Jurnal Kesetimbangan Kimia PDF

Title Jurnal Kesetimbangan Kimia
Author Annisa Naw
Course Praktikum Kimia Dasar
Institution Universitas Jember
Pages 10
File Size 194.9 KB
File Type PDF
Total Downloads 928
Total Views 984

Summary

Warning: TT: undefined function: 32JURNAL PRAKTIKUMKIMIA DASAR LANJUTANKESETIMBANGAN KIMIA DAN PRINSIP LE CHÂTELIERDisusun Oleh :Nama : Nur Annisa Wahdah NIM : 191910901029 Kelompok : 04 Asisten : Anisatul AfifahLABORATURIUM KIMIA DASARJURUSAN KIMIAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVER...


Description

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR LANJUTAN KESETIMBANGAN KIMIA DAN PRINSIP LE CHÂTELIER

Disusun Oleh : Nama

: Nur Annisa Wahdah

NIM

: 191910901029

Kelompok

: 04

Asisten

: Anisatul Afifah

LABORATURIUM KIMIA DASAR JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER 2020

I.

Judul

: Kesetimbangan Kimia Dan Prinsip Le Châtelier

II.

Tujuan Tujuan dari dilaksanakannya praktikum ini adalah :

2.1

Mempelajari sistem kesetimbangan

2.2

Mempelajari pengaruh penambahan konsentrasi dan temperatur terhadap kesetimbangan

III.

Tinjauan Pustaka

3.1

Pengertian Kesetimbangan Kimia Kesetimbangan kimia adalah proses dinamis ketika reaksi1 ke depan dan reaksi1 balik terjadi pada laju yang sama tetapi pada arah yang berlawanan. Ikatan pada reaksi1 kesetimbangan akan terputus atau terbentuk di antara molekul reaktan dan produk. Konsentrasi awal pada reaktan besar, maka tumbukan antara molekul-molekulnya akan membentuk molekul-molekul produk. Konsentrasi produk tersebut ketika sudah cukup banyak, reaksi1 kebalikannya (pembentukan “reaktan” dari “produk”) mulai berlangsung (Stephen,2002). Reaksi1 kimia umumnya berlangsung secara reversible atau bisa disebut dua arah, juga cukup banyak yang berjalan tidak sempurna dimana artinya reaksi-reaksi tersebut berjalan hanya sampai pada suatu titik dan akhirnya berhenti dengan meninggalkan zat-zat yang tidak bereaksi1. Temperatur, tekanan dan konsentrasi tertentu, titik pada saat reaksi1 tersebut berhenti sama, hubungan antara konsentrasi peraksi dan hasil reaksi1 tetap. Kecepatan reaksi pada saat setimbang akan bergerak ke kanan sama dengan kecepatan reaksi1 ke kiri. (Sukardjo, 1997). Tanda “[ ]” merupakan tanda konsentrasi kesetimbangan. Kecepatan reaksi1 kimia pada suhu konstan sebanding dengan hasil kali konsentrasi zat yang bereaksi1. Reaksi1 kimia bergerak menuju kesetimbangan yang dinamis, dimana terdapat reaktan dan produk, tetapi kedudukannya tidak lagi mempunyai kecenderungan untuk berubah. Terkadang konsentrasi produk jauh lebih besar daripada konsentrasi reaktan yang belum bereaksi1 di dalam campuran kesetimbangan, sehingga reaksi1 dikatakan reaksi1 yang “sempurna”(Syukri,1999). Sistem dalam kesetimbangan, dimana suatu katalis menaikkan kecepatan reaksi1 maju dan reaksi1 balik dengan sama kuatnya. Katalis tidak mengubah kuantitas relatif yang ada dalam kesetimbangan nilai

tetapan kesetimbangan tidaklah berubah, katalis dapat mengubah waktu yang diperlukan untuk

mencapai kesetimbangan.

Reaksi1

yang

berlangsung dengan laju yang sesuai hanya pada temperatur yang sangat tinggi, dapat berjalan dengan cepat pada temperatur yang jauh lebih rendah bila digunakan katalis (Keenan,1984). Kegunaan konstanta salah satunya dalam kesetimbangan kimia adalah memprediksi arah reaksi1. Mempelajari kecenderungan arah reaksi1, digunakan besaran Qc, yaitu hasil perkalian konsentrasi awal produk dibagi hasil perkalian konsentrasi awal reaktan yang masingmasing dipangkatkan dengan koefisien reaksi1nya. Nilai Qc apabila dibandingkan dengan nilai Kc, terdapat tiga kemungkinan hubungan yang terjadi, antara lain : 1. Qc < Kc Sistem reaksi1 reversibel kelebihan reaktan dan kekurangan produk. Untuk mencapai kesetimbangan, sejumlah reaktan diubah menjadi produk. Akibatnya, reaksi1 cenderung ke arah produk (ke kanan). 2. Qc = Kc Sistem berada dalam keadaan kesetimbangan. Laju reaksi, baik ke arah reaktan maupun produk, sama. 3. Qc > Kc Sistem reaksi1 reversibel kelebihan produk dan kekurangan reaktan. Untuk mencapai kesetimbangan, sejumlah produk diubah menjadi reaktan. Akibatnya, reaksi1 cenderung ke arah reaktan (ke kiri) (Syukri,1999). 3.2

Prinsip Le Châtelier Reaksi1 kesetimbangan berkaitan erat dengan asas Le Chatelier, suatu sistem

dalam

keadaan

setimbang

cendrung

mempertahankan

kesetimbangannya, sehingga bila ada pengaruh dari luar maka sistem tersebut akan berubah sedemikian rupa agar segera diperoleh keadaan kesetimbangan lagi. Seorang kimiawan berkebangsaan Perancis, Henri Le Chatelier, menemukan bahwa jika reaksi1 kimia yang setimbang menerima perubahaan keadaan (menerima aksi dari luar), reaksi1 tersebut akan menuju pada kesetimbangan baru dengan suatu pergeseran tertentu untuk mengatasi perubahan yang diterima (melakukan reaksi1 sebagai respon terhadap perubahan yang diterima). Hal ini disebut Prinsip Le Chatelier (Stephen, 2002) 3.3

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kesetimbangan Kimia

Menurut Chang (2005) ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesetimbangan, yaitu: 1. Perubahan konsentrasi Besi(III) tiosianat mudah larut dalam air dan menghasilkan larutan berwarma merah. Warna tersebut disebabkan oleh adanya ion terhidrasi FeSCN2+ . Kesetimbangan antara ion-ion FeSCN2+ yang tidak terurai dan Fe3+ dan SCN- dituliskan sebagai berikut: FeSCN2+ ⇌ Fe3+ + SCNSaat ditambahkan sedikit natrium tiosianat ke dalam larutan akan mengakibatkan larutan bertambah merah tua. Begitupula ketika ditambahkan besi (III) nitrat ke dalam larutan asal, warna merah akan bertambah tua akibat ion Fe3+ tambahan dari besi (III) nitrat akan menggeser kesetimbangan dari kanan ke kiri. Percobaan ini menunjukkan bahwa pada kesetimbangan, semua reaktan dan produk sama dalam sistem reaksi1. Kedua, peningkatan konsentrasi produk akan menggeser kesetimbangan ke kiri dan penurunan konsentrasi produk akan menggeser kesetimbangan ke arah kanan. Hal tersebut sesuai dengan asas Le Chatelier. 2. Perubahan suhu Perubahan konsentrasi, tekanan, atau volume dapat mengubah posisikesetimbangan, tetapi suhu mengubah nilai konstanta kesetimbangan. Hanya perubahan suhu yang dapat mengubah konstanta

kesetimbangan.

Contoh

kesetimbangan adalah pembentukan

suhu

mempengaruhi

CoCl22- yang merupakan

proses endotermik, jika dipanaskan kesetimbangan bergeser ke kiri dan larutan menjadi biru. Pendinginannya akan menghasilkan reaksi1 eksotermik dan larutan menjadi merah muda. Peningkatan suhu akan menghasilkan reaksi1 endotermik dan penurunan suhu akan menghasilkan reaksi1 eksotermik. 3. Perubahan tekanan dan volume Tekanan dan volume berbanding terbalik. Semakin besar tekanan maka semakin kecil volume dan begitupula sebaliknya. Konsentrasi gas berdasarkan rumus merupakan konsentrasi gas dalam mol per liter sehingga konsentrasinya berbanding lurus dengan tekanan. Pada umumnya peningkatan tekanan dan penurunan volume

menghasilkan reaksi1 yang menurunkan jumlah total mol gas. Tekanan suatu sistem dapat diubah tanpa mengubah volumenya. 4. Pengaruh katalis Katalis meningkatkan laju terjadinya reaksi1. Untuk reaksi1 reversibel, katalis mempengaruhi laju reaksi1 maju sama besar dengan reaksi1 balik. Jadi, keberadaan katalis tidak mengubah konstanta kesetimbangan dan tidak menggeser posisi sistem kesetimbangan. Penambahan katalis pada campuran reaksi1 yang tidak berada pada kesetimbangan akan mempercepat laju reaksi1 maju dan reaksi1 balik sehingga campuran kesetimbangan tercapai lebih cepat. Campuran kesetimbangan yang sama dapat diperoleh tanpa katalis, tetapi mungkin menunggu lebih lama agar kesetimbangan terjadi. Katalis dalam kesetimbangan dapat mempercepat laju reaksi1 agar kesetimbangan cepat tercapai. Katalis adalah suatu substansi yang dapat meningkatkan laju reaksi1 untuk mencapai kesetimbangan tanpa ikut bereaksi1 secara permanen. Contoh katalis pada fuel cell hidrogen berfungsi untuk memecah molekul oksigen (katoda) menjadi atom atau ion oksigen yang bereaksi1 dengan atom atau ion hidrogen dari anoda (Darmin, dkk. 2013)....


Similar Free PDFs