II -1 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH PDF

Title II -1 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Author Arief Ramadhan
Pages 113
File Size 4.6 MB
File Type PDF
Total Downloads 259
Total Views 462

Summary

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1. Aspek Geografi dan Demografi Kabupaten Lebak memiliki luas sebesar 304.472 Ha (3.044,72 Km 2) dan memiliki batas administrasi sebagai berikut : Sebelah Utara : Kabupaten Serang dan Tangerang Sebelah Selatan : Samudera Indonesia Sebelah Barat : Kabupaten Pande...


Description

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1.

Aspek Geografi dan Demografi Kabupaten Lebak memiliki luas sebesar 304.472 Ha (3.044,72 Km 2) dan

memiliki batas administrasi sebagai berikut : Sebelah Utara

: Kabupaten Serang dan Tangerang

Sebelah Selatan

: Samudera Indonesia

Sebelah Barat

: Kabupaten Pandeglang

Sebelah Timur

: Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi

Secara administratif, pada tahun 2008 Kabupaten Lebak terdiri dari 28 kecamatan, 340 desa dan 5 kelurahan dengan luas rincian sebagai berikut : Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kab. Lebak Tahun 2008

No.

Kecamatan

Luas Wilayah (Ha)

No.

Kecamatan

Luas Wilayah (Ha)

1

Malingping

9.217,00

15

Cipanas

8.788,70

2

Wanasalam

13.429,00

16

Sajira

11.098,00

3

Panggarangan

17.252,00

17

Cimarga

18.343,00

4

Bayah

15.374,00

18

Cikulur

6.606,00

5

Cilograng

10.720,00

19

Warunggunung

4.953,00

6

Cibeber

38.315,00

20

Cibadak

4.134,00

7

Cijaku

9.134,00

21

Rangkasbitung

4.986,50

8

Banjarsari

15.531,00

22

Maja

5.987,00

9

Cileles

12.498,00

23

Curugbitung

7.255,00

10

Gunungkencana

14.577,00

24

Cihara

11

Bojongmanik

7.178,10

25

Cigemblong

5.831,00

12

Leuwidamar

14.691,00

26

Cirinten

7.754,90

13

Muncang

8.498,00

27

Lebakgedong

5.004,30

14

Sobang

10.720,00

28

Kalanganyar

2.555,50

15.041,00

Sumber : Peta Administrasi Kabupaten Lebak - Bappeda Kabupaten Lebak dan Bakosurtanal, 2007

Visualisasi wilayah administrasi dapat dilihat dalam peta wilayah Kabupaten Lebak sebagaimana gambar di bawah ini.

Revisi RPJMD Kabupaten Lebak Tahun 2009–2014

II - 1

Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Lebak

Sumber : Peta Administrasi Kabupaten Lebak - Bappeda Kabupaten Lebak dan Bakosurtanal, 2007

Secara geografis, Kabupaten Lebak berada pada posisi astronomis 6º18’-7º00’ Lintang Selatan dan 105º25’-106º30’ Bujur Timur, dengan Fisiografi lahan yang ada di wilayah Kabupaten Lebak yaitu lahan datar dan landai 90.033 Ha, lahan bergelombang dan lahan berbukit 104.792 Ha dan lahan pegunungan/curam 91.171 Ha. Kabupaten Lebak

memiliki

kondisi topografi

beragam. Untuk

wilayah

sepanjang Pantai Selatan memiliki ketinggian 0-200 meter di atas permukaan laut (dpl), wilayah Lebak Tengah 201-500 meter dpl dan wilayah Lebak Timur dengan puncaknya yaitu Gunung Sanggabuana dan Gunung Halimun 501-1000 meter dpl. Temperatur di sepanjang pantai dan perbukitan berkisar antara 200C - 320C,

Revisi RPJMD Kabupaten Lebak Tahun 2009–2014

II - 2

sedangkan suhu di pegunungan dengan ketinggian di atas 400 m dpl antara 18 0C 290C. Ketinggian dari permukaan laut setiap Ibu Kota Kecamatan di Kabupaten Lebak sangat beragam, yang tertinggi adalah Kecamatan Muncang dan Sobang (260 meter), yang terendah Kecamatan Bayah dan Cihara (3 meter), dengan Panjang garis pantai di Kabupaten Lebak 91,42 km. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.5 di bawah ini. Tabel 2.2 Kelompok Ketinggian Menurut Kecamatan di Kabupaten Lebak Tahun 2008 No.

Kecamatan

Ketinggian dari Permukaan Laut (m) 01 – 25

26 – 50

51 – 75

76 – 100

101 – 500

> 500

1

Malingping

-

40

-

-

-

-

2

Wanasalam

-

40

-

-

-

-

3

Panggarangan

4

-

-

-

-

-

4

Bayah

3

-

-

-

-

-

5

Cilograng

-

-

-

-

-

-

6

Cibeber

-

-

-

-

200

-

7

Cijaku

-

-

70

-

-

-

8

Banjarsari

-

-

-

-

120

-

9

Cileles

-

-

-

-

164

-

10

Gunungkencana

-

-

-

-

170

-

11

Bojongmanik

-

-

-

-

200

-

12

Leuwidamar

-

-

-

-

230

-

13

Muncang

-

-

-

-

260

-

14

Sobang

-

-

-

-

260

-

15

Cipanas

-

-

-

-

180

-

16

Sajira

-

-

-

-

165

-

17

Cimarga

-

-

-

-

220

-

18

Cikulur

-

-

-

-

240

-

19

Warunggunung

-

-

-

-

250

-

20

Cibadak

-

-

-

-

220

-

21

Rangkasbitung

-

-

-

-

217

-

22

Maja

-

-

-

-

140

-

23

Curugbitung

-

-

-

-

140

-

24

Cihara

3

-

-

-

-

-

25

Cigemblong

-

-

70

-

-

-

26

Cirinten

-

-

-

-

200

-

27

Lebakgedong

-

-

-

-

180

-

28

Kalanganyar

-

-

-

-

217

-

Sumber : BPS Kab. Lebak, 2008

Revisi RPJMD Kabupaten Lebak Tahun 2009–2014

II - 3

Berdasarkan

hidrologi,

wilayah

Kabupaten

Lebak

bersama

anak-anak

sungainya membentuk pola Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu (1) DAS Ciujung yang meliputi Sungai Ciujung, Sungai Cilaki, Sungai Ciberang, dan Sungai Cisimeut, (2) DAS Ciliman dan Cimadur yang meliputi Sungai Ciliman dengan anak sungainya, Sungai Cimadur, Sungai Cibareno, Sungai Cisiih, Sungai Cihara, Sungai Cipager, dan Sungai Cibaliung. Dalam upaya pengembangan wilayah, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Lebak telah mengatur pola pemanfaatan ruang, yang meliputi : 1. Kawasan budidaya di Kabupaten Lebak mencakup luasan 207.250 Ha yang terdiri dari :

Kawasan budidaya pertanian (luas 153.485 ha), yang meliputi pertanian



lahan basah (17.400 ha) dan pertanian lahan kering (136.085 ha). Kawasan budidaya non pertanian (luas 53.765 Ha), yang meliputi kawasan



kawasan permukiman (46.675 ha), kawasan industri (3.040 ha), kawasan pariwisata (4.050 ha). 2. Kawasan lindung dengan luas 97.222 ha, meliputi :

1) Kawasan

yang

memberikan

perlindungan

kawasan

bawahannya,

pengembangan kawasan dikaitkan dengan fungsi hidrologis, mencakup lahan seluas 63.845 ha (22,32 % dari luas total Kabupaten Lebak), terdiri dari : 

Kawasan hutan lindung (luas 29.975 ha), berfungsi untuk mencegah terjadinya erosi, bencana banjir, sedimentasi, dan menjaga fungsi hidrologis tanah untuk menjamin ketersediaan unsur hara tanah, air tanah, dan air permukaan. Kawasan hutan lindung tersebar di Kecamatan Cipanas,

Kecamatan

Muncang,

Kecamatan

Sobang,

Kecamatan

Cijaku,

Kecamatan Panggarangan, Kecamatan Cibeber, dan Kecamatan Bayah.



Kawasan resapan air (luas 33.870 ha) , berfungsi untuk memberikan ruang yang cukup bagi peresapan air hujan pada daerah tertentu untuk keperluan penyediaan kebutuhan air tanah dan penanggulangan banjir, baik untuk kawasan bawahannya maupun kawasan yang bersangkutan. Kawasan resapan air adalah daerah yang mempunyai kemampuan tinggi untuk meresapkan air hujan sehingga merupakan tempat pengisian air bumi yang berguna sebagai sumber air. Sebaran kawasan resapan air terdapat di Kecamatan Cipanas, Kecamatan Muncang, Kecamatan Sobang, Kecamatan Bojongmanik, Kecamatan Gunungkencana, Kecamatan Cijaku,

Revisi RPJMD Kabupaten Lebak Tahun 2009–2014

II - 4

Kecamatan Panggarangan, Kecamatan Cilograng, Kecamatan Cibeber, dan Kecamatan Bayah.

2) Kawasan perlindungan setempat, kawasan lindung yang merupakan kawasan perlindungan setempat di Kabupaten Lebak seluas 10.595 Ha (3,7% dari luas total Kabupaten Lebak), terdiri dari : a. Sempadan pantai, adalah daratan sepanjang tepian yang lebarnya proporsional dengan bentuk dan kondisi fisik pantai minimal 100 meter dari titik pasang tertinggi ke arah darat. Adapun sebaran sempadan pantai terdapat di Kecamatan Wanasalam, Malingping, Panggarangan, Cihara, Cibeber dan Kecamatan Bayah dengan panjang garis pantai sekitar 91,42 Km. b. Sempadan sungai, adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai, termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer, yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Perlindungan terhadap sempadan sungai dilakukan untuk melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai serta mengamankan aliran sungai. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Tabel 2.6 di bawah ini. c. Kawasan sekitar mata air, adalah kawasan di sekeliling mata air yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi mata air. Perlindungan terhadap kawasan sekitar mata air dilakukan untuk melindungi mata air dari kegiatan budidaya yang dapat merusak kualitas air dan kondisi fisik kawasan sekitamya, sedangkan kriteria kawasan lindung untuk kawasan mata air adalah sekurang-kurangnya dengan jarijari 200 meter di sekitar mata air.

Arahan pengelolaan kawasan lindung sekitar mata air ini adalah sebagai berikut: 

Persawahan atau pertanian dengan jenis tanaman tertentu, dan perikanan masih diperkenankan keberadaanya pada kawasan ini;



Tindakan konservasi yang dilakukan pada kawasan ini lebih bersifat vegetatif;

Revisi RPJMD Kabupaten Lebak Tahun 2009–2014

II - 5

Kawasan sekitar mata air yang digunakan oleh PDAM dapat diberikan hak pakai. Tabel 2.3 Sebaran Sempadan Sungai No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

Nama Sungai

Luas Kawasan Lindung (Ha)

Ciujung Ciberang Cisimeut Cidurian Cibeureum Cicinta Ciliman Cibaliung Cibinuangeun Cilangkahan Cihara Cisiih Cimancek Cipager Cimadur Cidikt Cibareno Cisawarna Cipamungbulan Jumlah

880 880 560 340 160 60 340 400 220 180 560 200 120 80 240 1120 320 140 80 5.880

Sumber: Dinas Kehutanan Kabupaten Lebak, 2008

3) Kawasan suaka alam dan cagar budaya, terdiri dari : 

Taman nasional (luas cakupan sebesar 16.380 ha) , adalah kawasan pelestarian alam yang di dalamnya terdapat jenis-jenis tumbuhan, satwa atau ekosistem yang khas, yang dikelola dengan

sistem zonasi yang

dimanfaatkan untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, pendidikan, pariwisata dan rekreasi. Perlindungan terhadap taman nasional dilakukan untuk menjamin berlangsungnya fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya, untuk

pengembangan

peningkatan

kualitas

pendidikan, lingkungan

rekreasi

dan

pariwisata,

serta

sekitarnya

dan

perlindungan

dari

pencemaran. Taman nasional yang terdapat di Kabupaten Lebak adalah Taman

Nasional

Gunung

Halimun-Salak,

Revisi RPJMD Kabupaten Lebak Tahun 2009–2014

yang

berada

di

wilayah

II - 6

Kecamatan Cipanas, Lebakgedong, Sobang, Muncang dan Cibeber dengan luas 16.380 ha (5,71 % dari luas total Kabupaten Lebak). 

Kawasan cagar budaya, adalah cagar budaya Masyarakat Baduy dengan luas sebesar 5.102 ha atau 1,79% dari luas total Kabupaten Lebak. Kawasan cagar budaya adalah kawasan yang merupakan lokasi atau bangunan hasil budaya manusia yang bernilai tinggi maupun bentukan geologi alami yang khas. Perlindungan terhadap kawasan cagar budaya dilakukan untuk melindungi kekayaan budaya bangsa berupa peninggalanpeninggalan sejarah dari ancaman kepunahan yang disebabkan oleh kegiatan alam maupun manusia. Kriteria kawasan lindung untuk kawasan cagar budaya adalah tempat serta ruang di sekitar bangunan bernilai budaya situs purbakala dan kawasan dengan bentukan geologi tertentu yang mempunyai manfaat tinggi untuk pengembangan ilmu pengetahuan.



Kawasan Ilmu Pengetahuan, diperuntukkan bagi kegiatan yang melindungi atau melestarikan budaya bangsa dan pengembangan ilmu pengetahuan. Kawasan yang diperuntukan untuk kawasan Ilmu pengetahuan terdapat di sekitar

wilayah

pertambangan

bersyarat.

Sesuai

dengan

lokasinya

diharapkan kawasan ilmu pengetahuan yang akan dikembangkan adalah Ilmu Pengetahuan berbasis pertambangan.

Sebagai ilustrasi, salah satu jenis sebaran rencana pengelolaan kawasan lindung di Kabupaten Lebak, dapat dilihat pada gambar 2.2. berikut ini :

Revisi RPJMD Kabupaten Lebak Tahun 2009–2014

II - 7

Gambar 2.2 Peta Rencana Kawasan Lindung Kabupaten Lebak BATAS WILAYAH BATAS KECAMATAN JALAN NASIONAL. JALAN PROPINSI JALAN KABUPATEN JALAN KERETA API GARIS LAUT KAWASAN RESAPAN AIR KAWASAN SEMPADAN MATA AIR KAWASAN SEMPADAN MATA AIR PANAS KAWASAN HUTAN LINDUNG JALAN SUNGAI KAWASAN SEMPADAN PANTAI KAWASAN BADUY KAWASAN RAWAN BENCANA KAWASAN ZONA MILITER

Sumber: Revisi RTRW Kabupaten Lebak Tahun 2007-2027

Luas kawasan Lindung atau kawasan yang mempunyai fungsi lindung di Kabupaten Lebak mencapai 31,93%. Luasan tersebut sangat proporsional untuk suatu wilayah dalam menjaga daya dukung lingkungan. Kondisi tersebut sesuai juga dengan amanat Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, dimana suatu wilayah diharapkan mempunyai persentase luasan kawasan lindung sebesar 30%. Namun demikian, perlu kita sadari bahwa sampai saat ini pengelolaan kawasan lindung secara menyeluruh belum dapat dilaksanakan secara optimal, dikarenakan beberapa hal antara lain belum tersedianya database kawasan lindung secara komprehensif dan detail sehingga diperlukan inventarisasi dan pemetaan. Hal ini perlu dilakukan dalam rangka mengantisipasi konflik kepentingan lahan, memelihara dan menjaga secara kualitas dan kuantitas kawasan lindung serta memberikan Revisi RPJMD Kabupaten Lebak Tahun 2009–2014

II - 8

kepastian status luas lahan dan batas yang jelas. Selain itu, kawasan lindung (di luar kawasan hutan) mempunyai nilai ekonomi sehingga mendorong masyarakat untuk mengeksploitasi (termasuk aktifitas pertanian) terlebih bagi yang tidak memiliki lahan.

Grafik 2.1 Prosentase Rencana Pola Pemanfaatan Ruang

Kawasan yang memberikan perlindungan pada kawasan bawahannya 17,66%

Kawasan perlindungan setempat

20,97% 3,48% 7,06%

Kawasan Suaka alam & cagar budaya

50,41% 0,43%

Kawasan Rawan Becana

Pertanian

Sumber : Bappeda Kabupaten Lebak 2007.

Bila merujuk pada alokasi penggunaan lahan di atas, maka Kabupaten Lebak telah memenuhi amanat Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang yang mensyaratkan bagi suatu wilayah untuk memiliki persentase kawasan lindung setidaknya 30% sehingga diharapkan daya dukung lingkungan akan terjaga. Grafik 2.1 juga menunjukkan bahwa sektor pertanian masih menjadi primemover bagi pengembangan wilayah, dibuktikan melalui pengalokasian penggunaan lahan yang mencapai 50% dari total luas kabupaten. Hal ini cukup beralasan, mengingat potensi pertanian yang ada di Kabupaten Lebak tersebar hampir di setiap kecamatan. Sektor non pertanian yang cukup menonjol di Kabupaten Lebak adalah sektor industri,

pertambangan,

dan

pariwisata.

Kawasan

industri

diarahkan

pengembangannya di Kecamatan Rangkasbitung dan Maja yang memiliki potensi untuk tumbuh berkembangnya aglomerasi industri. Adapun kawasan pertambangan masih mengandalkan pada potensi penambangan emas di Kecamatan Cibeber, serta pertambangan batu bara dan bahan galian golongan A maupun golongan B di Kecamatan Bojongmanik, Banjarsari, Panggarangan dan Bayah. Sementara potensi

Revisi RPJMD Kabupaten Lebak Tahun 2009–2014

II - 9

pariwisata yang diandalkan adalah pariwisata alam pantai, terutama di Kecamatan Malingping, Panggarangan, dan Bayah, serta potensi pariwisata budaya yang dapat ditemui pada masyarakat adat Cisungsang dan Citorek, serta masyarakat Baduy. Potensi wisata budaya lain yang cukup menjanjikan adalah beberapa peninggalan bersejarah seperti situs Kosala dan Cibedug. Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah, dapat diindentifikasi wilayah yang berpotensi rawan bencana alam, yaitu 1) zonasi kerentanan gerakan tanah, maka kawasan rawan bencana alam di Kabupaten Lebak diidentifikasi seluas 1.300 ha (0,95 % dari luas total Kabupaten Lebak). Adapun sebaran kawasan rawan bencana alam terdapa...


Similar Free PDFs