Karakteristik kritik sastra dalam empat pendekatan DOCX

Title Karakteristik kritik sastra dalam empat pendekatan
Author Ajeng Illa
Pages 8
File Size 25.3 KB
File Type DOCX
Total Downloads 837
Total Views 967

Summary

Karakteristik Kritik Sastra Dalam Empat Pendekatan (Mimesis, Objektif, Pragmatik, Dan Ekspresif) Ajeng Illa 16.03.1.0011 Kritik Sastra Pendekatan Pragmatik 1. Pengertian Pendekatan Pragmatik dalam studi sastra menurut Abrams (1979:14—15) adalah suatu pendekatan teori yang berangkat dari asumsi dasar...


Description

Karakteristik Kritik Sastra Dalam Empat Pendekatan (Mimesis, Objektif, Pragmatik, Dan Ekspresif) Ajeng Illa 16.03.1.0011 Kritik Sastra Pendekatan Pragmatik 1. Pengertian Pendekatan Pragmatik dalam studi sastra menurut Abrams (1979:14—15) adalah suatu pendekatan teori yang berangkat dari asumsi dasar bahwa setiap karya sastra diciptakan dengan tujuan tertentu. Dengan asumsi dasar semacam itu dalam pendekatan pragmatik karya sastra sering ditafsirkan sebagai alat untuk menyampaikan suatu pesan dengan menggunakan cara khusus. Pandangan terhadap karya sastra (seni) secara pragmatis ini menggeser doktrin "seni (hanya) untuk seni" sebagaimana terurai di atas. Dalam kaitan ini, Horace, misalnya, mengetengahkan tesis dan kontratesisnya terhadap karya seni. Menurut Horace, bahwa seni harus dulce et utile atau menghibur dan bermanfaat (Wellek & Warren, l977). Karya seni yang menghibur dan bermanfaat harus dilihat secara simultan, tidak secara terpisah antara satu dengan yang lainnya. Artinya, bagi seniman, dalam proses penciptaan karya seni antara aspek hiburan dan kebermanfaatan harus dipertimbangkan; dia hendaknya tidak menonjolkan aspek hiburan ketimbang aspek kebermanfaatan, sehingga terjadi keseimbangan antara segi menghibur dan bermanfaat pada karya seni yang diciptanya. Secara pragmatis selain sebagai sarana hiburan, pesan-pesan moral yang dihadirkan oleh karya seni bisa dimanfaatkan oleh para penikmatnya sebagai bahan perenungan. Kalau sastra (seni), misalnya novel, dianggap sebagai "model" kehidupan manusia, betatapun khayalnya, kita bisa melihat model-model atau pola-pola kehidupan yang baik-buruk, santun-kasar, bermoral-amoral, menyegarkan-menyebalkan atau sejenisnya (misalnya, dalam persahabatan, hubungan antar anak-anak, hubungan anak terhadap orang tua atau sebaliknya, hubungan murid terhadap guru atau sebaliknya, dan sebagainya). "Model-model" kehidupan dalam kategori baik bisa diadopsi dan dikembangkan dalam kita hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; sebaliknya, hal-hal yang tidak baik tentu harus kita tinggalkan. Sebagai model kehidupan, novel hampir selalu menawarkan model kehidupan yang baik dikonfrontasikan dengan yang jelek, jahat. Walaupun, pada awalnya tokoh yang baik banyak menghadapi tantangan, masalah, dan sejenisnya dari tokoh yang jahat; pada akhirnya 'yang...


Similar Free PDFs