KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH DI KAWASAN WISATA PANTAI PARANGTRITIS KABUPATEN BANTUL PDF

Title KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH DI KAWASAN WISATA PANTAI PARANGTRITIS KABUPATEN BANTUL
Author Jussac M Masjhoer
Pages 26
File Size 332.4 KB
File Type PDF
Total Downloads 627
Total Views 799

Summary

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH DI KAWASAN WISATA PANTAI PARANGTRITIS KABUPATEN BANTUL Jussac Maulana Masjhoer, S.Kel., M.Sc. Jurusan Hospitality S1 Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarukmo (STIPRAM) Yogyakarta, Jl.Laksda Adisucipto Km.5 Yogyakarta 55281 Indonesia Telp.(0274) 485650, Fax.(0274) 485214 Email: j...


Description

Accelerat ing t he world's research.

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH DI KAWASAN WISATA PANTAI PARANGTRITIS KABUPATEN BANTUL Jussac M Masjhoer Jurnal Kepariwisataan

Cite this paper

Downloaded from Academia.edu 

Get the citation in MLA, APA, or Chicago styles

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

AMIN SUJAT MIKO T homas Sudirman Sist em Polit ik Int rakomunit as dan Sinergi Pengelolaan Lingkungan: ST UDI KASUS BANK SAMPAH GAR… Anggalih Bayu Muh Kamim SSK BAB II 0916.doc Yuberson Giay

KAJIAN PENGELOLAAN SAMPAH DI KAWASAN WISATA PANTAI PARANGTRITIS KABUPATEN BANTUL Jussac Maulana Masjhoer, S.Kel., M.Sc. Jurusan Hospitality S1 Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarukmo (STIPRAM) Yogyakarta, Jl.Laksda Adisucipto Km.5 Yogyakarta 55281 Indonesia Telp.(0274) 485650, Fax.(0274) 485214 Email: [email protected]

ABSTRACT This study aims to assess the distribution and the volume of waste in Parangtritis tourism area, evaluate waste management systems that have been done by the local district, assess the effectiveness of waste management systems and assess management strategies in the Parangtritis tourism area. The method used in this research is descriptive method by using surveys. The results showed that the distribution of trash accumulating in the Mancingan Hamlet (Parangtritis Beach), Grogol IX Hamlet (Parangkusumo Beach), and Depok Hamlet (Depok Beach). The system of environmental management has been considered not effective enough and it can be seen from not yet lifted overall waste generation in a single day to a landfill. The cleaner every morning pick up the trash once a day. The availability of waste facilities and infrastructure are widely available (according to 55% of respondents) with a pretty good quality (according to 45% of respondents). In terms of financing, the levy is paid fairly in accordance with the performance of a janitor and amounts collected are found to be a burden. Local government regulations has been socialized and well implemented, but there are no articles that give strict punishment to violators. Keywords: Waste Management Strategy, Tourism Area, Coastal and Marine Environment PENDAHULUAN 1.

Latar Belakang Kawasan wisata Pantai Parangtritis merupakan salah satu objek wisata paling

diminati oleh wisatawan yang terletak di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Di lokasi ini terpusat berbagai aktifitas manusia baik itu penduduk lokal, pelaku wisata, maupun pengunjung/ wisatawan. Aktifitas yang dilakukan antara wisatawan dengan pelaku pariwisata setempat secara langsung dan tidak langsung menyebabkan adanya timbulan sampah pada kawasan tersebut tiap

harinya, bila kondisi ini tidak segera diperhatikan maka akan dapat mengancam kawasan wisata pantai parangtritis. Volume sampah selalu meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah pelaku pariwisata maupun wisatawan yang mengunjungi kawasan wisata Pantai Parangtritis. Berdasarkan informasi dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup bahwa setiap orang menghasilkan sampah, rata-rata 0,8 kilogram per hari, dengan jumlah kunjungan ke kawasan wisata Pantai Parangtritis yang terbesar yaitu pada tahun 2009, maka asumsi jumlah timbulan sampah yang dihasilkan yaitu sebesar 1059,1 ton dan jumlah tersebut akan terus meningkat seiring tren kenaikan jumlah kunjungan wisatawan dari tahun ke tahun. Timbulan sampah yang semakin hari semakin bertambah dan tidak dapat terangkut setiap harinya, pada kenyataannya akan dibebankan kepada pengelola yang bertanggung jawab akan kinerja pengelolaan sampah tersebut. Kondisi ini diindikasikan dengan adanya anggapan bahwa kurang efektif dan efisiennya sistem pengelolaan yang diterapkan oleh pihak pengelola, telah mengakibatkan kondisi kawasan pantai parangtritis menjadi kotor dan menimbulkan gangguan lingkungan. Di kawasan wisata pantai Parangtritis sendiri, hanya terdapat satu Tempat Penampungan sampah yang berlokasi di Pantai Parangtritis. TPS tersebut digunakan sebagai penampungan sementara sampah yang berasal dari Pantai Parangtritis dan Parangkusumo sebelum diangkut ke TPA Piyungan. Sedangkan sampah yang berasal dari pantai Depok dibuang ke sisi barat Pantai Depok yaitu lahan kosong dipinggir muara sungai opak. Pada saat puncak kunjungan wisatawan ke kawasan wisata pantai parangtritis, timbulan sampah yang diakibatkan oleh wisatawan dan aktifitas pariwisata sangatlah besar. Volume sampah akan meningkat dengan drastis bila dibandingkan dengan hari-hari biasa. Dalam satu hari, timbulan sampah tersebut tidak dapat terangkut secara keseluruhan dari titiktitik sebaran tempat sampah dikawasan tersebut. Kondisi terburuk terjadi di pantai depok, sampah limbah ikan dan warung makan serta sampah yang berasal dari wisatawan dibuang di lahan kosong dekat muara sungai opak. Hal tersebut menyebabkan sampah semakin menumpuk sehingga berpotensi menimbulkan permasalahan kesehatan dan akan berdampak pada pencemaran sungai dan laut.

Pemulihan cara dan teknologi yang tepat dapat menjadi solusi yang baik dalam pengelolaan sampah. Partisipasi aktif dari masyarakat sumber sampah berasal dan kerjasama antar lembaga pemerintah terkait perlu dilakukan. Selain itu aspek legal juga diperlukan berupa peraturan-peraturan mengenai pengelolaan sampah sebagai pedoman untuk menanggulangi pencemaran yang diakibatkan oleh sampah. Agar pengelolaan sampah berlangsung dengan baik dan mencapai tujuan yang diinginkan, maka setiap kegiatan pengelolaan sampah harus mengikuti filosofi pengelolaan sampah. Filosofi pengelolaan sampah adalah bahwa semakin sedikit dan semakin dekat sampah dikelola dari sumbernya, maka pengelolaannya akan menjadi lebih mudah dan baik, serta lingkungan yang terkena dampak juga semakin sedikit. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian dari segala aspek terhadap pengelolaan sampah yang telah dilakukan selama ini sehingga dapat diketahui faktor-faktor yang menjadi kendala dalam pengelolaan sampah di kawasan wisata Pantai Parangtritis. 2.

Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perumusan masalah yang dapat

dituangkan dalam penelitian ini yaitu: a.

Bagaimanakah sebaran dan volume sampah di kawasan wisata pantai parangtritis?

b.

Bagaimanakah sistem pengelolaan sampah yang telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul?

c.

Bagaimanakah strategi pengelolaan lingkungan di kawasan wisata Pantai Parangtritis ?

TINJAUAN PUSTAKA 1.

Manajemen Lingkungan Manajemen

lingkungan

adalah

kegiatan

komprehensif,

mencakup

pelaksanaan kegiatan, pengamatan untuk mencegah pencemaran air, tanah, udara dan konservasi habitat dan keanekaragaman hayati (Raharjo, 2007).

Menurut Terry et. al., (1982), asas manajemen harus diterapkan supaya setiap komponen sistem dapat berfungsi secara baik, diantaranya: Perencanaan (Planning), Pengaturan (Organizing), Pelaksanaan (Actuating), dan Monitoring atau kontrol (Controlling). Konsep dasar dan prinsip-prinsip pengelolaan lingkungan tidak dapat dilakukan tanpa pembahasan yang kritis dan holistik tentang lingkungan. Untuk mengkaji lingkungan harus dilihat secara komfrehensif sebagai satu kesatuan yang saling berhubungan (interaction) dan saling ketergantungan (interdependency). Arti dan cakupan yang terkandung dalam kajian lingkungan menekankan pada integrasi dinamik dan kompleks antara lingkungan fisik-alami dengan manusia dan sistem sosialnya. Hal ini mempunyai konsekuensi, bahwa memahami lingkungan harus secara holistic tidak terbatas pada aspek fisik-alami semata, tetapi juga aspek sosial, ekonomi, budaya, serta, politik masyarakat dalam suatu sistem waktu dan tempat yang khusus. Saat ini banyak dipakai konsepsi ABC untuk menjelaskan tiga komponen lingkungan yang tak terpisahkan yakni "Abiotik", "Biotik”, serta "Culture" (Raharjo, 2007). 2.

Pengelolaan Sampah Menurut Undang Undang Republik Indonesia nomor 18 tahun 2008 Tentang

Pengelolaan Sampah, pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Pengelolaan sampah meliputi pemilahan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, dan pemrosesan akhir. Pengelolaan sampah merupakan proses yang perlu dilakukan dengan tujuan untuk mengubah sampah menjadi sesuatu yang memiliki nilai ekonomis dan mengelola sampah agar menjadi sesuatu yang tidak membahayakan bagi lingkungan hidup. Konsep pengelolaan sampah adalah mencegah timbulan sampah secara maksimal dan memanfaatkan sampah secara maksimal serta menekan dampak negatif sekecil-kecilnya dari aktifitas pengolahan sampah. Konsep dasar pengelolaan sampah selalu diarahkan pada pencapaian tujuan melalui hierarki kegiatan pengelolaan sampah (JICA, Tanpa Tahun).

Tujuan yang hendak dicapai dari penerapan konsep pengelolaan sampah ini adalah minimalisasi sampah, peningkatan kualitas kesehatan masyarakat, dan peningkatan kualitas lingkungan hidup. Pencapaian tujuan tersebut dicapai melalui berbagai kegiatan mulai dari kegiatan produksi oleh pelaku usaha, kegiatan konsumsi oleh masyarakat, kegiatan pengendalian produk dengan konsep kemasan dan produk ramah lingkungan oleh pemerintah, kegiatan pemanfaatan pengolahan dan pembuangan akhir sampah. Semua kegiatan tersebut dilakukan dalam kerangka interaksi subsistem pengelolaan sampah, yaitu Peraturan perundangan, sistem dan mekanisme peran masyarakat, sistem pengawasan, sistem pemanfaatan teknologi, sistem pendanaan, sistem dan mekanisme penyelesaian konflik. Pengelolaan sampah didasarkan pada hierarki pengelolaan sampah yaitu: (1) pencegahan dan pengurangan sampah dari sumber, (2) pemanfaatan kembali, dan (3) tempat pembuangan akhir. 3.

Dampak Pariwisata Terhadap Sampah Kegiatan pariwisata memerlukan ruang sebagai tempat/ wadah kegiatannya,

dimana antara kegiatan dan ruang yang ada terjadi hubungan saling mempengaruhi. Kepariwisataan dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan secara positif maupun negatif, tergantung bagaimana perencanaan dan pengelolaan pembangunan pariwisata tersebut (Gee, 1989). Menurut Inskeep (1991), dampak yang umumnya ditimbulkan dari kepariwisataan: (1) dampak positif, kepariwisataan bila memiliki perencanaan dan pengelolaan yang baik maka dapat menjaga dan memperbaiki kondisi lingkungan dengan berbagai cara. Dampak positif kepariwisataan yaitu konservasi kawasan lindung, konservasi situs arkeologi dan sejarah, perbaikan kualitas lingkugan, peningkatan lingkungan, perbaikan infrastruktur, dan meningkatkan kewaspadaan lingkungan, dan (2) dampak negatif, pembangunan pariwisata yang tidak memiliki perencanaan, pengembangan, dan pengelolaan yang baik akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Dampak negatif yang ditimbulkan dapat berbeda-beda, tergantung dari jenis pengembangan wisata dan karakteristik spesifik lingkungan kawasan pariwisata tersebut. Hubungan Skala pengembangan pariwisata dengan daya dukung lingkungan sangat mempengaruhi perluasan dampak lingkungan yang ditimbulkan. Dampak negatif kepariwisataan

yaitu polusi air, polusi udara, kebisingan, polusi visual, permasalahan limbah / sampah buangan, gangguan ekologi, kerusakan situs arkeologi dan bersejarah, dan permasalahan penggunaan lahan.

4.

Kerangka Pikir Pada dasarnya permasalahan yang diangkat di dalam penelitian ini adalah

tentang pengelolaan sampah, dimana permasalahan ini sudah merupakan polemik dalam mengembangkan potensi wisata di Indonesia. Kondisi persampahan yang ada di kawasan wisata Pantai Parangtritis untuk saat ini masih jauh dari yang diharapkan. Permasalahan-permasalahan yang ada disebabkan oleh banyak faktor, baik itu dari faktor sistem pengelolaan yang digunakan maupun faktor masyarakat dan wisatawan sebagai penghasil sampah yang tersebar. Permasalahan-permasalahan tersebut terlihat dari kondisi sampah di TPS yang tidak dikelola dengan baik. Pengelolaan sampah yang tidak baik tentunya dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, menimbulkan bau busuk yang tidak sedap, menimbulkan penyebaran penyakit, dan menyebabkan menurunnya nilai estetika atau nilai keindahan terhadap suatu areal. Oleh sebab itulah perlunya suatu sistem pengelolaan sampah yang lebih baik dan menguntungkan pada kawasan wisata Pantai Parangtritis.

METODE PENELITIAN Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif menggunakan survey. Metode ini dipilih mengingat penelitian untuk membuat deskriptif pengelolaan sampah, gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai sistem pengelolaan sampah di kawasan wisata Pantai Parangtritis. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel dari satu populasi penduduk dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data. Penelitian difokuskan di lapangan yang dimaksudkan untuk mengetahui permasalahan serta mendapatkan informasi data yang ada di lokasi penelitian. Kuisioner yang dibagikan berisikan segala hal yang berkaitan dengan sistem

pengelolaan sampah serta penilaian responden terhadap sistem pengelolaan sampah (Peran dan kinerja Dinas Kebersihan dan Pertamanan, Sarana dan prasarana, Pembiayaan, Produk hukum, Peran serta masyarakat, dan Wisatawan / Pengunjung) yang telah dilakukan selama ini. Pada penelitian ini sampel dikelompokkan atas responden yang berada di kawasan wisata Pantai Parangtritis, kemudian pada masing-masing kawasan tersebut responden dipilih secara acak. Sampel dipilih yang dekat TPS atau paham mengenai pengelolaan sampah di kawasan tersebut. Hal ini dimaksudkan agar data atau informasi yang didapatkan sesuai dengan tujuan penelitian yang dilakukan. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian ini yaitu melalau pengamatan langsung, kuisioner dan wawancara. Data-data yang telah terkumpul selanjutnya di invetarisasi dan diolah sehingga dapat dilakukan analisa untuk menjawab tujuan penelitian. Penelitian ini analisa yang digunakan yaitu: (1) menghitung volume dan sebaran sampah, (2) mengkaji sistem Pengelolaan sampah, dan (3) mengkaji strategi pengelolaan lingkungan.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1.

Deskripsi Umum Daerah Penelitian Daerah penelitian terletak di kawasan wisata Parangtritis yaitu Desa

Parangtritis, secara administratif daerah penelitian terletak di Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kecamatan Kretek terletak pada area yang posisi geografisnya berada diantara 7058`33`` LS sampai dengan 802`26`` LS dan diantara 110025`15`` BT sampai dengan 110028`15`` BT. Luas keseluruhan wilayah Kecamatan Kretek adalah 2.677 Ha (5,28 % dari luas wilayah kabupaten Bantul), yang secara administratif terdiri dari 5 Desa. Berdasarkan letak geografisnya, batas administratif Desa Parangtritis sebelah Utara berbatasan dengan Desa Donotirto, sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia, sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tirtoharjo, dan sebelah Timur berbatasan dengan Desa Seloharjo dan Desa Girijati. Desa ini mempunyai ketinggian tanah 13 m dari permukaan laut, dengan curah hujan 110 mm/thn. Desa ini berada pada daerah dataran rendah pantai, suhu

udara rata-rata adalah 300C. Desa ini berjarak 4 km dari pusat Kecamatan Kretek dan 13 km dari ibukota kabupaten Bantul. Di lingkup wilayah Desa Parangtritis ini daya tarik wisata utama yang diminati oleh wisatwan yaitu Kawasan Wisata Pantai Parangtritis, didalam kawasan tersebut terdapat 4 pantai sebagai tempat rekreasi / liburan, yaitu Pantai Parangendok, Pantai Parangtritis, Pantai Parangkusumo dan Pantai Depok. Selain daya tarik wisata pantai, beberapa obyek dan daya tarik wisata lainnya berupa trilogi roh, atraksi–atraksi, bukit Karst, goa-goa wisata, upacara-upacara ritual di pantai, dan keunikan Gumuk Pasir. Dalam konsep arahan pengembangan tata ruang dan tata kegiatan untuk kawasan Parangtritis, dijelaskan bahwa untuk kawasan Parangtritis konsep arahan yang dikembangkan adalah konsep segitiga antara Equity (Pengembangan Wisata Minat Khusus Pedesaan dan Agro), Sustainability (Pengembangan Wisata Domestik Massal Kerakyatan) dan Growth (Pengembangan Wisata Internasional) 2.

Sebaran dan Volume Sampah Sebaran timbulan sampah di kawasan wisata Pantai Parangtritis terakumulasi

di ketiga pantai yang paling diminati oleh wisatawan, yaitu Pantai Parangtritis, Pantai Parangkusumo, Pantai Depok yang berturut masuk kedalam administrasi dari tiga dusun yaitu Dusun Mancingan, Dusun Grogol IX, dan Dusun Depok. Ketiga pantai atau dusun tersebut menjadi lokasi timbulan sampah terbesar. Volume timbulan sampah yang berasal dari wisatawan dapat diperkirakan besarnya berdasarkan dari data jumlah kunjungan wisatawan di kawasan wisata Pantai Parangtritis yang kemudian dikalikan dengan jumlah buang rata-rata manusia yaitu sebesar 0,8 liter/hari, berdasarkan hal tersebut maka jumlah volume timbulan sampah yang terbuang di kawasan wisata Pantai Parangtritis sebanyak 4.080 liter per minggu atau sebesar 583 liter per hari, sedangkan untuk jumlah volume sampah terbanyak dalam kurun waktu seminggu di kawasan wisata Pantai Parangtritis terjadi pada hari minggu, dengan jumlah volume sampah sebanyak 2.400 liter. Untuk hari-hari tertentu, misalnya pada hari raya atau tahun baru, jumlah kunjungan wisatawan dapat membludak hingga diatas 8.000 kunjungan per hari dan volume timbulan sampah yang dihasilkan yaitu 6.400 liter per hari.

Sampah lokal yang berasal dari aktifitas penduduk setempat merupakan sumber timbulan sampah tetap, dimana volume sampah tersebut besarnya relatif tetap. Menurut data dari Kecamatan Kretek dalam Angka Tahun 2010, jumlah penduduk Dusun Mancingan (Pantai Parangtritis) sebesar 1.205 jiwa sehingga volume timbulan sampah tetap yang dihasilkan yaitu sebesar 964 liter per hari. Jumlah penduduk Dusun Grogol IX (Pantai Parangkusumo) sebanyak 865 jiwa menghasilkan 692 liter per hari, dan Dusun Depok (Pantai Depok) sebanyak 1.136 jiwa penduduk menghasilkan volume sampah sebesar 908,8 liter per hari. Jumlah total volume sampah perhari di kawasan wisata pantai Parangtritis yaitu Dusun Mancingan (Pantai Parangtritis) sebesar 1.547 liter per hari, Dusun Grogol IX (Pantai Parangkusumo) sebesar 1.275 liter per hari, dan Pantai Depok yang terletak di Dusun Depok total volume sampah yang dihasikan yaitu sebesar 1.491,8 liter per hari. Pada saat hari libur (peak day), total volume sampah di Dusun Mancingan (Pantai Parangtritis) menjadi sebesar 7.364 liter per hari, Dusun Grogol IX (Pantai Parangkusumo) meningkat menjadi 7.092 liter per hari, dan Dusun Depok (Pantai Depok) sebesar 7.303,8 liter per hari. 3.

Pengelolaan Sampah di Kawasan Pantai Parangtritis

3.1. Peran dan Kinerja Pemerintah Daerah Peran serta pemerintah daerah dalam strategi pengelolaan sampah berupa penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan, termasuk di dalamnya adalah jumlah petugas kebersihan yang setiap hari bertugas sebagai operator (pelaksana) dari strategi yang telah disusun. Jumlah petugas lapangan yang bertugas mengurus kebersihan sebanyak 32 orang dengan tugas mengangkut sampah di TPS-TPS yang tersebar di seluruh Kabupaten Bantul, salah satunya di kawasan Pantai Parangtritis, dengan menggunakan dump truk. Selain UPTD Kebersihan dan Pertamanan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata juga memiliki UPT Kebersihan dalam struktur organisasinya. UPT Kebersihan Disbudpar bertugas untuk membersihkan sampah yang berada disepanjang pantai kemudian dikumpulkan di TPS. Sedangkan UPT Dinas PU bertugas untuk mengangkut sampah yang berada di TPS untuk selanjutnya dibawa ke TPA Piyungan.

Berdasarkan data yang didapatkan, petugas kebersihan dari UPT Kebersihan Disbudpar yang bertugas menangani kebersihan kawasan Pantai Parangtritis berjumlah kurang lebih 35 orang dengan distribusi jumlah petugas kebersihan sebagai berikut, 30 orang bertugas sepanjang Pantai Parangtritis – Parangkusumo dan 5 orang bertugas di Pantai Depok. Tugas dari 35 orang petugas kebersihan tersebut adalah membersihkan sampah yang berada di sekitar pantai, artinya 35 orang tersebut menangani sampah yang berasal dari wisatawan, sedangkan un...


Similar Free PDFs