KENAKALAN REMAJA PDF

Title KENAKALAN REMAJA
Author Rezha 13
Pages 18
File Size 127.2 KB
File Type PDF
Total Downloads 8
Total Views 95

Summary

KENAKALAN REMAJA ABSTRAKSI Masalah kenakalan remaja sudah terjadi semenjak berabad-abad yang lampau. Namun sampai saat ini masalah tersebut sangat menarik untuk diperbincangkan karena penyebab kenakalan yang ditimbulkan banyak macamnya dan kenakalan yang timbul bukan hanya dari lingkungan luar bahka...


Description

KENAKALAN REMAJA ABSTRAKSI Masalah kenakalan remaja sudah terjadi semenjak berabad-abad yang lampau. Namun sampai saat ini masalah tersebut sangat menarik untuk diperbincangkan karena penyebab kenakalan yang ditimbulkan banyak macamnya dan kenakalan yang timbul bukan hanya dari lingkungan luar bahkan dari diri sendiri. Perbedaan kenakalan remaja pada setiap masa berbeda dalam versinya karena pengaruh lingkungan kebudayaan dan sikap mental masyarakat pada masa itu (Willis, 1994). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kenakalan yang dilakukan remaja juga dapat mengetahui lebih dalam faktor penyebab kenakalan remaja. Dalam penelitian ini digunakan metode kualitatif dimana pendekatan ini dilakukan untuk mengembangkan pemahaman dalam mengerti dan menginterpretasi apa yang ada dibalik peristiwa, latar belakang pemikiran manusia yang terlibat di dalamnya serta bagaimana manusia meletakkan makna pada peristiwa yang terjadi tersebut (Sarantakos dalam Poerwandari, 2001). Subjek yang diteliti adalah remaja laki-laki berusia 15 tahun yang melakukan kenakalan. Metode yang digunakan yaitu metode observasi non partisipan dan metode wawancara dengan pedoman umum. Hasil penelitian menunjukkan kenakalan yang dilakukan subjek berupa: kebut-kebutan di jalanan, agresi terhadap orang lain, perkelahian antar teman, minum-minuman keras mencuri dan memalak, sering berbohong, melanggar aturan yang serius seperti keluar malam dan bolos sekolah. Faktor penyebab kenakalan remaja yaitu faktor keluarga, lingkungan rumah, lingkungan sekolah dan faktor pribadi. Kata Kunci : Kenakalan Remaja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Ujung Pandang, tidak sedikit remaja yang melakukan tindakan yang melanggar norma-norma sosial. Mereka tidak mau mengikuti aturan. Melanggar aturan justru merupakan kebanggaan tersendiri diantara kelompoknya (Dariyo, 2004). Berdasarkan data di Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi yang tercatat sebagai wilayah hukum Kepolisian Daerah Metro Jaya, sejak Januari hingga 12 Juni 2006, terjadi kejahatan tiap 28,17 menit. Angka 28,17 menit itu merupakan hasil penghitungan crime clock dari 11 jenis kejahatan yang banyak menyita perhatian masyarakat (Kompas, 2006). Sedangkan data yang tercatat di Polsek Ciputat, sejak Januari hingga 28 Desember 2006, kejahatan serta kenakalan yang terjadi di Ciputat berkembang pesat hingga mencapai 80% (Polsek Ciputat, 2006). Data populasi kenakalan anak di Indonesia pada tahun 2004 berkisar 193.115 anak. Definisi

kenakalan adalah perilaku menyimpang dari aturan-aturan yang berlaku secara umum dimana kenakalan itu bisa berupa; bolos sekolah, berbohong, mencuri dan merampas barang milik orang lain, perilaku ugal-ugalan (kebut-kebutan di jalan raya, mabukmabukan, tawuran antar sekolah dan lain sebagainya). Penyebab dari kenakalan tersebut sangatlah bermacam-macam, salah satunya adalah faktor keluarga dan faktor lingkungan (Sarwono, 1989). Satu masalah yang paling serius dari remaja adalah remaja nakal dan kebanyakan lakilaki. Remaja nakal biasanya berprestasi rendah, mereka didukung oleh kelompok (Robin dalam Djiwandono, 2002).

B. Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimanakah gambaran kenakalan yang dilakukan remaja ? 2. Mengapa remaja melakukan kenakalan demikian ? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini diharapkan dapat mengetahui gambaran kenakalan yang dilakukan remaja juga dapat mengetahui lebih dalam faktor penyebab kenakalan remaja. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat sehingga akan menjadi bahan yang dapat digunakan untuk perkembangan ilmu psikologi khususnya pada bidang Psikologi Perkembangan, Psikologi Sosial dan Psikologi Pendidikan yang terkait dengan masalah penelitian. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi masyarakat, khususnya remaja tentang masalah kenakalan remaja serta dapat mengambil pelajaran dari subjek penelitian, sehingga dalam bergaul remaja dapat memilih teman yang baik dan remaja juga mengerti batasan-batasan dalam pergaulan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kenakalan Remaja 1. Pengertian Kenakalan remaja (juvenile delinquent) merupakan gejala sakit (patologis) secara sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial, sehingga mereka itu mengembangkan bentuk tingkah laku yang menyimpang. Anak-anak remaja yang delinquent atau nakal itu disebut pula sebagai anak cacat secara sosial. Kenakalan remaja adalah perilaku menyimpang dari atau melanggar hukum yang individu Menurut Cavan (dalam Willis, 1994) dalam bukunya yang berjudul Juvenile Delinguency, menggambarkan kenakalan remaja sebagai gangguan pada anak dan remaja untuk memenuhi beberapa kewajiban yang diharapkan dari mereka oleh lingkungan sosialnya dimana ia berada. 2. Bentuk-Bentuk Kenakalan Remaja Bentuk-bentuk kenakalan remaja (Adler dalam Kartono, 1991), adalah: a. Kebut-kebutan dijalanan yang mengganggu keamanan lalu lintas b. Perilaku ugal-ugalan, berandalan, urakan, yang mengacaukan ketentraman sekitar. Tingkah ini bersumber pada kelebihan energi dan dorongan primitif yang tidak terkendali serta kesukaan menteror lingkungan. c. Perkelahian antar gang, antar kelompok, antar sekolah, antar suku (tawuran). d. Membolos sekolah lalu bergelandangan sepanjang jalan, atau bersembunyi di tempat-tempat terpencil sambil melakukan eksperimen bermacam-macam kedurjanaan dan tindakan asusila. e. Kriminalitas anak remaja seperti perbuatan mengancam, memeras, mencuri dan pelanggaran lainnya. f. Berpesta-pora, sambil mabuk-mabukan, melakukan hubungan seks bebas. g. Perkosaan, agresivitas seksual, dan pembunuhan dengan motif seksual. h. Kecanduan dan ketagihan bahan narkotika (obat bius; drugs) yang erat bergandengan dengan tindak kejahatan. i. Perjudian dan bentuk-bentuk permainan lain dengan taruhan sehingga mengakibatkan ekses kriminalitas. j. Penyimpangan tingkah-tingkah laku disebabkan oleh kerusakan pada karakter anak yang menuntut kompensasi, disebabkan adanya organ-organ yang inferior. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Kenakalan Remaja Kenakalan remaja merupakan produk konstitusi mental serta emosi yang sangat labil dan defektif, sebagai akibat dari proses pengkondisian lingkungan buruk terhadap pribadi anak (Kartono, 2003).

Timbulnya kenakalan remaja, bukan karena murni dari dalam diri remaja itu sendiri, tetapi mungkin kenakalan itu merupakan efek samping dari hal-hal yang tidak dapat ditanggulangi oleh remaja dalam keluarganya (Soekanto, 2004). Faktor-faktor terjadinya kenakalan remaja, menurut Turner dan Helms (1987), antara lain: a. Kondisi Keluarga yang Berantakan (Broken Home) b. Kurangnya Perhatian dan Kasih Sayang dari Orang Tua c. Status Sosial Ekonomi Orang Tua Rendah d.Penerapan Kondisi Keluarga yang Tidak Tepat B. Remaja 1. Pengertian Dalam perkembangan kepribadian, maka remaja mempunyai arti yang khusus, namun begitu masa remaja menjadi tempat yang tidak jelas dalam rangkaian proses perkembangan seseorang. Remaja ada dalam tempat marginal (Lewin dalam Monks dkk, 1999). Berhubung ada macammacam persyaratan untuk dikatakan dewasa, maka lebih mudah untuk dimasukkan kategori anak daripada dewasa. Baru pada akhir abad ke 18 maka masa remaja dipandang sebagai periode tertentu lepas dari periode kanak-kanak (Djiwandono, 2002). 2. Usia Suatu analisis yang cermat mengenai semua aspek perkembangan dalam masa remaja, yang secara global berlangsung antara umur 12 dan 21 tahun, dengan pembagian 12-15 tahun; masa remaja awal, 15-18 tahun; masa remaja pertengahan, 18-21 tahun; masa remaja akhir (dalam Haditono, 1998) 3. Tugas-Tugas Perkembangan Remaja Tugas-tugas perkembangan (development tasks) yakni tugas-tugas/kewajiban yang harus dilalui oleh setiap individu sesuai dengan tahap perkembangan individu itu sendiri. Dari sejak dikandungan, bayi, anak-anak, remaja, dewasa sampai dewasa akhir, setiap individu harus melakukan tugas itu (Hurlock, 1998). a. Mampu menerima keadaan fisiknya b. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa c. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlawanan jenis d. Mencapai kemandirian emosional e. Mencapai kemandirian ekonomi f. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat g. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua h. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa i. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan j. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab keluarga. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini akan digunakan metode kualitatif dimana pendekatan ini dilakukan untuk mengembangkan pemahaman dalam mengerti dan menginterpretasi apa yang ada dibalik peristiwa, latar belakang pemikiran manusia yang terlibat didalamnya serta bagaimana manusia meletakkan makna pada peristiwa yang terjadi tersebut (Sarantakos dalam Poerwandari, 2001). 1. Pengertian Studi Kasus Studi kasus (case study) adalah salah satu metode penelitian ilmu-ilmu sosial dan dipergunakan secara luas dalam penelitian ilmu-ilmu sosial baik disiplin tradisional atau dilapangan-lapangan dengan fenomena yang spesifik dan ruang lingkup yang spesifik dari subjek yang spesifik (Liliweri dalam Yin, 2004).

Studi kasus adalah penelitian yang mendalam mengenai kasus tertentu yang hasilnya merupakan gambaran lengkap dan terorganim mengenai kasus itu (Narbuko, 1997). B. Subjek Penelitian 1. Karakteristik Subjek Subjek dalam penelitian ini adalah remaja laki-laki berusia kira-kira 15-18 tahun yang melakukan kenakalan. 2. Jumlah Subjek Tidak ada aturan pasti dalam jumlah subjek yang harus diambil dalam penelitian kualitatif. Jumlah subjek sangat bergantung pada apa yang ingin diketahui oleh peneliti, tujuan penelitian, konteks saat itu, apa yang dianggap bermanfaat dan dapat dilakukan dengan waktu dan sumberdaya yang tersedia (Patton dalam Poerwandari 2001). C. Tahap-tahap Penelitian Tahap persiapan dan pelaksanaan yang akan dilakukan dalam penelitian ini meliputi beberapa tahap, yaitu: 1. Tahap Persiapan Penelitian 2. Tahap Pelaksanaan Penelitian D. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara Wawancara adalah suatu kegiatan komunikasi verbal dengan tujuan mendapatkan informasi. Menurut Denzin (dalam Moleong, 2000) wawancara adalah pertukaran percakapan dengan tatap muka dimana seseorang memperoleh informasi dari yang lain. Dalam penelitian ini akan digunakan tipe wawancara dengan menggunakan pedoman umum. 2. Observasi Dalam penelitian ini, metode observasi merupakan metode pendukung bagi metode wawancara yang digunakan untuk melihat perilaku dalam setting alamiah. Observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala alam dengan jalan pengamatan dan pencatatan (Kartono, 1991). Menurut Kartono (1991) jenis-jenis observasi yang digunakan dalam penelitian adalah: a. Observasi Partisipan b.Observasi Nonpartisipan c. Observasi Sistematik d.Observasi Eksperimental E. Alat Bantu Penelitian Peneliti adalah instrument penelitian dan sangat berperan dalam seluruh proses penelitian, mulai dari memilih topic tersebut, mengumpulkan data, hingga menganalisis, menginterpretasikan, menyimpulkan hasil penelitian (Poerwandari, 2001). 1. Panduan Wawancara 2. Panduan Observasi 3. Alat Perekam 4. Alat Pencatatan F. Keabsahan dan Keajegan Penelitian Menurut Moleong (2000) terdapat berbagai macam teknik pemeriksaan keabsahan data kualitatif seperti misalnya perpanjangan keikutsertaan, ketekunan, pengamatan, triangulasi, pengecekan sejawat dan lain-lain. Dalam penelitian ini teknik yang akan digunakan adalah teknik pemeriksaan data triangulasi dengan kriteria kredibilitas. G. Analisis Data Analisis data menurut Bogdan dkk (2004) adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Sedangkan Suryabrata (2004) mendefinisikan analisis data sebagai proses untuk mengklasifikasikan data dan menyajikan data dan merupakan suatu langkah yang sangat kritis

dalam suatu penelitian. Peneliti harus memastikan pola analisis mana yang akan digunakannya, tergantung pada jenis data yang dikumpulkan. Menurut Marshall dan Rossman (1995) dalam menganalisa penelitian kualitatif terdapat beberapa tujuan hal perlu dilakukan antara lain: a. Mengorganisasikan Data

b. Pengelompokan berdasarkan Kategori, Tema, dan Pola Jawaban c. Menguji Asumsi atau Permasalahan Yang Ada Terhadap Data d. Mencari Alternatif Penjelasan Bagi Data BAB IV HASIL DAN ANALISIS A. Hasil 1. Identitas a. Identitas Subjek Nama : OKS Usia : 15 Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Suku : Padang Anak ke : 4 dari 6 bersaudara Alamat : Cilalung Pendidikan : SMU b. Identitas Significant Other Nama : AK Usia : 17 Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Islam Suku : Jawa Alamat : Cilalung Pendidikan : SMU Hubungan dengan Subjek : Teman 2. Hasil Observasi a. Pelaksanaan Observasi Observasi dilakukan sebanyak 4 kali, bertempat di rumah subjek, Restoran A&W di Bintaro dan sekolah subjek SMU Bipuri Serpong. Observasi dilaksanakan setelah wawancara. Observasi selama proses wawancara dilakukan dirumah subjek, pada hari sabtu, 09 Juni 2007 pada pukul 15.00-16.30 WIB. Observasi kedua masih dilakukan di lingkungan rumah subjek, pada hari minggu, 10 Juni 2007 pada pukul 18.30-20.00WIB, sedangkan observasi di luar proses wawancara, pertama dilakukan di Restoran A&W di Bintaro, pada hari selasa, 12 Juni 2007 pada pukul 11.00-13.00 WIB. Observasi kedua dilakukan di SMU Bipuri Serpong pada hari Jum’at pada pukul 08.00-10.30 WIB. b. Setting Penelitian Observasi dilakukan di rumah subjek, restoran A&W Bintaro, dan kantin juga dalam kelas subjek SMU Bipuri Serpong. Rumah subjek terasa cukup nyaman karena banyak terdapat pohonpohon di sekeliling rumahnya, selain itu juga terdapat tempat santai atau gazebo kecil di belakang rumahnya. c. Gambaran Umum Subjek OKS adalah seorang laki-laki remaja yang berperawakan sedang, tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu gemuk. Subjek berkulit sawo matang. Penampilan sujek juga tidak terlalu rapi. Ketika wawancara pertama subjek mengenakan kaos abu-abu dan celana sekolah, dengan memakai topi subjek terlihat santai dan cuek.

Saat wawancara kedua subjek memakai kaos putih, celana jeans pendek biru. Sambil merokok sesekali subjek bergurau. subjek saat itu sedang malas keluar sehingga peneliti harus bertemu subjek di rumahnya untuk yang kedua kalinya. Subjek benar-benar terlihat cuek pada saat kedatangan peneliti. Meskipun begitu subjek terlihat welcome dan sopan pada peneliti. Dan wawancarapun berlangsung 15 menit setelah kedatangan peneliti. d. Observasi Terhadap Kenakalan Remaja Pada saat melakukan wawancara pertama subjek sudah terlihat sangat cuek, berbicara subjek sangat kasar pada saat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan peneliti bahkan pada adik-adik subjek. Sesekali subjek memarahi adiknya yang selalu ikut-ikutan pada saat subjek berbicara pada peneliti. Pada saat itu subjek merokok. Subjek juga seorang peminum, subjek ditemani dua orang temannya sambil minum-minuman keras. Hasil Wawancara A.Subjek 1) Pelaksanaan Wawancara Wawancara dilakukan sebanyak 2 kali, bertempat di rumah subjek. Wawancara dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 9 Juni 2007 pada pukul 15.00 – 16.30 WIB dan hari minggu pada tanggal 10 Juni 2007 pada pukul 18.30 – 20.00 WIB. Wawancara kedua dilakukan untuk melengkapi data-data yang masih kurang. 2) Hasil Wawancara a) Latar Belakang Subjek Subjek adalah seorang remaja laki-laki, tinggi subjek 170 cm dan berat badan 55 kg, bersuku bangsa Padang dan berusia 15 tahun. Saat ini subjek kelas 2 (dua) SMU Bipuri Serpong. Subjek merupakan anak keempat dari enam bersaudara. Subjek memiliki hobi menyanyi. Kegiatan subjek sehari-hari selain bersekolah adalah menonton televisi dan berkumpul bersama teman-teman baik di lingkungan sekolah maupun di rumah. Subjek lebih sering mengajak temen-temennya untuk berkumpul di halaman belakang rumahnya bermain gitar dan bernyanyi karena menurut subjek tempat itu cukup menyenangkan dan sangat sepi. “Paling gue nonton tv trus kumpul ma temen-temen di belakang rumah gue” (baris ke 8) “ehm…keseringan sih nongkrong ma temen-temen deket rumah, maen gitar dan nyanyinyanyi..”(baris ke 92) Dalam pergaulan kebanyakan subyek mempunyai teman yang usianya lebih dewasa di atas subjek. Sebenarnya keluarga subjek tidak menyukai teman- teman subjek, tapi subjek tidak memperdulikannya. Subjek merasa nyaman bergaul dengan mereka. Menurut subjek mereka sangat pengertian terhadap keadaan subjek. Subjek sering sekali diajak jalan, ditraktir, merokok bareng, minum-minum bahkan subjek pernah ditawari narkoba. “gimana ya, temen gue ada yang asik ada yang engggak. Lagian kebanyakan temen-temen gue umurnya di atas gue tapi gue nyaman bergaul ama mereka meskipun keluarga gue ga suka ama mereka tapi gue engga perduli tuh!”(baris ke 66)) b) Bentuk-bentuk Kenakalan Remaja (1) Kebut-kebutan di Jalanan yang Mengganggu Keamanan Lalu Lintas Subjek menceritakan bahwa dirinya senang sekali dibelikan sepeda motor. Dengan susah payah subjek membujuk kakak keduanya untuk minta dibelikan motor oleh ayah subjek. Subjek mengaku kalau subjek selalu kebut-kebutan di jalan bersama teman-teman sekolahnya, tetapi subjek belum memiliki SIM. “waaah..seneng banget, soalnya temen-temen disekolah juga pada bawa motor sih”(baris ke 4) “He..belum, tapi gue sih cuek aja. Laen kali aja but SIM nya.”(baris ke 6) “ Apa ya?....banyak juga sih! Kaya nyalip-nyalip kalo lagi macet, kalo lagi iseng pernah nerobos lampu merah he…..”(baris ke 16)

(2) Agresi Terhadap Keluarga dan Orang Lain Subjek sering memberontak dikeluarganya, setiap ibu subjek menasehati subjek untuk tidak nakal, tetapi subjek bersikap acuh tak acuh terhadap nasehat ibunya. Jika subjek merasa kesal subjek selalu melampiaskan amarahnya kepada adik-adiknya. “waduh sebenernya gue ga mau begitu yaa…tapi keluarga gue nyebelin, mereka kaya ngerjain gue tuk nyuruh-nyuruh gue, gue kan jadi sebel ma ade-ade gue abis mereka ngerepotin. Jadi keseringan bentak-bentak mereka…yaa kalo uda naek darah pernah gue timpuk ade gue pake sandal ehh… jelas dia nangis he…”(baris ke 64) Di sekolah, subjek selalu membuat masalah baik dengan teman-temannya maupun guru. Pada saat belajar pelajaran tersebut, subjek tidak semangat untuk menerima pelajaran. Dan subjek hanya melamun atau mengajak temannya sebangkunya untuk ngobrol. “he..he..gue pernah diskors satu minggu ma guru, gara-gara gue ngelawan tuh guru!! Gue lagi bengong ehh....ditimpuk pake kapur, terang aja gue marah-marah sambil gue gebrak meja…”(baris ke 74) (3) Perkelahian Antar Teman dan Sekolah Subjek sangat sensitif dan egois. Subjek merasa keinginannya harus terpenuhi. Subjek sering sekali berkelahi dan bahkan subjek sendiri yang sering memulai perkelahian. “ya pernah masalah cewe, temen gue ga suka kalo gue deket-deket ma tuh cewe! Gue dibilang cuma bisa ngerebut cewe orang…emmm enak aja gue dikatain kaya gitu! Alhasil berantem deh gue….so masalah juga deh ma guru bis berantem di sekolah sih!.....pernah juga di luar sekolah gara-gara gue ga dipinjemin duit…”(baris ke 10) Sering sekali terjadi tawuran antar sekolah dan subjek juga sering ikut-ikutan tawuran. Subjek merasa gengsi jika tidak ikut tawuran dan subjek juga senang sekali mencari-cari masalah. Subjek juga mengaku kalau sekolahnya diserang akibat perbuatan dia yang memalak anak sekolah lain. “gengsi, trus pengen bantuin temen-temen jugalah….sudah tradisi dari dulu ada tawuran he…”(baris ke 20) “ tapi pernah juga..emm gue malak anak sekolah lain eh dia berani nolak gue, akhirnya gue rebut dh! Pas brapa hari gitu..eh sekolah gue diserang he…he…, tapi untungnya ga nyampe bermasalah ma guru-guru sih!...”(baris ke 22) (4) Memalak Di lingkungan sekolah, subjek kurang disukai oleh teman-temannya karena subjek sering sekali meminta uang kepada mereka. Terkadang subjek minta ditraktir makan sama temantemannya. Tidak hanya itu, subjek juga sering memalak anak sekolah lain yang lewat di lingkungan sekolahnya. Subjek memalak untuk membeli rokok. “ohh…itu mah sering mba! Tapi saya lebih sering malakin duit anak sekolah laen”(baris ke 8...


Similar Free PDFs