Konsep Ie Dalam Novel Ogawa Yoko PDF

Title Konsep Ie Dalam Novel Ogawa Yoko
Author Rima Devi
Pages 10
File Size 103.3 KB
File Type PDF
Total Downloads 13
Total Views 85

Summary

Konsep Ie Dalam Novel Ogawa Yoko1 Oleh : Rima Devi, S.S., M. Si. Abstrak Ogawa Yoko (1962- ) sebagai seorang novelis perempuan Jepang tidak melepaskan diri dari budaya Jepang dalam menuangkan idenya pada novel-novelnya. Salah satu yang tergambar dalam novel-novel Ogawa Yoko adalah struktur keluarga ...


Description

Konsep Ie Dalam Novel Ogawa Yoko 1

Oleh : Rima Devi, S.S., M. Si.

Abstrak Ogawa Yoko (1962- ) sebagai seorang novelis perempuan Jepang tidak melepaskan diri dari budaya Jepang dalam menuangkan idenya pada novel-novelnya. Salah satu yang tergambar dalam novel-novel Ogawa Yoko adalah struktur keluarga Jepang baik keluarga modern maupun tradisional. Keluarga Jepang tradisional yang dikenal dengan ie pernah diberlakukan secara resmi dan dimuat dalam Meiji Minpo atau undang-undang pemerintah Meiji. Walaupun undang-undang tersebut sudah dihapuskan ketika Jepang kalah pada Perang Dunia Kedua, dalam keluarga Jepang dewasa ini masih terlihat adanya pelaksanaan konsep-konsep yang terdapat dalam sistem ie. Bagaimanakah gambaran konsep-konsep ie dalam struktur keluarga pada tiga novel karya Ogawa Yoko yaitu Kifujin A No Sosei, Hakase no Aishita Suushiki dan Miina no Koushin, merupakan permasalahan pada tulisan ini. Pembahasan dilakukan dengan pendekatan sosiologi sastra dan mengaitkannya dengan konsep-konsep keluarga pada sistem ie. Kata Kunci: Ogawa Yoko, Keluarga Jepang, Sistem Ie

Pendahuluan Ogawa Yoko (1962-sekarang) adalah seorang novelis perempuan Jepang yang produktif menulis sejak karyanya mendapatkan penghargaan Kaienshinjin Bungakushou「海燕新人文 学賞受賞」(Penghargaan bagi pendatang baru di dunia sastra dari majalah Kaien) atas novel berjudul Agehacho ga Kowareru Toki 『揚羽蝶が壊れる時』(Ketika Sayap Kupu-kupu Rusak) pada tahun 1988. Hingga sekarang lebih dari 40 buah karya baik berupa novel maupun kumpulan esai telah dihasilkannya. Karya terbarunya yang terbit pada tahun 2012 diberi judul Saihate Aakeedo 『最果てアーケード』( Gang Paling Ujung ). Novel ini juga diterbitkan dalam bentuk komik. Karya-karya Ogawa Yoko mendapatkan tempat tersendiri bagi penggemarnya baik di Jepang maupun di luar negeri. Beberapa karyanya sudah diterjemahkan ke dalam bahasa asing seperti bahasa Inggris, Perancis, dan Korea. Kepoluleran karya Ogawa Yoko juga terlihat dalam persaingan dunia sastra di Jepang. Hal ini dapat diketahui dari beberapa penghargaan yang diperoleh Ogawa Yoko atas karya-karyanya termasuk penghargaan yang bergengsi di Jepang yaitu penghargaan Akutagawashou 「 芥 川 賞 」 (Penghargaan 1

Dipresentasikan pada Seminar Nasional Jurusan Sastra Jepang FIB Universitas Andalas pada tanggal 13 Mei 2014.

1

Akutagawa) yang diperolehnya pada tahun 1990 atas novel berjudul Ninshin Karendaa『妊 娠カレンダー』(Kalender Kehamilan). Novel-novel Ogawa Yoko kebanyakan berkisah tentang kehidupan sehari-hari yang dijalani oleh para tokohnya yang mempunyai berbagai kekurangan fisik atau mental. Tokohtokoh utamanya pada umumnya adalah seorang perempuan yang kehilangan ayah, suami atau saudara laki-laki. Tokoh lainnya adalah lansia, ilmuwan, dan anak-anak. Para tokoh yang mempunyai berbagai kekurangan ini dikumpulkan oleh Ogawa Yoko dalam satu ruang yang disebut rumah. Seperti pada novel Kifujin A no Sosei 『貴婦人 A 蘇生』 (Kebangkitan Bangsawan A), dikisahkan bagaimana seorang Gadis yang telah kehilangan ayahnya kemudian merawat bibinya yang merupakan istri dari mendiang pamannya. Gadis ini lalu tinggal di rumah warisan pamannya bersama Bibi Yuli yang sudah lansia. Demikian juga pada novel Hakase no Aishita Suushiki 『博士の愛した数式』(Rumus yang Dicintai Sang Profesor) dikisahkan bagaimana seorang pengurus rumah tangga yang tidak bersuami tapi memiliki seorang anak laki-laki berusia 10 tahun, merawat seorang pria lansia yang lupa ingatan. Dan pada novel Miina no Koushin 『ミーナの行進』(Parade Miina) diceritakan seorang tokoh belia berusia 12 tahun bernama Tomoko yang telah kehilangan ayahnya kemudian hidup menumpang selama setahun di rumah keluarga saudara perempuan ibunya. Pada ketiga novel di atas terlihat adanya kesamaan yaitu para tokoh yang telah kehilangan suami ataupun ayah dapat berkumpul dengan orang lain dalam satu tempat yaitu rumah. Di dalam rumah biasanya tinggal beberapa orang yang memiliki ikatan yang disebut dengan keluarga. Oleh Goode (2007) keluarga dibagi ke dalam dua kelompok yaitu keluarga batih yang anggotanya terdiri suami, istri dan anak-anak yang belum menikah, dan keluarga besar yang anggotanya terdiri dari suami, istri, anak-anak, orang tua, dan kerabat lainnya (hlm: 90). Dalam keluarga Jepang sekarang ini telah terjadi perubahan di mana keluarga Jepang tidak keseluruhannya dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori yang disebutkan oleh Goode di atas. Walaupun masih banyak ditemui keluarga batih dan keluarga besar, ada keluarga yang anggotanya satu orang saja, ada keluarga yang anggotanya hanya terdiri dari ayah atau ibu dan anak yang sudah dewasa namun tidak menikah, dan ada pula keluarga yang terdiri dari anggota yang tidak mempunyai hubungan darah atau hubungan perkawinan sama sekali (Rebick: 2006). Dalam masyarakat Jepang sendiri dikenal sistem kekeluargaan tradisional yang dikenal dengan sistem ie. Pada masa Pemerintahan Meiji (1868-1912) sistem ie dikukuhkan dalam Meiji Minpo atau undang-udang dasar negera Jepang sebagai bentuk keluarga Jepang.

2

Walaupun sistem ini kemudian dihapuskan dari undang-undang dasar negara Jepang ketika Jepang kalah pada perang dunia kedua, menurut para ahli yang meneliti tentang keluarga Jepang seperti Fukutake Tadashi, Torigoe Hiroyuki, Nakane Chie dan lain-lain menyatakan bahwa konsep-konsep ie masih terlihat dalam masyarakat Jepang modern. Sistem ie yang dikenal dalam masyarakat Jepang dan diberlakukan pada masyarakat tradisional adalah satu sistem kekerabatan di mana sebuah keluarga dipimpin oleh seorang kepala keluarga yang disebut kachou bersama dengan istrinya atau shufu. Anggota keluarga ini terdiri dari tiga generasi atau lebih, memiliki hubungan darah dengan kepala keluarga dan ada pula anggota yang tidak memiliki hubungan darah dengan kepala keluarga yang disebut dengan hokonin. Kembali kepada tiga novel di atas yang menggambarkan tokoh Gadis, Bibi Yuli, Pengurus rumah tangga dan anak laki-lakinya, serta Tomoko yang yang telah kehilangan kepala keluarga kemudian tinggal bersama dengan orang yang tidak memiliki hubungan darah mengindikasikan adanya hokonin yang merupakan salah satu dari konsep ie. Mengetahui hal ini menimbulkan pertanyaan apakah dalam ketiga karya Ogawa Yoko ini terdapat konsepkonsep ie selain hokonin di atas. Dalam novel Miina No Koushin (selanjutnya disingkat dengan MNK) anggota keluarga yang tinggal dalam rumah yang dipimpin oleh Erich terdiri dari tiga generasi yaitu Nenek Rosa, Erich dan istrinya Hiromi, serta Miina putri Erich. Dalam novel Kifujin A No Sosei (Selanjutnya disingkat dengan KAS) pewaris dari keluarga pamannya adalah Gadis yang merupakan anak angkat atau yoshi yang mengurus harta warisan dan merawat Bibi Yuli. Sementara dalam novel Hakase No Aishita Suushiki (Selanjutnya disingkat dengan HAS) Mibojin yang telah ditinggal mati oleh suaminya mengambil alih kepemimpinan keluarga untuk mengurus aset keluarga dan adik ipar laki-lakinya bernama Hakase. Dalam novel KAS, HAS dan MNK ditemukan konsep-konsep seperti kachou, hokonin, yoshi, dan pewarisan yang merupakan konsep-konsep yang terdapat dalam sistem ie. Bagaimanakah konsep-konsep ie tersebut digambarkan oleh Ogawa Yoko dalam ketiga novel di atas merupakan permasalahan pada tulisan ini.

Sistem Ie Ie dalam bahasa Jepang bermakna sebagai keluarga tradisional yang mempunyai tata cara tersendiri. Sedangkan istilah keluarga dalam bahasa Jepang disebut dengan kazoku yang mempunyai makna seperti family dalam bahasa Inggris. Sistem ie dalam masyarakat Jepang sudah dijalankan sejak zaman Tokugawa (1603-1868) dan dikukuhkan dalam undang-undang 3

dasar negara atau Meiji Minpo pada zaman Meiji (1868-1912). Sistem ie ini berlaku pada semua lapisan masyarakat Jepang baik golongan samurai, petani, pengrajin maupun pedagang. Lapisan masyarakat Jepang yang paling banyak pada zaman tersebut adalah masyarakat petani sehingga pelaksanaan sistem ie ini sangat jelas terlihat pada golongan petani. Sistem ie didefinisikan oleh pakar terkenal Jepang bernama Aruga Kizaemon (dalam Torigoe, 1988: hlm. 8) sebagai berikut,

家は日本に特殊な 慣行であり、通文化的意味の家族と違う。。。家は家産や 家業の運営の集団であって、この意味で社会における生活の単位として存続 していたから、それは成員の生死を越えて、連続することを目標とした。 Ie adalah adat istiadat khusus yang terdapat dalam masyarakat Jepang, yang maknanya berbeda dengan keluarga pada umumnya. … Ie adalah satu kelompok yang menjalankan usaha dari harta milik keluarga dan merupakan usaha keluarga. Melalui pemahaman mengenai hal ini maka sebagai satu unit di dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat, maka tujuan keluarga adalah kesinambungan dari Ie dan setiap anggotanya baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia secara turuntemurun. Ie dianggap sebagai adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat Jepang dan dijalankan oleh seluruh lapisan masyarakatnya. Ie merupakan satu kelompok yang menjalankan bisnis keluarga (kagyou) seperti pada keluarga petani menjalankan usaha pertanian. Kelompok ini mempunyai aset (kasan) yang dimiliki secara bersama-sama walaupun kepemilikan dari aset, seperti pada keluarga petani adalah lahan pertanian dan alat-alat pertanian, atas nama kepala keluarga atau kachou. Kachou sebagai kepala keluarga menduduki posisi yang penting karena bertanggung jawab atas ie-nya. Kachou mempunyai otoritas penuh dalam mengendalikan ie, menjaga keharmonisan bersama dan memperhatikan kesejahteraan anggotanya. Seseorang dapat menjadi anggota dari sebuah ie melalui kelahiran, pernikahan dan adopsi. Anggota dari ie bukan hanya yang masih hidup namun yang sudah meninggal dunia bahkan yang akan lahir. Oleh karena itu kachou bertanggung jawab atas kesinambungan ie-nya. Dalam menjalankan ie-nya kachou dibantu oleh istrinya yang disebut dengan shufu. Shufu bertanggung jawab atas kalkulasi anggaran dan pengeluaran ie, hal-hal yang berkaitan dengan urusan domestik seperti menyiapkan makanan dan pakaian, pengasuhan anak dan perawatan lansia. Anggota ie yang sudah dewasa membantu menjalankan bisnis keluarga.

4

Sebuah ie juga mempunyai kebiasaan tertentu yang mungkin saja berbeda dengan ie yang lain. Kebiasaan ini disebut dengan kafu yang biasanya bersifat perayaan yang dilaksanakan setiap tahun. Kebiasaan rutin yang dilakukan oleh sebuah ie adalah pemujaan arwah leluhur yang semasa hidup mereka adalah anggota dari ie tersebut. Selain itu ada pula perayaan yang berkaitan dengan anggota keluarga seperti kelahiran, pernikahan dan kematian. Untuk menjaga kesinambungan ie, seorang kachou berkewajiban menentukan pewaris dari ie. Pada umumnya pewaris adalah anak laki-laki pertama dari kachou. Bila anak laki-laki pertama atau chounan dianggap tidak kompeten maka kachou dapat menunjuk anak laki-laki kedua (jinan) atau anak laki-laki ketiga (sannan) sebagai pewaris. Dalam ie yang tidak mempunyai chounan diperbolehkan mengangkat anak dari keluarga yang masih mempunyai hubungan darah dengan kachou untuk menjadi pewaris. Anak angkat ini disebut dengan yoshi yang dididik dari kecil dan dipersiapkan untuk menjadi kachou sebagaiman halnya dengan chounan pada keluarga tradisional Jepang. Ie yang hanya mempunyai anak perempuan juga diperbolehkan mengangkat menantu laki-lakinya untuk menjadi pewaris yang disebut dengan mukoyoshi. Struktur keanggotaan ie dijelaskan oleh Takeda Chosu (1977: hlm. 52, dalam Tobing, 2006: hlm. 92) bahwa ie memiliki empat kategori dari anggotanya yaitu, 1). Keluarga yang memiliki garis keturunan langsung dan memiliki hubungan darah yaitu nenek, kakek, ayah ibu, anak menantu dan seterusnya. 2). Keluarga mengikut pada ie, yang tidak memiliki garis keturunan langsung tetapi memiliki hubungan darah yaitu saudara kandung beserta pasangannya, keponakan beserta pasangannya dan seterusnya. 3). Keluarga yang tidak memiliki garis keturunan langsung dan tidak memiliki hubungan darah yaitu anak angkat dan pasangannya, pembantu atau hokonin beserta keluarganya dan seterusnya. 4). Keluarga yang mengikut pada ie, yang tidak memiliki hubungan darah sama sekali yaitu keluarga pembantu yang telah mengikut pada ie sejak dari pendahulu mereka.

Pembahasan Hal yang menjadi pembeda yang kentara antara keluarga tradisional dan keluarga modern pada masyarakat Jepang adalah struktur keluarga. Dalam masyarakat tradisional yang menjalankan sistem ie, sebuah keluarga dipimpin oleh seorang kachou. Pada ketiga novel Ogawa Yoko yaitu KAS, HAS dan MNK, struktur keluarga yang memiliki kesamaan dengan konsep ie adalah dalam novel MNK. Keluarga pada novel ini didasari atas hubungan suami istri antara Erich dan Hiromi, beranggotakan tiga generasi yaitu Nenek Rosa yang merupakan ibu kandung Erich, Miina dan Ryuuichi adalah anak-anak Erich dan Hiromi. Mereka 5

memiliki garis keturunan langsung dan memiliki hubungan darah. Anggota keluarga lainnya adalah pembantu rumah tangga yaitu Yoneda dan Kobayashi. Yoneda yang seusia dengan Nenek Rosa tinggal bersama dengan keluarga Erich sejak Nenek Rosa yang berkebangsaan Jerman dibawa tinggal menetap di Jepang oleh ayah Erich. Yoneda tidak mempunyai sanak keluarga yang lain. Kobayashi yang bertugas sebagai tukang kebun datang ke rumah Erich setiap hari untuk bekerja dan pulang ke rumahnya sendiri setelah selesai dengan pekerjaannya. Yoneda dan Kobayashi di sini dikelompokkan sebagai hokonin. Selain itu tinggal pula di rumah keluarga Erich seorang gadis belia berusia 12 tahun bernama Tomoko yang merupakan keponakan Hiromi. Tomoko yang telah kehilangan ayahnya dititipkan oleh ibunya yang merupakan saudara kandung Hiromi di rumah keluarga Erich. Walaupun Tomoko masih mempunyai hubungan kekerabatan dengan Hiromi, dalam sistem ie Tomoko dikelompokkan ke dalam hokonin karena tidak mempunyai hubungan keturunan langsung dan tidak memiliki hubungan darah dengan kachou. Mengenai struktur keluarga dalam novel KAS dan HAS, tidak menggambarkan struktur keluarga dalam sistem ie karena ikatan antar anggotanya tidak didasarkan pada hubungan suami istri. Walaupun demikian, konsep ie terlihat pada pewaris dari kachou yang telah meninggal dunia. Pada novel KAS, Paman Gadis yang tidak mempunyai anak, menyerahkan pengurusan harta peninggalannya dan istrinya Bibi Yuli kepada Gadis. Dalam hal ini Gadis menjadi yoshi atau anak angkat dan meninggalkan keluarga asalnya untuk menjaga dan mengelola aset mendiang pamannya. Gadis semenjak kecil sudah didekati oleh Pamannya ini. Walaupun Ibu dari Gadis tidak menyukai sikap dan tindakan saudara laki-lakinya, Gadis dan pamannya secara diam-diam saling memahami satu sama lain. Pamannya sudah mengenalkan kepada Gadis bermacam-macam koleksi binatang yang diawetkan yang merupakan kegemarannya. Tindakan Paman Gadis ini adalah sikap seorang kachou yang mendidik calon pewarisnya seperti yang berlaku dalam sistem ie. Dalam novel HAS, Mibojin yang tidak mempunyai anak mengambil alih peran mendiang suaminya menjadi kachou dengan mengelola harta peninggalan keluarga dan merawat adik suaminya yang lupa ingatan. Diantara ketiga novel di atas, sistem pewarisan bedasarkan sistem ie yaitu pewaris adalah anak laki-laki tertua atau chounan terlihat sekali pada novel MNK, di mana Erich sebagai kachou adalah pewaris ketiga. Erich tidak hanya menjaga keluarganya juga memimpin perusahaan minuman kesehatan yang sudah dikelola turun-temurun dari kakeknya. Dalam novel juga diceritakan adanya kasan atau aset keluarga yang merupakan warisan yang pengelolaannya diberikan kepada kachou. Dalam novel KAS, kasan yang dikelola oleh Gadis adalah rumah pamannya yang mewah dengan pekarangan yang luas dan dilengkapi 6

dengan kolam renang. Selain itu di dalam rumah yang besar tersimpan berbagai macam kepala binatang yang diawetkan, bulu-bulu binatang buas dan berbagai pernak-pernik hiasan rumah. Koleksi ini merupakan benda-benda langka dan bernilai tinggi sehingga rumah tersebut terlihat seperti museum. Rumah besar yang berisi berbagai koleksi binatang buas membuat para pencinta benda-benda ini sering berkunjung ke rumah Bibi Yuli. Seorang penggemar dan sekaligus kolumnis majalah pencinta binatang yang diawetkan bernama Ohara mendaulat dirinya menjadi manajer Bibi Yuli dan mengatur kedatangan para tamu yang berkunjung ke rumah. Walaupun secara langsung kedatangan tamu-tamu tersebut tidak mendatangkan uang bagi Gadis dan Bibi Yuli, namun kegiatan ini seperti sebuah bisnis keluarga atau kagyou di mana Ohara yang bertindak sebagai manajer tidak meminta bayaran apapun dari Gadis ataupun Bibi Yuli melainkan memintanya kepada para tamu yang datang. Satu-satunya keuntungan yang diperoleh Gadis dari kegiatan ini adalah Bibi Yuli yang sudah lansia merasa senang dengan kehadiran tamu-tamu tersebut apalagi dengan promosi dari Ohara yang menyatakan Bibi Yuli adalah Putri Anastasia anak Raja Nikolai dari Rusia. Sementara pada novel HAS, Mibojin yang tidak sanggup mengelola pabrik tenun peninggalan suaminya kemudian menjual pabrik tersebut dan di atas tanah bekas pabrik dibangun apartemen mewah untuk disewakan. Dari kagyou ini Mibojin dan adik iparnya Hakase memperoleh biaya hidup berupa uang sewa apartemen. Dari bisnis ini juga yang memungkinkan bagi Mibojin yang juga sudah lansia dapat mempekerjakan seorang pengurus rumah yang disebut dengan Kaseifu untuk tidak mengurus Hakase. Dalam novel MNK digambarkan kasan dari keluarga Erich adalah rumah yang mewah dan besar bergaya Spanyol yang terdiri dari 16 ruangan dan dilengkapi dengan lukisan dan keramik yang bernilai tinggi. Keluarga Erich juga memiliki pabrik minuman bernama Fressy yang merupakan kagyou bagi mereka. Pabrik ini memiliki luas 120.000 meter persegi, mampu berproduksi sembilan ratus ribu botol setiap harinya dan mempekerjakan dua ratus karyawan. Pabrik ini juga dilengkapi dengan mesin tercanggih saat itu, yang sekali bergerak dapat mencusi 980 botol sekaligus. Erich sebagai kachou juga menjadi presiden direktur pada pabrik ini. Kebiasaan keluarga atau kafu pada keluarga tradisional Jepang adalah melaksanakan berbagai perayaan seperti pemujaan arwah leluhur yang dipimpin oleh kachou. Pada keluarga Erich tidak dilaksanakan perayaan semacam ini. Perayaan yang rutin dilakukan pada keluarga Erich adalah perayaan natal. Nenek Rosa berperan sebagai pemimpinnya dalam persiapan perayaan tersebut, mulai dari memasak di dapur, memasang dekorasi rumah hingga memasang hiasan pada pohon natal. Anggota keluarga yang lain membantu persiapan 7

menyambut malam natal berdasarkan instruksi dari Nenek Rosa. Kebiasaan lain dari keluarga Erich adalah mengundang chef terkenal dari hotel ke rumah mereka untuk memasakkan makanan restoran yang dapat disantap bersama oleh seluruh anggota keluarga sebagai bentuk syukur mereka bila ingin merayakan sesuatu seperti menyambut kedatangan Tomoko di rumah mereka. Pada novel KAS dan HAS tidak tergambar kebiasaan keluarga yang bersifat rutin. Struktur keluarga yang baru terbentuk mencoba mencari kebiasaan yang menjadi kafu mereka. Kebiasaan itu tak terlepas dari acara makan seperti pada novel KAS, Gadis dan Bibi Yuli pergi makan ke restoran mewah dengan mengenakan pakaian yang bagus. Sedangkan dalam novel HAS kebiasaan yang mereka lakukan juga makan bersama untuk merayakan ulang tahun anak pengurus rumah tangga yaitu Kaseifu dan untuk merayakan keberhasilan Hakase memenangkan kuis pada majalah matematika. Kebiasaan atau kafu yang tergambar dalam ketiga novel tidak sama dengan kafu yang ada pada keluarga tradisional di mana kebiasaan utama mereka adalah pemujaan pada arwah leluhur. Hal lain yang tergambar dalam novel di mana adanya perbedaan dengan sistem ie adalah mengenai kagyou. Pada sistem ie, bisnis keluarga dikelola secara bersama-sama oleh anggota ie tersebut. Sementara dalam ketiga novel di atas, bisnis keluarga dijalankan sendiri oleh kachou tanpa melibatkan anggota keluarga yang lain dan pekerja dari perusahaan tersebut adalah karyawan yang mendapatkan gaji bulanan. Mengenai hal ini tergambar dengan jelas pada novel MNK. Perbedaan lain yang tergambar dalam ketiga novel dan sangat bertentangan dengan konsep yang terdapat dalam sistem ie adalah tidak adanya kesinambungan dari ie setelah kachou mengambil alih ie-nya sebagai pewaris. Pada ketiga novel digambarkan baik Erich, Mibojin dan Gadis menjual aset keluarga atau kasan dan tidak mencari pewaris untuk melanjutkan ie mereka. Erich menjual rumah dan pabriknya setelah Yoneda dan Nenek Rosa meninggal dunia, padahal Erich mempunyai anak laki-laki yaitu Ryuuich...


Similar Free PDFs