Title | JAMUR PILOBOLUS (JAMUR PADA KOTORAN KUDA |
---|---|
Author | F. Ahsan Hafizhin |
Pages | 10 |
File Size | 544.9 KB |
File Type | |
Total Downloads | 694 |
Total Views | 755 |
JAMUR PILOBOLUS (JAMUR PADA KOTORAN KUDA) Fauzan Ahsan Hafizhin1, Rizal Hasby2, Desi Nurjanah3 Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung1,2,3 Email : [email protected] ABSTRAK Jamur Pilobolus adalah organisme eukariot yang hidup pada ko...
Accelerat ing t he world's research.
JAMUR PILOBOLUS ( JAMUR PADA KOTORAN KUDA Fauzan Ahsan Hafizhin
Related papers Laporan Pengant ar Mikologi Rio Budi Anggrean bot ani t umbuhan rendah ( fungi) mira olivia hr MIKROBIOLOGI UMUM KELOMPOK I.pdf Ricky Adit ya Nugraha S
Download a PDF Pack of t he best relat ed papers
JAMUR PILOBOLUS (JAMUR PADA KOTORAN KUDA) Fauzan Ahsan Hafizhin1, Rizal Hasby2, Desi Nurjanah3 Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung1,2,3 Email : [email protected] ABSTRAK Jamur Pilobolus adalah organisme eukariot yang hidup pada kotoran hewan ruminantia dan memiliki keunikan cara reproduksi. Jamur Pilobolus termasuk ke dalam kelompok jamur Zygomycota sehingga menghasilkan zygospora dalam proses reproduksinya, dan spora tersebut disebarkan dengan cara ditembakan. Tujuan dari praktikum ini yaitu mengamati spota yang dihasilkan oleh jamur Pilobolus. Metode praktikum ini dilakukan melalui beberapa tahapan antara lain, menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, kemudian membuat kultur jamur, pembauatn preparat dan terakhir pengamatan jamur Pilobolus. Hasil pengamatan jamur Pilobolus yaitu jamur Pilobolus memiliki sporangiosfor yang tumbuh tegak, trophocysts yang membengkak, sporangium berwarna hitam, dan spora berwarna kuning. Kata kunci : Dekomposer, Jamur zygomycota, Kotoran kuda, Shot gun, dan Trophocysts
I.
PENDAHULUAN Menurut
jamur
bersimbiosis,
Hapsari
merupakan
(2014), organisme
tumbuh
sebagai
safprofit atau parasit pada tanaman, hewan dan manusia.
eukariota yang digolongkan ke dalam
Jamur
dapat
melakukan
kelompok cendawan sejati. Dinding
reproduksi secara seksual (generatif)
sel terdidri dari kitin, sel fungi tidak
maupun aseksual (vegetatif). Jamur
mengandung
Fungi
memperbanyak diri dengan cara
mendapat makanan secara heterotrof
memproduksi sejumlah besar spora
dengan mengambil makanan dari
aseksual jika kondisi habitat sesuai.
bahan organik. Bahan organik di
Untuk
sekitar tempat tumbuhnya diubah
energinya, jamur akan mencari dan
menjadi moleekul sederhana dan
mengabsorbsi
diserap langsung oleh hifa, oleh
organik.
karena
jamur dapat mengabsorbsi molekul-
itu
klorofil.
fungi
tidak
seperti
mendapatkan
kebutuhan
molekul-molekul
Melewati dinding selnya,
organesme lainnya yang menelan
molekul
makanan
diabsorbsi dan digunakan secara
kemudian
mencernanya
kecil
yang
kemudian
sebelum diserap. Fungi memrlukan
langsung
oksigen untuk hidupnya (bersiat
molekul organik dalam sel. Spora
aerobik). Habitat (tempat hidupnya)
jamur memiliki berbagai bentuk dan
fungsi terdapat pada air dan tanah.
ukuran, dan dapat dihasilkan secara
Cara
seksual maupun aseksual.
hidupnya
bebas
atau
atau
disusun
menjadi
Pada
umumnya spora adalah organisme
kecepatan tertinggi dan paling umum
uniseluler, tetapi ada juga spora
di Ascomycota, termasuk spesies
multiseluler.
lichenized,
Spora dihasilkan di
tetapi
juga
telah
dalam atau dari struktur hifa yang
berevolusi di antara Zygomycota.
terspesialisasi.
Dalam
Ketika
lingkungan pertumbuhan
kondisi
memungkinkan yang
memperbanyak
cepat, diri
apa
yang
disebut
'‘coprophilous’' jamur di kedua filum,
jamur
khusus untuk pertumbuhan pada
dengan
kotoran herbivora, mekanisme pistol
menghasilkan banyak spora secara
semburan
aseksual. Terbawa oleh angin atau
melalui jarak beberapa sentimeter
air, spora-spora tersebut berkecambah
atau bahkan meter ke vegetasi segar
jika berada pada tempat yang lembab
di mana mereka dapat dikonsumsi
pada
oleh
permukaan
yang
sesuai
(Campbell et al., 2003).
ini
hewan
mekanisme
mendorong
inangnya. ini
spora
Kisaran
memerlukan
Menurut Yafetto (2008), sifat
kecepatan peluncuran sangat tinggi
mekanisme pelepasan spora di antara
untuk melawan pengaruh luar biasa
jamur telah diteliti sejak abad ke-18,
dari drag kental pada penerbangan
dan analisis kontemporer dari proses
proyektil mikroskopis.
luar biasa ini memiliki implikasi
Menurut Aluoch (2015), para
untuk bidang pengendalian penyakit
anggota jamur dalam genus Pilobolus
tanaman, ekologi terestrial, kualitas
termasuk golongan Zygomycetes dan
udara dalam ruangan, ilmu atmosfer,
dapat
kedokteran hewan, dan biomimetika.
sporangiophores khas mereka yang
Mekanisme termasuk katapel yang
memiliki ekstensi bengkak disebut
diberi
tegangan
sebagai collumelae dan sporangium
permukaan yang meluncurkan spora
yang menjadi tuan rumah spora di
jamur, eversi eksplosif dari membran
bagian atas. Mereka diamati dalam
bertekanan pada jamur artileri, dan
dua atau tiga hari masa inkubasi
keluarnya senapan muncrat yang
kotoran pada suhu kamar dengan
ditekan oleh osmosis. Mekanisme
periode cahaya alami dan kegelapan
pistol muncrat bertanggung jawab
yang bergantian. Pilobolus secara
untuk
alami
energi
oleh
meluncurkan
spora
pada
diidentifikasi
mewajibkan
melalui
spesies
coprophilous dan hanya tumbuh pada
Cara Kerja
bahan kotoran. Mereka melekat pada
2.1 Pembuatan Kultur Jamur
kotoran oleh trofosin bengkak yang semi
tenggelam
dalam
kotoran.
Cara kerja pembuatan kultur jamur pilobolus yaitu, (1) Diambil
Trofocyst ini biasanya berbentuk
kotoran kuda
yang masih segar
bulat telur ke globose sedangkan
menggunakan
sendok
ekstensi
dan
dimasukkan ke dalam jam bottle. (2)
memiliki
Dibuat kotoran kuda di botol dalam
bercabang
posisi miring . (3) Dibasahi kultur
lurus yang tumbuh menuju cahaya.
jamur tersebut dengan air agar
Sporangiophores memiliki pigmen
lembab,
oranye di pangkalan dan dekat
permukaan botol
vesikula subsporangial. Sporangia
karbon. (4) Dilubangi kertas karbon
berbentuk setengah bola dengan
penutup mulut botol agar sirkulasi
dinding yang tahan dan mengandung
udara lancar. (5)
spora yang berbentuk bola atau
dilubangi sebagian kertas karbon
ellipsoid tergantung pada spesies.
penutup dinding botol agar spora
silindris.
rhizoidal
panjang
Pilobolus
sporangiophores
tidak
Tujuan
ditutup
seluruh
dengan kertas
Dipotong dan
praktikum/
dapat terkumpul di daerah tersebut.
percobaan ini yaitu untuk mengamati
(6) Dibiarkan kultur jamur selama 3-
spora
6 hari, kemudian dibuat preparasi dan
yang
dari
lalu
dan
dihasilkan
jamur
Pilobolus sp. (jamur pada kotoran
diamati di bawah mikroskop.
kuda).
2.2 Pembuatan Preparat
II.
METODE
Cara
Alat & Bahan Alat -alat
kerja
pembuatan
preparat jamur pilobolus yaitu, (1) yang digunakan
dicukil jamur menggunakan spatula
pada praktikum ini yaitu, jam bottle,
atau jamur dan diletakkan pada kaca
sendok bekas, mikroskop,
object
preparat yang ttelah ditetesi air. (2)
glass, jarum pentul, dan spatula.
Dibuang kotoran kuda yang melekat
Bahan-bahan yang digunakan pada
pada jamur. (3) Diamati jamur di
praktikum ini yaitu, kotoran kuda,
bawah mikroskop , diamati bentuk
kertas karbon, air, dan karet gelang.
sporangium,
sporangiosfor,
didokumentasikan.
dan
III.
HASIL & PEMBAHASAN
Klasifikasi
Jamur pilobolus
memiliki
Kingdom
:
Fungi
sistem
Subfilum
:
Mucoromycotina
reproduksi yang khas. Berikut ini
Ordo
:
Mucorales
adalah hasil
pengamatan preparat
Famili
:
Pilobolaceae
yang diamati
pada saat praktikum
Genus
:
Pilobolus
bentuk,
struktur
dan
antara lain sebagai berikut. Klasifikasi & Morfologi Foto
Berdasarkan Literatur
preparat
jamur
tersebut
pengamatan
pilobolus,
memiliki
multiseluler
ciri
karena
jamur yaitu,
terdiri
dari
banyak sel, sporangiofor (hifa yang tumbuh menjulang yang berfungsi mendukung sporangium) yang terdiri (Dok. Pribadi,
(http://ascofrance.f
dari stipe yang tumbuh vertikal,
2018)
r/forum/32332/pilo
subsprorangial yang
perbesaran 10x10 bolus-kleinii)
besar dan
bening, dan sporangium di ujung dengan dengan kulit spora berwarna hitam. Zygospora
jamur Pilobolus
bulat berwarna kuning.
Menurut
Viriato (2008), spesies Pilobolus melekat pada substrat oleh struktur (http://sci-
absorpsi,
why.blogspot.co
membengkak, semi-tenggelam dalam
perbesaran 10x40
m/2016/08/)
substrat di dasar sporangiophore.
Keterangan
Keterangan
Umumnya trophocysts adalah ovoid
a. Sporangium
a. Sporangium
ke globose, dengan ekstensi rhizoidal
b. Columela
b. Columela
longcylindrical.
c. Subprorangial
c. Subprorangial
lurus,
(Dok. Pribadi, 2018)
swelling d. Stipe e. spora
swelling d. Spora
tidak
trophocyst
yang
Sporangiophores pernah
bercabang,
fototropik positif, dengan dua cincin pigmen oranye, satu di dasar dan yang lain di dasar vesikel subsporangial.
Adapun menurut Aluoch (2015),
kawin yang berbeda membuat kontak
Trophocysts
globose,
dan dinding sel mereka rusak. Setelah
µm.
plasmogamy beberapa pasangan inti
diameter
ovoid hialin
Sporangiophore 720×90
ke 180
silinder
panjang,
μm.
Sporangia
hitam,
hemispherical
270×140
μm.
Columella
dengan dinding yang
dan
sekering
untuk
zygosporangium
membentuk
heterokaryotik
besar, tahap resisten yang menjadi aktif
dan
mencirikan
filum
halus. Vesikel subsporangial dengan
Zygomycota. Ketika zygosporangium
dinding
berkecambah menjadi sporangiofor
halus
hialin,
sedikit
pigmentasi, ovoid, 370x200 μm.
pendek,
Zygospora
meiosis untuk menghasilkan spora
9×5
μm
kuning,
nukleatnya
mengalami
kandungan homogen, subklinis.
haploid
Siklus Hidup dan Reproduksi
membentuk miselia baru (Mauseth,
Jamur Pilobolus
2003). Selama reproduksi aseksual,
memiliki
yang
dilepaskan
untuk
siklus hidup yang cukup unik, yaitu
sporangium
spora yang menempel di tumbuhan
haploid
akan termakan oleh ternak, kemudian
membentuk miselia yang menyebar
spora dorman akan keluar bersama
secara
feses ternak. Saat feses dikeluarkan,
menghasilkan sporangiofor vertikal
spora akan aktif dan masuk ke fase
(Skendzic, 2007).
melepaskan yang
mendatar
spora
berkecambah
yang
akhirnya
germinasi yaitu fase perkecambahan
Di alam, spora Pilobolus ada
sampai tumbuh ke fase dewasa dan
dalam kotoran herbivora setelah
mengeluarkan
melewati
spora.
Menurut
usus
hewan.
Skendzic (2007), Filum Zygomycota
berkecambah
(Zygomycotina
diperlakukan
kotoran dengan pertumbuhan hifa
sebagai Sub-filum), zygospore yang
yang luas (miselium). Pertumbuhan
menghasilkan jamur. Berbeda dengan
ini diikuti oleh perkembangan tangkai
jamur
tidak
ramping (dijelaskan dalam latihan ini
menghasilkan tubuh yang berbuah
sebagai berkembang sporangia) yang
tetapi mereka menjalani reproduksi
memanjang
seksual
sporangiophores. Di ujung masing-
biasa,
dan
bila
jamur
zigot
aseksual.
Selama
reproduksi seksual, hifa dari jenis
masing
dan
Spora
menguraikan
untuk
sporangiofora,
membentuk
terbentuk
vesikula yang jelas dan membengkak,
sangat mempengaruhi karena arah
dan di atasnya terbentuk sporangium
penembakan spora mengikuti arah
hitam. Vesikel yang bengkak (juga
cahaya, ini karena pigmen oranye
disebut
yang terdapat dalam trophocysts.
vesikula
subsporangial)
bekerja seperti lensa, memfokuskan
Menurut
cahaya pada cincin molekul flavonoid
Skendzic, 2007), dalam Pilobolus dan
langsung di bawah (Diacon, 2003).
banyak jamur lainnya, aspek siklus
Setelah
cahaya,
hidup dikendalikan oleh cahaya di
sporangiophore membungkuk dan
wilayah biru atau dekat UV. Cahaya
menembak
menstimulasi
deteksi
sporangium
ke
arah
Bergman
(1972
dalam
pembentukan
sumber cahaya. Untuk melanjutkan
trophocysts
siklus hidupnya, spora Pilobolus
orangebrown
harus
oleh
diperlukan untuk produksi sporangia
herbivora. Ini berarti spora harus
pada sporangiophores. Selain itu,
mencapai daun rumput baru yang
Pilobolus
segar jauh dari tumpukan kotoran di
fototropik setelah terpapar cahaya.
mana mereka tumbuh. Kombinasi
Telah disarankan bahwa fotoreseptor
respon fototropik dan mekanisme
yang sama dapat terlibat dalam
pelepasan sporangia yang eksplosif
respon
memungkinkan ini terjadi. Ketika
sporangiofor dan respon fototropik.
dimakan
kembali
sporangium yang lengket menyentuh
(pembengkakan di
hyphae)
menunjukkan
pertumbuhan
Menurut
Sakes
dan
respon
cahaya
(2016),
daun rumput, ia menempel dan
mekanisme Shot gun pada piloblus
akhirnya dimakan oleh hewan yang
terjadi
sedang merumput (Skendzic, 2007).
(osmotik), gelembung seperti balon
Mekanisme “Shot Gun” dalam
membengkak, dan tekanan hidrostatik
Penembakan Spora
di
Mekanisme
Pilobolus
karena
dalamnya
penyerapan
meningkat.
air
Ketika
penembakan
tekanan kritis sekitar 0,55 MPa relatif
spora oleh Pilobolus menggunakan
terhadap ambien (sekitar 5,5 atm)
teknik
“Shotgun”
terjadi
karena
tercapai, paket spora istirahat bebas
dipengaruhi oleh faktor lingkungan
dari vesikel (dalam 0,01-0,03 ms) dan
seperti, gravitasi, kelembaban, dan
didorong oleh jet sel getah dengan
cahaya. Cahaya menjadi faktor yang
percepatan puncak hingga 21.407g
dan kecepatan peluncuran puncak
Journal
16m/s
Research. Vol. 5(4): 134-141.
(rata-rata:
9
m/detik),
menghasilkan jarak peluncuran 2,5 m
of
Microbiology
Bergman, K. (1972). Blue-Light
untuk sudut peluncuran 70–90° ke
Control
horizontal. Sekali lagi, proyeksi spora
Initiation
dan cairan didukung oleh pelepasan
Planta. Vol. 107: 53-67.
energi elastis dari dinding kontraksi vesikel, yang diubah menjadi energi kinetik spora yang dikeluarkan dan beberapa
deformasi
Sporangiophore in
Reece,
Phycomyces.
dan
Mitchell.
(2003). Biologi Jilid 2. Jakarta : Erlangg...