Kelompok 4 Makalah Imunologi-dikonversi-dikonversi PDF

Title Kelompok 4 Makalah Imunologi-dikonversi-dikonversi
Author Laila Dhiya Ulhaq
Course Etika Bisnis Profesi
Institution Universitas Negeri Malang
Pages 25
File Size 427.7 KB
File Type PDF
Total Downloads 371
Total Views 771

Summary

IMUNOLOGIMAKALAHUntuk memenuhi tugas matakuliah Mikrobiologi yang diampu oleh Prof. Dr. Utami Sri Hastuti, MDisusun oleh: Kelompok 4 / Offering A Ainur Rif’ah 190341621676 Amanda Nalurita 190341621703 Delia Mandandari 190341621610 Ifalda Farantika Hidayat 190341621672 Riski Maelinda Hasanah 19034162...


Description

IMUNOLOGI

MAKALAH Untuk memenuhi tugas matakuliah Mikrobiologi yang diampu oleh Prof. Dr.Dra. Utami Sri Hastuti, M.Pd

Disusun oleh: Kelompok 4 / Offering A Ainur Rif’ah

190341621676

Amanda Nalurita

190341621703

Delia Mandandari

190341621610

Ifalda Farantika Hidayat

190341621672

Riski Maelinda Hasanah

190341621622

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI APRIL 2021

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah ini membahas mengenai “ Imunologi ”. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memahami dengan baik mengenai konsep teori Imunologi serta pengaplikasiannya pada kehidupan sehari-hari. Makalah ini juga dibuat dalam rangka pemenuhan tugas matakuliah Mikrobiologi yang dibimbing oleh Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti, M.Pd. Selanjutnya ucapan terima kasih tak lupa penulis sampaikan kepada Prof. Dr. Dra. Utami Sri Hastuti, M.Pd.. sebagai dosen matakuliah Mikrobiologi yang telah membimbing penulis dalam proses penyelesaian makalah dan kepada semua pihak yang telah mendukung dan memberikan arahan serta masukkan kepada penulis dalam penyelesaian makalah ini meskipun dalam kondisi Indonesia dan dunia menghadapi covid-19. Oleh karena itu, penulis selalu mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, khususnya Mahasiswa S1 pendidkan Biologi 2019. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penunjang pemahaman mahasiswa dalam melaksanakan perkuliahan Mikrobiologi.

Malang, 11 April 2021

Penulis

1

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 1 BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 3 1.1 Latar Belakang ................................................................................................................................. 3 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 4 1.3 Tujuan ............................................................................................................................................... 4 BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 5 2.1 Imunologi .......................................................................................................................................... 5 2.2 Komponen Sistem Imun ................................................................................................................... 6 2.3 Kekebalan Alami Ras Atau Spesies ................................................................................................. 7 2.3.1 Kekebalan ras ......................................................................................................................... 7 2.3.2 Kekebalan Spesies (Species Immunity) ................................................................................. 7 2.4 Pertahanan Tubuh Mekanik.............................................................................................................. 8 2.5 Pertahanan Tubuh Kimiawi .............................................................................................................. 8 2.6 Mekanisme Sistem Kekebalan Tubuh .............................................................................................. 9 2.6.1 Mekanisme Respon Imun Non Spesifik............................................................................... 10 2.6.2 Mekanisme Respon Imun Spesifik ...................................................................................... 14 2.6.3 Imunitas yang Dimediasi Antibodi dan Seluler ................................................................... 18 2.7 Penyimpangan Sistem Kekebalan Tubuh ....................................................................................... 19 2.8 Faktor Pengubah Sistem Kekebalan Tubuh ................................................................................... 20 BAB III ................................................................................................................................................. 22 PENUTUP ............................................................................................................................................ 22 3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................................... 22 3.2 Saran ............................................................................................................................................... 22 Daftar Rujukan...................................................................................................................................... 24

2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Imunologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang imunitas atau kekebalan akibat adanya rangsangan molekul asing dari luar maupun dari dalam tubuh manusia. Manusia memiliki sistem pelacakan dan penjagaan terhadap benda asing yang dikenal dengan sistem imun, dimana akan melindungi tubuh terhadap penyebab penyakit, patogen seperti virus, bakteri, parasit, dan jamur. Sistem imun dibutuhkan tubuh untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan bahan dalam lingkungan hidup. Sistem imun dapat dibagi menjadi sistem imun non-spesifik dan spesifik. Sistem imun nonspesifik bekerja cepat dan siap mencegah mikroba masuk ke dalam tubuh (Bratawidjaya, 2012). Sistem imun spesifik bekerja spesifik karena respon terhadap setiap jenis mikroba berbeda dan harus mengenal dahulu jenis mikroba yang akan ditangani. Oleh karena itu, sistem imun ini bekerja agak lama untuk memberikan perlindungan (Bratawidjaya, 2012). Komponen dari sistem imun non-spesifik terdiri dari sel-sel fagosit yaitu sel-sel polimorfonuklear dan makrofag serta sel natural killer (NK). Salah satu upaya tubuh untuk mempertahankan diri terhadap masuknya antigen, misalnya antigen bakteri, adalah menghancurkan bakteri bersangkutan secara non-spesifik dengan proses fagositosis, tanpa mempedulikan perbedaan yang ada di antara substansi-substansi asing. Dalam hal ini leukosit yang termasuk fagosit memegang peran yang amat penting, khususnya makrofag. Supaya terjadinya fagositosis, partikel bakteri harus melekat pada permukaan fagosit. Agar fagosit tersebut bergerak menuju sasaran antigen, makrofag akan bergerak ke arah antigen yang dimungkinkan berkat dilepaskannya zat atau mediator yang disebut kemotaktik yang berasal dari bakteri. Selanjutnya partikel bakteri masuk ke dalam sel dengan cara endositosis dan oleh proses pembentukan fagosom ia terperangkap dalam kantung fagosom

3

seolah-olah ditelan untuk kemudian dihancurkan (Roitt,2002). 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengertian imunologi? 2. Apa sajakah yang termasuk dalam komponen sistem imun? 3. Bagaimana yang dimaksud dengan kekebalan ras dan spesies? 4. Bagaimana yang dimaksud dengan pertahanan tubuh mekanis ? 5. Bagaimana yang dimaksud dengan pertahanan tubuh kimiawi ? 6. Bagaimanakah mekanisme sistem kekebalan tubuh ? 7. Bagaimana penyimpangan sistem kekebalan tubuh ? 8. Bagaimana faktor pengubah sistem kekebalan tubuh ? 1.3 Tujuan 9. Untuk mengetahui mengenai imunologi 10. Untuk mengetahui komponen sistem imun 11. Untuk mengetahui mengenai kekebalan ras dan spesies 12. Untuk mengetahui mengenai pertahanan mekanis 13. Untuk mengetahui mengenai pertahanan kimiawi 14. Untuk mengetahui mekanisme sistem kekebalan tubuh 15. Untuk mengetahui penyimpangan sistem kekebalan tubuh 16. Untuk mengetahui faktor pengubah sistem kekebalan tubuh

4

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Imunologi Imunologi biasa disebut juga dengan bidang studi tentang fungsi, kegunaan berserta gangguan sistem imunitas pada tubuh. Sistem imunitas merupakan tantanan sekumpulan sel dan protein yang bekerja sama untuk memproteksi tubuh dari bahaya yang disebabkan oleh mikrorganisme yang berpotensi jahat penyebab infeksi, dapat berupa virus, bakteri atau fungi. Infeksi virus, bakteri, protozoa, cacing, atau jamur parasitik yang mencoba masuk kedalam tubuh atau permukaan tubuh kemungkinan merupakan alasan keberadaan atau adanya sistem imun pada tubuh manusia (Wantini & Mayadianasari, 2020). Sistem Imun adalah semua mekanisme yang digunakan badan untuk mempertahankan keutuhan tubuh sebagai perlindungan terhadap bahaya yang dapat di timbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup. Imunitas atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh patogen. Menurut (Suardana, 2017) dengan kemajuan imunologi yang telah dicapai sekarang ini, maka konsep imunitas dapat diartikan sebagai suatu mekanisme yang bersifat faali yang melengkapi manusia dan binatang dengan suatu kemampuan untuk mengenal suatu zat yang asing terhadap dirinya, yang selanjutnya tubuh akan melakukan reaksi dalam bentuk netralisasi, melenyapkan atau memasukkan dalam proses metabolisme yang dapat menguntungkan dirinya atau menimbulkan kerusakan jaringan tubuh sendiri. Resistensi bawaan organisme yang masuk ke dalam tubuh sering kali dilenyapkan dalam waktu beberapa menit atau jam oleh mekanisme bawaan lahir yang sudah ada, sedangkan organisme lain dapat menghindari mekanisme tersebut dan bertahan hidup, dan dapat menimbulkan penyakit kecuali bila dilenyapkan oleh imunitas adaptif (Wantini & Mayadianasari, 2020). Mekanisme

5

ini telah berkembang untuk membuang patogen (misalnya bakteri, virus) yang dapat menimbulkan penyakit jika tidak dihentikan. Mikroorganisme yang tidak berbahaya biasanya diabaikan oleh sistem imun bawaan. Bila sistem imun terpapar oleh zat yang dianggap asing, maka akan terjadi dua jenis respons imun, yaitu respons imun non spesifik dan respons imun spesifik. 1. Respons Imun Non-spesifik Merupakan imunitas bawaan yang mana respons terhadap zat asing dapat terjadi walaupun tubuh sebelumnya belum pernah terpapar oleh zat tersebut. Contoh dari respons imun Nonspesifi seperti fagositosis. Dalam fagositosis makrofag, neutrofil dan monosit memegang peranan yang sangat penting. Selain itu, inflamasi juga termasuk respon imun nonspesifik. 2. Respons Imun Spesifik Merupakan respon imun yang didapatkan akibat rangsangan antigen tertentu, sebagai akibat tubuh pernah terpapar sebelumnya. Respons imun spesifik dimulai dengan adanya aktifitas dari makrofag yang memproses antigen sehingga dapat menimbulkan interaksi dengan sel-sel imun. Dengan rangsangan antigen yang telah diproses tadi, sel sistem imun akan berdiferensiasi sehingga menjadi sel yang memiliki kompetensi imunologik dan mampu bereaksi dengan antigen (Abbas, 2012). 2.2 Komponen Sistem Imun Sistem ini terdiri atas sejumlah organ limfoid yaitu : 1. Kelenjar timus 2. Kelenjar limfa 3. Limfa 4. Tonsil 5. Berbagai jenis sel serta jaringan diluar organ limfoid, seperti : a. peyers patches yang terdapat pada dinding usus b. jaringan limfoid yang membatasi saluran nafas dan saluran urogenital c. jaringan limfoid dalam sumsum tulang dan dalam darah (Suardana, 2017).

6

2.3 Kekebalan Alami Ras Atau Spesies Kekebalan alamiah bersifat herediter atau keturunan, tidak bergantung pada kontak dengan antigen sebelumnya, bersifat tidak khas karena memiliki kekebalan yang sama terhadap semua jenis infeksi. Komponen dari sistem imun tersebar di seluruh tubuh, mulai dari bagian luar (misalnya, kulit) sampai dengan di bagian dalam tubuh, misalnya dalam darah, limpa dan kelenjar getah bening. Sistem imun ini dapat memberikan respons langsung terhadap benda asing yang masuk ke dalam tubuh, artinya tidak memerlukan waktu untuk mengenal antigen terlebih dahulu sebelum dapat memberikan responsnya. Bebrapa macam kekebalan alamiah yakni : 2.3.1 Kekebalan ras Lokus immunoglobulin heavy (IGH) merupakan pusat

komando

tubuh untuk menghasilkan alat pertahanan dari penyakit. Bagian ini menentukan produksi lebih dari 50 antibodi penting. IGH pada setiap individu berbeda, oleh karena itu kemampuan imunitas pada setiap individu terhadap penyakit berbeda-beda. Menurut (Naga, 2014) Statistik membuktikan bahwa orang berkulit berwarna lebih peka terhadap penyakit TB dari pada kulit putih. Hal tersebut menunjukkan perbedaan genetic juga mempengaruhi system imunologi pada setiap individu, kemampuan melawan penyakit pada sebuah etnis atau ras ditentukan oleh pengaruh lingkungan yang dirasakan nenek moyang terdahulu. 2.3.2 Kekebalan Spesies (Species Immunity) Kekebalan spesies adalah kemampuan melawan suatu penyakit yang dimiliki suatu spesies yang mana spesies lain tidak memilikinya. Contoh kekebalan spesies adalah penyakit leprae dan gonorrhoe yang secara alami hanya menjangkiti manusia, tidak mungkin ditemukan pada hewan. Penyakit ntrax yang hanya ditemukan pada hewan ternak, dan tidak ditemukan pada anjing. Penyakit rabies yang ditemukan pada anjing, namun tidak ditemukan pada kucingkucing (Wahab, 2002).

7

2.4 Pertahanan Tubuh Mekanik Pertahanan mekanik merupakan garis terdepan terhadap infeksi, atau disebut pertahanan lapis pertama. Komponen pertahanan mekanik meliputi kulit, selaput lendir, silia saluran napas, batuk, dan bersin. Kulit utuh merupakan proteksi utama yang penting dan berperan sebagai barrier fisik untuk menghentikan invasi mikro organisme dan substansi lain. Sebaliknya, kulit yang rusak atau hilang (misalnya, akibat luka bakar) akan meningkatkan risiko infeksi. Luka kecil jarang menyebabkan infeksi yang parah, karena luka kecil dapat diatasi oleh respon imunitas kulit. Sekret kulit, seperti asam keringat dan asam lemak dari kelenjar lemak, berperan dalam menghancurkan dan mengurangi pertumbuhan bakteri pada permukaan kulit. Populasi mikroflora normal yang berkolonisasi

pada

permukaan

kulit

akan

menghambat

pertumbuhan

mikroorganisme patogen potensial dengan cara mengompetisi ruang dan makanan yang tersedia (Sudiono, 2014). Membran mukosa yang melapisi permukaan bagian dalam tubuh, menyekresikan mukus sehingga dapat memerangkap antigen serta menutup jalan masuk ke epitel. Menurut Sudiono (2014), membran mukosa seperti mukosa pencernaan, pernapasan, urinari, dan reproduksi, berfungsi untuk melindungi tubuh dari invasi mikroorganisme asing. Urin dan sekret mukosa akan mendorong dan mengeluarkan mikroorganisme ke arah luar tubuh. Contohnya partikel yang besar dalam saluran pernapasan akan dikeluarkan saat bersin dan batuk. Partikel kecil dan mikroorganisme yang mungkin lolos dari pertahanan mucus akan ditangkap oleh silia sel epitel untuk dikeluarkan atau ditelan bersama mucus ke dalam saluran pencernaan. 2.5 Pertahanan Tubuh Kimiawi Pertahanan tubuh secara kimiawi dilakukan oleh sekret yang dihasilkan kulit dan membran mukosa. Sekresi kimia diproduksi untuk melawan patogen yang menyerang. Sekret tersebut mengandung zat-zat kimia yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba, contoh minyak dan keringat. Kedua sekret tersebut 8

memberikan suasana asam (pH 3-5) sehingga mencegah pertumbuhan mikroorganisme di kulit. Adapun air liur (saliva), air mata, dan sekresi mukosa (mukus) mengandung enzim lisozim yang dapat membunuh bakteri. Enzim tersebut menghidrolisis dinding sel bakteri sehingga pecah dan mati. Air susu ibu (ASI) dapat menghancurkan lapisan peptidoglikan dinding sel bakteri. Laktoferin dan asam neuraminat dalam ASI dapat menghancurkan bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus sp. Zat antimikroba lainnya adalah HCL dalam lambung, enzim proteolitik dalam lisosom, empedu dalam usus halus, serta keasaman cairan vagina (Langermans dkk, 1994). Asam lambung adalah penghalang kimiawi melawan infeksi. Ini adalah asam klorida dan cukup kuat untuk membunuh patogen yang terperangkap dalam lendir di saluran udara atau dikonsumsi dalam makanan atau air. Air mata dan air liur memiliki enzim yang menghancurkan sel bakteri dengan menghancurkan dinding selnya. Enzim ini disebut lisozim. Seperti asam lambung, mereka adalah bentuk pertahanan kimiawi melawan infeksi (Bowers, 2006).

Gambar 1. Bakteri Staphylococcus yang terperangkap oleh mukus (lendir) yang disekresikan oleh membran mukosa Sumber : Langermans, 1994

2.6 Mekanisme Sistem Kekebalan Tubuh Manusia dan mamalia lain hidup di dunia berdampingan dengan mikroba patogen dan non- patogen, yang mengandung beragam zat beracun atau alergan yang mengancam homeostatis normal. Mikroba patogen memiliki kumpulan mekanisme yang beragam untuk mereplikasi, menyebar dan mengancam fungsi 9

inang normal. Lingkungan mengandung sejumlah besar mikroba patogen dan zat beracun yang menantang inang melalui pilihan mekanisme patogenik yang sangat luas. Oleh karena itu, tidak mengherankan bahwa sistem kekebalan menggunakan serangkaian mekanisme perlindungan yang kompleks untuk mengontrol dan menghilangkan organisme ini. Ciri umum sistem kekebalan tubuh yaitu adanya mekanisme pendeteksian ciri struktural patogen atau toksin yang menandainya berbeda dari sel inang. Hal tersebut dilakukan agar inang menghilangkan patogen atau toksin tanpa merusak jaringannya sendiri (Chaplin, 2010). 2.6.1 Mekanisme Respon Imun Non Spesifik Sistem kekebalan mengacu pada kumpulan sel, bahan kimia dan proses yang berfungsi untuk melindungi kulit, saluran pernapasan, saluran usus, dan area lain dari antigen asing seperti mikroba (organisme sperti bakteri, jamur, dan parasite), virus, sel kanker, dan racun. Respon imun non spesifik atau bawaan merupakan garis pertahanan pertama untuk patogen yang menggangu. Respon imun ini tidak memiliki memori imunologi sehingga tidak dapat mengenali atau “menghafal” patogen yang sama jika tubuh terpapar di masa mendatang. Respon imun non spesifik terdiri dari empat jenis penghalang pertahanan yaitu anatomic (kulit dan selaput lendir), fisiologis (suhu, pH rendah dan mediator kimia), endositik dan fagositik, dan inflamasi. Respon ini bergantung pada reseptor pengenalan pola (PRRs) yang memungkinkan sejumlah terbatas sel kekebalan untuk mendeteksi dan merespon cepat berbagai patogen yang memiliki struktur yang sama, dikenal sebagai pola molekuler terkait patogen (PAMPs). Contohnya termasuk komponen dinding sel bakteri seperti lipopolisakarida (LPS) dan asam ribonukleat untai ganda (RNA) yang diproduksi selama infeksi virus (Marshall, et al., 2018). Fungsi respon imun non spesifik adalah perekrutan cepat sel- sel kekebalan ke tempat infeksi dan peradangan melalui sitokin dan kemokin (protein kecil yang terlibat dalam komunikasi dan perekrutan sel- sel). Produksi sitokin selama imunitas bawaan memobilisasi banyak mekanisme

10

pertahanan di seluruh tubuh dan mengaktifkan respons seluler lokal terhadap infeksi atau cedera. Sitokin inflamasi utama yang dilepaskan selama respon awal terhadap infeksi bakteri adalah: faktor nekrosis tumor (TNF), interleukin 1 (IL-1) dan interleukin 6 (IL-6). Sitokin ini sangat penting untuk memulai perekrutan sel dan peradangan lokal yang penting untuk pembersihan banyak patogen. Mereka juga berkontribusi pada saat demam (Marshall, et al., 2018). Sistem komplemen merupakan rangkaian biokimia yang berfungsi untuk mengidentifikasi dan melapisi bakteri dan patogen lainnya. Ini membuat patogen rentan terhadap fagositosis, suatu proses di mana sel kekebalan menelan mikroba dan membuang puing-puing sel, dan juga membunuh beberapa patogen dan sel yang terinfeksi secara langsung. Tindakan fagositik dari respons imun bawaan atau non spesifik mendorong pembersihan sel mati atau kompleks antibodi dan menghilangkan zat asing yang ada di organ, jaringan, darah, dan getah bening. Ia juga dapat mengaktifkan respon imun adaptif melalui mobilisasi dan aktivasi sel penyaji antigen (APC) (Marshall, et al., 2018). Banyak s...


Similar Free PDFs