KAJIAN ETNOBOTANI TUMBUHAN OBAT DI DESA ISENEBUAY (SPTN Wilayah V Taman Nasional Teluk Cenderawasih) PDF

Title KAJIAN ETNOBOTANI TUMBUHAN OBAT DI DESA ISENEBUAY (SPTN Wilayah V Taman Nasional Teluk Cenderawasih)
Author Muchtar Arifin
Pages 16
File Size 465.4 KB
File Type PDF
Total Downloads 18
Total Views 972

Summary

KAJIAN ETNOBOTANI TUMBUHAN OBAT DI DESA ISENEBUAY KECAMATAN RUMBERPOON KABUPATEN TELUK WONDAMA (SPTN Wilayah V Taman Nasional Teluk Cenderawasih) By : Muhtar Arifin Abstract Teluk Cenderawasih National Park (TNTC) is the largest marine conservation in Indonesia has total area about 1,453,500 hectare...


Description

KAJIAN ETNOBOTANI TUMBUHAN OBAT DI DESA ISENEBUAY KECAMATAN

RUMBERPOON KABUPATEN TELUK WONDAMA (SPTN Wilayah V Taman Nasional Teluk Cenderawasih)

By : Muhtar Arifin Abstract Teluk Cenderawasih National Park (TNTC) is the largest marine conservation in Indonesia has

total area about 1,453,500 hectares. Besides having the uniqueness in natural beauty, TNTC also rich the potential diversity of plants. By looking at the potential of plants and community culture in TNTC region (in the terms of plant utilization) allows interaction between community and that

region. Therefore, the study of ethno botany community around TNTC region needs to be done.

The purpose of this study is to determine the types of plants, particularly certain parts of plants that can be used for treatment of various diseases and to know the way of processing by Isenebuay

communities. This research was conducted in Isenebuay, the village at Rumberpon district. The method used in this research was a field survey. The activities undertaken in this research included

interviews, making of herbarium, data processing and data analysis. The data was collected in the

form of primary data (ethnobotany) and secondary data (general conditions of the location). Primary data collection techniques was conducted through interviews with the respondents (people

around TNTC) whereas secondary data was done through literature studies. Based on research results, indicate that the characteristics of respondents in the surround TNTC that most livelihood

as farmers and low educated (Elementary School), with the largest age rate is 16-40 years. There are 25 species of plants that are utilized by people for medicinal plants. Key words: Ethnobotany, TNTC, Plant utilization, Interaction

I.

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Taman Nasional Teluk Cenderawasih merupakan taman nasional laut terluas di Indonesia.

Kawasan Taman Nasional Teluk Cenderawasih disamping memberikan keunikan, keindahan dan

keanekaragaman hayati, juga memiliki potensi yang berupa tanaman obat. Kondisi kawasan yang

sulit terjangkau oleh fasilitas dan pelayanan kesehatan pemerintah, melahirkan kearifan lokal

berupa ilmu pengobatan tradisional dengan memanfaatkan tanaman obat setempat. Nopandry (2007) mengemukakan bahwa secara tradisional, masyarakat memiliki kearifan lokal yang merupakan potensi dan kekuatan dalam pengelolaan suatu kawasan hutan.

Ilmu pengobatan tradisional yang yang dimiliki masyarakat desa Isenebuay merupakan

warisan turun temurun dari leluhur mereka. Mereka mereka memiliki ketrrampilan dalam meramu tanaman obat untuk mengobati penyakit tertentu. Tanaman yang digunakan sebagai tanaman obat

sangat beragam, mencakup lapisan tumbuhan liana, perdu dan berbunga jenis pohon. Keuntungan

obat tradisional yang dirasakan langsung oleh masyarakat adalah kemudahan untuk

memperolehnya dan bahan bakunya dapat ditanam di pekarangan sendiri, murah dan dapat diramu sendiri di rumah. I.2 Tujuan

Mengetahui pemanfaatan dan jenis- jenis tumbuhan obat, bagian yang digunakan, cara

meramu tumbuhan obat menjadi berkhasiat obat serta, berbagai jenis penyakit yang bisa diatasi dengan menggunakan tumbuhan obat tersebut. II.

TINJAUAN PUSTAKA Etnobotani merupakan istilah dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata yakni, etnos yang

berarti bangsa dan botany yang berarti tumbuh-tumbuhan (Candra, 1990). Etnobotani adalah ilmu yang mempelajari tentang pemanfaatan tumbuhan secara tradisional oleh suku bangsa primitif. Secara terminologi, etnobotani adalah studi yang mempelajari tentang hubungan antara tumbuhan

dengan manusia. Etnobotani, sebuah istilah yang pertama kali diperkenalkan oleh seorang

ilmuwan bernama Dr.J.W Harshberger pada 1985. Soekarman dan Riswan (1992) mengemukakan

bahwa etnobotani adalah ilmu mempelajari pemanfaatan tumbuhan secara tradisional oleh sukusuku terkecil yang saat ini menjadi perhatian banyak pakar karena keberadaanya dan statusnya.

Menurut Tamin dan Arbain (1995) ada lima kategori pemanfaatan tumbuhan dalam kehidupan

sehari-hari yaitu: a) Pemanfaatan tumbuhan untuk bahan makanan (pangan), b) Pemanfaatan

tumbuhan untuk bahan bangunan (papan), c) Pemanfaatan tumbuhan untuk obat-obatan, d) Pemanfaatan tumbuhan untuk upacara adat, dan e) Pemanfaatan tumbuhan untuk perkakas rumah tangga. Hubungan antara manusia dan ketergantungan hidupnya kepada alam serta

lingkungannya, menyebabkan manusia memiliki daya cipta, rasa, dan karsa dalam pemanfaatan sumberdaya alam untuk memudahkan pengadaptasian dirinya terhadap alam serta lingkungannya

(Walujo et al, 1992). Indonesia yang dikenal memiliki kurang lebih 350 etnis dapat memberikan gambaran adanya hubungan antara kelompok etnis dengan berbagai jenis tumbuhan, lewat pemanfaatannya dalam berbagai kegiatan atau upacara adat (Kartiwa dan Wahyono, 1992) Ilmu

etnobotani yang berkisar pada pemanfaatan tumbuh-tumbuhan untuk kemaslahatan orang di

sekitarnya, pada aplikasinya mampu meningkatkan daya hidup manusia. Studi lanjutan dapat

berfokus pada penggunaan spesifik (pangan/makanan, ekonomi, banyak manfaat, pakan ternak, buah-buahan, obat-obatan, dan kayu bakar), atau bisa juga dengan mencoba mengumpulkan

sejumlah informasi di lain musim, atau memilih tumbuhan spesifik, contohnya cara perkembangbiakan beberapa jenis tumbuhan liar untuk dibudidayakan (Purba, 2011).

Berdasarkan penelitian Prem P Rai (2014) secara umum Suku di Papua memiliki ciri budaya

yang memiliki kemiripan walaupun tidak sama akan tetapi setiap suku memiliki persepsi dan

metode yang berbeda terkait pemanfaatan tumbuhan sebagai obat tradisional. Pulau Papua di kenal sebagai rumah dari tanaman obat dan aroma terapi. Tradisi dan budaya penggunaaan

tanaman obat untuk mengobati bermacam penyakit telah dikenal di beberapa kalangan masyarakat yang terbentang hingga Papua New Guinea.

Kebanyakan kehidupan kelompok suku di papua sangat dekat dengan lingkungannya.

Perluasan tempat tinggal oleh kelompok suku yang berbeda lingkungan, telah membentuk tradisi penggunaan tanaman obat di Papua. Setidaknya 80 % masyarakat Papua-Papua Nugine menggunakan obat tradisional, khususnya dalam masyarakat desa dimana infeksi HIV sudah sangat umum terjadi (Rai PP and Maibani G, 2010). III.

METODOLOGI III.1. Lokasi Lokasi pengambilan data dilakukan di Pulau Rumberpon, desa Isenebuay

III.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: kamera digital, sasak, kantong plastik,

kuisioner, alat perekam suara, koran, tally sheet, alat tulis, kompas, label gantung, meteran, tali rafia, sedangkan bahan yang digunakan dalam penelitian ini, antara literatur, laporan, serta

keterangan mengenai Desa yaitu (data monografi Desa), tumbuhan untuk herbarium, dan alkohol 70%.

III.3 Metode Data etnobotani dikumpulkan dengan melakukan wawancara secara semi terstruktur dengan

menggunakan kuisioner untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan tumbuhan yang ada di Pulau Rumberpon serta tokoh kunci mayarakat yang memiliki pengetahuan

tentang tanaman obat. Dalam menetapkan informan menggunakan teknik snowball sampling.

Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan bantuan key-informan, dan dari key informan inilah akan berkembang sesuai petunjuknya. Dalam hal ini peneliti hanya mengungkapkan kriteria sebagai persyaratan untuk dijadikan sampel. (Subagyo,2006:31). Kepala adat Kepala kepala kampung dukun Pengguna

III.4 Analisis data Hasil identifikasi tumbuhan yang telah diperoleh kemudian disusun berdasarkan spesies dan

familinya untuk dianalisis secara deskriptif kualitatif. Setiap spesies tumbuhan dianalisis mengenai potensi, habitus, kegunaan, dan bagian tumbuhan yang digunakan.

IV.

Hasil dan Pembahasan

V.1 Karakteristik Responden V.1.1 Tingkat pendidikan

Berdasarkan hasil wawancara diperoleh bahwa pendidikan masyarakat kawasan TNTC masih

rendah. Sebagian besar masyarakat yang menjadi responden di Desa Isenebuai, Distrik Rumberpon memiliki tingkat pendidikan formal yaitu tidak lulus SD. Rendahnya tingkat pendidikan formal tersebut tidak lepas dari jarak tempuh antara sekolah dengan tempat tinggal yang cukup

jauh. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa, masing-masing desa hanya tersedia fasilitas pendidikan SD, sedangkan untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya diperlukan waktu

perjalanan relatif lama. Disamping itu juga kekurangan tenaga pengajar, banyak tenaga pengajar

yang hanya datang seminggu 2. Untuk pendidikan sarjana adalah seorang rahaniawan dalam hal ini adalah pendeta yang bertugas disana.

No 1 2 3 4 5 6

Tabel 1 Distribusi responden berdasakan tingkat pendidikan formal Pendidikan

Jumlah

Persentase (%)

SD

43

47.78

Tidak sekolah SMP SMA D3 S1

Jumlah

24 15 5 2 1

90

26.67 16.67 5.56 2.22 1.11 100

V.1.2 Mata pencaharian

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat yang menjadi responden di desa tersebut bermata pencaharian sebagai nelayan dan berburu di hutan. Tabel 2 Distribusi responden berdasakan mata pencaharian No Mata pencaharian Jumlah

prosentase

1

Nelayan/berburu

86

95.56

3

pegawai

3

3.33

2

Pedagang

1

1.11

Masyarakat sangat bergantung dengan sumber daya alam yang ada, secara umum mata

pencaharian sebagian penduduk di Kampung Isenebuai adalah sebagai nelayan. Sedangkan berkebun merupakan pekerjaan sampingan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Pada saat

mencari ikan masyarakat menggunakan alat tangkap tradisional yaitu pancing atau nelon dan

kalawai yang merupakan alat dasar untuk menangkap ikan. Sedangkan dalam berkebun, masyarakat menggunakan peralatan yaitu pacul, sekop dan parang. Aktivitas berburu hanya dilakukan dalam waktu-waktu tertentu. Peralatan yang digunakan adalah senapan angin, panah

atau tombak, parang dan juga anjing. Hasil dari melaut, berkebun dan berburu sebagian besar adalah untuk konsumsi sehari-hari. Penduduk Isenebuai memiliki keterampilan khusus yang dapat memberikan penghasilan tambahan dalam keluarga mereka yaitu membuat kerajinan tangan. Salah satu hasil kerajinan tangan yang berhasil dipasarkan adalah dompet papua dengan bahan dasar adalah daun tikar (Famili Pandanaceae). V.1.3 Jenis kelamin

Dari 90 responden, jumlah laki-laki sebanyak 68 orang 76% dan wanita 22 orang 32%. Mayoritas

kegiatan laki-laki adalah berburu di hutan dan mencari ikan di laut. Sedangkan wanita banyak yang

mengolah lahan seperti mencangkul, mengambil bibit dari rumah, mengangkut hasil panen, memelihara ternak. V.1.4 Umur

Kelas umur berdasarkan Data Potensi Desa seperti disajikan pada Tabel 3. No 1 2 3 4 5 6

Kelas umur 0 – 9 10 – 19 20 – 29 30 – 39 40 – 49 50 – 59

jumlah 42 55 68 58 57 46

7 60 – 69 8 > 70

42 24 392 Sumber : Potensi desa Isenebuai 2013 V.2 Pemanfaatan Tanaman obat Masyarakat Isenebuai tidak hanya menggunakan tumbuhan hutan untuk pengobatan penyakit

jasmani tetapi juga menggunakannnya untuk pengobatan penyakit magis, namun pada penelitian ini kami mengkhususkan pada pengobatan penyakit jasmani. Berdasarkan eksplorasi dan pengumpulan

sepesimen di lapangan di dapatkan 25 jenis tanaman obat yang biasa digunakan masyarakat setempat dalam mengobati penyakit tertentu sebagai berikut : 1. Barringtonia asiatica Kurz Nama Indonesia

: Keben/putat laut

Nama daerah

: Karur (wandamen)

Nama Inggris Family

: Sea putat

: Lecythidaceae

Kegunaan

Mengobati sakit perut seperti muntaber, diare dengan cara tunas daun muda berwarna merah ditumbuk sampai lembut kemudian disedu dengan air panas –diaduk 2-3 menit kemudian diminum. 2. Adenanthera microsperma Nama daerah

: Baikewar (wandamen)

Nama Inggris

: African teak, African Pine, Agati Petite Feuille

Nama dagang

: Saga /segawe

Sinonim

: Adenanthera pavonina L.Var.microsperma (Teijsm.

Family

: Caesalpiniaceae

Kegunaan

&Binnend.)I.Nielsen

Masyarakat Isenebuai biasa menggunakan tanaman ini sebagai obat penyakit kulit, caranya : ambil/kikis kulit kayu bagian dalam kemudian dimasukkan ke dalam bejana dicampur air panas sampai berwarna kemerahan kemudian siap digunakan untuk berendam atau mandi.

3. Scaevola sericea

Nama Inggris : Sea lettuce tree Nama daerah : Nanai Synonim Family

Kegunaan

: Scaevola taccada

: Goodenaceae

Untuk menghilangkan iritasi mata. Caranya : Bagian buah yang telah masak diambil diperas langsung diteteskan pada mata 4. Intsia bijuga

Nama dagang

: Merbau, kayu besi

Sinonim

: Intsia amboinensis

Nama daerah Family

Kegunaan

: Ron ketawei (wandamen)

: (Fabaceae)

Masyarakat Isenebuai menggunakan tanaman ini untuk mengobati sakit paru-paru, muntah darah. Caranya : Bagian kulit batang yang masih muda dikikis kemudian direbus sampai mendidih lalu disaring dan diminum.

5. Wedelia biflora (Linn.) DC Nama Indonesia : Wedelia Nama daerah Sinonim Family

: Kaninoi (wandamen)

: Wollastonia biflora (L.) DC.

Kegunaan

: Asteraceae

Masyarakat Isenebuai mengunakan tnaman ini untuk mengobati cacingan. Caranya : Tujuh helai daun ujung ditumbuk sampai halus direbus lalu diminum 6. Terminalia cattapa

Nama Indonesia : Ketapang Nama Inggris

: Indian almond, Singapore almond

Famili

: Combretaceae

Nama Daerah

: Atobetari (wandamen)

Kegunaan

Digunakan sebagai obat sariawan oleh masyarakat Isenebuai, dengan mengambil daun muda dimamah sampai lembut kemudian ditempel pada tempat yang sakit. 7. Premna corymbosa Nama daerah Divisi Kelas Bangsa Suku Marga Jenis

: : : : : :

: worar (wandamen)

Magnoliophyta Magnoliopsida Lamiales Verbenaceae Premna Premna corymbosa Rottl. et Willd

Kegunaan

Daun direbus bersama Morinda citrifolia + Ficus varigata sampai mendidih kemudian diminum, untuk mengobati demam dan rematik.

8. Morinda citrifolia

Nama Indonesia/dagang Nama Inggris Nama daerah Family Kegunaan

: Mengkudu : Indian mulberry,Great morinda, Noni, mengkudi : Andarek (Wandamen) : Rubiaceae

Masyarakat Isenebuai menggunakan tanaman ini bersama Premna corymbosa dan Ficus varigata mengobati demam dan rematik. Dengan cara Daun direbus sampai mendidih kemudian diminum.

9. Ficus varigata Nama Dagang Nama Daerah

: Gondang

: Kasi sioyar (wandamen)

Sinonim : Ficus cerifera Bl.; F.ceriflua Jgngh.; F. subopaca Miq.; F. subracemosa Bl. Famili

Kegunaan

: Moraceae

Masyarakat Isenebuai menggunakan tanaman ini bersama Premna corymbosa dan Morinda citrifolia mengobati demam dan rematik. Dengan cara daun direbus sampai mendidih kemudian diminum.

10. Arcangelisia flava

Nama Indonesia : tali kuning, daun bulan Nama Inggris

: yellow-fruited moonseed

Nama daerah

: Wainukwai (wandamen)

Kegunaan

Tumbuhan ini digunakan masyarakat Isenebuai untuk mengobati penyakit malaria, yaitu dengan cara batang dipotong kemudian ditumbuk direbus lalu diminum. 11. Glochidion sp

Nama Indonesia : Ketumbel Nama daerah Family

Kegunaan

: Piriyou wainamborindi (Wandamen)

: Euphorbiacea

Tumbuhan ini dikenal oleh penduduk Isenebuai sebagai pereda demam dan mengobati sakit paruparu deangan cara kuncup/daun muda direbus lalu diminum 12. Endospermum molucanum Nama dagang

: Sesendok/ kayu labu

Famili

: Euphorbiaceae

Nama daerah Kegunaan

: Tenaparo (wandamen)

Tanaman ini digunakan oleh masyarakat tradisional isenebuai sebagai obat untuk memperlancar BAB caranya dengan daun direbus dan diminum/daun dimakan sebagai sayur. 13. Octomeles sumatrana Nama dagang Nama daerah

: Binuang

: Tina(wandamen)

Sinonim : Octomeles moluccana Family

Kegunaan

: Datiscaceae

Digunakan sebagai obat penyakit kulit dengan mengambil kulit bagian dalam dimasuk dalam loyang ditambah air panas untuk berendam. 14. Adenantera novoguinensis Nama dagang

: Saga

Family

: Fabaceae

Nama daerah Kegunaan

: Aikkabaru/warai (wandamen)

Tumbuhan ini digunakan masyarakat Isenebuai mengobati penyaki paru-paru dan luka dalam dengan cara kulit bagian dalam diambil direbus/disedu dengan air panas sampai berwarna merah seperti teh lalu diminum.

15. Tabernaemontana aurantiaca Nama daerah

: Padiwa (wandamen)

Family

: Apocynaceae

Sinonim

Kegunaan

: Rejoua aurantiaca (Gaudich.) Gaudich.

Masyarakat Isenebuai menggunakan tanaman ini untuk mengobati luka dalam yaitu dengan mengikis kulit bagian dalam disedu dengan air panas ½ gelas ditapis lalu diminum. 16. Merremia peltata Nama Inggris

: Merremia

Nama Indonesia

: liana

Famili

: Convolvulaceae

Nama daerah Synonyms

: Waibiriani (wandamen) : Convolvulus peltatus L., Ipomoea nymphaeifolia Blume, Ipomoea peltata (L.)

Choisy, Merremia nymphaeifolia (Dietr.) Hall. fil., Operculina peltata (L.) Hall. fil.

Kegunaan

Masyarakat tradisonal Isenebuai menggunakan tanaman ini untuk menghilangkan sakit kepala/pening di kepala dengan cara memotong batang kemudian getah diteteskan pada kepala. 17. Palmeria sp

Nama Indonesia : Liana Nama Inggris

: palmeria

Famili

: Monimiaceae

Nama daerah Kegunaan

: Warnanap (Wandamen)

Masyarakat Isenebuai mengunakan tanaman/tumbuhan ini untuk mengobati segala macam luka, (seperti luka bakar, bom, luka tusuk, dll) yaitu dengan memotong batang kemudian getah diteteskan pada luka

18. Pongamia pinnata Nama Indonesia Nama Inggris Nama daerah Sinonim

: Malapari : Pongam, Indian beech : Ama (Wandamen) : Pongamia glabra Ventenat (1803), Millettia novo-guineensis Kanehira & Hatusima (1942), Derris indica (Lamk) J.J. Bennett (1971).

Kegunaan

Tumbuhan ini digunakan masyarakat Isenebuai untuk mengobati ibu setelah melahirkan bayi,

dengan akar diambil dikikis kemudian disedu dengan air panas lalu diminum (air berwarna seperti larutan kapur).

19. Piper winchamani

Nama Indonesia : Sirih hutan Nama Inggris

: Pipper

Family

: Piperaceae

Nama local Kegunaan

: Remakakumui (wandamen)

Digunakan untuk mengobati luka b...


Similar Free PDFs