Ilmu Perbandingan Agama PDF

Title Ilmu Perbandingan Agama
Author Lestari Tari
Pages 19
File Size 151.9 KB
File Type PDF
Total Downloads 124
Total Views 632

Summary

ILMU PERBANDINGAN AGAMA (Pengertian, Objek, Tujuan, Metode dan Manfaat Ilmu Perbandingan Agama) Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Perbandingan Agama Dosen Pengampu: Imamul Huda, M.Pd. I Disusun oleh : Siti Karomah Lestari (23010170021) Kiky Diyan Nofita Sari (23010170024) Nurul Istiomah (...


Description

ILMU PERBANDINGAN AGAMA (Pengertian, Objek, Tujuan, Metode dan Manfaat Ilmu Perbandingan Agama) Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Perbandingan Agama Dosen Pengampu: Imamul Huda, M.Pd. I

Disusun oleh : Siti Karomah Lestari

(23010170021)

Kiky Diyan Nofita Sari

(23010170024)

Nurul Istiomah

(23010170025)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA TAHUN AKADEMIK 2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, taufik, serta karuia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah ini sesuai waktu yang ditentukan meskipun masih banyak kekurangan didalamnya. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan waktu dan tenaga selama pembuatan makalah ini berlangsung. Kami juga ucapkan terima kasih kepada Bapak Imamul Huda, M.Pd. I selaku Dosen mata kuliah Ilmu Perbandingan Agama yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman bagi para pembaca maupun penulis sendiri. Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih ada kekurangan baik dari susunan kalimat maupun tata bahasa. Oleh karena itu, dengan penuh keterbukaan kami mengharap adanya kritik, saran, dan masukan untuk kedepannya bisa lebih baik lagi.

Salatiga, 01 Juni 2019

Penulis

i

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah bangsa yang majemuk secara etnis, bahasa, budaya, dan agama. Khusus menyangkut aspek agama, di dalam masyarakat Indonesia terdapat berbagai macam agama yang diakui keberadaannya secara sah oleh pemerintah dan dipeluk oleh penduduk Indonesia, yaitu Islam, Kristen Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Budha dan Khonghucu. Dengan adanya kemajemukan agama ini, hubungan harmonis antar umat yang berbeda-beda ini sangat penting untuk dilestarikan demi terjaganya persatuan dan kesatuan bangsa. Untuk keberlangsungan sebuah ilmu studi agama memerlukan beberapa metodologi untuk memahami sebuah agama. Oleh karena itu dalam makalah ini akan menguraikan tentang Ilmu Perbandingan Agama seperti, nama, objek, tujuan dan metode-metode yang digunakan dalam Ilmu Perbandingan Agama. B. Rumusan Masalah 1.

Apa Pengertian dan Nama-Nama Ilmu Perbandingan Agama?

2. Siapa tokoh Ilmu Perbandingan Agama? 3. Apa Saja Objek dan Tujuan Ilmu Perbandingan Agama? 4. Bagaimana Metode-Metode Ilmu Perbandingan Agama? 5. Apa manfaat dari Ilmu Perbandingan Agama bagi seorang Muslim? C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui Pengertian dan Nama-Nama Ilmu Perbandingan Agama. 2. Untuk mengetahui tokoh Ilmu Perbandingan Agama. 3. Untuk mengetahui Objek dan Tujuan Ilmu Perbandingan Agama.

1

4. Untuk mengetahui Metode-Metode Ilmu Perbandingan Agama. 5. Untuk mengetahui manfaat dari Ilmu Perbandingan Agama bagi seorang Muslim.

2

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian dan Nama-Nama Ilmu Perbandingan Agama 1.

Pengertian Ilmu Perbandingan Agama a. Pengertian Agama Secara bahasa agama berasal dari bahasa Sansakarta, yaitu “a” yang berarti tidak, dan “gama” yang berarti kacau. Jadi agama berarti tidak kacau atau teratur. Dengan demikian agama adalah autran yang mengatur manusia agar kehidupannya menjadi teratur dan tidak kacau. Sementara dalam bahas Inggris, agama disebut religion, dalam bahasa Belanda disebut

religie berasal dari bahasa latin relegere berarti mengikat, mengatur, atau menggabungkan. Jadi religion atau religi dapat diartikan sebagai aturan hidup yang mengikat manusia dan menghubungkan manusia dengan Tuhan. Sedangkan dalam prespektif sosiologi agama dipahami suatu system intepretasi terhadap dunia yang mengartikulasikan pemahaman diri dan empat serta tugas masyarakat dalam alam semesa. Agama secara substantive adalah pengakuan manusia terhadap kekuatan yang lebih tinggi dan tidak tampak yang mengawasi nasib manusia dan berhak atas kepatuhan, hormat dan pujian.1 b. Pengertian Ilmu Perbandingan Agama Ilmu Perbandingan Agama adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang berusaha untuk memahami gejala-gejala keagamaan dari suatu kepercayaan

(agama)

dalam

hubungannya

dengan

agama

lain.

Pemahaman ini mencakup persamaan (kesejajaran) dan perbedaannya. Selanjutnya dengan pembahasan tersebut, strukur yang asasi dari 1

Agus Miswano, Seri Studi Islam Agama, Keyakinan, dan Etika, (Magelang: P3SI UMM, 2012), hlm. 19.

3

pengalaman keagamaaan manusia dan pentingnya bagi hidup dan kehidupan manusia dapat dipelajari dan dinilai. 2. Nama-nama Ilmu Perbandingan Agama Disamping nama Ilmu Perbandingan Agama, ada beberapa nama lain dari Ilmu Perbandingan Agama. Nama-nama tersebut antara lain: Allgemeine

Religionswissenschaf, Science of Religions, The history of Religions, Comparative Studies of Religion, Phenomenology of Religion, Historical Phenomenology, The Study of World Religions dan The Comparative Study of Religions, Systematic Science of Religion, Vergleichende Religions-wissenschaft, Ilmu Agama-agama, Ilmu Agama, Sejarah Agama, Fenomenologi Agama. Dari beberapa tersebut nama

Phenomenology of Religion dan Fenomenologi Agama kadang-kadang digunakan untuk nama suatu bidang studi atau yang lebih sempit cakupannya dari study Ilmu Perbandingan Agama, yaitu mengkaji agama dengan metode fenomenologis saja. Berdasarkan nama-nama lain dari Ilmu Perbandingan Agama di atas, jelaslah bahwa Ilmu Perbandingan Agama tidak hanya membanding-bandingkan agama saja, teapi juga melakukan kajian historis, fenomenologis, atau secara umum melakukan kajian yang bersifat ilmiah atau scientific.2

B. Tokoh Ilmu Perbandingan Agama Ilmu Perbandingan Agama dikaji dan dipelajari oleh tokoh-tokoh muslim terkemuka, seperti Ibnu Hazm Alandalusy, Abu Royhan Al-Birruni, As-Shahrastani, Abu Hamid Al-Ghazali. Kajian Ilmu Perbandingan Agama pertama kali dipelopori oleh Max Muller, yang menerbitkan buku Comparative Mythology pada tahun 1870 M. Kemudian beliau menerbitkan buku yang berjudul Introduction to the Science of Religions. Pada 2

110-111.

M. Darojat Ariyanto, “Ilmu Perbandingan Agama”. SUHUF. Vol. XXVII No. 03, 2006, hlm.

4

tahun antara 1896-1898 di terbitkan disebuah buku yang berjudul Elements of the

Sience of Religions. Ini merupakan transisi perkembangan Ilmu Perbandingan Agama ke tahap kedua. Kemudian seperti Saymour Cain yang menulis dalam artikelnya berjudul Study of Religion; History of Study, Spencer, Darwin, Huxley. Selanjutnya tokoh-tokoh yang membahas tentang Ilmu Perbandingan Agama, diantaranya Edward Burnett Tylor yang menulis buku yang berjudul The Origin of

Civilization and the Primitive Culture, Andrew Lang ysng menerbitkan buku yang berjudul The Evolution of the Idea of God, Robert Rnulph Marrett dengan tulisannya yang berjudul Preanismitic Religion.3 Selain itu ada tokoh-tokoh kontemporer diantaranya yaitu: 1. Ahmad Deedat Nama lengkap beliau adalah Ahmad Husein Deedat, beliau adalah seorang cendekiawan muslim yang terkenal dalam bidang perbandingan agama, penulis buku, dosen dan orator. Beliau adalah orator pendebat handal, beliau selalu berhasil mematahkan argumen arguen yang dikeluarkan oleh para lawan pendebatnya. Salah satu pendebatnya yang sangat fenomenal ialah Anis Shorrosh, beliau ialah seorang pastur evangelist keturunan Arab Palestina. Ulama terkenal ini lahir di daerah Surah India. 2. Zakir Naik Nama lengkap beliau adalah Zakir Abdul Karim Naik. Beliau adalah seorang penulis hal hal tentang Islam serta menulis tentang perbandingan agama dan beliau juga sendebat handal. Profesi asli beliau adalah seorang dokter medis yang memperoleh gelar dokter di Bachelor of Medicine and Surgery (MBBS) dari Maharashtra. Beliau memulai awal karirnya menjadi seorang pendebat dengan berguru dengan gurunya yaitu Ahmad Deedat. Zakir naik menjadi seorang ulama dan aktivis dakwah Islam dalam perbandingan agama pada tahun 1991. 3. Yusuf Estes 3

Djam’annuri, Studi Agama-Agama, (Yogyakarta: Pustaka Riniah, 2003), hlm. 11.

5

Yusuf Estes adalah nama yang beliau gunakan setelah beliau memeluk Islam. Nama aslinya dalah Joseph Estes. Sebelumnya, beliau adalah seorang misionaris Kristen dan termasuk orang yang paling membenci Islam. Namun, hidayah membawanya hingga dapat masuk agama Islam. Hingga sampai saat ini, beliau telah banyak mengislamkan ribuan orang di Amerika dan di belahaan dunia lain.4

D. Objek dan Tujuan Ilmu Perbandingan Agama 1. Objek Ilmu Perbandingan Agama Mukti Ali, seorang pakar Ilmu Perbandingan Agama di Indonesia, menjelaskan bahwa objek Ilmu Perbandingan Agama adalah pertanyaanpertanyaan yang bersifat fundamental dan universal dari tiap-tiap agama. Beberapa pertanyaan tersebut akan dijawab sesuai dengan ajaran agama masing-masing. Beberapa pertanyaan yang bersifat fundamental dan universal tersebut antara lain: Apakah konsepsi agama tenang Tuhan? Apakah konsepsi agama tenang manusia? Apakah konsepsi agama tentang dosa dan pahala? Apakah hubungan kepercayaan dengan akal? Bagaimanakah hubungan antara agama dan etika? Apakah fungsi agama dalam masyarakat? Berbeda dengan A. Mukti Ali, Joachim Wach dari sudut pandang yang lain, berpendapat bahwa objek Ilmu Perbandingan Agama adalah pengalaman agama. Menurut Joachim Wach pengalaman agama berbeda dengan pengalaman psikis biasa. Pengalaman agama mempunyai beberapa kriteria tertentu. Kriteria-kriteria tersebut yaitu: a. Pengalaman agama merupakan suatu tanggapan terhadap apa yang dihayati sebagai Realitas Mutlak. b. Pengalaman agama merupakan tanggapan yang menyeluruh atau utuh 4

Dimas Prihambodo, Http//saa.unida.gontor.ac.id/ilmu-perbandingan-agama-definisitujuan-manfaat-tokoh-dan-buku/, Diakses Pada Jumat 07 Juni 2019 Pukul 21:08.

6

(akal, perasaan, dan kehendak hati) manusia terhadap Realitas Mutlak. c. Pengalaman agama merupakan pengalaman yang paling kuat, menyeluruh, mengesankan, dan mendalam dari manusia. d. Pengalaman agama merupakan pengalaman yang menggerakkan untuk berbuat. Pengalaman tersebut mengandung imperatif, menjadi sumber motivasi dan perbuatan yang tak tergoyahkan. Kedua pandangan di atas dapat digabungkan sebagai objek Ilmu Perbandingan Agama. Pertanyaan-pertanyaan yang fundamental dan universal bagi setiap agama dan pengalaman agama, keduanya merupakan aspek-aspek penting dari obyek Ilmu Perbandingan Agama.5 2.

Tujuan Ilmu Perbandingan Agama Salah satu tujuan Ilmu Perbandingan Agama, mengutip Joachim Wach dalam bukunya The Comparative Study of Religions (1958), adalah memahami agama-agama lain. Untuk mencapai tujuan itu, seorang ahli perbandingan agama membutuhkan sejumlah kelengkapan, yaitu kelengkapan intelektual, kondisi emosional, dan terakhir kelengkapan pengalaman. Selanjutnya Wach juga menekankan pentingnya metodologi yang dipergunakan dalam studi agamaagama, tanpa mengabaikan manfaat pendekatan-pendekatan yang telah ada, Wach menganjurkan agar menggunakan metode fenomenologi agama.6 Tujuan dari mempelajari ilmu perbandingan agama antara lain:7 a. Ilmu perbandingan agama tidak memberi atau menambah keimanan sesorang, tegasnya orang yang tidak beragama tidak akan memperoleh suatu kepercayaan atau keimanan dari ilmu itu. b. Ilmu perbandingan agama tidak membicarakan tentang kebenaran

5

M. Darojat Ariyanto, “Ilmu Perbandingan Agama”…., hlm. 111-112. Syamsudhuha Saleh, Keharmonisan Antara Dialog Dan Dakwah Prespektif Ilmu Perbandingan Agama, Jurnal Al-Adyaan Vol. 1 No. 2 Desember 2015, hlm. 117-118. 7 Muhammad Rifa’i, Perbandingan Agama, (Semarang: Wiraksama, tth), hlm. 2-3. 6

7

sesuatu agama, oleh karena itu soal theologi yang mempergunakan jalanjalan lain yang berlainan dari pada ilmu pengetahuan. Bagi ilmu perbandingan, semua agama dinilai sama. c. Ilmu perbandingan agama tidak berusaha untuk meyakinkan maksud agama seperti yang diusahakan oleh penganut agama itu sendiri. d. Cara menyelidiki ilmu perbandingan agama ialah mengumpulkan dan mencatat kenyataan yang terdapat pada berbagai agama yang diselidiki seperti benda-benda yang berupa kitab-kitab suci, gereja, kuil, vihara dan sebagainya. e. Dapat menimbulkan tenaga dan pikiran dengan membandingkan ajaranajaran setiap agama, kepercayaan dan aliran-aliran dalam peribadatan yang ada.

E. Metode-Metode Ilmu Perbandingan Agama 1.

Pengertian Metode Menurut bahasa “metode” ialah cara sistematis dan terpikir secara baik untuk mencapai tujuan. “Metode” dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah

Ahariqah yang berarti langkah-langkah strategis dipersiapkan untuk melakukan pekerjaan. Sedangkan menurut istilah, metode adalah cara atau jalan yang harus ditempuh / dilalui untuk mencapai tujuan. Dengan demikian dapat dipertegas bahwa metode ialah cara sistematis dan berpikir dengan baik untuk dilaksanakan dalam mencapai tujuan.8 2. Metode-Metode Ilmu Perbandingan Agama a. Metode Teologi Pendekatan teologis berarti pendekatan kewahyuan atau pendekatan 8

Samiudin, “Peran Metode Untuk Mencapai ujuan Pembelajaran”. Jurnal Study Islam. Vol. 11 No. 2, 2016, hlm. 114.

8

keyakinan peneliti itu sendiri, dimana agama tidak lain merupakan hak

prerogatif Tuhan sendiri. Realitas sejati dari agama adalah sebagaimana yang dikatakan oleh masing-masing agama. Pendekatan seperti ini biasanya dilakukan dalam penelitian suatu agama untuk kepentingan agama yang diyakini peneliti tersebut untuk menambah pembenaran keyakinan terhadap agama yang dipeluknya itu. Adapun yang termasuk kedalam penelitian teologis ini adalah penelitian-penelitian yang dilakukan oleh ulama-ulama, pendeta, rahib terhadap suatu subjek masalah dalam agama yang menjadi tanggung jawab mereka, baik disebabkan oleh adanya pertanyaan dari jamaah maupun dalam rangka penguatan dan mencari landasan yang akurat bagi suatu mazhab yang sudah ada. Pendekatan teologis memahami agama secara harfiah atau pemahaman yang menggunakan kerangka ilmu ketuhanan yang bertolak dari suatu keyakinan bahwa wujud empirik dari suatu keagamaan dianggap sebagai yang paling benar dibandingkan dengan yang lainnya.9 b. Metode Historis Sejarah atau historis adalah suatu ilmu yang didalamnya dibahas berbagai peristiwa dengan memperhatikan unsur tempat, waktu, objek, latar belakang, dan pelaku dari peristiwa tersebut. Menurut ilmu ini segala peristiwa dapat dilacak dengan melihat kapan peristiwa itu terjadi, di mana, apa sebabnya, siapa yang terlibat dalam peristiwa tersebut. Melalui pendekatan sejarah seoarng diajak menukik dari alam idealis ke alam yang bersifat empiris dan mendunia. Dari keadaan ini seseorang akan melihat adanya kesengajaan aau keselarasan antara yang terdapat dalam alam idealis dengan yang ada di alam empiris dan histories.10 c. Metode Fenomenologis 9

-3.

Ahmad Zarkasi, “Metodologi Studi Agama-Agama”. Al-AdYaN. Vol. XI, No. 1, 2016, hlm. 2

10

Ahmad Zarkasi, “Metodologi Studi Agama-Agama…., hlm. 4-5.

9

Fenomenologi berati memahami agama dari sejarah, memahami sejarah dalam arti menurut dimensi keagamaannya. Fenomenologi sebagai metode bertujuan memahami pemikiran-pemikiran, tingkah laku, dan lembaga-lembaga keagamaan tanpa mengikuti teori-teori filsafat, teologi, metafisika, ataupun psikologi. Fenomenologi tidak berusaha untuk membandingkan agama-agama sebagai unit yang luas, tetapi memisahkan diri dari setting historis. Faktafakta dalam fenomena yang sama yang didapati pada berbagai macam agama, dibawanya bersama, dan dipelajarinya didalam kelompok-kelompok. Tugas pendekatan ini adalah mengklasifikasikan data yang sangat banyak dan beragam dengan cara tertentu sehingga memperoleh gambaran menyeluruh tenatang isi keagamaan yang terkandung didalamnya. Gambaran yang menyeluruh ini bukanlah merupakan ringkasan sejarah agama, tetapi survei yang sistematis tentang data-data agama. Fenomenologi tidak boleh membuat suatu kontradiksi diantara agama yang benar dan tidak benar. Dalam keadaan terpaksa, fenomenologi dapat dengan penh kewaspadaan membedakan religiusitas murni dan tidak murni. Oleh karena itu, bidang garapan fenomenologi adalah: 1)

Menerangkan apa yang sudah diketahui yang terdapat dalam sejarah agama, dengan caranya sendiri. Fenomenologi agama tidak membedakan dirinya dengan macam-macam agama.

2) Menyusun bagian pokok agama atau sifat alamiah agama, yang juga merupakan faktor penamaan dari semua agama. 3) Tidak mempersoalkan apakah gejala keagamaan itu benar, apakah ia bernilai, dan bagaimana bisa terjadi demikian, atau menentukan lebih besar atau lebih kecilnya nilai keagamaan mereka.11 d. Metode Sosiologis 11

Ahmad Zarkasi, “Metodologi Studi Agama-Agama…., hlm. 6.

10

Dalam disiplin Sosiologi Agama, ada tiga prespektif utama sosiologi yang seringkali dihunakan sebagai landasan dalam melihat fenomena keagamaan di masyarakat, yaitu, prespektif fungsionalis, konflik dan interaksionisme

simbolik.

Masing-masing

prespektif

memiliki

karakteristiknya sendiri-sendiri bahkan bisa jadi penggunaan prespektif yang berbeda dalam melihat suatu fenomena keagamaan akan menghasilkan suatu hasil yang bertentangan.12 e. Metode Antropologi Budaya sebagai produk manusia yang bersosialbudaya pun dipelajari oleh Antropologi. Jika budaya tersebut dikaitkan dengan agama, maka agama yang dipelajari disini adalah agama sebagai fenomena budaya, bukannya agama (ajaran) yang datang dari Tuhan. Menurut Aho Mudzhar, fenomena agama yang dapat dikaji ada lima kaegori, meliputi: 1)

Scripture atau naskah atau sumber ajaran dan simbol agama.

2) Para penganut atau pemimpin atau pemuka agama. Yakni sikap, perilaku dan penghayatan para penganutnya. 3) Ritus, lembaga dan ibadat. Misalnya shala, haji, puasa, perkawinan dan waris. 4) Alat-alat (dan sarana). Misalnya masjid, gereja, lonceng, peci dan semacamnya. 5) Organisasi keagamaan tempat para penganut agama berkumpul dan berperan. Misalnya seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Persis, Gereja Protestan, Syi’ah dan lain-lain. Kelima fenomena di atas dapat dikaji dengan pendekatan 12

Ahmad Zarkasi, “Metodologi Studi Agama-Agama…., hlm. 8-9.

11

antropologis, karena kelima fenomena tersebut memiliki unsur budaya dari hasil pikiran dan kreasi manusia. Menurut Amin Abdullah, langkah dan tahapan pendekatan antropologis pada penelitian agama memiliki empat ciri fundamental. Meliputi:13 1)

Deskriptif

2) Lokal Praktis 3) Keterkaitan antar domain kehidupan secara lebih utuh 4) Komparatif f. Metode Psikologis Pendekatan ini bermaksud mencari hubungan atau pengaruh agama terhadap kejiwaan pemeluk agama atau sebaliknya pengaruh kejiwaan sang pemeluk terhadap keyakinan keagamaannya. Para psikolog religius meyakini ada dimensi yang sakral, spiritual, divine, trasenden, supernatural yang idak empiris yang dapat mempengaruhi kejiwaan manusia. Namun para psikolog non-religius menolak dimensi-dimensi itu atau paling tidak sangat meragukannya. Sumber-sumber pokok untuk mengumpulkan data ilmiah melalui pendekatan psikologi ini dapat diambil dari:14 1)

Pengalaman dari orang-orang yang masih hidup.

2) Apa yang kita capai dengan meneliti diri kita sendiri. 3) Riwayat hidup yang ditulis sendiri oleh yang bersangkutan, atau yang ditulis oleh para ahli agama.

13

Ahmad Zarkasi, “Metodologi Studi Agama-Agama…., hlm. 13-14. Ahmad Zarkasi, “Metodologi Studi Agama-Agama…., hlm. 14-15.

14

12

F. Manfaat Ilmu Perbandingan Agama Bagi Seorang Muslim Ilmu perbandinga agama mempunyai manfaat bagi seorang Muslim. Adapun beberapa manfaatnya adalah sebagai berikut: 1. Dapat me...


Similar Free PDFs