INTOLERANCE OF UNCERTAINTY AMONG STUDENT OF MADRASAH ALIYAH PDF

Title INTOLERANCE OF UNCERTAINTY AMONG STUDENT OF MADRASAH ALIYAH
Author Amelia Choirun Nisa'
Pages 12
File Size 114.9 KB
File Type PDF
Total Downloads 783
Total Views 895

Summary

INTOLERANCE OF UNCERTAINTY AMONG STUDENT OF MADRASAH ALIYAH Amelia Choirun Nisa' Magister Psikologi Profesi, Universitas Muhammadiyah Malang [email protected] PENDAHULUAN Madrasah Aliyah (MA) merupakan satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum dengan kekhasan agama Islam se...


Description

Accelerat ing t he world's research.

INTOLERANCE OF UNCERTAINTY AMONG STUDENT OF MADRASAH ALIYAH amelia choirun nisa'

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

PENGARUH MET ODE REWARD AND PUNISHMENT T ERHADAP PENINGKATAN MOT IVASI BELAJ… Pimpinan Komisariat Komisariat INT EGRASI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN MATA PELAJARAN UMUM PADA SISWA KELAS X MADRAS… Sahrozi Sahrozi Senerai Penelit ian Pendidikan, Hukum, dan Ekonomi di Sulawesi Tenggara.pdf Heksa B P Hast ut i, Fahmi Gunawan

INTOLERANCE OF UNCERTAINTY AMONG STUDENT OF MADRASAH ALIYAH Amelia Choirun Nisa' Magister Psikologi Profesi, Universitas Muhammadiyah Malang [email protected]

PENDAHULUAN Madrasah Aliyah (MA) merupakan satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum dengan kekhasan agama Islam setara dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Meski setara dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) namun perbedaannya cukup signifikan, seperti perbedaan muatan kurikulum, perbedaan program penjurusan, dan program-program sekolah lainnya. Muatan kurikulum pada Madrasah Aliyah mempelajari ilmu umum serta pelajaran agama Islam yang dikemas lebih banyak dan kompleks, seperti Qur'an Hadits, Akidah Akhlak, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam dan juga Bahasa Arab. Disamping mempelajari agama Islam sekompleks itu, kurikulum yang telah disusun oleh Kementerian Agama Republik Indonesia ini juga ditambahkan dengan muatan kurikulum lokal yang wajib ditempuh, seperti teknologi informasi dan kesenian, Bahasa Jepang untuk siswa jurusan sosial, Bahasa Jerman untuk siswa jurusan sains, Bahasa Mandarin untuk siswa jurusan bahasa, dan Bahasa Arab untuk semua siswa Madrasah. Program penjurusan yang ada pada SMA hanya terdiri dari Sains, Sosial, Bahasa, dan beberapa sekolah mungkin memiliki program Akselerasi. Sedangkan di MA, terdapat jurusan Sains, Sosial, Bahasa, Agama (di Madrasah Aliyah Negeri 3 Malang, jurusan Agama disebut dengan MABI), dan program Akselerasi.

Perbedaan muatan kurikulum, program penjurusan, dan program-program lain antara SMA dan MA penting untuk diteliti. Disamping itu, memahami agama Islam secara lebih mendalam melalui pelajaran-pelajaran setiap hari di sekolah mampu mempengaruhi kepribadian, cara berfikir, dan perilaku pada siswa di Madrasah tersebut. Seperti halnya teori yang dikemukakan Bandura mengenai determinisme timbal balik (resiprokalitas triadik), yakni perilaku, faktor kognitif, kepribadian dan lingkungan, semuanya bekerja secara interaktif dan saling mempengaruhi tindakan pada seseorang. Berlanjut pada kehidupan sehari-hari yang melibatkan situasi

tidak pasti, hal ini

menunjukkan beberapa perilaku dan cara individu menghadapi keadaan ini berbeda-beda. Salah satunya adalah sikap intoleran terhadap ketidakpastian. Intoleransi berarti mereka menunjukkan keyakinan negatif pada hal-hal yang sedang menimpanya. Sedangkan individu-individu yang lebih toleran dengan tenang menghadapi situasi yang tidak pasti dalam hidupnya. Madrasah Aliyah Negeri 3 Malang memiliki program-program islami setiap harinya, seperti sholat dhuha berjamaah sebelum jam pelajaran pertama dimulai, membaca asma'ul husna bersama-sama setiap pagi, termasuk pelajaran-pelajaran agama Islam yang kompleks. Kondisi ini memungkinkan bahwa mereka memiliki spritualitas yang tinggi. Seperti dilansir pada penelitian Azizah (2013) yang mengatakan bahwa faktor pendukung kecerdasan spiritualitas pada siswa salah satunya adalah lingkungan islami dan program yang disusun oleh Madrasah. Keistimewaan menjadi siswa Madrasah Aliyah ini mendorong peneliti ingin mengetahui seberapa besar kontribusi intolerance of uncertainty (IU) siswa-siswi di Madrasah Aliyah Negeri 3 Malang. TINJAUAN PUSTAKA Intolerance of Uncertainty (IU)

Intolerance of uncertainty merupakan satu dari empat fitur dalam model kognitif yang menyebabkan gangguan kecemasan umum (Generalized Anxiety Disorder). Ketiga lainnya adalah, keyakinan positif tentang kekhawatiran, orientasi terhadap masalah negatif dan menghindari kognitif (Dugas, dalam Ladouceur, 2000). Menurut Dugas, Buhr, & Ladouceur (2000), intolerance of uncertainty (IU) di definisikan sebagai kecenderungan untuk bereaksi negatif pada tingkat emosional kognitif dan perilaku untuk situasi dan peristiwa yang tidak pasti. IU merupakan ciri utama yang mengacu pada sebuah karakteristik disposisional yang dihasilan dari satu set keyakinan negatif tentang ketidakpastian dan implikasinya (Dugas, & Robichaud, 2007). IU sering dikorelasikan dengan kecemasan sosial, karena pada awal mulanya digunakan untuk mengetahui reflek buruk pada individu, dan bagian dari coping aktif individu. Setelah itu muncullah penelitian-penelitian yang menghubungkan IU dengan penderita OCD (obsessivecompulsive disorder) oleh Jacob, et. al (2013). Ditemukan pula korelasi antara IU dengan salah satu simton GAD (generalized anxiety disorder) oleh Gentes & Ruscio (2011). Ada dua manifestasi dalam memahami konsep intoleransi terhadap ketidakpastian pada individu, yakni: approach strategies, dan avoidance strategies. Approach strategies berisi tentang: (a) bahwa mampu melakukan sesuatu tanpa bisa mendelegasikannya kepada orang lain; (b) selalu mencari tahu informasi dengan lengkap sebelum mengambil keputusan/tindakan; (c) mempertanyakan keputusan diri sendiri yang sebelumnya telah dibuat, karena tidak yakin bahwa hal tersebut merupakan keputusan yang baik; (d) mencari jaminan dari orang lain, yaitu meminta orang lain untuk meyakinkan dirinya; (e) mengecek ulang dan melakukan hal-hal berlebihan karena tidak yakin bahwa yang dilakukan adalah benar; (f) terlalu over-protective dengan orang lain. Sedangkan avoidance strategies berisi tentang; (a) menghindari untuk berkomitmen pada

hal-hal tertentu; (b) menemukan alasan yang tidak masuk akan untuk tidak melakukan hal-hal tertentu; (c) tidak menyukai prokrastinasi dan hal-hal yang dilakukan secara mendadak. Kedua manifestasi ini dibedakan melalui bagaimana individu memikirkan atau berperilaku untuk menghindari kekhawatirannya karena tidak mengetahui situasi-situasi yang tidak pasti dalam kehidupannya (Dugas, et. al, 2007). Adapun dimensi-dimensi pada intolerance of uncertainty (IU) menurut Berenbaum, Keith & Renee (2008) yaitu: (1) keinginan untuk bisa memprediksi; (2) kecenderungan untuk tidak mampu dalam mengahadapi situasi yang tidak pasti; (3) kecenderungan mengalami penderitaan dalam menghadapi situasi yang tidak pasti; (4) keyakinan-keyakinan yang tidak menentu dan tidak dapat berubah. Madrasah Aliyah Negeri 3 Malang Madrasah adalah satuan pendidikan formal binaan Menteri Agama Republik Indonesia yang menyelenggarakan pendidikan umum dan kejuruan dengan kekhasan agama Islam yang mencakup Raudhatul Athfal (RA), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK). Menteri Agama Republik Indonesia telah menetapkan Peraturan No. 90 tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah bertujuan untuk menetapkan beberapa peraturan, salah satunya adalah kurikulum yang harus ditempuh oleh siswa Madrasah. Madrasah Aliyah (MA) merupakan jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari Sekolah Menengah Pertama (SMP), Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau sederajat. Meski sederajat dengan Sekolah Menengah Atas (SMA), namun terdapat perbedaan yang signifikan antara SMA dan MA. Muatan kurikulum untuk siswa MA pun berbeda, selain mempelajari tentang pendidikan umum, siswa MA wajib mempelajari pendidikan agama Islam yang terdiri dari;

a) Qur'an Hadits, mempelajari ayat-ayat Al-Qur'an yang didukung dengan hadist-hadist yang relevan; b) Akidah Akhlaq, mempelajari tentang adab-adab berperilaku yang baik sesuai dengan syariat agama Islam dan perilaku Nabi Muhammad SAW; c) Fiqih, mempelajari tentang persoalan hukum, mengatur aspek kehidupan pribadi, bermasyarakat maupun kehidupan manusia dengan Tuhannya; d) Sejarah Kebudayaan Islam, mempelajari tentang kejadian dan peristiwa masa lampau yang berbentuk hasil karya, karsa dan cipta umat Islam didasarkan pada nilai-nilai Islam; dan e) Bahasa Arab, yakni bahasa yang digunakan oleh penduduk timur tengah. Sedangkan siswa SMA tidak mendapatkan pelajaran agama Islam sekompleks tersebut. Madrasah Aliyah Negeri 3 Malang memiliki jurusan MABI (jurusan agama), jurusan ini bukan dibuat oleh pihak sekolah, melainkan peraturan Kementerian Agama Republik Indonesia. Siswa-siswi MABI mendapatkan tambahan pelajaran agama Islam yakni; a) Nahwu sharaf, mempelajari tentang structure bahasa arab; b) Ilmu kalam, ilmu yang mempelajari tentang Dzat dan sifat Allah SWT beserta eksistensi permasalahan dunia maupun sesudah mati berlandaskan perundang-undangan Islam; c) Tafsir Al-Qur'an, mempelajari Al-Qur'an dengan memaknainya menurut ahli tertentu. METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif deskriptif, yaitu menginterpretasikan data yang diperoleh dari sampel populasi penelitian dan dianalisis dengan metode statistik (Sugiyono, 2010).

Subjek Penelitian Subjek penelitian ini merupakan 65 siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri 3 Malang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik random sampling, yaitu data yang diambil secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada pada subjek (Winarsunu, 2009). Variabel dan Instrumen Penelitian Peneliti mengkaji Intolerance of Uncertainty (IU) pada siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri 3 Malang. Variabel Intolerance of Uncertainty (IU) milik Sexton dan Dugas (2009) ini bisa digunakan sebagai alat unifactorial yaitu bisa ditambahkan respon untuk masing-masing aitem. Namun pada penelitian ini, variable intolerance of uncertainty digunakan sebagai alat bifactorial yakni menilai kondisi ketidakpastian yang memiliki perilaku negatif dan implikasi dari selfreferent. Metode yang digunakan untuk mengukur intolerance of uncertainty (IU) pada subjek dalam penelitian ini dengan menggunakan skala likert dengan lima pilihan respon jawaban, yakni sangat tidak setuju dengan skor 1 sampai sangat setuju dan skor 5. Adapun skala intolerance of uncertainty (IU) yang digunakan oleh peneliti adalah readaptasi dari Intolerance of Uncertainty Scales (IUS) milik Sexton dan Dugas (2009). Tabel 1. Indeks Reliabilitas Skala Intolerance of Uncertainty Cronbach's Alpha ,921

N of Items 27

Berdasarkan tabel 1 diatas menunjukkan uji reliabilitas skala Intolerance of Uncertainty dengan menggunakan koefisien alpha cronbach sebesar 0,921, yang menunjukkan bahwa skala yang digunakan dalam penelitian ini bersifat reliabel dengan 27 aitem pernyataan favorable.

Tabel 2. Indeks Validitas Skala Intolerance of Uncertainty Aspek

Indeks Validitas

Intolerance of Uncertainty

0,304 - 0,789

Berdasarkan tabel 2 diatas, dapat dilihat bahwa indeks validitas skala intolerance of uncertainty berkisar antara 0,304 - 0,789. Penghitungan validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 21 for windows. Skala ini adalah readaptasi dari skala Sexton dan Dugas (2009) dengan 27 aitem, dan semua aitem valid tanpa ada yang gugur. Prosedur dan analisa data penelitian Prosedur penelitian diawali dengan menyiapkan instrument skala Intolerance of Uncertainty milik Sexton dan Dugas (2009). Langkah selanjutnya adalah dengan menyebarkan skala IU pada siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri 3 Malang secara acak tanpa melihat strata siswa. Kemudian data hasil penyebaran di analisis menggunakan SPSS versi 21 for windows. Setelah itu, data di analisa menggunakan analisa Z-Score untuk menentukan tingkat tinggi atau rendah pada Intolerance of Uncertainty (IU) para siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri 3 Malang. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan pada subjek yang bersekolah di Madrasah Aliyah Negeri 3 Malang, dengan total 65 subjek. 50,8% siswa-siswi menunjukkan bahwa IU rendah, dan 49,2% menunjukkan skor untuk IU tinggi. Perbedaan yang tidak jauh ini menunjukkan bahwa spiritualitas tinggi yang mereka miliki bukanlah salah satu penentu skor intolerance of uncertainty mereka. Hasil yang diperoleh

Jumlah Subjek

Prosentase

IU rendah

33

50,8 %

IU tinggi

32

49,2 %

Total

65

100%

Diskusi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi IU pada siswa-siswi Madrasah Aliyah Negeri 3 Malang. Ada tiga temuan dalam hasil penelitian yang dilakukan pada 65 subjek ini. Pertama adalah 50,8% yakni sebanyak 33 subjek menunjukkan hasil intolerance of uncertainty (IU) yang rendah. IU rendah menunjukkan bahwa subjek tidak memiliki keyakinan negative pada saat menemui situasi-situasi yang tidak pasti dalam hidupnya. Namun, IU rendah bukan berarti mengindikasikan bahwa mereka tidak memiliki masalah terhadap pribadi mereka, hanya saja beberapa penelitian menyebutkan bahwa terdapat korelasi IU tinggi pada seseorang dengan kekhawatiran yang tinggi dalam menghadapi kehidupan, gangguan kecemasan umum, gangguan obsesif-kompulsif, dan gangguan depresi (Dugas & Ladouceur, 2000; Dugas, Patrick & Ladouceur, 2001; Dugas, Andrea, & Kylie, 2004; Dugas, et al., 2007; Jacoby, et al., 2013). Temuan kedua adalah 49,2% yakni sebanyak 32 subjek menunjukkan hasil intolerance of uncertainty (IU) yang tinggi. IU tinggi menunjukkan adanya kecenderungan keyakinan negative pada subjek dalam menemui situasi-situasi yang tidak pasti dalam hidupnya. Memiliki intoleransi yang tinggi pada situasi-situasi yang tidak pasti, dan secara terus menerus dilakukan, akan memunculkan kecemasan dan kekhawatiran pada individu (Dugas,Andrea, & Kylie, 2004). Bahkan Boelen (2009) menyebutkan bahwa IU memiliki keterkaitan dengan kecemasan social. Keterkaitan ini disebabkan oleh keterlibatan IU pada symptom GAD (Generalized Anxiety Disorder). Boelen (2004) juga mengatakan bahwa IU menjelaskan jumlah yang signifikan dari varians dalam kecemasan social ketika individu mengontrol kecemasan yang berkorelasi dengan penetepan kognitifnya, misalnya individu takut untuk dievaluasi negative oleh orang lain. IU bahkan menjadi salah satu dari empat model kognitif bagi kecemasan pada remaja (Dugas,

André & Ladouceur, 2005). IU pada model kognitif bagi kecemasan remaja, dikatakan sebagai salah satu pengaruh pada penerimaan, interpretasi individu dan respons terhadap ketidakpastian pada tataran kognitif, emosi, dan perilaku. Siswa-siswi Madrasah Aliyah (MA) yang menunjukkan skor tinggi pada intolerance of uncertainty mengalami banyak sumber bahaya dalam keseharian mereka. Sehingga emosi-emosi negatif juga akan mengikuti perasaan mereka dalam menghadapi situasi-situasi yang tidak pasti. Mereka yang tidak toleran terhadap situasisituasi yang tidak pasti dalam hidupnya memerlukan informasi lebih banyak sebelum membuat keputusan. Jika kebutuhan informasinya diabaikan, maka akan menyebabkan kekhawatiran yang berkepanjangan dan kecemasan terhadap situasi tersebut. Temuan ketiga menunjukkan bahwa perbedaan muatan kurikulum, perbedaan program penjurusan dan program-program yang diterima siswa-siswi Madrasah Aliyah tidak menunjukkan skor tertentu. Hal ini pun menjadi temuan baru dan perlu dikaji lebih mendalam untuk pengembangan intolerance of uncertainty, yakni kecerdasan spiritualitas pada seseorang apakah mempengaruhi intoleransi mereka saat menghadapi situasi-situasi yang tidak pasti dalam kehidupannya. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian ini didapatkan hasil secara umum, bahwa Intolerance of uncertainty (IU) yang merupakan kecenderungan individu dalam meyakini hal-hal negative pada setiap subjek tidak menunjukkan skor ekstrim tertentu. Meskipun pada awalnya keistimewaan subjek sebagai siswa Madrasah Aliyah (MA) dianggap akan mempengaruhi bagaimana mereka menghadapi ketidakpastian dalam hidupnya, namun ternyata penelitian ini menunjukkan bahwa penting diadakannya pengkajian lebih lanjut untuk mengungkap hal-hal apa saja yang mampu mempengaruhi tinggi rendahnya IU pada seseorang.

Penelitian ini memiliki implikasi bagi dunia pendidikan, yakni mampu memberikan kontribusi dan bahan evaluasi pada penelitian-penelitian yang terkait dengan intolerance of uncertainty. Perlu mempertimbangkan faktor-faktor yang lebih spesifik untuk mengetahui halhal yang menjadi pencetus maupun efek dari tingginya IU pada individu, terutama pada siswa sekolah. DAFTAR PUSTAKA Azizah, N. (2013). Upaya madrasah dalam pembinaan kecerdasan spiritual siswa. (Skripsi Pendidikan Islam). Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Berenbaum, H., Keith B., & Renee J, T, (2008). Intolerance of uncertainty: exploring its dimensionality and associations with need for cognitive closure, psychopathology, and personality. Journal of Anxiety Disorders. 22, (117-125). Online. Elsevier. Boelen, P. A., Albert R. (2009). Intolerance of uncertainty and social anxiety. Journal of Anxiety Disorders. 23, (130-135). Online. Elsevier. Boswell, J. F., Johanna T. H., Todd J. F., & David H. B. (2013). Intolerance of uncertainty: a common factor in the treatment of emotional disorders. Journal of Clinical Psychology. 69, (6), (1-21). Online. Wiley Periodicals, Inc. Dugas, M. J., & Ladouceur, R. (2000). Targeting intolerance of uncertainty in two types of worry. Behavior Modification. 24, (5), 635-657. Online. Sage Publication. Dugas, M. J., Patrick G., & Ladouceur, R. (2001). Intolerance of uncertainty and worry: investigating specificity in a nonclinical sample. Cognitive Therapy and Research. 25, (5), 551-558. Online. Plenum Publishing Corporation. Dugas, M. J., Andrea S., & Kylie F. (2004). Intolerance of uncertainty, worry, and depression. Cognitive Therapy and Research. 28, (6), 835-842. Online. Springer Science Business Media, Inc. Dugas, M. J., André M., & Ladouceur, R. (2005). Further validation of a cognitive-behavioral model of generalized anxiety disorder: diagnostic and symptom specificity. Journal Anxiety Disorders. 19, 329-343. Online. Elsevier.

Dugas, M. J., Pierre S., Adrienne G., Julie T., Nina L., Melisa R., Kylie F., & Naomi K. (2007). Can the components of a cognitive model predict the severity of generalized anxiety disorder?. Journal Behavior Therapy. 38, 167-178. Online. Elsevier. Dugas, M. J., Robichaud, M. (2007). Cognitive-behavioral treatment for generalized anxiety disorder. New York: Taylor & Francis Group, LLC. Gentes, E. L., Ayelet M., R. (2011). A meta-analysis of the relation of intolerance of uncertainty to symptoms of generalized anxiety disorder, major depressive disorder, and obsessivecompulsive disorder. Clinical Psychology Review. 31, 923-933. Online. Elsevier. Jacoby, R. J., Laura E. F., Rachel C. L. Bradley C. R., Jonathan S. A. (2013). Just to be certain: confirming the factor structure of the intolerance of uncertainty scale in patients with obsessive-compulsive disorder. Journal of Anxiety Disorders. 27, 535-542. Online. Elseiver. Ladouceur, R., Patrick G., & Michel J. Dugas. (2000). Experimental manipulation of intolerance of uncertainty: a study of a theoretical model of worry. Journal of Behaviour Research and Therapy. 38, (933-941). Online. Pergamon. Sexton, K.A., & Dugas, M.J. (2009). Defining distinct negative beliefs about uncertainty: validiting the factor structure of the intolerance of uncertainty scale. Psychological Asessesment, 21, 176-186. Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif. Bandung: Alfabeta. Williams, A. S. (2013). Worry, intolerance of uncertainty, and statistics anxiety. Statistics Education Research Journal. 12, (1), 48-59. Online. International Association for Statistical Education. Winarsunu, T. (2009). Statistik dalam penelitian psikologi dan pendidikan. Malang: UMM Press....


Similar Free PDFs