KEWAJIBAN MENUNTUT ILMU PDF

Title KEWAJIBAN MENUNTUT ILMU
Author Ang Yog
Pages 24
File Size 1.9 MB
File Type PDF
Total Downloads 243
Total Views 714

Summary

KEWAJIBAN MENUNTUT ILMU Diajukan untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Masodir Tarbiyah Dosen Pengampu: Maman Rusman, M.Pd. Disusun oleh : 1. Anggi Prayoga (1414161004) 2. Arifah Hawa (1414161007) 3. Koimah (1414161024) KELOMPOK 7 BIOLOGI A/3 FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA...


Description

Accelerat ing t he world's research.

KEWAJIBAN MENUNTUT ILMU Ang Yog

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Profesionalisme Pendidik dalam Alquran dan Hadis Serli Mahroes

Lembaga Tarbiyyah Islamiyyah Mechiko Kamila Benang Merah Kesyirikan Perpust akaan Online Muslim PPI Kobe

KEWAJIBAN MENUNTUT ILMU Diajukan untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Masodir Tarbiyah Dosen Pengampu: Maman Rusman, M.Pd.

Disusun oleh : 1. Anggi Prayoga

(1414161004)

2. Arifah Hawa

(1414161007)

3. Koimah

(1414161024)

KELOMPOK 7 BIOLOGI A/3

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2015

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Manusia diciptakan Allah dengan berbagai potensi yang dimilikinya, tentu dengan alasan yang sangat tepat potensi itu harus ada pada diri manusia, sebagaimana sudah diketahui manusia diciptakan untuk menjadi khalifatullah fil ardh. Potensi yang dimiliki manusia tidak ada artinya kalau bukan karena bimbingan dan hidayah Allah yang terhidang di alam ini. Namun manusia tidak pula begitu saja mampu menelan mentah-mentah apa yang dia lihat, kecuali belajar dengan megerahkan segala tenaga yang dia miliki untuk dapat memahami tanda-tanda yang ada dalam kehidupannya. Tidak hanya itu, manusia setelah mengetahui wajib mengajarkan ilmunya agar fungsi kekhalifahan manusia tidak terhenti pada satu masa saja, Dan semua itu sudah diatur oleh Allah SWT. Menuntut ilmu merupakan kewajiban dan kebutuhan manusia. Tanpa ilmu manusia akan tersesat dari jalan kebenaran. Tanpa ilmu manusia tidak akan mampu merubah suatu peradaban. Bahkan dirinyapun tidak bisa menjadi lebih baik.

2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa rumusan masalah dalam penulisan makalah ini, yaitu : 1. Apa pengertian belajar dan mengajar ? 2. Mengapa menuntut ilmu (belajar) sebagai kewajiban ? 3. Apa ayat yang mewajibkan kewajiban belajar dan mengajar ? 4. Bagaiamana kaitan hadis dengan kewajiban belajar mengajar ?

3. Tujuan Pembahasan Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa tujuan dalam penulisan makalah ini, yaitu : 1. Untuk mengetahui pengertian belajar dan mengajar.

1

2. Untuk mengetahui alasan menuntut ilmu (belajar) sebagai kewajiban. 3. Untuk mengetahui ayat-ayat Al-Qur’an yang mewajibkan kewajiban belajar dan mengajar. 4. Untuk mengetahui hadis yang mewajibkan belajar mengajar.

2

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Belajar dan Mengajar Banyak definisi yang menjelaskan tentang belajar, dari definisi yang sederhana hingga definisi yang kompleks. Berikut ini, beberapa pendapat para ahli tentang belajar, yaitu : 1. Dalam The Guidance of Learning Activities W.H Burton (1984) mengemukakan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri individu karena adanya interaksi dengan individu yang lain dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya. 2. Gage Berlinger mendefinisikan belajar sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman. 3. Ernest R. Hilgard dalam Introduction to Psychology mendefinisikan belajar sebagai suatu proses perubahan kegiatan, reaksi terhadap lingkungan.1 4. Menurut Gagne (1984), belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Menurut beberapa pendapat para ahli di atas dapat di simpulkan bahwa belajar adalah sebuah proses yang kompleks yang di dalamnya terkandung beberapa aspek. Aspek-aspek tersebut adalah : 1. Bertambahnya jumlah pengetahuan 2. Adanya kemampuan mengingat dan mereproduksi 3. Adanya penerapan pengetahuan 4. Menyimpulkan makna 5. Menafsirkan dan mengaitkannya dengan realitas dan 6. Adanya perubahan sebagai pribadi

1 Azami, Muhammad Mustofa. Metodologi Kritik Hadits. Terj. A. Yamin. Jakarta: Pustaka Hidayah. 1992.

3

Sehingga dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental (psikis) yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan yang bersifat relatif konstan. Sedangkan seseorang dikatakan telah belajar kalau sudah terdapat perubahan tingkah laku dalam dirinya. Sedangkan pengertian mengajar lebih identik kepada proses mengarahkan seseorang agar lebih baik. Didalam ilmu pendidikan islam adalah setiap orang dewasa yang karena kewajiban agamanya bertanggung jawab atas pendidikan dirinya dan orang lain. Atau konsekuensi dari pada pengetahuan yang didapat.

2. Alasan Menuntut Ilmu (Belajar) Menuntut ilmu merupakan kewajiban dan kebutuhan manusia. Tanpa ilmu manusia akan tersesat dari jalan kebenaran. Tanpa ilmu manusia tidak akan mampu merubah suatu peradaban. Bahkan dirinyapun tidak bisa menjadi lebih baik. Karena menuntut ilmu merupakan sesuatu yang sangat penting dan merupakan kewajiban bagi setiap muslim. Dari urian tadi sudah menjadi keseharusan dalam menuntut ilmu. 1. Awal Perintah Membaca Mengingat hal diatas sangat tepat jika wahyu pertama turun kepada nabi SAW mengisyaratkan tentang perintah membaca (menuntut ilmu). Yakni Surat Al-Alaq ayat 1

‫ۡقۡ ۡ قك ق ذ‬ ‫ق ق‬ ‫ق‬ ۡ ۡ‫ٱقܱۡأۡبۡ قٱس قۡݗۡربقݑۡٱَقيۡخݖݎ‬

Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yang menciptakan.” Kata Iqra’ terambil dari kata kerja kara’a yang pada mulanya berarti menghimpun. Apabila kita merangkai huruf kemudian mengucapkan rangkaian tersebut maka kita sudah menghimpunnya yakni membacanya. Dengan demikinan, realisasi perintah tersebut tidak mengharuskan adanya suatu teks tertulis sebagai objek bacaan, tidak pula harus diucapkan sehingga terdengar oleh orang lain. Karena dalam kamus-kamus ditemukan aneka ragam arti dari kata tersebut adalah bisa menyampaikan, menela’ah, membaca, meneliti, mendalami.

4

3. Ayat-ayat Yang Menjelaskan Kewajiban Menuntut Ilmu 1. Tafsiran surat Al-Alaq 1- 5

‫ۡقۡ ۡ قك ق ذ‬ ‫ق قق ۡ قٰ ق ۡ ق ق‬ ‫ق ق‬ ۡ ‫ۡقۡ ق قُ ق ۡ ق‬ ‫ق‬ ‫ق‬ ۡۡ ۡ ۡ‫ݚ ۡمقݚ ۡعݖ فݎ ۡ ۡۡٱقܱۡأ ۡوربݑ ۡٱۡ ܱع‬ ۡ ‫ٱۡنس‬ ‫ٱقܱۡأ ۡۡب قٱس قۡݗ ۡربقݑ ۡٱَقي ۡخݖݎ ۡ ۡۡخݖݎ ۡ ق‬

‫ذ‬ ‫ق ذ ق ۡ قٰ ق ق‬ ‫ق ذق ۡق ق‬ ‫ق‬ ‫قي‬ ۡ ‫ݗ‬ ۡ ‫ب‬ ۡ ‫ݗ‬ ۡ ‫ݖ‬ ‫ع‬ ۡ َ‫ٱ‬ ۡ ‫ٱۡنس‬ ۡ ۡ ‫ݗ‬ ‫ݖ‬ ‫ع‬ ۡ ۡ ‫ݖ‬ ‫ݐ‬ ‫ٱل‬ ۡ ۡ ۡ‫ݚۡ قمܛۡ ۡݗ قۡي ۡعݖ ۡݗ‬ ‫ق ق‬ ‫ق‬

Artinya : “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.(Al-Alaq:1-5) Bahwa Nabi Muhammad saw. mendatangi gua Hira’ untuk tujuan beribadah beberapa hari, beliau kembali kepada istrinya (Siti Khadijah) untuk mengambil bekal secukupnya. Hingga pada suatu hari di dalam gua, beliau dikejutkan oleh malaikat pembawa wahyu Ilahi. Malaikat berkata kepadanya, “Bacalah!” beliau menjawab “saya tidak bisa membaca”. Perawi mengatakan bahwa untuk kedua kalinya malaikat memegang Nabi dan menekan-nekannya hingga Nabi kepayahan dan setelah itu dilepaskan. Malaikat berkata lagi kepadanya, “Bacalah!” kemudian Nabi menjawab dengan jawaban yang sama. Kemudian Nabi kembali ke rumah Khadijah dengan keadaan gemetar seraya mengatakan “Selimutilah aku, Selimutilah aku”. Khadijah menyelimuti beliau hingga rasa takutnya hilang, lalu beliau berkata “Aku merasa khawatir terhadap diriku”. Khadijah menjawab”Jangan, gembiralah! Demi Allah, Sesungguhnya engkau adalah orang yang menyambungkan silaturahim, benar dalam berkata, menanggung beban, gemar menyuguhi tamu dan gemar menolong orang yang tertimpa bencana. Kemudian Khadijah mengajak Nabi untuk menemui Waraqh ibnu Naufal ibnu ‘Abdill-‘Uzza (anak paman Khadijah) dan menceritakannya.2 Sesungguhnya Zat Yang Menciptakan makhluk mampu membuatmu membaca, sekalipun engkau tidak pernah belajar membaca sebelumnya. Allah menciptakan manusia dari segumpal darah, kemudian membekalinya dengan

2 Ghoffar, M. Abdul,2008. Tafsir Ibnu Katsir, Jakarta: Pustaka Imam As-Syafi i

5

kemampuan berfikir, sehingga bisa menguasai seluruh makhluk di bumi. Perintah membaca diulang-ulang, sebab membaca tidak bisa meresap kedalam jiwa, melainkan setelah berulang-ulang dan dibiasakan. Hal ini agar manusia menyadari bahwa dirinya diciptakan dari sesuatu yang hina, hingga ia mencapai kesempurnaan kemanusiaannya dengan pengetahuan tentang hakekat segala sesuatu. 3 Surat Al-Alaq tema utamanya adalah pengajaran kepada Nabi Muhammad SAW. serta penjelasan tentang Allah dalam sifat dan perbuatan-Nya, dan bahwa Dia adalah sumber ilmu pengetahuan. Menurut Al-Baiqa’i tujuan utamanya adalah perintah kepada manusia untuk menyembah Allah SWT. sang pencipta Yang Maha Kuasa, sebagai tanda syukur kepada-Nya. Kata iqra’ terambil dari kata kerja qara’a yang pada mulanya berarti menghimpun. Iqra’ digunakan dalam arti membaca, menelaah, menyampaikan dan sebagainya. Dan karena objeknya bersifat umum, objek kata tersebut mencakup segala yang dapat terjangkau, baik itu merupakan bacaan suci yang bersumber dari Tuhan maupun bukan, baik ia menyangkut ayat-ayat tertulis maupun yang tidak tertulis. Perintah iqra’ mencakup telaah terhadap alam raya, masyarakat dan diri sendiri, serta bacaan tertulis maupun tidak.4 Jika dikaitkan dengan kewajiban belajar mengajar, maka terdapat beberapa titik temu sebagai berikut: 1. Dalam surat ini, Muhammad SAW berperan sebagai seorang murid sebab beliau adalah orang yang mencari suatu petunjuk dengan jalan kontemplasi dengan semangat yang tinggi. Kesimpulannya sebagai seorang

murid

harus

mempunyai

semangat

mencari

ilmu

dan

mengawalinya dengan upaya penyucian jiwa, sehingga muncul dalam dirinya

sikap

tawadhu

yang

akan

memudahkan

dirinya

dalam

pembelajaran. 2. Malaikat dalam surat ini berperan sebagai guru yang bertugas mengajar nabi Muhammad SAW, jibril AS tidak begitu saja memberikan pengajaran

3 Mustafa, Ahmad, 1993. Al-Maraghi. Semarang: PT. Karya Toha Putra.

4 Djamarah, Syaiful Bahri, 2008. Rahasia Sukses Belajar, Jakarta: RT. Rineka: Cipta.

6

kepada Rasulullah, tetapi ia memberi pertanyaan dengan tujuan agar beliau betul-betul menyadari bahasa dirinya dalam keadaan terjaga. Sehingga ketika Muhammad menerima pengajaran tersebut beliau akan merasa yakin bahwa apa yang diterimanya merupakan kebenaran. Jika dikaitkan dengan pendidikan disini terlihat bahwa inti dari peristiwa tersebut adalah menuntut agar seorang guru tidak langsung memberikan pengajaran kepada murid. Terlebih dahuli guru harus mencairkan suasana sehingga memudahkan murid dalam mencerna pelajaran yang disampaikan oleh seorang guru. 2.

Tafsiran surat Al-Ghaasyiyah ayat 17-20

ۡ ‫ق‬ ۡ ‫ق ق‬ ‫ق‬ ‫ققق‬ ۡ ‫َِ ۡٱ ذس قݙܛكءقۡ ۡ قك ۡي قف ۡرف ققع‬ ۡ ‫ݔ ۡ قك ۡي قف ۡخݖ ققݐ‬ ‫ل ۡيق‬ ۡ‫ٱۡ قܞ ق‬ ۡ ۡ َِ ۡ ۡ ‫ܠ‬ ۡۡ ۡ ‫ܠ‬ ۡ‫ٱ‬ ۡ‫ܛظ‬ ۡ ‫ب‬ ۡ َ ‫إ‬ ۡ ‫ون‬ ܱ ݄‫ݜ‬ ۡ ‫أف‬ ‫ق‬ ‫ق‬ ‫ق قق‬ ‫ق ۡق‬ ‫قۡق‬ ‫ق‬ ۡ ۡ ‫قك ۡي قفۡنص قܞ‬ ۡ ۡ٠ۡ‫ۡضۡكيفۡس قطحܠ‬ ۡ ‫ܠۡ َِۡۡۡٱۡ ق‬ ‫ق‬

Artinya : “Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan. Dan langit, bagaimana ia ditinggikan?. Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?. Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?.”(AlGaasyiyah:17-20) Allah berfirman guna memperintahkan kepada para abdinya untuk memperhatikan makhluk-makhluknya yang menunjukkan kepada kekuasaan dan keagungannya: maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan? Unta dikemukakan karena dia merupakan ciptaan yang menakjubkan, susunan tubuhnya sungguh memikat. Dan unta itu sendiri mempunyai kekuatan dan kekokohan yang luar biasa. Dia ditundukkan untuk menanggung beban yang berat dan menuntun kusir yang payah, dapat dimakan, bulunya dapat digunakan, dan susunya dapat diminum. Dan langit, bagaimana dia di tinggikan? Yaitu bagaimana Allah Ta’ala meninggikan langit dari bumi, ini merupakan peninggian yang sangat agung. Dan gunung-gunung bagaimana dia di tegakkan? Yaitu dengan menjadikannya tertancap sehingga menjadi kokoh. Dan teguh sehingga bumi menjadi tidak miring bersama penghuninya: dan telah menjadikan berbagai macam manfaat dan barang-barang tambang padanya.

7

Dan bumi bangaimana dia dihamparkan? Yaitu bagaimana dia dibentangkan, dipanjangkan dan dihamparkan. Maka ayat ini mengingatkan orang-orang arab badui tentang apa yang sering disaksikan oleh mereka berupa unta, langit, gunung, dan bumi agar mereka dapat mengambil pengajaran dari semua ini tentang kekuasaan dia yang telah menciptakan. Dan bahwa Dia adalah Rabb Yang Maha pencipta, pemilik, dan pengatur. Dialah yang tidak ada tuhan selain Dia semata.5 Seseorang yang melakukan pembelajaran haruslah bersikap tabah dan kuat dalam menjalani prosesnya, karena kemanfaatan dalam menjalani ketabahan tersebut sangatlah banyak, diantaranya untuk kemaslakhatan umum. Ketika seseorang sudah memiliki ilmu yang tinggi secara tidak langsung dia juga mempunyai pemikiran yang tinggi dari orang-orang pada umumnya sebagaimana seseorang yang sudah mempunyai ilmu dan iman akan menjadi kokoh dan teguh dalam pendiriannya kepada dasar-dasar yang dikembalikan kepada Al-qur’an dan hadits yang telah menjadi berbagai macam manfaat untuk seorang muslim, ketika seseorang sudah memiliki ilmu, seseorang tersebut akan mengakui dari semua ilmu yang telah diambil semua berasal dari Allah. Apakah kaum musyrikin mengingkari apa yang telah Kami ceritakan kepada mereka tentang hari kebangkitan dan apa yang berkaitan dengannya tentang kebahagiaan dan kesengsaraan ? Tidakkah mereka memperhatikan perihal kejadian binatang unta yang menakjubkan dan selalu ada dihadapan mereka serta selalu mereka pergunakan pada setiap kesempatan ? Jika mereka mau memikirkan perihal penciptaan unta tersebut, niscaya mereka akan mendapatkan bahwa di dalam penciptan unta terdapat suatu keajaiban diantara binatang-binatang lain. Unta yang bertubuh besar, berkekuatan prima serta memiliki ketahanan yang tinggi dalam menanggung lapar dan dahaga. Unta sangat tahan dalam melakukan kerja berat, berjalan di terik matahari sahara tanpa berhenti dan menempuh perjalanan sepanjang ribuan kilometer, sehingga binatang ini patut menyandang gelar istimewa sebagai perahu sahara.3

3 Mustafa, Ahmad, 1993. Al-Maraghi. Semarang: PT. Karya Toha Putra.

5 Shihab, M. Quraish,2002. Tafsir Al Misbah. Jakarta: Lentera Hati

8

Ciri khas lain dari unta adalah wataknya yang penurut, baik anak kecil maupun dewasa. Iapun tetap bersabar disakiti oleh keduanya. untuk memberi makan kepadanya, cukuplah apa yang ada di padang penggembalaan berupa daundaunan dan pohon berduri. Di kalangan orang Arab, unta di anggap sebagai binatang yang menakjubkan, karena mereka sudah kenal betul dengan watak dan tabiatnya. Ayat ini dipaparkan dalam kalimat istifham (bertanya) yang mengandung pengertian sanggahan terhadap keyakinan kaum kuffar dan sekaligus merupakan celaan atas sikap keingkaran mereka kepada hari kebangkitan. Sanggahan tersebut berupa argumen dengan dassar-dasar ilmu pengetahuan islam yang didapatkan orang muslim dari Rasulnya, sehingga secara tidak langsung terjadi proses belajar mengajar sebagai landasan orang muslim, baik itu ilmu pengetahuan, filsafat, dan ilmu-ilmu lainnya. Apakah mereka tidak memperhatikan kejadian langit yang terangkat demikian tingginya tanpa memakai tiang penyangga ? Dengan demikian, seseorang yang menginginkan derajat yang tinggi di sisi Allah , maka ia wajib menuntut ilmu setinggi-tingginya. Apakah mereka tidak memperhatikan kepada kejadian gunung- gunung, bagaimana gunung- gungung tersebut di pancangkan sedemikian kokohnya sehingga tidak goyah atau goncang? Demikian juga seperti orang yang sudah memiliki ilmu pengetahuan maka ia mempunyai landasan yang kuat, dan tidak terpengaruh oleh hal-hal yang bertentangan. Dan dengan dihamparkannya bumi sedemikian rupa, ia sangat cocok untuk kebutuhan para penghuninya. Mereka bisa memanfaatkan apa-apa yang ada di permukaan bumi dan apa-apa yang ada di dalam perut bumi berupa aneka jenis tambang dan mineral yang memberi faedah bagi kehidupan mereka Dengan demikian, ibarat manusia yang sudah mempunyai ilmu ataupun iman dengan landasan yang kuat, ilmu tersebut dapat digunakan atau dimanfaatkan ilmunya dengan baik. Jika mereka yang ingkar dan ragu mau menggunakan akalnya untuk memikirkan seluruh kejadian-kejadian itu (penciptaan Allah) maka mereka akan mengetahui bahwa kesemuanya itu diciptakan dan dipelihara oleh Yang Maha Agung dan Maha Kuasa. Mereka juga akan mengetahui, bahwa ia mampu menghidupkan kembali manusia setelah kematiannya kelak dihari kiamat dan dia

9

mampu menghidupkan manusia tanpa seorangpun mengetahui caranya. Oleh sebab itu, hendaknya ketidaktahuan mereka terhadap hakikat hari kiamat tidak dijadikan alasan untuk mengingkarinya. Allah sengaja memaparkan semua ciptaannya secara khusus, sebab bagi orang yang berakal dan mau belajar tentu akan mau memikirkan apa-apa yang ada disekitarnya. Seseorang akan mau mempelajari bagaimana memperhatikan unta yang dimilikinya. Pada saat ia mengangkat pandangannya ke atas–ia melihat langit. Jika ia memalingkan pandangannya ke kiri dan ke kanan, tampak di sekelilingnya gunung-gunung. Dan jika meluruskan pandangannya atau menunduk – ia akan melihat bumi yang terhampar. Bagi orang-orang arab dalam kesehariannya mereka tentu akan melihat kesemuanya itu. Sebab itu Allah memerintahkan mereka agar mau belajar memikirkan seluruh kejadian benda-benda di alam semesta. Dengan seperti itu manusia dapat mempelajari hal-hal yang telah diciptakan oleh Allah dari penciptaan yang fakta. Manusia dapat melihat lalu menggerakkan otaknya untuk berfikir bagaimana Allah menciptakan semuanya semesta alam.6 Apabila mereka telah mempelajari dan memperhatikan semua tentang ciptaan Allah dengan seksama, tentu mereka akan mengakui bahwa penciptanya dapat membuktikan manusia pasti akan kembali pada hari kiamat nanti, dengan bertujuan beriman kepada Allah. 3.

Tafsiran surat Ali Imran ayat 190 -191

‫ذ ق ق ق ۡق‬ ‫ذ‬ ‫ذ‬ ۡ‫ق ك ْ ۡ ق‬ ۡ ‫ق‬ ‫ق ۡ ق‬ ‫ذ‬ ‫ق‬ ‫ق‬ ‫ق‬ ‫قيݚۡق‬ ‫ذ‬ ۡ ٰ ٰ ٰ ۡ َ‫ܜۡ ۡٱ‬ ۡ‫ۡۡو قِۡٱۡلب ق‬ ۡ ‫ۡضۡوۡٱخت ق ق‬ ۡ ‫تۡ ۡوٱۡ ق‬ ۡ‫نۡ قِۡخݖ قݎۡٱ س ٰو ٰ ق‬ ۡ ‫إق‬ ۡ‫فۡٱَ ق‬ ۡ ‫ݔۡوۡٱنݟ‬ ‫ܠ ق‬ ‫ܛرقۡٓي ل‬ ‫ۡق‬ ‫ق ذق ق م ق م ق قق‬ ۡ ‫ق‬ ۡ ‫ۡ قققق ذ ق‬ ٰ ۡ‫ۡضۡ قر ذب قݜܛ‬ ۡ ‫تۡ قوۡٱۡ ق‬ ۡ‫ِۡۡخݖ قݎ ۡٱ ذس ق ٰ قو ٰ ق‬ ‫ون‬ ܱ ۡ ‫ݓ‬ ‫ݍ‬ ‫ت‬ ‫ي‬ ‫ۡو‬ ‫ݗ‬ ‫ݟ‬ ‫ݠب‬ ‫ݜ‬ ‫ۡج‬ ‫ل‬ ‫يقܰكܱونۡٱّۡۡق قيٰݙܛۡو عݠلاۡو‬ ‫ق‬ ‫قق‬ ‫ق ق ق ۡ ق قٰ ق قٰ م ۡ ق ٰ ق ق ق ق ق‬ ‫ܛۡع قܰ ق‬ ۡ ۡ ۡ‫ܛرق‬ ۡ ‫اجۡٱنذ‬ ‫مܛۡخݖݐܠۡهܰاۡب قطلۡسܞ ݜݑۡفݐقݜ‬

Artinya : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan

6 Nata, Abuddin, 2002. Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

10

berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka. (Ali Imran 190-191) Maksudnya yaitu pada ketinggian dan keluasan langit dan juga pada kerendahan bumi sertapada kepadatannya. Dan juga tanda- tanda kekuasaan- Nya yang terdapat pada ciptaan- Nya yang dapat dijangkau oleh indra manusia pada keduanya (langit dan bumi), baik yang berupa: bintang-bintang, komet, daratan dan lautan, pegunungan, dan pepohonan, tumbuh- tumbuhan, tanaman, buahbuahan,binatang, barang tambang, serta berbagai macam warna dan aneka ragam makanan dan bebauan. Silih bergantinya malam dan siang, yakni, silih bergantinya, susul menyusulnya, panjang pendeknya. Terkadang ada dalam yang lebih panjang dan siangnya yang pendek. Lalu masing- masing menjadi seimbang. Setelah itu, salah satunya mengambil masa dari yang lainnya, sehingga yang terjadi pendek menjadi lebih panjang, dan yang dia...


Similar Free PDFs