Laporan PKL BAB I BAB VI PDF

Title Laporan PKL BAB I BAB VI
Author Kurniawan Budianto
Pages 109
File Size 8.5 MB
File Type PDF
Total Downloads 140
Total Views 923

Summary

PT. Petrokimia Gresik Bagian Laboratorium Uji Departemen Produksi III B BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Praktek Kerja Lapang (PKL) merupakan kegiatan intrakulikuler yang bersifat wajib bagi mahasiswa Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik UPN “Veteran” Jawa Timur. Praktek Kerja Lapangan ...


Description

Accelerat ing t he world's research.

Laporan PKL BAB I BAB VI kurniawan budianto

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

laporan kerja prakt ek pet rokimia gresik Yusuf Yeft a

T UGAS UMUM arfist a neva LAPORAN KERJA PRAKT IK PABRIK AMMONIUM SULFAT II (ZA II Reza Syandika

PT. Petrokimia Gresik Bagian Laboratorium Uji Departemen Produksi III B

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Praktek Kerja Lapang (PKL) merupakan kegiatan intrakulikuler yang

bersifat wajib bagi mahasiswa Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik UPN “Veteran” Jawa Timur. Praktek Kerja Lapangan (PKL) mempunyai bobot 2 SKS mencakup beberapa kegiatan, mulai pengajuan tempat, pelaksanaan, pembuatan laporan, ujian, dan penjilidan laporan PKL. PKL juga merupakan syarat wajib untuk menempuh Sarjana Teknik Industri. Pelaksanaan kerja praktek ini dimaksudkan untuk menerapkan ilmu-ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah dan mengaplikasikan dengan kenyataan yang ada di lapangan, disamping itu juga diharapkan para mahasiswa dalam melakukan kerja praktek memperoleh gambaran yang sesungguhnya tentang situasi kerja di lapangan sesuai dengan era industrialisasinya. Di era industrialisasi pada saat ini, sektor industri memegang peranan strategis dalam tingkat persaingan dan pasar bebas, maka sektor industri yang ada di Indonesia pada saat ini berlomba-lomba untuk menghasilkan produk atau jasa yang mampu memberikan kepuasan kepada konsumennya. Dalam memberi kepuasan pada konsumennya industri-industri tersebut harus menciptakan produk yang berkualitas serta memenuhi kebutuhan konsumen, untuk mencapai keberhasilan perusahaan. Keberhasilan perusahaan dapat dilihat dari penerapan sistem produksi yang diterapkan. Sistem produksi adalah suatu rangkaian dari beberapa elemen

1

PT. Petrokimia Gresik Bagian Laboratorium Uji Departemen Produksi III B

yang saling berhubungan dan saling menunjang antara satu dengan yang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem produksi yang diterapkan suatu perusahaan akan mempengaruhi keseluruhan aspek dalam penciptaan produk yang berkualitas. Dengan adanya kualitas yang baik maka kelangsungan hidup suatu perusahaan akan dapat dipertahankan. Kualitas adalah faktor kunci yang membawa keberhasilan bisnis, pertumbuhan, dan peningkatan posisi bersaing. Industri yang maju dan modern mampu memahami keinginan konsumen dengan memperhatikan banyak faktor untuk menjaga mutu sebuah produk. Kualitas sebuah produk dikatakan bagus apabila kriteria-kriteria yang ada pada produk dapat membuat konsumen atau pengguna produk merasa puas sehingga jaminan kualitas menjadi prioritas utama dalam menentukan pilihan produk bagi konsumen. . PT. Petrokimia Gresik adalah salah satu perusahaan maju dan modern yang telah mengutamakan kualitas pada proses produksi dan produknya. Hal ini terlihat dengan adanya Quality Plant, Critical Parameter, dan Instruksi Kerja (IK) pada masing-masing pabrik. Namun produk Aluminium Fluorida (AlF3) masih terdapat berbagai jenis kecacatan karena tidak memenuhi batas syarat kualitas yang telah ditetapkan oleh perusahaan.. Hal ini mengindikasikan bahwa produk AlF3 di PT Petrokimia Kimia masih terdapat kekurangan dalam hal pengendalian kualitas sehingga dengan implementasi penelitian kali ini diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan pada produk ALF3 dan membantu mewujudkan PT Petrokimia Gresik menjadi terdepan dalam hal kualitas.

2

PT. Petrokimia Gresik Bagian Laboratorium Uji Departemen Produksi III B

1.2

Ruang Lingkup

Lingkup dari laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini mencakup : 1. Sistem produksi AlF3 pada unit pabrik AlF3 di bawah pengawasan Departemen Produksi III B. 2. Manajemen kualitas AlF3

pada unit pabrik

AlF3 di bawah pengawasan

Departemen Produksi III B.

1.3

Tujuan Praktek Kerja Lapangan Tujuan yang ingin dicapai dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di

PT. Petrokimia Gresik adalah sebagai berikut : 1. Mahasiswa mengetahui sistem produksi pada unit AlF3 di PT. Petrokimia Gresik. 2. Mengetahui manajemen kualitas pada produk AlF3 yang diterapkan di PT. Petrokimia Gresik Departemen Produksi III B. 3. Mengetahui

secara

langsung

kondisi

nyata

di lapangan

dan

bisa membandingkan dengan teori yang didapatkan di perkuliahan.

1.4

Manfaat Praktek Kerja Lapangan Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

ini, antara lain : 1.

Bagi Perusahaan a. Diharapkan dapat memberi masukan bagi perusahaan tempat kerja praktek dalam hal memajukan perusahaan.

3

PT. Petrokimia Gresik Bagian Laboratorium Uji Departemen Produksi III B

b. Mendapatkan panduan tertulis yang digunakan untuk menganalisa proses dan tindakan korektif lainnya. 2.

Bagi Mahasiswa a. Untuk memenuhi kurikulum akademik yang merupakan salah satu syarat mahasiswa untuk menyelesaikan program Strata I (S-1). b. Sebagai kesempatan bagi mahasiswa untuk menambah kemampuan, pengetahuan, dan wawasan praktis pada dunia kerja sebenarnya yang kemudian dapat diimplementasikan di kemudian hari. c. Membantu mahasiswa dalam pemahaman ilmu keteknikan khususnya Teknik Industri yang diperoleh di bangku perkuliahan dengan cara membandingkan implementasinya di lapangan kerja yang sebenarnya. d. Membantu dan melatih softskill mahasiswa guna menunjang kemampuan komunikasi dan bekerja sama dalam tim di dunia kerja.

3.

Bagi Universitas a. Dapat menambah literatur tentang sistem produksi dan manajemen kualitas dengan tujuan untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan setiap mahasiswa yang membacanya. b. Dapat menyediakan literatur acuan yang berguna bagi mahasiswa yang berminat akan permasalahan ini.

1.5

Sistematika Penulisan Sistematika

penulisan

dalam

laporan

praktek

kerja lapangan

di

PT.Petrokimia Gresik sebagai berikut :

4

PT. Petrokimia Gresik Bagian Laboratorium Uji Departemen Produksi III B

BAB I

PENDAHULUAN Bab pendahuluan berisikan hal-hal yang terkait latar belakang, ruang lingkup, tujuan, manfaat, dan sistematika penulisan dari laporan Praktek Kerja Lapangan ini.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA Mencakup teori-teori yang berkaitan dalam penulisan objek kerja praktek di perusahaan mengenai sistem produksi dan manajemen kualitas untuk produk yang dihasilkan.

BAB III

SISTEM PRODUKSI DI PERUSAHAAN Sistem produksi menjabarkan tentang bahan baku, permesinan, ketenagakerjaan, proses produksi produk, metode kerja, dan produk jadi.

BAB IV

TUGAS KHUSUS Berisikan hasil pelaporan pengamatan dan pengambilan data kami secara langsung di lapangan kerja mengenai manajemen kualitas khususnya penjaminan kualitas (Quality Assurance) dan pengendalian kualitas (Quality Control) AlF3.

BAB V

PEMBAHASAN Membandingkan antara teori dan kenyataan di lapangan tentang sistem produksi dan tugas khusus serta dihubungkan juga dengan perkembangan pabrik dengan menggunakan metode tertentu.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

5

PT. Petrokimia Gresik Bagian Laboratorium Uji Departemen Produksi III B

Ringkasan dari sistem produksi dan manajemen kualitas serta rekomendasi hasil pembahasan yang perlu ditindaklanjuti oleh perusahaan. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

6

PT. Petrokimia Gresik Bagian Laboratorium Uji Departemen Produksi III B

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Alumunium Flourida (AlF3) Aluminium fluorida berfungsi menjaga keasaman bath dan merupakan

bahan yang dituangkan secara manual. Spesifikasi AlF3 yang digunakan oleh PT INALUM dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 2.1 Spesifikasi Aluminium fluorida (PT.Inalum) Item AlF3 SiO2 P2O5 Fe2O3 Moisture (Water Content) Loss on Ignition 300 ~ 1000 oC Bulk density (untamped ) Particle Size (Tyler Mesh) + 150 mesh + 200 mesh + 320 mesh

Kandungan

fluorida

yang

terdapat

Unit % % % % % % gram/cc

Spesifikasi 93 Min 0,25 Max 0,02 Max 0,07 Max 0,35 Max 0,85 Max 0,7 Min

% % %

Typical 25 – 60 50 – 75 75 min

pada bath dapat

menguap

karena bath yang tinggi dan berikatan dengan hidrogen membentuk gas fluorida (HF). Hal tersebut dapat mengurangi komposisi bath sehingga perlu dimasukkan AlF3 setiap hari agar komposisi bath tetap stabil. Fungsi utamanya adalah menurunkan temperatur liquid bath sehingga pot bisa dioperasikan pada temperatur yang rendah. Pemasukan AlF3 ke dalam pot dilakukan dengan mengunakan Aluminium Fluorida Car (AFC) yang berkapasitas 4,5 ton.

7

PT. Petrokimia Gresik Bagian Laboratorium Uji Departemen Produksi III B

Pekerjaan ini dilakukan pada shift III dan shift I. Saat ini, AFC berjumlah 5 unit rincian 2 unit beroperasi dan 3 unit standby. Bagian transpotasi melakukan pendistribusisan AlF3 kedalam pot sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh SRO. Kebutuhan AlF3 untuk 1 potline/hari adalah ± 3,5 ton. Setiap pot membutukan 10 – 50 kg per harinya. Jika 1 kali tombol pengisian AlF3 pada AFC ditekan, terdapat 10 kg AlF3 yang masuk kedalam pot. (Anonim, 2015)

2.2.

Sistem Produksi Sistem produksi adalah suatu rangkaian dari beberapa elemen yang saling

berhubungan dan saling menunjang antara satu dengan yang lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan demikian yang dimaksud dengan sistem produksi adalah suatu gabungan dari beberapa unit atau elemen yang saling berhubungan dan saling menunjang untuk melaksanakan proses produksi dalam suatu perusahaan tertentu. Beberapa elemen tersebut antara lain adalah produk perusahaan, lokasi pabrik, letak dari fasilitas produksi, lingkungan kerja dari para karyawan, dan standar produksi yang dipergunakan dalam perusahaan tersebut. Dalam sistem produksi modern terjadi suatu proses transformasi nilai tambah yang mengubah input menjadi output yang dapat dijual dengan harga kompetitif dipasar. (Ariani, 2012).

8

PT. Petrokimia Gresik Bagian Laboratorium Uji Departemen Produksi III B

Gambar 2.1 Bagan Sistem Produksi Secara bagan skematis sederhana, sistem produksi dapat digambarkan seperti dalam Gambar 2.1 tampak bahwa elemen-elemen utama dalam sistem produksi adalah input, process dan output, serta adanya suatu mekanisme umpan balik untuk pengendalian sistem produksi itu agar mampu meningkatkan perbaikan terus- menerus (continuos improvement). Sistem produksi merupakan kesimpulan dari subsistem–subsistem yang saling berinteraksi dengan tujuan mentransformasi input produksi menjadi output produksi. Input produksi ini dapat berupa bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal, dan informasi. Sedangkan output produksi merupakan produk yang dihasilkan. Berikut hasil sampingannya seperti limbah, informasi, dan sebagainya. Sistem produksi bertujuan untuk merencanakan dan mengendalikan produksi agar lebih efektif, produktif dan optimal. Production Planning and Control merupakan aktivitas dalam sistem produksi.

9

PT. Petrokimia Gresik Bagian Laboratorium Uji Departemen Produksi III B

2.2.1. Ruang Lingkup Sistem Produksi Ruang lingkup Sistem Produksi dalam dunia industri manufaktur apapun akan memiliki fungsi yang sama. Fungsi atau aktifitas-aktifitas yang ditangani oleh departemen produksi secara umum adalah sebagai berikut : 1. Mengelolah pesanan (order) dari pelanggan Para pelanggan memasukkan

pesanan-pesanan untuk berbagai produk.

Pesanan-pesanan ini dimasukkan dalam jadwal produksi utama, ini bila jenis produksinya make to order. 2. Meramalkan permintaan Perusahaan

biasanya

berusaha

memproduksi secara lebih independen

terhadap fluktuasi permintaan. Permintaan ini perlu diramalkan agar skenario produksi dapat mengantisipasi fluktuasi permintaan tersebut. Permintaan ini harus dilakukan bila tipe produksinya adalah make to stock. 3. Mengelolah Tindakan

persediaan pengelolahan

persediaan

berupa melakukan transaksi

persediaan, membuat kebijakan persediaan pengamatan, kebijakan kuantitas pesanan/ produksi, kebijakan frekuensi, periode pemesanan, dan mengukur performansi keuangan kebijakan yang dibuat. 4. Menyusun rencana agregat (penyesuaian permintaan dengan kapasitas) Pesanan pelanggan dan atau ramalan permintaan harus dikompromikan dengan sumber daya perusahaan (fasilitas, mesin, tenaga kerja, keuangan, dan lain- lain). Rencana agregat bertujuan untuk membuat skenario pembebanan kerja untuk mesin dan tenaga kerja (reguler, lembur, dan

10

PT. Petrokimia Gresik Bagian Laboratorium Uji Departemen Produksi III B

subkontrak) secara optimal untuk keseluruhan produk dan sumber daya secara terpadu (tidak per produk). 4. Membuat jadwal induk produksi (JIP) JIP adalah suatu rencana terperinci mengenai apa dan berapa unit yang harus diproduksi pada suatu periode tertentu untuk setiap item produksi. JIP dibuat dengan cara (salah satunya) memecah (disagregat) ke dalam rencana produksi (apa, kapan, dan berapa) yang akan direalisasikan. JIP ini akan diperiksa tiap periodik atau bila ada kasus. JIP ini dapat berubah bila ada hal yang harus diakomodasikan. 5. Merencanakan Kebutuhan JIP yang telah berisi apa dan berapa yang harus dibuat selanjutnya harus diterjemahkan ke dalam kebutuhan komponen, sub assembly, dan bahan penunjang untuk menyelesaikan produk. Perencanaan kebutuhan material bertujuan untuk menentukan apa, berapa, dan kapan komponen, subassembly dan bahan penunjang harus dipersiapkan. Untuk membuat kebutuhan diperlukan

informasi

lain

berupa

perencanaan

struktur produk (bill of

material) dan catatan persediaan. Bila hal ini belum ada, maka tugas bagian PPC untuk membuatnya. 6. Melakukan penjadwalan pada mesin atau fasilitas produksi Penjadwalan ini meliputi urutan pengerjaan, waktu penyelesaian pesanan, kebutuhan waktu penyelesaian, prioritas pengerjaan dan lain-lainnya. 7. Monitoring dan pelaporan pembebanan kerja Kemajuan

tahap

demi tahap

dimonitor

untuk

dianalisis.

Apakah

pelaksanaan sesuai dengan rencanan yang dibuat.

11

PT. Petrokimia Gresik Bagian Laboratorium Uji Departemen Produksi III B

8. Evaluasi skenario pembebanan dan kapasitas Bila realisasi tidak sesuai rencana agregat, JIP, dan Penjadwalan maka dapat diubah/disesuaikan kebutuhan. Untuk jangka panjang, evaluasi ini dapat digunakan untuk mengubah (menambah) kapasitas produksi. Fungsi

tersebut

dalam

praktik

tidak

semua

perusahaan

akan

melaksanakannya. Ada tidaknya suatu fungsi ini di perusahaan, juga ditentukan oleh teknik/ metode perencanaan dan pengendalian produksi (sistem produksi) yang digunakan perusahaan. Perencanaan sistem produksi

Sistem pengendalian produksi

Sistem informasi produksi

● Perencanaan produksi

● Pengendalian proses produksi

● Struktur organisasi

● Perencanaan lokasi produksi

● Pengendalian bahan baku

● Produksi atas dasar pesanan

● Perencanaan letak fasilitas produksi

● Pengendalian tenaga kerja

● Produksi untuk persediaan

● Perencanaan lingkungan kerja

● Pengendalian biaya produksi

● Perencanaan standar produksi

● Pengendalian kualitas pemeliharaan

Gambar 2.2 Ruang Lingkup Proses Produksi 2.2.2. Macam-macam Proses Produksi Macam-macam proses produksi ada berbagai macam bila ditinjau dari berbagai segi. Proses produksi dilihat dari wujudnya terbagi menjadi proses kimiawi, proses perubahan bentuk, proses assembling, proses transportasi, dan proses penciptaan jasa-jasa adminstrasi (Ahyari, 2012). Proses produksi dilihat dari arus atau flow bahan mentah sampai menjadi produk akhir, terbagi menjadi dua yaitu proses produksi terus-menerus (Continous processes) dan proses produksi terputus-putus (Intermettent processes).

12

PT. Petrokimia Gresik Bagian Laboratorium Uji Departemen Produksi III B

Perusahaan menggunakan proses produksi terus-menerus apabila di dalam perusahaan terdapat urutan-urutan yang pasti sejak dari bahan mentah sampai proses produksi akhir. Proses produksi terputus-putus apabila tidak terdapat urutan atau pola yang pasti dari bahan baku sampai dengan menjadi produk akhir atau urutan selalu berubah (Ahyari, 2012). Penentuan tipe produksi didasarkan pada faktor-faktor seperti: 1) Volume atau jumlah produk yang akan dihasilkan. 2) Kualitas produk yang diisaratkan. 3) Peralatan yang tersedia untuk melaksanakan proses. Berdasarkan pertimbangan cermat mengenai faktor-faktor tersebut ditetapkan tipe proses produksi yang paling cocok untuk setiap situasi produksi. Macam tipe proses produksi dari berbagai industri dapat dibedakan sebagai berikut (Yamit, 2002). 2.2.2.1. Proses Produksi Terus-Menerus (Continous Processes) Proses produksi terus-menerus adalah proses produksi barang atas dasar aliran produk dari satu operasi ke operasi berikutnya tanpa penumpukan di suatu titik dalam proses. Pada umumnya industri yang cocok dengan tipe ini adalah yang memiliki karakteristik yaitu output direncanakan dalam jumlah besar, variasi atau jenis produk yang dihasilkan rendah dan produk bersifat standar. Ciri-ciri proses produksi terus menerus adalah: 1. Produksi dalam

jumlah besar (produksi massal), variasi produk sangat kecil

dan sudah distandarisasi. 2. Menggunakan product layout atau departementation by product. 3. Mesin bersifat khusus (special purpose machines).

13

PT. Petrokimia Gresik Bagian Laboratorium Uji Departemen Produksi III B

4. Operator tidak mempunyai keahlian/skill yang tinggi. 5. Salah satu mesin /peralatan rusak atau terhenti, seluruh proses produksi terhenti. 6. Tenaga kerja sedikit. 7. Persediaan bahan mentah dan bahan dalam proses kecil. 8. Dibutuhkan maintenance specialist

yang berpengetahuan dan pengalaman

yang banyak. 9. Pemindahan bahan dengan peralatan handling yang tetap (fixed path equipment) menggunakan ban berjalan. Kelebihan proses produksi terus-menerus adalah : a. Biaya per unit rendah bila produk dalam volume yang besar dan distandardisasi. b. Pemborosan dapat diperkecil, karena menggunakan tenaga mesin. c. Biaya tenaga kerja rendah. d. Biaya pemindahan bahan di pabrik rendah karena jaraknya lebih pendek. Sedangkan kekurangan proses produksi terus-menerus adalah : a. Terdapat kesulitan dalam perubahan produk. b. Proses produksi mudah terhenti, yang menyebabkan kemacetan seluruh proses produksi c. Terdapat kesulitan menghadapi perubahan tingkat permintaan. 2.2.2.2.Proses Produksi Terputus-Putus (Intermettent Processes) Produk diproses dalam kumpulan produk bukan atas dasar aliran terusmenerus dalam proses produk ini. Perusahaan yang menggunakan tipe ini biasanya terdapat sekumpulan atau lebih komponen yang akan diproses atau

14

PT. Petrokimia Gresik Bagian Laboratorium Uji Departemen Produksi III B

menunggu untuk diproses, sehingga lebih banyak memerlukan persediaan barang dalam proses. Ciri-ciri proses produksi yang terputus-putus adalah: 1. Produk yang dihasilkan dalam jumlah kecil,

variasi sangat

besar dan

berdasarkan pesanan. 2. Men...


Similar Free PDFs