Kelompok 4 Kas dan Rekening Giro Bank Indonesia PDF

Title Kelompok 4 Kas dan Rekening Giro Bank Indonesia
Author Nawir Madridista
Course Pengantar Akuntansi 2
Institution Universitas Mataram
Pages 19
File Size 346.7 KB
File Type PDF
Total Downloads 899
Total Views 1,024

Summary

MAKALAHOLEH Julia Zuhril Ikhwani (A0C019065) M. Fajril Riyanto (A0C019079) M. Krisna Aditya (A0C019091) Muhammah Nurtanio (A0C019092) Munawir (A0C019095) Muhammad Hasan Safari (A0C018074) PRODI DIII AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MATARAM 2021KATA PENGANTARPuji syukur kita panjatka...


Description

MAKALAH

OLEH

1. Julia Zuhril Ikhwani

(A0C019065)

2. M. Fajril Riyanto

(A0C019079)

3. M. Krisna Aditya

(A0C019091)

4. Muhammah Nurtanio

(A0C019092)

5. Munawir

(A0C019095)

6. Muhammad Hasan Safari

(A0C018074)

PRODI DIII AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MATARAM 2021

KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat- Nya, kami sebagai penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan judul “Kas dan Rekening Giro Bank Indonesia” ini tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat untuk tujuan akademis dan menunjang perkuliahan serta disusun secara sistematis agar mempermudah memahami materi yang disajikan didalamnya. Selama pencarian referensi dan penyusunan makalah ini, tidak sedikit kendala yang penulis hadapi. Namun, berkat arahan dan bimbingan dari pihak- pihak terkait, maka kendala tersebut dapat diatasi. Untuk itu, secara khusus penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Manajemen Keuangan yang telah memberikan kontribusi moral dan material dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dengan segala kerendahan hati kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kehidupan serta perkembangan ilmu pengetahuan serta mampu menjadi acuan dalam mata kuliah bersangkutan.

Mataram, September 2021

Penulis.

ii

DAFTAR ISI COVER............................................................................................................

i

KATA PENGANTAR......................................................................................

ii

DAFTAR ISI....................................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................

1

1.1 Latar Belakang............................................................................................

1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................

2

1.3 Tujuan.........................................................................................................

2

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................

3

2.1 Pengertian Kas............................................................................................

3

2.2 Giro Bank Indonesia...................................................................................

6

2.3 Giro Wajib Minimum Bank Indonesia (Reserve Requirement)..................

7

2.4 Kriteria Pemenuhan Giro Wajib Minimum.................................................

8

2.5 Tata Cara Pemeliharaan dan Perhitungan Giro Wajib Minimum...............

9

2.6 Jasa Giro Bank Indonesia...........................................................................

10

2.7 Sanksi Pelanggaran Giro Wajib Minimum.................................................

12

BAB III PENUTUP.........................................................................................

13

3.1 Kesimpulan.................................................................................................

13

DAFTAR PUSTAKA

iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kas dan bank merupakan harta perusahaan yang paling liquid sehingga sangat mudah untuk diselewengkan. Setiap hari hanpir seluruh transaksi dalam perusahaan menyangkut dengan kas, oleh karena itu perusahaan harus membuat suatu sistem yang kuat untuk mengontrol pengeluaran atau penerimaan kas dan bank. Walaupun pengendalian intern yang dibuat oleh perusahaan kuat, namun tak selayaknya perusahaan yakin dengan manajemen dan sistem yang dibuat, perusahaan tetap harus melakukan pemeriksaan terhadap kas dan bank dan seluruh akun dalam laporan keuangan perusahaan. Audit perusahaan juga turut serta dalam mengontrol sistem tersebut, selain itu audit juga memberikan kepercayaan bahwa laporan keuangan suatu perusahaan dapat dinyatakan benar. Sehingga setiap perusahaan terutama perusahaan yang besar wajib mengaudit perusahaannya. Berikut pengertian kas oleh beberapa ahli, antara lain yaitu:a. Menurut Munawir (1983)Kas merupakan uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan, termasuk dalam pengertian kas adalah cek yang diterima dari para pelanggan dan simpanan perusahaan di bank dalam bentuk giro atau demand deposit, yaitu simpanan di bank yang dapat diambil kembali (dengan menggunakan cek atau bilyet).b. Theodarus M. Tuanakotta, AK, (1982)Kas dan bank meliputi uang tunai dan simpanan-simpanan di bank yang langsung dapat diuangkan pada setiap saat tanpa mengurangi nilai simpanan tersebut. Kas dapat terdiri dari kas kecil atau dana-dana kas lainnya seperti penerimaan uang tunai dan cek-cek (yang bukan mundur) untuk disetor ke bank keesokan harinya.c. Standar Akuntansi Keuangan (2002)Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Yang dimaksud dengan bank adalah sisah rekening giro perusahaan yang dapat dipergunakan secara bebas untuk membiayai kegiatan umum perusahaan.Investasi merupakan salah satu cara perusahaan dalam mengoptimalkan penggunaan kas jika terjadi

surplus. Dengan berinvestasi maka dana yang terdapat dalam kas perusahaan tidak menganggur. Investasi dapat dimaksudkan sebagai akumulasi dari suatu bentuk aktiva untuk memperoleh manfaat dimasa yang akan dating.Memiliki sejumlah dana yang tidak terpakai, memasukkannya dalam berbagai invesatsi tentu merupakan salah satu pilihan yang tepat. Investasi jangka pendek bisa dipilih dengan pertimbangan bahwa uang itu nantinya bisa dicairkan sewaktuwaktu saat diperlukan. Untuk investasi jangka pendek, dana yang dimasukkan dapat cair dengan mudah dalam jangka waktu yang relatif singkat. Waktu yang ideal untuk investasi jangka pendek adalah maksimal dalam jangka waktu satu tahun. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan kas? 2. Apa yang dimaksud dengan Giro Bank Indonesia? 3. Apa yang dimaksud dengan Giro Wajib Minimum Bank Indonesia? 4. Apa saja kriteria pemenuhan giro wajib minimum? 5. Bagaimana tata cara pemeliharaan dan perhitungan giro wajib minimum? 6. Bagaimana jasa giro Bank Indonesia? 1. Apa saja sanksi pelanggaran giro wajib minimum? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kas. 2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Giro Bank Indonesia. 3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Giro Wajib Minimum Bank Indonesia. 4. Untuk mengetahui kriteria pemenuhan giro wajib minimum. 5. Untuk mengetahui tata cara pemeliharaan dan perhitungan giro wajib minimum. 6. Untuk mengetahui jasa giro Bank Indonesia. 7. Untuk mengetahui sanksi pelanggaran giro wajib minimum.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Kas Kas adalah mata uang kertas dan logam baik dalam valuta rupiah maupun valuta asing yang masih berlaku sebagai alat pembayaran sah. Termasuk dalam kas adalah mata uang rupiah yang ditarik dari peredaran dan masih dalam masa tenggang untuk penukarannya kepada Bank Indonesia. Dalam pengertian kas ini tidak termasuk commemorative coin, emas batangan dan mata uang emas serta valuta asing yang tidak berlaku lagi. Kas perlu diatur agar tidak terjadi kekurangan dalam memenuhi kewajiban bank, dan tidak berlebihan. Kas yang berlebihan akan menimbulkan biaya opportunity. Oleh karena itu agar bank bisa mengendalikan kas, perlu adanya informasi mengenai posisi atau saldo kas. Perubahan posisi saldo kas di bank umumnya disebabkan oleh: a) Penyetoran dan penarikan tunai oleh nasabah. Untuk transaksi ini, nasabah bisa melakukan penyetoran, pengambilan tabungan, penguangan cek, penerimaan permohonan kiriman uang, penerimaan kiriman uang, penerimaan pembukaan deposito, dan pembayaran deposito. b) Penyetoran kepada atau penarikan dari rekening bank yang bersangkutan di Bank Indonesia c) Penggunaan untuk transaksi intern bank, misalnya untuk dana kas kecil, pembayaran biaya-biaya operasional, biaya gaji dan sebagainya. Petty Cash Petty cash adalah dana khusus yang disediakan untuk membayar pengeluaranpengeluaran yang jumlahnya relatif kecil. Pengeluaran-pengeluaran yang relatif kecil ini sebagian besar terjadi di internal bank dan perlu dibukukan tersendiri dalam rekening dana kas kecil. Ada 2 (dua ) sistem pencatatan pettycash, yaitu:

1) Sistem Dana Tetap (ImprestFund System) Sistem dana tetap adalah sistem pengelolaan kas kecil di mana pada saat pembentukan dana kas kecil, bank akan mencatat debit dana kas kecil dan selanjutnya pemakaian dana kas kecil tidak dijurnal. Tapi hanya diarsip sehingga saldo dana kas kecil akan tetap bila arsip tersebut diperhitungkan. Transaksi dana kas kecil dapat meliputi pembentukan dana kas kecil, pemakaian dana kas kecil, dan pengisian dana kas kecil. Pada sistem dana tetap yang berubah komposisi kasnya, karena komposisi kasnya menjadi uang tunai dan arsip yang bernilai untuk ditukarkan pada saat pengisian kembali. Jumlah uang berkurang tapi bukti pemakaiannya bertambah sehingga secara absolut tetap. Pada saat pengisian kembali, bank akan mendebit biaya-biaya yang telah dikeluarkan dan mengkredit rekening kas. 2) Sistem Dana Berfluktuasi (Fluctuating System) Sistem Dana Berfluktuasi adalah sistem pengelolaan kas kecil di mana pada saat pengisian kas kecil, bank akan mendebit dana kas kecil dan mengkredit rekening kas. Pada saat pemakaian kas kecil akan didebit biaya-biaya/hutang bersangkutan yang dikeluarkan dan mengkredit rekening dana kas kecil. Sedangkan pada saat pengisian kembali berarti akan menambah dana kas kecil yang belum dipakai dengan cara mendebit rekening dana kas kecil dan mengkredit rekening kas. Contoh: Transaksi-transaksi yang berkaitan dengan kas kecil adalah sebagai berikut: Tanggal 1/12/2017 5/12/2017 10/12/2017 15/12/2017 20/12/2017 30/12/2017 30/12/2017 31/12/2017

Transaksi Dibentuk dana kas kecil sebesar Rp200.000; Dibayar biaya transport lokal Rp25.000; Dibayar biaya rapat (snack) Rp30.000 Dibayar biaya langganan majalah Rp10.000 Dibayar biaya transport lokal Rp20.000 Dibayar biaya langganan koran Rp60.000 Dibayar biaya makan siang pegawai Rp50.000 Kas kecil diisi kembali Rp195.000;

Pencatatan transaksi tersebut menggunakan imprest fund system adalah sebagai berikut: Tanggal 1/12/2017 5/12/2017 10/12/2017 15/12/2017 20/12/2017 30/12/2017 30/12/2017

Rekening Dr. Dana Kas Kecil Cr. Kas Dr. Biaya Transport Dr. Biaya Rapat Dr. Biaya Majalah Dr. Biaya Koran Dr. Biaya Makan Pegawai Cr. Kas

Debit (Rp) 200.000

Kredit (Rp) 200.000

45.000 30.000 10.000 60.000 50.000 195.000

Pencatatan Jurnal Umum transaksi kas bila bank menggunakan fluctuating system Tanggal 1/12/2017

5/12/2017

Rekening Dr. Dana Kas Kecil Cr. Kas

Debit (Rp) 200.000

Dr. Biaya Transport

25.000

200.000

Cr. Dana Kas Kecil 10/12/2017

15/12/2017

20/12/2017

30/12/2017 30/12/2017

31/12/2017

25.000

Dr. Biaya Rapat Cr. Dana Kas Kecil

30.000

Dr. Biaya Majalah Cr. Dana Kas Kecil

10.000

Dr. Biaya Transport Cr. Dana Kas Kecil

20.000

Dr. Biaya Koran Dr. Biaya Makan Pegawai Cr. Dana Kas Kecil

60.000 50.000

Dr. Dana Kas Kecil Cr. Kas

195.000

2.2 Giro Bank Indonesia

Kredit (Rp)

30.000

10.000

20.000

110.000

195.000

Giro Bank Indonesia adalah rekening giro milik bank umum/ komersial dalam valuta asing maupun valuta rupiah di Bank Indonesia (BI). Dana pada giro BI adalah penyediaan likuiditas. Dengan giro BI, bank dapat membiayai transaksi antar cabang maupun antar bank melalui penyelesaian kliring dan transfer. Di samping itu dapat digunakan untuk membayar penarikan deposito yang relatif besar, pemberian kredit bank, dan sebagainya. Mutasi giro BI sering dilakukan semakin banyak transaksi antar bank atau antar cabang. Namun demikian pada setiap hari, saldo harus dapat memenuhi ketentuan BI mengenai Giro Wajib Minimum (GWM). Transaksi giro BI lebih banyak berkaitan dengan transaksi kliring (nota debit/ nota kredit), pemindahbukuan, pengambilan, penyetoran uang tunai ke BI oleh Bank Komersial. Contoh Pengambilan Tunai Tanggal 1 Desember 2019 Bank ABC Semarang mengambil tunai dana di BI Semarang sebesar Rp 500.000.000 Tanggal 1/12/2017

Rekening Dr. Kas Cr. Giro BI

Debit (Rp) 500.000.000

Kredit (Rp) 500.000.000

Contoh Penyetoran Tunai Tanggal 3 Desember 2019 Bank ABC Semarang menyetor tunai untuk giro di Bank Indonesia sebesar Rp 300.000.000 Tanggal 3/12/2017

Rekening Dr. Giro BI Cr. Kas

Contoh Penarikan Kliring

Debit (Rp) 300.000.000

Kredit (Rp) 300.000.000

Tanggal 4 Desember 2019 Bank ABC Semarang menerima tagihan dari Bank Setia Hati Malang sebesar Rp 100.000.000 untuk beban sdr. Kabul Tanggal

Rekening

Debit (Rp)

4/12/2017

Dr. Giro Sdr. Kabul Cr. Giro BI

100.000.000

Kredit (Rp)

100.000.000

Contoh Penyetoran Kliring Tanggal 5 Desember 2019, Bank ABC menyerahkan warkat kliring ke BI dan pada hari itu juga kliring kedua dinyatakan berhasil sebesar Rp 200.000.000. Untuk keuntungan rekening giro sdr. Ali, maka jurnal pada kliring kedua adalah sebagai berikut: Tanggal 5/12/2017

Rekening Dr. Giro BI Cr. Giro Ali

Debit (Rp) 200.000.000

Kredit (Rp) 200.000.000

2.3 Giro Wajib Minimum Bank Indonesia (Reserve Requirement) Rekening Giro BI adalah rekening pihak eksternal tertentu di Bank Indonesia yang merupakan sarana bagi penata-usahaan transaksi dari simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat. Giro Bank Indonesia juga dapat didefinisikan sebagai saldo rekening giro milik bank yang bersangkutan yang berada di Bank Indonesia. Rekening ini tidak boleh dikurangi dengan pinjaman dari Bank Indonesia dan tidak boleh ditambah dengan fasilitas pinjaman dari BI yang belum digunakan tapi sudah disetujui (dalam komitmen) misalnya Kredit Likuiditas Bank Indonesia. Rekening ini dalam valuta rupiah maupun valuta asing. Rekening giro dalam rupiah adalah rekening giro dalam mata uang rupiah yang penarikannya dapat dilakukan dengan menggunakan cek Bank Indonesia, bilyet Bank Indonesia, atau sarana lainnya. Sebagaimana dimaksud dalam ketentuan BI yang berlaku tentang hubungan rekening giro antara BI dengan pihak ekstern. Giro wajib minimum (statutory reserve) adalah simpanan minimum yang harus dipelihara oleh bank dalam bentuk saldo rekening giro Bank Indonesia yang besarnya ditetapkan oleh BI sebesar persentase tertentu dari dana pihak ketiga.

Dana pihak ketiga adalah bank adalah kewajiban bank kepada penduduk dan bukan penduduk dalam rupiah dan valuta asing. 2.4 Kriteria Pemenuhan Giro Wajib Minimum 1. GMW dalam rupiah ditetapkan sebesar 5% (lima per seratus) dari DPK dalam rupiah. GMW dalam rupiah sebesar 5% (lima per seratus) wajib dipenuhi oleh seluruh bank tanpa memperhatinkan jumlah DPK dalam rupiah yang dimiliki. 2. Selain memenuhi kriteria 1, maka bagi: a. Bank

yang

memiliki

DPK

dalam

Rp1.000.000.000.000,00

(satu

triliun

rupiah

lebih

rupiah)

besar

sampai

dari

dengan

Rp10.000.000.000.000,00 (sepuluh triliun rupiah), wajib memelihara tambahan GWM dalam rupiah sebesar 1% (satu per seratus) dari DPK dalam rupiah. b. Bank

yang

memiliki

DPK

dalam

rupiah

lebih

Rp10.000.000.000.000,00 (sepuluh triliun rupiah)

besar

dari

sampai dengan

Rp50.000.000.000.000,00 (lima puluh triliun rupiah), wajib memelihara tambahan GWM dalam rupiah sebesar 2% (dua per seratus) dari DPK dalam rupiah. c. Bank

yang

memiliki

DPK

dalam

rupiah

lebih

besar

dari

Rp50.000.000.000.000,00 (lima puluh triliun rupiah), wajib memelihara tambahan GWM dalam rupiah sebesar 3% (tiga per seratus) dari DPK dalam rupiah. d. Bank

yang

memiliki

DPK

dalam

rupiah

sampai

dengan

Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah) tidak dikenakan kewajiban tambahan GWM sebagaimana dimaksud poin a, b, dan c. 3. Bahwa pemenuhan GWM sebesar 5% ditambah persentase tertentu (pada poin 2a, 2b, dan 2c) maka masih perlu ditambah persentase tambahan GWM terkait dengan posisi Loan To Deposit Ratio suatu bank dengan perincian sebagai berikut: a. LDR bank yang berada di atas 90% akan dikenakan tambahan seebesar 0%, b. LDR yang mencapai 74-90% akan dikenakan tambahan sebesar 1%,

c. LDR yang mencapai 60-75% dikenakan tambahan sebesar 2%, d. LDR 50-60% akan dikenakan tambahan 3%, e. LDR 40-50% dikenakan tambahan 4%; dan f. LDR kurang dari 40% akan dikenakan tambahan 5%. 2.5 Tata Cara Pemeliharaan dan Perhitungan Giro Wajib Minimum Bank wajib memelihara Giro Wajib Minimum (GWM) secara harian. Kewajiban pemeliharaan dan pemenuhan persentase GWM dihitung dengan membandingkan jumlah saldo rekening Giro Bank pada BI setiap hari dalam satu masa laporan terhadap rata-rata harian jumlah DPK dalam satu masa laporan pada dua masa laporan sebelumnya. Persentase GWM bank dalam rupiah atau valuta asing tersebut didasarkan pada DPK bank sebagai berikut: a) GWM harian untuk masa laporan sejak tanggal 1 sampai dengan 7 adalah sebesar persentase GWM yang ditetapkan dari rata-rata DPK dalam masa laporan sejak tanggal 16 sampai dengan tanggal 23 bulan sebelumnya. b) GWM harian untuk masa laporan sejak tanggal 8 sampai dengan tanggal 15 adalah persentase GWM yang ditetapkan dari rata-rata DPK dalam masa laporan sejak tanggal 24 sampai dengan akhit bulan sebelumnya. c) GWM harian untuk masa laporan sejak tanggal 16 sampai dengan tanggal 23 adalah sebesar persentase GWM yang ditetapkan dari rata-rata DPK dalam masa laporan sejak tanggal 1 sampai dengan tanggal 7 bulan yang sama. d) GWM harian untuk masa laporan sejak tanggal 24 sampai dengan tanggal akhir bulan adalah sebesar persentase GWM yang ditetapkan dari rata-rata DPK dalam masa laporan sejak tanggal 8 sampai dengan tanggal 15 bulan yang sama. Sebagai catatan bahwa informasi mengenai DPK diperoleh dari data DPK yang disampaikan bank kepada BI. Sesuai dengan ketentuan BI tentang Laporan Berkala Bank Umum. Sedangkan informasi tentang saldo rekening giro bank pada BI diperoleh dari sistem akunting BI. Hal ini berlaku untuk GWM dalam rupiah dan GWM dalam valuta asing. Jumlah DPK yang dimaksud dalam perhitungan

ini adalah terdiri dari jumlah DPK dalam rupiah pada seluruh kantor bank di Indonesia dan jumlah DPK dalam valuta asing pada seluruh kantor ban di Indonesia. Khusus untuk DPK dalam rupiah meliputi kewajiban dalam rupiah kepada pihak ketiga bukan bank, baik kepada penduduk maupun bukan penduduk, yang terdiri dari: a. Giro Nasabah, yaitu simpanan massyarakat yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro atau surat perintah pemindahbukuan yang lain. b. Simpanan ber...


Similar Free PDFs