Konstruktivisme dalam Ekonomi Politik Internasional DOC

Title Konstruktivisme dalam Ekonomi Politik Internasional
Author Putri Larasati
Pages 2
File Size 38 KB
File Type DOC
Total Downloads 190
Total Views 850

Summary

Summary Ekonomi Politik Internasional (5)  Putri Larasati (HI 4 C/11141130000043) Perspektif dalam Ekonomi Politik Internasional 5: Konstruktivisme Konstruktivisme pada awalnya adalah sebutan yang digunakan oleh para seniman dan arsitek Rusia pada tahun 1920 untuk menjelaskan pergerakan artistik ba...


Description

Summary Ekonomi Politik Internasional (5) Putri Larasati (HI 4 C/11141130000043) Perspektif dalam Ekonomi Politik Internasional 5: Konstruktivisme Konstruktivisme pada awalnya adalah sebutan yang digunakan oleh para seniman dan arsitek Rusia pada tahun 1920 untuk menjelaskan pergerakan artistik baru. Dalam hubungan internasional, istilah konstruktivisme diperkenalkan oleh Nicholas Onuf pada tahun 1989 dalam bukunya yang berjudul "World of Our Making". Konstruktivisme hadir sebagai kritik dari teori neorealisme. Asumsi dari neorealisme yang dikritik oleh pemikir konstruktivis yang paling utama yaitu asumsi bahwa hubungan internasional bersifat anarkis.1 Dalam mengkaji fenomena ekonomi politik internasional, konstruktivis lebih fokus pada aspek epistemologi daripada aspek metodologi. Hal itu dikarenakan konstruktivis percaya bahwa jika terlalu konsen pada metodologi maka akan muncul berbagai kritik dan pertanyaan tentang epistemologi yang esensial. Asumsi dasar dari teori konstruktivisme ialah realitas yang ada tidak bisa dilihat sebagai sesuatu yang sudah ada dengan sendirinya, melainkan merupakan konstruksi yang nantinya akan melahirkan intersubjektivitas. Selain realitas yang dikonstruksi, identitas aktor juga dikonstruksi oleh lingkungan sosial. Konstruktivisme juga menekankan pada pentingnya norma, institusi, dan kultur dalam sistem internasional. Pengetahuan seseorang tidak dapat dipisahkan dari dari interest dan tingkatan sosial juga power orang yang berpengetahuan tersebut. Ini artinya, pengetahuan dalam anggapan konstruktivisme dapat digunakan sebagai alat pewujud kepentingan. Semakin tinggi pengetahuan, maka semakin tinggi kemungkinan aktor memiliki pengaruh.2 Selain asumsi dasar, konstruktivisme juga memiliki empat ciri khas yang penting untuk diketahui. Pertama, konstruktivisme mempercayai bahwa ide atau gagasan dapat membentuk atau membangun kehidupan sosial. Ide yang dapat membangun kehidupan sosial akan diyakini oleh banyak orang dan harus cukup kuat untuk dicontohkan dalam praktik. Kedua, konstruktivisme membahas tentang sifat agen atau member yang dibangun berdasarkan struktur sosial. Agen (members) dianggap sebagai given yang berorientasi untuk memperoleh identitas dan kepentingan mereka. Ketiga, konstruktivisme menggunakan strategi penelitian holisme metodologis. Ini artinya keseluruhan sosial dan hubungan internal menjadi dasar dalam penjelasan sosial ilmiah. Keempat, konstruktivisme menggunakan teori kausal yang dapat membangun kondisi yang memadai untuk dapat menghubungkan sebab dan efek secara mekanistik. Keempat ciri tersebut turut menciptakan warna baru dalam ekonomi politik internasional. Perspektif konstruktivisme memang memiliki kekhasan sendiri. Jika dibandingkan dengan perspektif yang ia kritik yaitu neorealisme dan neoliberalisme, konstruktivisme memiliki beberapa perbedaan dalam aspek metodologi, ontologi, dan empirisme. Dalam aspek metodologi, perspektif konstruktivisme mempertanyakan secara kritis dari mana 1 Ronen Palan, Global Politial ionomy: Contemporary Theories, Routledge, 2000. 2 Ibid....


Similar Free PDFs