinya, realisasi pemahaman serta kemampuan membedakan antara yang baik dan buruk.

6

Islamic Parenting Education Program Pendidikan Keluarga di SMP

C. Manusia Mulia vs Manusia Hina Dalam al-Quran, terdapat penjelasan tentang kedudukan manusia. Satu sisi punya kelebihan, di sisi lain memiliki kekurangan. 1. 2. 3. 4. 5.

Gambar 3

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

KELEBIHAN Manusia makhluk beribadah kepada Allah (Qs. Ad-Dzariyat: 56). Ditakdirkan sebagai penciptaan terbaik dan dimuliakan dari makhluk lain (Qs. AtTin: 4 dan al-Israk/17: 70), Diberi amanah sebagai khalifah (alBaqarah: 30), Diberi alat indera, hati dan akal (an-Nahl: 78), Alam ditundukkan kepadanya (Qs. AnNahl: 11-16, Luqman/31: 20).

KEKURANGAN Manusia adalah makhluk yang lemah (Qs. An-Nisa’: 28), Bisa menjadi makhluk yang nakal (Yunus: 10), Sombong, putus asa dan tidak berterima kasih (Qs. Al-Israk: 67 dan Hud: 9), Suka membantah (an-Nahl: 4), Tergesa-gesa (al-Anbiya’: 37), Bersifat kikir (al-Israk: 100), Suka mengeluh (al-Ma’arij: 20), dan Bermaksiat dan melampaui batas (Qiyamah: 5).

Menurut Rif’at Syauqi Nawawi, surat at-Tin ayat 4 menegaskan bahwa manusia diciptakan sebagai makhluk yang menduduki posisi paling atas, dari paradigma kemakhlukan, seperti gambar berikut: Menjadi Orang Tua Muslim Hebat

7

‫ﷲ‬

Kedudukan tertinggi ini akan dimiliki manusia selama ia tetap berada di jalan yang lurus dalam menjalankan tugasnya sebagai abd Allah dan khalīfah-Nya di muka bumi. Namun, jika manusia menyimpang dari fitrahnya, mengingkari perintah Allah SWT, maka manusia bisa jatuh ke level yang lebih rendah, bahkan menjadi yang terendah. Secara fisik ia berwujud manusia, tetapi perilakunya dapat mengubah posisinya sejajar dengan hewan, tumbuhan, benda mati, atau lebih hina dari itu. Alquran juga menggambarkan adanya kondisi manusia yang diumpamakan seperti hewan, tumbuhan, bahkan benda mati berupa batu. Tabel 1: Perumpamaan manusia yang dihinakan Perumpamaan Surat dan Penjelasan No Manusia Hina Ayat 1 Al-An’am Al-A’raaf/7: 179 Manusia an’am (seperti binatang (hewan ternak) ternak), yaitu mereka yang tidak memanfaatkan hati, mata, dan telinganya untuk mengenal tandatanda kekuasaan Allah. Kondisi mereka lebih sesat dari hewan ternak yang memang tidak dibekali akal seperti manusia. 2 Kalbun Al-A’raf/7: 176 Manusia yang memperturutkan (anjing) hawa nafsunya dan mendustakan ayat-ayat Allah disebut sebagai manusia kalb, yaitu seperti anjing.

8

Islamic Parenting Education Program Pendidikan Keluarga di SMP

No 3 4

Perumpamaan Surat dan Ayat Manusia Hina Qird (kera) Al-Maidah/5: Khinzir (babi) 60

5

Al-ankabut (laba-laba)

6

Himar (keledai)

7

khasyb musannadah (kayu yang tersandar)

8

Hijarah (batu)

Penjelasan

Mereka yang fasik, mengetahui tetapi tidak berperila...


Similar Free PDFs