Title | IDENTIFIKASI JENIS-JENIS MAKROZOOBENTHOS YANG TERDAPAT DI SUNGAI GASING, KECAMATAN GASING, KABUPATEN BANYUASIN, SUMATERA SELATAN |
---|---|
Author | Sugiarto Ari |
Pages | 23 |
File Size | 738.6 KB |
File Type | |
Total Downloads | 702 |
Total Views | 728 |
LAPORAN KULIAH LAPANGAN PRAKTIKUM BENTOLOGI IDENTIFIKASI JENIS-JENIS MAKROZOOBENTHOS YANG TERDAPAT DI SUNGAI GASING, KECAMATAN GASING, KABUPATEN BANYUASIN, SUMATERA SELATAN Disusun Oleh Kelompok :6 Nama : Ari Sugiarto (08041281419035) Faradila Okta Verina (08041381419046) Feni Aprillia (080411814190...
Accelerat ing t he world's research.
IDENTIFIKASI JENIS-JENIS MAKROZOOBENTHOS YANG TERDAPAT DI SUNGAI GASING, KECAMATAN GASING, KABUPATEN BANYUASIN, ... Sugiarto Ari
Related papers
Download a PDF Pack of t he best relat ed papers
KEANEKARAGAMAN, DOMINANSI, DAN KEMERATAAN PLANKT ON DAN BENT HOS DI DANAU OG… Sugiart o Ari
LAPORAN KULIAH LAPANGAN EKOLOGI VB night bour silviachin Simulasi Pemodelan Arus Pasang Surut di Luar Kol Muhammad Hendri
LAPORAN KULIAH LAPANGAN PRAKTIKUM BENTOLOGI
IDENTIFIKASI JENIS-JENIS MAKROZOOBENTHOS YANG TERDAPAT DI SUNGAI GASING, KECAMATAN GASING, KABUPATEN BANYUASIN, SUMATERA SELATAN
Disusun Oleh Kelompok Nama
:6 : Ari Sugiarto Faradila Okta Verina Feni Aprillia Halimah Tussa`Diyyah M Dean Bayu Arga Merty Anggraeny
Nenny Karnela Veronika Larasati
(08041281419035) (08041381419046) (08041181419021) (08041281419092) (08041381419079) (08041181419082 ) (08041381419072) (08041181419006)
Dosen Pembimbing: 1. Dr. Zazili Hanafiah, M.Sc. 2. Doni Setiawan, S.Si, M.Si.
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2017
Universitas Sriwijaya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perairan adalah suatu kumpulan massa air pada suatu wilayah tertentu, baik yang bersifat dinamis (bergerak dan menggalir) seperti laut dan sungai mupun yang bersifat statis (tidak bergerak atau tenang) seperti danau. Perairan dapat berupa perairan tawar, payau maupun asin atau laut. Perairan daratan adalah semua badan air yang ada di daratan terdiri atas perairan umum daratan (sungai, danau, waduk, rawa) dan yang bukan perairan umum (kolam, tambak dan sawah) (Muslim, 2012). Sungai merupakan salah satu ekosistem perairan darat yang aliran airnya satu arah dan akan mengalir dari dataran tinggi menuju ke dataran rendah dan akan menuju suatu muara sungai. Sungai dapat berperan sebagai sumber air untuk irigasi, habitat organisme perairan, kegiatan perikanan, perumahan, dan sebagai daerah tangkapan air. Peran sungai yang beragam seiring dengan berkembangnya aktivitas manusia di sekitar sungai akan berdampak pada penurunan kualitas air (Kurniadi et al., 2015). Sungai merupakan suatu ekosistem perairan yang berperan penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air (catchment area) bagi daerah di sekitarnya. Sebagai suatu ekosistem, perairan sungai tersusun atas berbagai komponen biotik dan abiotik yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi. Komponen pada ekosistem sungai akan terintegrasi satu sama lainnya membentuk suatu aliran energi yang akan mendukung stabilitas ekosistem tersebut (Suwondo, et al., 2004 dalam Kartika, et al., 2015). Secara geografis Kabupaten Banyuasin terletak antara 1,30°-4,0° Lintang Selatan dan 104° 00’-105° 35’ Bujur Timur yang terbentang mulai dari bagian tengah sampai dengan bagian Timur Propinsi Sumatera Selatan dengan luas wilayah seluruhnya 11.832,99 Km2 atau 1.183.299 Ha. Sebagian dari wilayah Banyuasin yang terletak di bagian pesisir Pantai Timur Sumatera Selatan merupakan
lahan
pasang
surut
sehingga
harus
dikelola
dengan
baik
(Simatupang et al., 2016).
Universitas Sriwijaya
Sungai gasing merupakan sungai yang ada di Kabupaten Banyuasin yang di gunakan oleh masyarakat setempat digunakan untuk mendukung aktivitas seharihari mereka seperti kegiatan MCK, aktivitas penambangan pasir, sebagai sarana transportasi air yang cukup ramai dengan menggunakan perahu dan kegiatan lainnya. Sungai gasing merupakan anakan sungai yang mengalir dengan tipe perairan lotik
yang mempunyai kecepatan arus yang lembut serta terjadi
akumulasi massa air dalam periode waktu yang lama. Sungai gasing juga merupakan tipe sungai yang berlumpur disepanjang sungai gasing terdapat banyak vegetasi-vegetasinya. Perairan sungai merupakan ekosistem perairan lotik (perairan mengalir) yang berfungsi sebagai media atau tempat hidup organisme makro maupun mikro, baik itu yang menetap maupun yang dapat berpindah-pindah. Masuknya limbah ke perairan sungai akan dapat merubah sifat fisika, kimia dan biologi dari ekosistem sungai. Perubahan tersebut dapat menurunkan kualitas air dan mengganggu tatanan kehidupan organisme di dalam sungai, salah satu diantaranya adalah komunitas makrozoobentos. Makrozoobentos adalah hewan invertebrate yang hidup di dasar perairan yang relatif menetap di dasar sungai, baik sungai yang arusnya mengalir kencang atau lambat. Makrozoobentos dapat merespon masukan bahan yang terus-menerus ke dalam sungai (Sinambela dan Sipayung, 2015). Penggunaan
makrozoobentos
dikarenakan
organisme
ini
merupakan
organisme yang mudah terpengaruh dengan perubahan kualitas lingkungan karena sifat hidupnya yang menetap dan sulit menghindar pada perubahan kondisi perairan sungai. Salah satu indikator biologis yang dapat menilai perubahan kualitas perairan yaitu yaitu makrozoobentos. Makrozoobentos dapat berperan dalam siklus nutrien terutama pada proses awal dari dekomposisi material organik. Makrozoobentos juga digunakan sebagai hewan indikator dalam menilai kondisi lingkungan perairan (Amizera et al., 2015).
1.2. Tujuan Kuliah Lapangan Praktikum kuliah lapangan ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan dan keanekaragaman komunitas makrozoobenthos yang ada di perairan sungai gasing.
Universitas Sriwijaya
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ekosistem Sungai Sungai merupakan perairan mengalir (lotik) yang dicirikan oleh arus yang searah dan relatif kencang, dengan kecepatan berkisar 0,1 –1,0 m/detik, serta sangat
dipengaruhi
kemiringan), jenis
oleh
batuan
waktu, dasar
iklim, bentang alam (topografi dan
dan
curah
hujan. Semakin tinggi tingkat
kemiringan, semakin besar ukuran batuan dasar dan semakin banyak curah hujan, pergerakan air semakin kuat dan kecepatan arus semakin Sungai
bagian
hulu dicirikan
sempit, tebing curam dan
dengan
badan
sungai
tinggi, berair jernih
cepat.
yang dangkal dan
dan
mengalir
cepat
(Nisa et al., 2012). Ekosistem sungai merupakan habitat bagi biota air yang sangat
dipengaruhi
keberadaannya
oleh lingkungan sekitarnya. Organisme tersebut diantarnya
tumbuhan air, plankton, perifton, bentos, dan
ikan.
Sungai
berfungsi
sebagai transportasi sedimen dari darat ke laut, untuk pengumpul air hujan dan juga diberbagai kehidupan manusia, seperti kebutuhan rumah tangga, pertanian, industri, sumber mineral, dan pemanfaatan lainnya. Kegiatan-kegiatan tersebut bila tidak dikelola dengan baik akan berdampak negatif terhadap sumber daya air,
diantaranya
adalah
menurunnya
kualitas
air. Kondisi ini dapat
menimbulkan gangguan, kerusakan, dan bahaya bagi makhluk hidup yang bergantung pada sumber daya air (Kurniawati et al., 2015). Sungai pada umumnya memiliki peran ganda, yaitu sebagai habitat biota air
serta
menjadi
sumber
air
ketergantungan keanekaragaman biota
bagi manusia. air
Sebagai
dengan kualitas
ekosistem,
air merupakan
interaksi yang khas dan saling mempengaruhi. Berbagai jenis plankton, benthos hingga ikan di sungai akan tetap hidup perairan
sungai
dan
berkembang
yang kualitas airnya mendukung kehidupan mereka.
Sebaliknya, sungai yang tercemar airnya akan meracuni kehidupan perairan,
sehingga
pada
biota
menyebabkan menurunnya tingkat keanekaragaman
maupun produktivitas biota perairan. Dengan kata lain, perairan sungai
Universitas Sriwijaya
dengan kualitas air yang baik akan memberikan ruang hidup atau habitat yang baik bagi berkembangnya berbagai jenis biota air.
Sebaliknya pada
perairan yang tercemar, hanya sedikit biota air yang dijumpai mampu bertahan hidup ( Priyono, 2012).
2.2. Definisi Benthos Bentos adalah organisme yang hidup di dasar kedalaman tertentu.
Organisme
perairan dan
mendiami
bentos mendiami daerah intertidal dengan
kedalaman yang bervariasi. Dengan mempelajari berbagai jenis bentos, akan diketahui berbagai jenis mahluk hidup yang ada diperairan laut. Kehidupan bentos
dipengaruhi
mempengaruhi
oleh
berbagai macam faktor. Adapun faktor yang
yaitu tipe sedimen, salinitas dan kedalaman di bawah
permukaan sehingga tercipta keanekaragaman
jenis bentos
yang menghuni
perairan (Sinyo dan Jaida, 2013).
2.3. Benthos Berdasarkan Cara Hidup Berdasarkan cara hidupnya benthos dibedakan menjadi dua kelompok yaitu infauna dan epifauna. Infauna adalah kelompok makrozoobenthos yang hidup terbenam didalam lumpur (berada didalam substrat), sedangkan epifauna adalah kelompok makrozoobenthos yang hidup menempel dipermukaan dasar perairan. Epifauna lebih sensitif dari pada infauna. Kelompok infauna sering mendominasi komunitas suubstrat yang lunak dan melimpah didaerah subtidal, sedangkan kelompok hewan epifauna dapat ditemukan pada semua jenis substrat tetapi berkembang pada substrat yang keras dan dan melimpah di daerah inertidal (Wahikun, 2016).
2.4. Benthos Berdasarkan Ukuran Bentos merupaka hewan yang hidup didasar perairan atau dipermukaan dasar perairan. Berdasarkan ukuranya bentos dapat dibedakan menjadi tiga yaitu makro bentos, meso bentos dan mikrobentos. Hewan yang hidup didasar dan ukuranya 35 mm termasuk dalam makrobentos. Hewan yang berukuran 0,1 – 1 mm termasuk dalam mesobentos sedangkan yang berukuran dibawah 0,1 mm termasuk dalam
Universitas Sriwijaya
mikrobentos. Peranan bentos diperairan sangat penting dan dalam penelitian bentos berperan dalam menentukan indikator kualitas perairan karena sifat bentos yang diam atau menetap dan tidak banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan baik arus ataupun gelombang. Kehidupan bentos dipengaruhi oleh berbagai macam faktor seperti tipe sedimen, salinitas dan kedalaman (Dwirastina, 2013). 2.4.1. Makrozoobenthos Salah satu aspek biologi yang paling sering dikaji dalam penilaian kualitas air adalah makrozoobenthhos. Makrozoobenthos merupakan organisme yang hidup menetap (sesile) dan memiliki daya adaptasi yang bervariasi terhadap kondisi lingkungan. Selain itu tingkat keanekaragaman yang terda-pat di lingkungan perairan dapat digunakan sebagai indikator pencemaran. Makrozoobenthos sangat baik digunakan sebagai bioindikator lingkungan perairan karena habiat hidupnya yang menetap. Makrozoobenthos juga merupakan hewan yang sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan dan paling banyak digunakan sebagai indikator pencemaran logam, karena habitat hidupnya yang menetap (Ridwan et al., 2016). Makrozoobenthos merupakan hewan yang sebagian atau seluruh siklus hidupnya berada di dasar perairan, baik yang sesil, merayap maupun menggalilubang. Hewan ini memegang beberapa peran penting dalam perairan seperti dalam proses dekomposisi dan mineralisasi material organik yang memasuki perairan serta menduduki beberapa tingkatan trofik dalam rantai makanan. Makrozoobenthos dapat bersifat toleran maupun bersifat sensitif terhadap perubahan lingkungan. Organisme yang memiliki kisaran toleransi yang luas akan memiliki penyebaran yang luas juga. Sebaliknya organisme yang kisaran toleransinya sempit (sensitif) maka penyebarannya juga sempit (Dwirastina, 2013). Komunitas makrozoobentos yang hidup di perairan ekosistem sungai
dapat
perairan
menggambarkan tekanan lingkungan yang terjadi. Hal ini
dikarenakan habitat hidupnya berada disekitar sedimen, terpapar langsung dengan penilaian
cemaran, dan
bersifat immobile atau
pada komunitas
makrozoobentos
menetap. Oleh dapat
karena
digunakan
itu,
sebagai
bioindikator dan dapat mengevaluasi dampak dari akumulasi logam berat yang terjadi pada suatu perairan sungai (Gitarama et al., 2016).
Universitas Sriwijaya
Makrozoobentos
merupakan
terpenting dalam ekosistem jaring kondisi
makanan,
salah
satu kelompok
biota
air
yang
perairan sehubungan dengan peranannya
dalam
dan berfungsi sebagai degradator bahan organik. Dengan
demikian
biota makrozoobentos
memiliki
fungsi
sebagai
penyeimbang nutrisi dalam lingkungan perairan dan dapat juga digunakan sebagai biota indikator kondisi lingkungan perairan (Minggawati, 2013). 2.4.2. Mesobenthos Meiofauna (Mesobenthos) adalah hewan invertebrata perairan berukuran kecil yang hidup di air tawar dan air laut. Istilah Meiofauna diartikan sebagai kumpulan organism yang lebih besar dari mikrofauna, tetapi lebih kecil dari makrofauna. Organisme ini bisa melewati saringan berukuran 1 mm, tapi tidak dapat melewati saringan berukuran 45 μm. Meiofauna pada umumnya hidup secara interstisial. Sinonimnya adalah mesobentos. Meiofauna adalah kelompok hewan berukuran antara 63–1000
μm atau hewa-hewan multiseluler
yang lolos pada saringan 0.063–1 mm dan merupakan organisme yang melimpah pada komunitas dasar yang bersubstrat lunak atau pada sedimen laut mulai dari zona litoral atas sampai pada zona abisal (Wowor et al., 2016). 2.4.2. Mikrobenthos Sesuai dengan namanya mikrobenthos berarti kelompok hewan kecil. Mikrobenthos merupakan kelompok benthos yang tubuhnya berukuran lebih kecil dari 0,1 mm. Kelompok ini merupakan hewan terkecil dalam golongan benthos. Adapun hewan yang termasuk ke dalam kelompok mikrobenthos adalah protozoa khususnya ciliata (Wahikun, 2016).
2.5. Parameter Fisik Kimia yang Mempengaruhi Benthos Faktor yang mempengaruhi keberadaan makrozoobenthos adalah faktor
fisika
kimia
lingkungan
dalam
perairan, seperti
perairan
suhu
air,
kandungan unsur kimia seperti kandungan ion hidrogen (pH), oksigen terlarut (DO),
dan
kebutuhan
oksigen
makrozoobentos bergantung perubahan lingkungan.
biologi (BOD). Sedangkan kelimpahan
pada toleransi atau
Setiap
komunitas
sensitifitasnya
terhadap
memberikan respon terhadap
Universitas Sriwijaya
perubahan
kualitas
habitat dengan cara penyesuaian diri pada struktur
komunitas (Minggawati, 2013). 2.5.1. Suhu Suhu air merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas serta memacu atau menghambat perkembangbiakan organisme perairan. Pada umumnya peningkatan suhu air sampai skala tertentu akan mempercepat perkembangbiakan organisme perairan. suhu yang optimum bagi kehidupan makrozoobnethos yaitu berkisar 20–30oC. Nilai kisaran ini mampu mendukung hidup yang layak dalam ekosistem dimana mereka hidup (Ridwan et al., 2016). 2.5.2. pH pH
merupakan
faktor
suatu
perairan. Perairan
akan
mempengaruhi
pembatas dengan
bagi organisme
pH
ketahanan
yang
hidup
yang
terlalu
tinggi
organisme
hidup
di
atau rendah
yang
hidup
didalamnya. Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan pH dan menyukai kisaran pH sekitar 7 –8,5 (Asriani et al., 2013). 2.5.3. Arus Kecepatan arus juga merupakan salah satu faktor fisik yang mempengaruhi keber-adaan makrozoobenthos. kecepatan arus dipengaruhi kekuatan angin, topografi, kondisi pasang surut dan musim. Pada saat musim penghujan, akan meningkat debit air dan sekaligus mempengaruhi kecepatan arus, selain itu adanya bentuk alur sungai dan kondisi substrat pada dasar perairan menyebabkan keceapatan arus bervairasi. Jenis substrat diketahui dipengaruhi oleh kecepatan arus, pada kecepatan arus yang tinggi dalam perairan akan menyebabkan tipe substrat di perairan tersebut didominasi oleh tipe substrat berpasir. Sedangkan pada arus yang lemah dalam suatu perairan menyebabkan perairan tersebut didominasi oleh substrat berlumpur atau lempung (Ridwan et al., 2016). 2.5.4. Kedalaman Perairan dangkal cenderung memiliki keanekaragaman yang lebih tinggi dibandingkan
dengan
perairan
yang
lebih dalam. Pada kondisi perairan
yang dangkal, intensitas cahaya matahari dapat menembus seluruh badan air sehingga mencapai dasar perairan, daerah dangkal biasanya memiliki variasi habitat yang lebih besar dari pada daerah yang lebih dalam sehingga
Universitas Sriwijaya
cenderung mempunyai makrozoobentos yang beranekaragam kompetisi lebih kompleks.
dan
interaksi
Pada musim hujan perairan cenderung lebih
dalam jika dibandingkan dengan saat musim kemarau. Hal tersebut dapat mempengaruhi kepadatan makrozoobentos
di
dasar
suatu
perairan
(Minggawati, 2013). 2.5.5. Dissolved Oxygen (DO) DO atau oksigen terlarut adalah komponen penting untuk berlangsungnya kehidupan akuatik. DO dibutuhkan oleh organisme akuatik respirasi.
kebutuhan
yang
terpenting
untuk
mencegah
untuk proses gangguan
yang
berhubungan dengan aspek cairan pada suatu sungai adalah cadangan oksigen terlarut yang cukup. Oksigen terlarut merupakan kebutuhan dasar untuk kehidupan tanaman maupun hewan dalam air .Kandungan oksigen dalam suatu perairan sangat dipengaruhi oleh kondisi kimia dan fisik sungai seperti pergolakan air dipermukaan, suhu, dan konsentrasi zat terlarut di dalamnya. Kelarutan oksigen akan berkurang dengan
bertambahnya konsentrasi zat terlarut dan
naiknya suhu (Priyono, 2012). 2.5.6. TSS (Total Suspended Solid) Total padatan tersuspensi adalah padatan yang tersuspensi di dalam air berupa bahan-bahan organik dan anorganik yang dapat disaring dengan miliopore
berpori-pori
kertas
0,45 mikrometer. Materi yang tersuspensi mempunyai
dampak buruk terhadap kualitas air karena mengurangi penetrasi matahari kedalam
badan air, kekeruhan air meningkat yang menyebabkan gangguan
pertumbuhan bagi organisme produser (Asriani et al., 2013).
2.6. Peranan Bentos di Perairan Bentos sebenarnya memiliki peranan yang penting dalam suatu ekosistem. Bentos berfungsi dalam proses rantai makanan. Bentos merupakan bagian penting dari rantai makanan, terutama untuk ikan. Banyak invertebrata memakan alga dan bakteri, yang berada di ujung bawah rantai makanan, bentos memainkan peran penting dalam aliran alami energi dan nutrisi. Invertebrata bentos yang sudah mati akan membusuk dan kemudian meninggalkan nutrisi yang digunakan kembali oleh tanaman air dan hewan lainnya dalam rantai makanan.
Universitas Sriwijaya
Bentos dapat digunakan untuk melihat kual...