BAB II(1) DOCX

Title BAB II(1)
Author Nawangsari Gusni
Pages 6
File Size 24.8 KB
File Type DOCX
Total Downloads 94
Total Views 245

Summary

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Hornblend Praktikum mineralogi petrologi dilakukan di laboratorium mineralogi petrologi. Tahap pertama yaitu kita mengidentifikasikan sifat-sifat fisik dari mineral tersebut, sifat fisik itu terdiri dari warna, jenis, perawakan kristal, kilap, keterangan, dan nama mineral sehin...


Description

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Hornblend Praktikum mineralogi petrologi dilakukan di laboratorium mineralogi petrologi. Tahap pertama yaitu kita mengidentifikasikan sifat-sifat fisik dari mineral tersebut, sifat fisik itu terdiri dari warna, jenis, perawakan kristal, kilap, keterangan, dan nama mineral sehingga dari hasil identifikasi tersebut bisa kita ketahui apa nama dari mineral tersebut. Mineral ini memiliki warna hitam, mineral ini termasuk ke dalam mineral utama jenis mafik, setelah dilihat dengan menggunakan lup perawakan kristalnya meniang, kilap mineralnya yaitu kilap arang, dan terdapat keterangan lain yaitu adanya pengotor dari mineral ini yaitu berwarna abu-abu/putih. Setelah mengidentifikasi sifat-sifat fisik dari mineral ini. Tahap kedua yaitu mengukur panjang, lebar dan tinggi mineral tersebut, ukuran panjang 1 cm, lebar 0,5 cm dan tinggi 1 cm. Sehingga dilihat dari sifat-sifat fisik tersebut nama mineral ini adalah Hornblend. Mineral Hornblend terbentuk pada suhu 900o C–700o C hornblend terbentuk karena proses kristalisasi magma dan bersifat intermediet, sehingga mineral ini juga digolongkan ke dalam mineral utama jenis mafik (Walter T.Huang dalam Suharwanto, 2015:36). Mineral ini mengandung komposisi kimia Besi (Fe), Magnesium (Mg) dan Aluminium (Al) dan termasuk dalam discontinuous series dalam Bowen's Reaction Series (Berry dan Mason, 1959:525). Discontinuous series yaitu deret reaksi yang tak berlanjut yang mendeskripsikan formasi atau bentuk mineral mafik seperti hornblend dan bahan pembentukan hornblend merupakan sisa dari hasil piroksen dan kandungan Fe dan Mg pada hornblende lebih sedikit dibandingkan mineral olivin dan piroksen. Mineral ini memiliki sistem kristal monoklinik (Suharwanto, 2015:21). Berdasarkan hasil pengamatan di laboratorium dan teori yang praktikan kumpulkan, memiliki hasil yang sama dengan teori. Berdasarkan pengamatan mineral hornblend termasuk dalam mineral utama jenis mafik kelompok amfibol karena memiliki warna yang gelap yaitu hitam namun didalam teori juga ada yang berwarna coklat, perawakan kristalnya meniang sesuai dengan teori karena berbentuk kristal prismatik yang menyerupai bentuk tiang, bentuknya prismatik panjang, kilap 7...


Similar Free PDFs