(kelompok 5) - Fakir Berbahasa Indonesia hshdjsihd PDF

Title (kelompok 5) - Fakir Berbahasa Indonesia hshdjsihd
Author Vallery Wijaya
Course Pengantar Ekonomi Makro
Institution Universitas Tarumanagara
Pages 15
File Size 264.1 KB
File Type PDF
Total Downloads 626
Total Views 750

Summary

Download (kelompok 5) - Fakir Berbahasa Indonesia hshdjsihd PDF


Description

Fakir Berbahasa Indonesia

Disusun oleh: Kelompok 5 Clarisa Nesya Natalia

125204042

Dewa Ayu Intan Maheswari 125204030 Jesslyn Amanda

125204024

Justine Evangeline

125204022

Vallery Revica Wijaya

125204037

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi Kelas ZY (PPA BCA 54)

ii

KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga makalah yang berjudul “Fakir Berbahasa Indonesia” dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia Pak Dadi Waras Suhardjono S. S., M.Pd. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah pengetahuan kepada para pembaca dan juga para penulis mengenai kefakiran dalam berbahasa Indonesia. Kami mengucapkan terima kasih kepada Pak Dadi Waras Suhardjono S. S., M.Pd. selaku pembimbing mata kuliah Bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami meminta maaf atas kekurangan dari makalah ini dan menerima dengan terbuka kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca.

Jakarta, 27 Oktober 2020 Penulis,

Kelompok 5 .

iii

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ………………………………………………………………. ii DAFTAR ISI.................................................................................................................iii BAB I...............................................................................................................................1 PENDAHULUAN..........................................................................................................1 1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................................1 1.3 Tujuan.............................................................................................................................................2 1.4 Manfaat..........................................................................................................................................2 BAB II.............................................................................................................................3 PEMBAHASAN MASALAH........................................................................................3 2.1 Pengertian Fakir..........................................................................................................................3 2.2 Pengertian Kosa Kata................................................................................................................3 2.3 Pengertian Padanan Kata..........................................................................................................5 2.4 Jenis-Jenis Padanan Kata..........................................................................................................5 2.5 Faktor Penyebab Maraknya Penggunaan Bahasa asing oleh masyarakat Indonesia7 2.6 Padanan Kata Bahasa Indonesia yang Tergantikan oleh Bahasa Asing dalam Kehidupan Sehari-hari......................................................................................................................8 BAB III..........................................................................................................................10 PENUTUP.....................................................................................................................10 3.1 Simpulan......................................................................................................................................10 3.2 Saran.............................................................................................................................................11 DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................12

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan bahasa utama bangsa Indonesia, yang telah diresmikan sebagai bahasa negara sejak 18 Agustus 1945 pada UUD 1945, Bab XV Pasal 36. Bahasa Indonesia menjadi lambang identitas nasional sekaligus sebagai jati diri masyarakat Indonesia sebagai penutur asli bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia juga berfungsi sebagai bahasa nasional, yaitu sebagai alat dalam menyatukan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasa yang berbeda. Bahasa Indonesia menjadi pemersatu di antara berbagai macam bahasa lokal yang dimiliki bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia menjadi bahasa utama masyarakat Indonesia dalam berkomunikasi, baik dalam percakapan resmi maupun dalam percakapan seharihari. Akan tetapi, penggunaan kosakata yang berasal dari bahasa asing mulai marak digunakan oleh masyarakat Indonesia dalam berkomunikasi. Kosakata asing tersebut mulai menyebar luas dan mempengaruhi masyarakat dalam berkomunikasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Padanan kosakata tersebut dalam bahasa Indonesia sering kali tidak diketahui dan tidak digunakan oleh masyarakat Indonesia dalam berkomunikasi. Kefakiran dalam berbahasa Indonesia ini tidak hanya terjadi dalam bentuk percakapan, tetapi juga terjadi dalam penamaan tempat dan produk yang ada di dalam negara. Banyak tempat dan produk lokal Indonesia yang menamai serta mengiklankan merk dagangnya dengan terminologi bahasa asing daripada khazanah kata bahasa Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah 1) Apa yang dimaksud dengan fakir? 2) Apa yang dimaksud dengan kosa kata? 3) Apa yang dimaksud dengan padanan kata? 4) Apa jenis-jenis padanan kata? 5) Apa faktor penyebab maraknya penggunaan bahasa asing oleh masyarakat Indonesia?

2

6) Apa contoh padanan kata bahasa Indonesia yang tergantikan oleh bahasa asing dalam kehidupan sehari-hari?

1.3 Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut: 1) Mengetahui yang dimaksud dengan fakir. 2) Mengetahui yang dimaksud dengan kosa kata. 3) Mengetahui yang dimaksud dengan padanan kata. 4) Mengetahui jenis-jenis padanan kata. 5) Mengetahui faktor penyebab maraknya penggunaan bahasa asing oleh masyarakat Indonesia. 6) Mengetahui contoh padanan kata bahasa Indonesia yang tergantikan oleh bahasa asing dalam kehidupan sehari-hari.

1.4 Manfaat Adapun manfaat dari makalah ini adalah memberikan informasi dan wawasan kepada para pembaca mengenai kefakiran dalam berbahasa Indonesia.

3

BAB II PEMBAHASAN MASALAH

2.1 Pengertian Fakir

Fakir (dalam bahasa Arab ditulis faqr) Sefara etimologi berasal dari fi'il madi yang betupa lafaz faqara yang berarti melubangi, menggali. Kemudian apabila kata faqara dibaca "u" huruf fa'nya, maka akan sama artinya dengan kata faqir yang bermakna menjadi miskin. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata fakir diartikan secara langsung dengan menyengajanya seseorang untuk menderita kekurangan, atau orang yang sangat kekurangan, orang yang sangat miskin. Secara terminologi, fakir didefinisikan dengan berbagai macam makna, sesuai dari segi apa fakir itu ditinjau. Secara umum, fakir dipandang sebagai ketidakmampuan sesorang atau lemahnya orang dalam melakukan sesuatu. Ketidakmampuan itu menyebabkan sesorang tidak memiliki apa-apa, baik pekerjaan maupun usaha. Melihat pandangan fakir secara umun, kata fakir hampir serupa dengan kata miskin yang juga dimaknai dengan orang yang tidak punya apaapa atau orang-orang yang sangat butuh pertolongan. Dengan adanya keserupaan ini, tidak jarang kata fakir disandingkan dengan kata miskin.

2.2 Pengertian Kosa Kata

Kosakata adalah himpunan kata yang dimiliki oleh seseorang atau entitas lain, atau merupakan bagian dari suatu bahasa tertentu. Kosakata seseorang didefinisikan sebagai himpunan semua kata-kata yang dimengerti oleh orang tersebut atau semua kata-kata yang kemungkinan akan digunakan oleh orang tersebut untuk menyusun kalimat baru. Kekayaan kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan gambaran dari Kecerdasan atau tingkat pendidikannya. Karenanya banyak ujian standar, seperti SAT, yang memberikan pertanyaan yang menguji kosakata. Penambahan kosakata seseorang secara umum dianggap merupakan bagian penting, baik dari proses pembelajaran suatu bahasa ataupun pengembangan kemampuan seseorang dalam suatu bahasa yang sudah dikuasai. Murid

4

sekolahsering diajarkan kata-kata baru sebagai bagian dari (mata pelajaran tertentu dan banyak pula (orang dewasa yang menganggap pembentukan kosakata sebagai suatu kegiatan yang menarik dan edukatif.

• Pengertian Kosakata Menurut Para Ahli Adapun kosata para ahli memberikan pendapat yang diantaranya yaitu: 1. Menurut KBBI “2003:597” Kosakata merupakan perbendaharaan kata atau banyaknya kata-kata yang dimiliki suatu bahasa. 2. Menurut Henry Guntur Tarigan “1986:197” Kosakata ialah kata-kata yang merupakan perbendaharaan suatu bahasa. 3. Menurut Burhan Nurigiyantoro “2001:213” Kosata merupakan kekayaan kata yang dimiliki oleh suatu bahasa. 4. Menurut Soedjito “1992:1” Memberikan kosakata sebagai berikut: - Semua kata-kata yang terdapat dalam suatu bahasa. - Kata yang dipakai dalam suatu ilmu. - Kekayaan kata yang dimiliki oleh seorang pembicara. - Daftar kata yang disusun kamus disertai penyelesaian singkat dan praktis. 5. Menurut Kridalaksana “1982:98” Kosakata atau leksikon, ialah sebagai berikut: - Komponen bahasa yang memuat semua informasi tentang makna dan pemakaian kata dalam bahasa. - Kekayaan kata yang dimiliki seorang pembicara, penulis suatu bahasa. - Daftar kata yang disusun seperti kamus, tetapi dengan penjelasan yang singkat dan praktis. 6. Menurut Dekdikbut “1996:527” Kosakata merupakan salah satu aspek bahasa yang sangat penting keberadaannya.

• Jenis-Jenis Kosakata Menurut frekwensi penggunaannya, kosakata dapat dibagi menjadi 2 yaitu:

5

1. Kosakata Aktif Kosakata aktif ialah kosakata yang frekwensi penggunaannya sangat sering dipakai dalam berbicara atau menulis. Contoh kosakata aktif: Bunga, Kembang – Berkata; Matahari – Muka; Angin – Wajah; Seperti, sebagai – Tidur; dan lain-lain 2. Kosakata Pasif Kosakata pasif merupakan kosakata yang frekwensi penggunaannya sangat jarang terpakai, bahkan sudah tidak pernah dipakai sama sekali. Contoh kosakata pasif: Puspa, kusama – Surya, Mentari; Bayu, Pawana – Bak, Laksamana; Kalbu – Sukma; Nan – Bahari; dan lain-lain 2.3 Pengertian Padanan Kata

Menurut KBBI, padanan adalah keadaan seimbang (sebanding, senilai, seharga, sederajat, sepadan, searti). Padanan kata adalah persamaan kata atau biasa dikenal dengan sinonim. Padanan kata merupakan sebuah kata dengan memiliki bentuk yang berbeda, tetapi mempunyai makna yang sama atau mirip. Padanan kata adalah sinonim memiliki tiga bagian. Berikut tiga pembagian dan penjelasannya: 1. Sinonim Absolut: merupakan suatu relasi dari dua kata atau lebih yang sama pada semua konteks. Di dalam sebuah bahasa, kata yang bersinonim absolut umumnya jarang ditemukan. 2. Sinonim Proporsional: merupakan arti dari dua kata atau lebih yang bisa bersubstitusi dengan beberapa ekspresi tanpa menimbulkan perbedaan arti. Dalam sinonim proporsional ini, perbedaan ada pada tingkat makna ekspresif, stylistic, dan medan pembicaraan seperti suami dan laki, kamu dan anda, buat dan bikin. 3. Sinonim Dekat: merupakan relasi arti antara dua kata atau lebih yang sebagian kata memiliki arti sama seperti besar dan luar biasa, cantik dan ayu, buta dan rabun. 2.4 Jenis-Jenis Padanan Kata

Untuk mendefinisikan sinonimi, ada tiga batasan yang dapat digunakan. Batasan atau difinisi itu, yaitu:

6

(i) kata-kata dengan acuan ekstra linguistik yang sama, misalnya kata mati dan mampus; (ii) kata-kata yang mengandung makna yang sama, misalnya kata memberitahukan dan kata menyampaikan; dan (iii) kata-kata yang dapat disubtitusikan dalam konteks yang sama, misalnya kami berusaha agar pembagunan berjalan terus dan kami berupaya agar pembangunan berjalan terus. Dalam contoh tersebut, kata berusaha bersisonimi dengan kata berupaya.

Lyons (1981) membedakan kata sinonim sempurna dengan kata yang bersinonimi secara absolut : - Suatu kata dikatakan bersinonimi secara sempurna apabila kata-kata tersebut mengandung makna deskriftif, ekspresif, dan sosial yang sama, sedangkan - Suatu kata disebut bersinonimi secara absolut apabila kata-kata tersebut mempunyai distribusi yang sama dan bermakna secara sempurna didalam kehadirannya pada semua konteks. Contohnya adalah kata hamil dan kata bunting. Kedua kata ini mengandung makna yang sama, tetapi pemakaiannya berbeda. Pemakaian kedua kata ini bergantung pada pembicara dan orang yang dirbicarakan. Selain itu, kata hamil lebih halus pemakaiannya jika dibandingkan dengan kata bunting. Kalimat "sapi yang sudah hamil" atau "sapi saya sudah bunting" dapat berterima, tetapi sagat janggal apabila orang mengatakan "istri bupati telah bunting". Di sini sebenarnya citra tidak terlalu berhubungan dengan wilayah semantik, tetapi hal itu menunjukan tentang persamaan dan perbedaan makna suatu kata.

Lyons (1977) membagi sinonim menjadi empat golongan, yakni 1) Sinonim lengkap dan mutlak, msalnya: surat kabar dan koran 2) Sinonim lengkap dan tidak lengkap, misalnya: orang dan manusia 3) Sinonim tidak lengkap dan mutlak, misalnya: wanita dan perempuan 4) Sinonim tidak lengkap dan tidak mutlak, misalnya: gadis dan cewek Lyons berpendapat bahwa sinonim lengkap apabila makna kognitif sama dengan makna emotif, sedangkan sinonim mutlak dipakai untuk sinonim yang dapat saling menggantikan (saling menyulih) dalam semua konteks.

7

Lyons dan Ullmann menyatakan bahwa sinonim lengkap dan mutlak sulit sekali ditemukan. Palmer (1976) menyatakan bahwa hal tersebut terjadi karena dalam suatu bahasa tidak ada alasan untuk mempertahankan dua kata yang maknanya sama. 2.5 Faktor penyebab maraknya penggunaan bahasa asing oleh masyarakat Indonesia

• Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pemakaian bahasa asing antara lain, 1. Keegoisan paradima masyarakat yang menilai bahwa penggunaan bahasa asing memiliki nilai lebih unggul. 2. Ketidakpahaman masyarakat dalam mencari istilah asing tersebut dalam padanan bahasa Indonesia. • Proses penyerapan istilah asing dalam bahasa Indonesia dapat terjadi melalui beberapa cara. - Pertama, proses adopsi adalah proses terserapnya bahasa asing karena pemakai bahasa tersebut mengambil kata asing yang memiliki makna sama secara keseluruhan tanpa mengubah lafal atau ejaan dengan bahasa Indonesia. Misal, shuttle cock, hotdog, dan reshuffle. - Kedua, proses adaptasi adalah proses diserapnya bahasa asing akibat pemakai bahasa mengambil kata bahasa asing, tetapi ejaan atau cara penulisannya berbeda dan disesuaikan dengan aturan bahasa Indonesia. Misal, option = opsi, organization = organisasi, dan maximal = maksimal. - Ketiga, proses Terjemahan adalah kosakata dari bahasa asing dicarikan padanannya dalam bahasa Indonesia. Contoh: 1. Uji coba (bahasa Inggris: tryout) Saya mengikuti tes uji coba masuk SMA. 2. Rumah kaca (bahasa Inggris: green house) Ibu menanam banyak tanaman di rumah kaca. - Keempat, proses kreasi hampir mirip dengan terjemahan, tetapi tidak harus memiliki bentuk yang sama. Misalnya, dalam bahasa asing ditulis dalam dua atau tiga kata, sedangkan dalam bahasa Indonesia hanya ditulis dalam satu kata - telepon genggam (bahasa Inggris: handphone) - berhasil guna (bahasa inggris: effective)

8

Penggunaan istilah asing masih banyak kita jumpai di kehidupan sehari-hari misalnya, kata laundry. Seperti yang kita ketahui bahwa usaha ini memang sedang menjamur di masyarakat. Akan tetapi, jarang kita dijumpai para pengusaha laundry ini menggunakan padanan dalam bahasa Indonesia untuk mengganti istilah laundry menjadi penatu. 2.6 Padanan Kata Bahasa Indonesia yang Tergantikan oleh Bahasa Asing dalam Kehidupan Sehari-hari

Di bawah ini disajikan beberapa contoh kosakata bahasa asing yang sering digunakan dalam bahasa lisan maupun tulis dan bahkan sering muncul di berbagai media. 1. Barcode (kode batang) Kata barcode kita gunakan saat berkaitan dengan kebutuhan untuk mendapatkan informasi tentang suatu produk atau barang di berbagai media. Padanan kosakata ini adalah kode batang. Contoh kalimat: Kode batang dari barang ini ada di balik kemasan. 2. Laundry (penatu) Kata laundry ditemui di sekitaran lokasi yang dekat dengan tempat tinggal atau pemukiman. Banyak iklan bertebaran menggunakan kata ini. Sebenarnya sudah ada padanan kosakata yang bisa digunakan untuk menggantikan kata ini, yakni kata penatu. Contoh kalimat: Pak Ahmad membuka usaha penatu di dekat rumahnya mulai tahun ini. 3. Photocopy (fotokopi) Kita masih sering menjumpai beberapa jasa percetakan yang menggunakan kosakata “photocopy” pada papan reklamenya. Biasanya tempat itu dapat kita jumpai di dekat perkantoran, kampus, sekolah, maupun tempat bisnis. Penggunaan bahasa asing photocopy kurang tepat, karena sudah ada padanan kata yang layak digunakan, yakni fotokopi. Contoh kalimat: Pak Likhin sedang memfotocopi kartu BPJS di Buring. 4. Outbond (mancakrida) Kantor, sekolah, kampus, dan lembaga lainnya sering mengadakan kegiatan di luar yang melibatkan banyak karyawan atau anggotanya untuk turut serta dalam

9

kegiatan outbond. Kita sering mendengar dan melihat mereka menggunakan kata ini untuk sebuah acara di luar ruangan khusunya yang melibatkan banyak orang dengan tujuan untuk membangun kerja sama di antara mereka. Padanan kosakata ini pun sudah ada dalam bahasa Indonesia yang tentunya dapat kita gunakan dalam bahasa lisan maupun tulis, yakni mancakrida. Contoh kalimat: PPPPTK Bahasa sedang melaksanakan kegiatan mancakrida di Lembang, Jawa Barat. 5. Screenshot (tangkapan layar) Banyak pengguna media sosial yang mengunduh berbagai jenis aplikasi untuk mendukung proses komunikasi mereka. Misalnya, aplikasi screenshot. Sudah selayaknya kita menggunakan padanan dari kosakata asing ini dengan padanan yang sesuai dalam bahasa Indonesia, yakni tangkapan layar. Contoh kalimat: Gawai ini memiliki aplikasi tangkapan layar yang baik dan mudah digunakan. 6. Soft lauching (peluncuran awal) Kata soft launching juga sering kita lihat dan kita dengar. Biasanya saat ada pembukaan suatu program atau acara, misalnya program properti baru, produk baru dan sebagainya. Ada padanan kata yang lebih sesuai untuk menggantikan kata tersebut yaitu peluncuran awal. Contoh kalimat: Peluncuran awal produk kami akan dimulai pada pertengahan bulan Desember 2019. 7. Grand launching (peluncuran resmi) Kata grand launching pun sering kita jumpai saat peluncuran atau peresmian beredarnya berbagai produk baru. Umumnya saat peluncuran besar-besaran secara resmi dan mengundang banyak orang, panitia penyelenggara sering menggunakan kosakata ini. Padanan yang sudah ada dan dapat kita gunakan yakni peluncuran resmi. Contoh kalimat: Peluncuran resmi program perumahan syariah tahun 2019 akan dihadiri oleh para pengelola dan calon pembeli. 8. Powerpoint (salindia) Istilah powerpoint (ppt) biasanya digunakan untuk tayangan dalam program microsoft office. Padanan kata yang sudah resmi dan dapat digunakan sebagai pengganati powerpoint yakni salindia.

10

Contoh kalimat: Salindia dari Kepala Bidang program dan Informasi PPPPTK Bahasa pada saat penutupan kegiatan di Bandung berisikan berbagai tulisan, gambar, dan video yang menarik.

BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan Fakir merupakan ketidakmampuan seseorang atau lemahnya orang dalam melakukan sesuatu yang menyebabkan seseorang tidak memiliki apa-apa, baik pekerjaan maupun usaha. Kosakata merupakan himpunan semua kata-kata yang dimiliki dan dimengerti oleh seseorang serta digunakan untuk Menyusun kalimat baru. Kekayaan kosakata seseorang dianggap sebagai gambaran kecerdasan dan tingkat pendidik...


Similar Free PDFs