KARYA TULIS PEMELIHARAAN KAPAL-KAPAL MILIK PT. PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) CABANG BELAWAN TAHUN 2014 PDF

Title KARYA TULIS PEMELIHARAAN KAPAL-KAPAL MILIK PT. PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) CABANG BELAWAN TAHUN 2014
Author Suhe Endra
Pages 11
File Size 146.4 KB
File Type PDF
Total Downloads 98
Total Views 201

Summary

KARYA TULIS PEMELIHARAAN KAPAL-KAPAL MILIK PT. PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) CABANG BELAWAN PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) CABANG BELAWAN TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan pelayanan jasa kepelabuhanan yang diselenggarakan oleh Pelabuhan meliputi pelayanan jasa k...


Description

KARYA TULIS PEMELIHARAAN KAPAL-KAPAL MILIK PT. PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) CABANG BELAWAN

PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) CABANG BELAWAN

TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah Kegiatan pelayanan jasa kepelabuhanan yang diselenggarakan oleh Pelabuhan meliputi pelayanan jasa kapal, barang, alat-alat bongkar muat, penumpang, petikemas, informasi dan jasa kepelabuhanan lainnya. Untuk menunjang pelayanan kapal dan barang maka diperlukan peralatan pelabuhan serta instalasi penunjang lainnya yang harus diadakan oleh Pelabuhan. Peralatan pelabuhan yang diperlukan sesuai dengan arus kegiatan kapal dan bongkar muat barang dapat dikategorikan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu : 1. Peralatan pelabuhan untuk melayani kapal yang akan berlabuh/bersandar dan sebaliknya. 2. Peralatan pelabuhan untuk melayani kegiatan bongkar muat barang dari/ke kapal, di lapangan/penumpukan dan masuk/keluar area pelabuhan. 3. Instalasi penunjang untuk kapal, barang dan penumpang seperti listrik dan air pengolahan limbah. Sedangkan Pelayanan kapal dimulai dari kapal masuk ke perairan pelabuhan, berada di kolam pelabuhan, ketika akan bersandar di tambatan, sampai saat kapal meninggalkan pelabuhan dan peralatan yang disediakan oleh Pelabuhan untuk melayani kapal umumnya terdiri dari kapal pandu, kapal tunda, kapal kepil, dan tongkang air dan BBM. Agar peralatan pelayaran kapal dan bongkar muat barang selalu dalam keadaan siap operasi serta mencegah dari kerusakan, maka peralatan tersebut harus dipelihara secara rutin dan terencana dengan baik. Dan untuk menghadapi persaingan pasar dituntut perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahan, sementara hal terpenting untuk bersaing adalah kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan produk dan jasa dengan optimal kepada konsumen. Maka, dilakukan penerapan sistem manajemen pemeliharaan secara optimal. Untuk mencapai keberhasilan pemeliharaan perlu adanya : Buku petunjuk pemeliharaan (maintenance manual instruction). Kriteria pelaksanaan pemeliharaan. Perencanaan biaya pemeliharaan. Pelaksanaan pemeliharaan. Sehubungan dengan hal tersebut maka peralatan-peralatan harus diberikan pemeliharaan yang teratur dan berkala sehingga dapat bekerja secara optimal. Dan kunci dari peningkatan kinerja terletak pada kemampuan perusahaan dalam mengatur sistem manajemen pemeliharaan. Pengintegrasian secara optimal, oleh karena itu, perusahaan perlu menerapkan suatu metodologi untuk mengintegrasikan proses-proses yang ada, yaitu dengan menerapkan manajemen sistem pemeliharaan. I.2

Tujuan

Tujuan dari penulisan Karya tulis ini adalah untuk memberikan gambaran dan pemahaman tentang manajemen pemeliharaan, khususnya tentang manajemen pemeliharaan kapal di lingkunagan PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Cabang Pelabuhan Belawan. Dan utamanya penulisan karya tuis ini yaitu bertujuan sebagai persyaratan dalam peningkatan atau penyesuaian pangkat/golongan sesuai peraturan yang berlaku dalam perusahaan. I.3

Ruang Lingkup dan Batasan

Yaitu pelaksanaan pemeliharaan peralatan pelabuhan khususnya pemeliharaan kapal-kapal milik di lingkungan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Cabang Belawan.

BAB II DASAR TEORI

2.1

Pengertian Pemeliharaan

Pemeliharaan mempunyai peranan yang sangat menentukan dalam kegiatan suatu perusahaan, karena aktivitas pemeliharaan akan menentukan tingkat kelangsungan kegiatan produksi. Untuk menjaga fasilitas atau peralatan tetap dalam keadan baik diperlukan kegiatan pemeliharaan yang teratur, antara lain perolehan, penggunaan, perbaikan, hingga penghentiannya. Pengertian pemeliharaan menurut Agus Ahyari dalam bukunya ”Manajemen Produksi (Perencanaan Sistem Produksi)” adalah sebagai berikut: ”Pemeliharaan (Maintenance) merupakan kegiatan dalam memelihara sarana dan fasilitas produksi yang terus menerus untuk menunjang kelancaran pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan”. Dari pengertian di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa pemeliharaan merupakan kegiatan merawat atau memelihara sarana dan fasilitas produksi yang mana dapat menunjang dalam pelaksanaan kegiatan proses produksi atau suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang, memperbaikinya sampai pada suatu kondisi yang dapat diterima. Dalam pengertian “suatu kondisi yang dapat diterima” antara suatu perusahaan berbeda dengan perusahaan lainnya dan dimana kegiatan pemeliharaan itu berlangsung terus menerus pada perusahan yang bersangkutan. Tujuan utama kegiatan pemeliharaan adalah untuk: 1. Menjamin kegiatan produksi dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan. 2. Menjaga kualitas produk berada pada tingkat yang tepat. 3. Meningkatkan efisiensi dalam biaya pemeliharan. 4. Menjaga agar fasilitas atau peralatan yang dimiliki perusahaan dapat dipergunakan sesuai masa manfaat yang diperlukan. 5. Untuk memperpanjang umur penggunaan asset. 6. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi dan dapat diperoleh laba yang maksimum. 7. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu. 8. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan peralatan tersebut. Sasaran utama dalam manajemen pemeliharaan adalah : 1. Tercapainya suatu tingkat kesiapan operasi peralatan yang tinggi. 2. Tugas-tugas yang jelas dan tenaga yang menangani pemeliharaan. 3. Standar dan prosedur pemeliharaan sebagaimana yang tertera dalam buku petunjuk masingmasing alat. 4. Tersusunnya Standar pemeliharaan untuk menghindari kerusakan yang berulang dan dapat memperkirakan waktu perbaikan yang diperlukan. 5. Pengendalian biaya pemeliharaan. Dalam merencanakan pemeliharaan untuk memelihara peralatan terdapat 4 (empat) pokok persyaratan yang harus dipenuhi yaitu : 1. Program perawatan rutin yang meliputi pemeriksaan, pelumasan, penyetelan dan penggantian berkala. 2. Prosedur kerja yang jelas. 3. Tertib pencatatan dan pekerjaan yang telah dilaksanakan serta melakukan evaluasi hasil kerja. 4. Ada kepastian terhadap program yang dilaksanakan sesuai rencana.

II.2 Jenis-jenis Pemeliharaan Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan perawatan, dapat di bagi menjadi dua cara: 1. Perawatan yang direncanakan (Planned Maintenance). 2. Perawatan yang tidak direncanakan (Unplanned Maintenance). Secara skematik pembagian perawatan bisa dilihat pada gambar berikut :

Bentuk-bentuk Perawatan 1. Perawatan Preventif (Preventive Maintenance) Adalah pekerjaan perawatan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kerusakan, atau cara perawatan yang direncanakan untuk pencegahan (preventif). Ruang lingkup pekerjaan preventif termasuk: inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan penyetelan, sehingga peralatan atau mesin mesin selama beroperasi terhindar dari kerusakan. 2. Perawatan Korektif Adalah pekerjaan perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi fasilitas/peralatan sehingga mencapai standar yang dapat diterima. Dalam perbaikan dapat dilakukan peningkatan-peningkatan sedemikian rupa, seperti melakukan perubahan atau modifikasi rancangan agar peralatan menjadi lebih baik. 3. Perawatan Berjalan Dimana pekerjaan perawatan dilakukan ketika fasilitas atau peralatan dalam keadaan bekerja. Perawatan berjalan diterapkan pada peralatan-peralatan yang harus beroperasi terus dalam melayani proses produksi. 4. Perawatan Prediktif Perawatan prediktif ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan. Biasanya perawatan prediktif dilakukan dengan bantuan panca indra atau alat-alat monitor yang canggih. 5. Perawatan setelah terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance) Pekerjaan perawatan dilakukan setelah terjadi kerusakan pada peralatan, dan untuk memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material, alat-alat dan tenaga kerjanya.

6.

Perawatan Darurat (Emergency Maintenance) Adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena terjadi kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga. Disamping jenis-jenis perawatan yang telah disebutkan diatas, terdapat juga beberapa jenis pekerjaan lain yang bisa dianggap merupakan jenis pekerjaan perawatan seperti: 1. Perawatan dengan cara penggantian (Replacement instead of maintenance) Perawatan dilakukan dengan cara mengganti peralatan tanpa dilakukan perawatan, karena harga peralatan pengganti lebih murah bila dibandingkan dengan biaya perawatannya. Atau alasan lainnya adalah apabila perkembangan teknologi sangat cepat, peralatan tidak dirancang untuk waktu yang lama, atau banyak komponen rusak tidak memungkinkan lagi diperbaiki. 2. Penggantian yang direncanakan (Planned Replacement) Dengan telah ditentukan waktu mengganti peralatan dengan peralatan yang baru, berarti industri tidak memerlukan waktu lama untuk melakukan perawatan, kecuali untuk melakukan perawatan dasar yang ringan seperti pelumasan dan penyetelan. Ketika peralatan telah menurun kondisinya langsung diganti dengan yang baru. Cara penggantian ini mempunyai keuntungan antara lain, pabrik selalu memiliki peralatan yang baru dan siap pakai.

Tingkat Pemeliharaan Kebijakan perusahaan yang mengatur kegiatan perawatan peralatan disebut Preventif Maintenance (PM), yang terbagi dalam : 1. PM tk. I : merupakan kegitan pemeliharaan yang dilakukan rutin sebelum alat dioperasikan. Dilakukan oleh operator alat. 2. PM tk. II : merupakan kegiatan pemeliharaan yang dilakukukan oleh tim pemeliharaan perusahaan dan kontraktor kontrak pemeliharaan. 3. PM tk. III : merupakan kegiatan perbaikan kerusakan dimana tingkat kerusakan alat sudah kompleks sehingga diperlukan tenaga pihak ketiga atau kontraktor untuk memperbaiki. 4. PM tk. IV : merupakan kegiatan perbaikan, improvement alat dimana perkerjaan sangat kompleks untuk mengatasi keterbatasan kinerja alat akibat kelangkaan sparepart dan teknologi yang usang. Anggaran biaya untuk melaksanakan PM tk I s.d tk III berasal dari anggaran biaya pemeliharaan sedangkan biaya untuk melaksanakan PM tk. IV berasal dari anggaran investasi. Istilah-istilah yang umum dalam perawatan: 1. Availability : Perioda waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan siap untuk dipakai/dioperasikan. Jumlah jam maksimal dalam satu periode yang memungkinkan alat beroperasi. (Misal 21 Jam). 2. Downtime : Perioda waktu dimana fasilitas/peralatan dalam keadaan tidak dipakai/dioperasikan. Jumlah jam dalam satu periode dimana peralatan tidak beroperasi akibat perawatan, perbaikan kerusakan dan menunggu sparepart. 3. Available Time : Jumlah jam dalam satu periode dimana peralatan siap untuk dioperasikan. 4. Utilize Time : Jumlah jam dalam satu periode dimana peralatan dioperasikan untuk kegiatan. 5. Persentasi Availibility : Perbandingan jam alat siap dioperasikan dengan jam tersedia. Dinyatakan dalam persen. (AV = AT/PTx100%) 6. Persentasi Utilisasi : Perbandingan jam alat dioperasikan dengan jam tersedia. Dinyatakan dalam persen. (UT = U/PTx100%) 7. Check : Menguji dan membandingkan terhadap standar yang ditunjuk. 8. Maintenance management : Organisasi perawatan dalam suatu kebijakan yang sudah disetujui bersama.

9. 10.

11. 12.

Maintenance Schedule : Suatu daftar menyeluruh yang berisi kegiatan perawatan dan kejadian-kejadian yang menyertainya. Maintenance planning : Suatu perencanaan yang menetapkan suatu pekerjaan serta metoda, peralatan, sumber daya manusia dan waktu yang diperlukan untuk dilakukan dimasa yang akan datang. Overhaul : Pemeriksaan dan perbaikan secara menyeluruh terhadap suatu fasilitas atau bagian dari fasilitas sehingga mencapai standar yang dapat diterima. Test : Membandingkan keadaan suatu alat/fasilitas terhadap standar yang dapat diterima.

Analisa dasar terhadap laporan kinerja peralatan sebagai berikut : 1. AT rendah  kurang perawatan  utilisasi rendah. 2. Util. rendah  rendahnya AT dan permintaan pelayanan. Matrik AT vs Utilisasi :

Ket.: 1. 2. 3. 4.

AV = Rendah dan UT = Rendah (Kurang Perawatan) AV = Tinggi dan UT = Sedang (Kondisi Ideal) AV = Tinggi dan UT = Rendah (kelebihan alat, dapat direlokasi) AV = Tinggi dan UT = Tinggi (kekurangan alat, perlu penambahan)

BAB III PEMBAHASAN

Tahapan-Tahapan Pemeliharaan Pelaksanaan pemeliharaan pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero), khususnya untuk peralatan pada pelayanan kapal sebagai berikut : I. 1.

2.

3.

4.

5. 6. 7.

II. 1.

Perencanaan Pemeliharaan berdasarkan kondisi perencanaan dikelompokkan menjadi : a. Pemeliharaan terencana (Planned Maintenance), Pemeliharaan terencana merupakan perbaikan fasilitas pelabuhan yang pelaksanaannya telah direncanakan sesuai kebutuhan yang terdiri dari: 1) Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance) 2) Pemeliharaan Perbaikan (Corrective Maintenance) 3) Pemeliharaan Peningkatan (Improvement Maintenance) b. Pemeliharaan tak terencana (Unplanned Maintenance) Pemeliharaan tak terencana merupakan pemeliharaan dalam rangka perbaikan fasilitas pelabuhan yang pelaksanaannya tidak direncanakan sebelumnya yang terdiri dari: 1) Pemeliharaan Darurat (Emergency Maintenance) 2) Pemerliharaan Henti Operasi (Breakdown Maintenance) Kategori pemeliharaan dikelompokkan menjadi : a. Pemeliharaan Tingkat I, Merupakan pemeliharaan oleh ABK bersifat sangat ringan dan rutin setiap hari. b. Pemeliharaan Tingkat II, Perawatan berdasarkan hour meter, dilakukan oleh ABK/mekanik bersifat ringan dan berkala, misalnya penggantian filter, pemeriksaam kondisi serta fungsi kerja. c. Pemeliharaan Tingkat III, Perawatan 1 dan 4 tahun, yaitu dilakukan oleh tenaga pihak ke-3 berupa pekerjaan pengecatan, reparasi, pengukuran dan kalibrasi serta penggantian sebagian komponen/part atau alat. d. Pemeliharaan Tingkat IV, Perawatan 4 tahun lebih, yaitu dilakukan oleh tenaga pihak ke-3 bersifat sangat kompleks berupa pekerjaan reparasi berat, modifikasi, penggantian komponen, general overhaul, reengine. Pemeliharaan yang akan dilaksanakan diatas harus mengikuti tahapan inspeksi, investigasi dan identifikasi, evaluasi, perencanaan perbaikan, penyiapan dokumen teknis (Gambar, RKS/TOR, RAB, Jadwal Pelaksanaan). Masing-masing bentuk pemeliharaan diatur lebih lanjut pada Pedoman Pelaksanaan Pemeliharaan (prosedur dan pedoman) atau dengan mengisi secara online pada https://www.penyiapanarmada.com. Dokumen minimal yang harus dipersiapkan dalam penerapan pemeliharaan terencana adalah jadwal pemeliharaan, spesifikasi pekerjaan, laporan inspeksi, daftar riwayat pemeliharaan Perencanaan pemeliharaan merupakan dasar untuk pengusulan anggaran pemeliharaan dan pelaksanaan pemeliharaan. Untuk mengetahui kondisi sebagai bahan perencanaan pemeliharaan secara periodik dilakukan pengecekan kondisi fisik atau survey inspeksi pada kapal untuk membuat daftar atau repair list perbaikan. Pelaksanaan Proses pengadaan barang dan jasa terkait pelaksanaan pemeliharaan dilaksanakan oleh Penanggujawab Program sesuai ketentuan tentang Pelaksanaan Barang/Jasa di Lingkungan PT Pelabuhan Indonesia I (Persero).

2. 3.

III. 1. 2. 3.

Pelaksanaan pemeliharaan dapat dilaksanakan melalui swakelola maupun pihak kedua/kontraktor. Dalam pelaksanaan pemeliharaan Penanggungjawab Program harus berkoordinasi dengan bidang terkait khususnya Bidang Operasi untuk dapat meminimalisir efek dari pemeliharaan. Pengendalian dan Pengawasan Pengendalian pemeliharaan dilaksanakan oleh Pelaksana Program sesuai dengan rencana yang disusun. Penanggung jawab Program bertanggung jawab untuk memastikan pelaksanaan pemeliharaan berjalan dengan baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun pihak kedua/kontraktor. Pengendalian meliputi pengendalian waktu, biaya dan kualitas pekerjaan.

Kebijakan penetapan Possible Time (PT) dapat berbeda tergantung pada kondisi dan asumsi yang disepakati : 1. Asumsi PT=21 jam  24 jam - 3 jam : pergantian shift; waktu makan dan lain-lain. 2. Asumsi PT=24 jam  pengaturan waktu makan dan shift diatur sedemikian rupa. 3. Asumsi PT=16 jam  24 jam - 8 jam : waktu rata-rata untuk perawatan. 4. Asumsi PT=12 jam  untuk pelabuhan yang hanya beropeasi pada siang hari. Perbedaan penetapan Possible Time (PT) mempengaruhi besaran Utilisasi (Utilisasi memperhatikan juga jumlah jam Utilisasi dan besaran PT). Kondisi Atau Survey Inspeksi Kapal Yang diperiksan yaitu sebagai berikut : 1. Fisik Kapal Yang diperiksa sbb : a. LAMBUNG (Lambung diatas garis air, kamar mesin, superstructure, weather deck/main deck, Tepi geladak (deck stringer),double bottom tanks, forepeak tank, steering room, tiang mast, Drainage dll) dan b. Item-item LAMBUNG TIMBUL ( Load Lines ) : (Marking (Draft, Plimsoll marks, Ship Identification Number and name), Railing, Ladder, pintu kedap cuaca (watertight door), skylights, ventilators, pipa udara, pipa sounding/duga, CVS (clear view screen), Jendela Kedap Air (Side Scuttle), dead lights, Scupper, sanitary discharge and valve, pipa buang (out board) dan katup, bulwark/kubu-kubu berikut lubang pembebaan (freeing port), Ventilation system, sanitary facilities, ruang serobong gas buang, dll ) Jalur/Jalan dan pintu darurat untuk lintasan operasional akses/Lintas-Lintas Penyelamatan Diri (Primary and Secondary Escape Route) dan Emergency exits/mean of escape access harus dalam keadaan bebas dan diberi petunjuk arah serta dalam keadaan baik Pemeriksaan umum dengan visual (terhadap Painting, Korosi, Pengurangan Ketebalan, Retak/Craks, Deformasi, Buckling, Deformasi, hole, wastage, cleanliness) terhadap konstruksi utama dan alat penutupannya (Effective weathertightness, gaskets and clamping devices, Covers, casings and coamings, bolt). 2. Dokumentasi dan Sertifikat Periksa Sertifikat dan Dokumen Kapal dengan memeriksa Masa Berlaku (Validitas) nya, untuk Sertifikat Klass jenis survey, Rekomendasi (Jika Ada) dan Jatuh Tempo Survey agar mempertahankan kelas kapal tersebut. 3. Permesinan dan instalasinya Yang diperiksa yaitu kebersihan di kamar mesin dan KINERJA/PERFORMA permesinan di kapal dengan melaksanakan uji fungsi terhadap permesinan di kapal (ME, AE, pompa-pompa, perpipaan, kelistrikan dll) 4. Peralatan Yang diperiksa antara lain : a. Alat-Alat Navigasi (Navigation Equipment)

5.

Yang diperiksa jumlah dan fisik serta fungsi dari Lampu Navigasi (Lampu tiang depan/fore masthead light, Lampu tiang utama (main masthead), Lampu samping kiri dan kanan (PS and SB light), Lampu buritan (stern light), Lampu gandeng (towing light), Lampu jangkar depan/belakang (anchor light), Lampu mesin induk mati (not under command light), emergency light and batteries dll), Kompas magnet, Gyro compass, Peralatan Navigasi lainnya (Lampu isyarat siang hari (daylight signalling lamp), Bel ( forecastle bell), gong, Suling kapal/suling kabut (ship whistle/fog horn), Bola jangkar, Marine clock, Clinometer, Binocular dll), Perlengkapan Radio/ GMDSS (Radio telephony, Very Hight Frequency Radio Receiver (VHF Radio), VHF radiotelephone, Two way VHF radiotelephone), SSB Radio Telephone, Echo sounder, GPS, fax dan Navtex, Radar kapal dan Inmarsat, Radar Transponder, Engine Telegraph, telepon internal dan sistim pengeras suara, Radar Transponder (SART), EPIRB, AIS, Horn dll b. Alat-Alat Keselamatan (Life Safing Appliances – LSA Code) dan Pencegahan Pencemaran. Yang diperiksa jumlah dan fisik serta fungsi dari Line throwing appliances (alat pelempar tali) lengkap dengan roketnya, Parachute distress signal (isyarat bentuk parasut), Rocket Parachute Flare, Inflatale Life Raft, HRU (Hydrostatic Release Units), Life Jacket, Lifebuoys (with Line, Light and Smoke), Pilot ladder atau tangga pandu, Pyrotechnics (Parachute Signal, Red Hand Flare, Smoke Signal, Line Throwing Appliances), Walkie Talkie, Helm, Pelindung Telinga, First Aid Box, Working Clothes, Survival Craft VHF dll dan Oily Water Separator (OWS), Oil record book. c. Alat-Alat Pemadam Kebakaran ( Fire Fighting Appliances – FFA Code ) Yang diperiksa jumlah dan fisik serta fungsi dari Sumber kebakaran dan peledakan (fire dan explosion sources), Sistem pemadam kebakaran, alarm/detection, tata letaknya dan peralatan pendukungnya serta aksesnya International Shore Connection, Fixed fireextinguishing systems, Fir...


Similar Free PDFs