Lapangan Merdeka Medan sebagai Ruang Terbuka Publik di Pusat Kota PDF

Title Lapangan Merdeka Medan sebagai Ruang Terbuka Publik di Pusat Kota
Author Husni Thamrin
Pages 37
File Size 734 KB
File Type PDF
Total Downloads 98
Total Views 214

Summary

Lapangan Merdeka - Medan sebagai Ruang Terbuka Publik di Pusat Kota Oleh, Ir. HUSNI THAMRIN, M.Sc., IAI Staf Pengajar Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN Jl. Gedung Arca, No. 52, Medan 2003 Karya Ilmiah Lapangan Merdeka Medan sebagai Ruang Terbuka...


Description

Lapangan Merdeka - Medan

sebagai

Ruang Terbuka Publik

di

Pusat Kota

Oleh, Ir. HUSNI THAMRIN, M.Sc., IAI

Staf Pengajar

Jurusan Teknik Arsitektur

Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN Jl. Gedung Arca, No. 52, Medan

2003

Karya Ilmiah

Lapangan Merdeka Medan sebagai Ruang Terbuka Publik di Pusat Kota Tahun 2003 Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan

Tahun 2005

KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita kesehatan, kekuatan, dan kesempatan. Karya Ilmiah dengan judul : “Lapangan Merdeka Medan sebagai Ruang Terbuka Publik di Pusat Kota Ini merupakan kajian yang merupakan salah satu kewajiban bagi penulis sebagai

dosen pembimbing dan staf pengajar di lingkungan Institut Teknologi Medan khususnya dan Kopertis Wilayah - I Medan umumnya serta mendukung program pendidikan pada Jurusan Teknik Arsitektur, serta yang terlibat pelaksanaan proses pembelajaran, baik tata laksana, tata tertib dan prosedur yang perlu agar pelaksanaan dan penyelenggarannya berjalan dengan lebih baik. Penulis juga menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Ilmiah ini masih ada kesalahan baik isi, bahasa maupun penyusunannya. Oleh sebab itu penulis mohon maaf atas kesalahan-kesalahan dalam penulisan dan penyusunan ini. Dalam penyusunan Karya Ilmiah ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen sesama Jurusan Arsitektur dan asisten dosen mata kuliah yang berkaitan, serta warga Kecamatan Medan Kota di Medan yang telah memberikan waktu, kritik, dan saran kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini dengan baik. Akhir kata dengan pemikiran positif dan berjiwa besar penulis membuka diri terhadap kritikan dan saran sehingga dapat mendekati harapan kita semua. Demikianlah harapan dari penulis, semoga Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua, dan atas kerja sama dalam membangun proses pembelajaran ini, penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, September 2003 Dosen/Pengasuh mata kuliah : Arsitektur & Perkotaan

Ir. Husni Thamrin, M.Sc., IAI

ii

Karya Ilmiah

Lapangan Merdeka Medan sebagai Ruang Terbuka Publik di Pusat Kota Tahun 2003 Tipologi & Morfologi Bangunan di Kec. Medan Labuhan - Medan

Tahun 2005

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................

ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................

iii

BAB I

PENDAHULUAN .........................................................................

1

A. Fungsi Lansekap .....................................................................

1

B. Merencanakan Lansekap.........................................................

3

C. Hubungan Antara Manusia dan Ruang Luar/Lansekap ..........

3

TINJAUAN UMUM......................................................................

4

A. Latar Belakang...................................................................

4

B. Masalah .............................................................................

4

C. Tujuan................................................................................

4

D. Batas Daerah Kajian ..........................................................

5

E. Klasifikasi Daerah Kajian..................................................

5

F. Metodologi ........................................................................

5

G. Kajian Teoritis ...................................................................

7

PEMBAHASAN......................................................................

18

A. Lapangan Merdeka Medan................................................

18

BAB II

BAB III

B.

Kebutuan Masyarakat di Lapangan Merdeka .................

20

C. Konsep Penataan ..............................................................

23

BAB IV

ANALISA dan STUDI KASUS ....................................................

25

BAB V

KESIMPULAN .............................................................................

33

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

34

iii

Karya Ilmiah

Lapangan Merdeka Medan sebagai Ruang Terbuka Publik di Pusat Kota Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN Sebuah ruang publik merujuk ke suatu daerah atau tempat yang terbuka dan dapat diakses oleh semua warga negara, apapun jenis kelamin, ras, etnis, usia atau tingkat sosialekonomi. Salah satu contoh paling awal dari ruang publik yang besar. Misalnya, tidak ada biaya atau dibayar tiket diminta untuk masuk, maupun yang entrant diskriminasi berdasarkan latar belakang. Ruang publik juga menjadi sesuatu yang penting untuk suatu ujian teori dalam kaitannya dengan filosofi, (perkotaan) geografi, seni visual, studi budaya, sosial, studi dan desain perkotaan. Relevansinya tampak menjadi lebih menekan sebagai modal encloses lebih banyak dari apa yang difikirkan sebagai ‘ ruang yangbesar’. Istilah 'Ruang Publik' juga sering

misconstrued berarti hal-hal lain seperti 'perkampungan', yang merupakan elemen konsep yang lebih besar. Menurut pengertian yang sederhana, publik space adalah ruang publik. ruang yang digunakan oleh publik dan lazim diukur berdasarkan Iuas atau volume. Pada kenyataan aktual, benda-benda dalam publik space berupa wujud fisik. kumpulan molekul dan atom

A.

Fungsi Lansekap Fungsi suatu lansekap desain adalah lebih kepada perencanaan langsung dari outdoor

space, dimana lansekap ini merupakan penghubung antara manusia dengan alam. Masalah pokok di dalam Arsitektur Lansekap adalah masalah lingkungan hidup manusia, dan tujuan pokok dari perencanaan dan perancangan lansekap secara umum adalah untuk memperbaiki dan menyempurnakan lingkungan hidup. Tiga nilai utama yang seharusnya dimiliki oleh ruang publik agar menjadi ruang publik yang baik ialah ; 1. Ruang yang Responsive : Artinya ruang publik didesain dan diatur untuk melayani kebutuhan pemakainya. Selain itu ruang publik menjadi suatu tempat menemukan hal-hal baru akan dirinya atau orang lain. Pada ruang publik masyarakat juga dapat menemukan ide-ide baru, sehingga dapat dikatakan sebagai tempat mencari inspirasi. 2. Ruang yang Demokratis : Ruang publik harus dapat melindungi hak-hak kelompok pemakainya. Ruang publik dapat dipakai oleh semua kelompok dan Institut Teknologi Medan

Halaman 1 dari 34 Lembar

Karya Ilmiah

Lapangan Merdeka Medan sebagai Ruang Terbuka Publik di Pusat Kota Tahun 2003

memberikan kebebasan bertindak bagi pemakainya sehingga untuk sementara mereka dapat memiliki ruang publik tersebut. Ini berarti pada suatu ruang publik, seseorang dapat bebas melakukan apa saja yang mereka inginkan tetapi tetap memperhatikan batasan (norma) yang berlaku sehingga tidak mengganggu kebebasan orang lain. 3. Ruang yang Mempunyai Arti atau Makna : Ruang publik harus dapat memberikan pemakainya berhubungan kuat dengan ruang publik itu sendiri, kehidupan pribadinya, dan dunia yang lebih luas. Ruang publik yang memberikan arti seperti ini akan membuat masyarakat selalu ingin berkunjung ke sana lagi. Kualitas ruang publik dapat ditinjau dari dua pokok segi yaitu segi fisik dan non fisik. Beberapa criteria yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas seara fisik, antara lain : a. Ukuran Ruang terbuka yang ada harus sesuai dengan keputusan serta standar penyediaan sarana yang ada. Contoh misalnya kebutuhan pedestrian ways yang baik ialah sekitar2,5 sampai 4 meter sehingga pejalan kaki merasa bebas bergerak. b. Kelengkapan sarana elemen pedukung Kelengkapan saranan pendukung dalam suatu ruang publik sangat menentukan kualitas ruang tersebut. Beberapa kelengkapan pendukung dalam suatu ruang publik khususnya taman misalnya tempat duduk, papan anjuran, tempat sampah, dan lampu jalan atau taman. 1) Desain Desain dalam suatu ruang publik akan menunjang fungsi serta aktivitas di dalamnya. 2) Kondisi Kondisi suatu sarana lingkungan akan sangat menentukan terhadapa kualitas yang ada. Dimana dengan kondisi sarana yang baik akan menunjang kenyamanan, keamanan, dan kemudahan dalam menggunakan ruang publik. Sedangkan kualitas non fisik dapat dilihat melalui beberapa criteria, antara lain yaitu : a) Kenyamanan (Comfort) : yaitu ruang terbuka harus memiliki lingkungan yang nyaman serta terbebas dari gangguan aktifitas di sekitarnya. Institut Teknologi Medan

Halaman 2 dari

34 Lembar

Karya Ilmiah

Lapangan Merdeka Medan sebagai Ruang Terbuka Publik di Pusat Kota Tahun 2003

b) Keamanan dan Keselamatan (Safety and Security) : yaitu terjamin keamanan dan keselamatan dari berbagai gangguan ( aktifitas lalulintas, kriminalitas, dan lain-lain. c) Kemudahan (Accessibility) : yaitu kemudahan memperoleh pelayanan dan kemudahan akses transportasi untuk menuju ruang publik tersebut.

B.

Merencanakan Lansekap Merencanakan Suatu Lansekap sama dengan merencanakan suatu bangunan, yaitu

Merencanakan suatu ruang agar manusia senang dan nyaman tinggal di dalam ruang tersebut. Ruang dari rumah dan ruang dari lansekap merupakan bagian-bagian dari suatu organisma.

C.

Hubungan Antara Manusia dan Ruang Luar/Lansekap Hubungan antara manusia dan lingkungannya mempunyai pengaruh secara timbal

balik. Lingkungan yang baik akan membina sikap mental dan budi daya manusia, sebaliknya manusia yang berbudi daya akan selalu berusaha menjaga dan memperbaiki lingkungannya agar lebih bermanfaat bagi kehidupannya. Ruang tidak akan ada artinya jika tidak ada manusia, oleh karena itu titik tolak dari perancangan ruang harus selalu didasarkan dari manusia. Hubungan manusia dengan ruang lingkungan dapat dibagi 2 (dua) yaitu : 1. Hubungan Dimensional (Antropometrics) Menyangkut dimensi-dimensi yang berhubungan dengan tubuh manusia dan pergerakannya untuk kegiatan manusia. 2. Hubungan Psikologi dan Emosional (Proxemics) Hubungan ini menentukan ukuran-ukuran kebutuhan ruang untuk kegiatan manusia. Hubungan keduanya menyangkut persepsi manusia terhadap ruang lingkupnya. Dalam hubungan manusia dan ruang. Edward T. Hall berpendapat bahwa : salah satu perasaan kita yang penting mengenai ruang ialah perasaan teritorial. Perasaan ini memenuhi kebutuhan dasar akan identitas diri, kenyamanan dan rasa aman pada pribadi manusia.

Institut Teknologi Medan

Halaman 3 dari 34 Lembar

Karya Ilmiah

Lapangan Merdeka Medan sebagai Ruang Terbuka Publik di Pusat Kota Tahun 2003

BAB II TINJAUAN UMUM A.

Latar Belakang Ruang terbuka publik dipusat kota atau Piazza pada Zaman Medieval merupakan

jantung dari sebuah kota,tidak diragukan bahwa kota abad pertengahan di Eropa tidak dapat hidup tanpa adanya ruang terbuka publik atau town square. Dibeberapa Negara ruang terbuka publik telah menjadi situs terjadinya perubahan politik.sebagaimana tercatat dalam sejarah bahwa momentum demonstrasi untuk perubahan politik di Eropa timur, republik-republik baltik, dan Cina pada akhir tahun 1980-an bertempat dijalanan dan main square kota besar.sepanjang sejarah, ruang terbuka publik telah terbentuk oleh kebutuhan masyarakat dan keinginan penguasa,atau topografi dan symbol arsitektural. Sejalan dengan perubahan zaman dan perkembangan teknologi, pola penggunaan dan kebutuhan masyarakat akan ruang terbuka publik,juga mengalami perubahan. Pertama Koran, kemudian radio dan televisi,telah menggantikan piazza tempat orang mencari berita baru.sistem pengairan modern juga telah menghilangkan kekuatan fungsi air mancur umum di daratan piazza dimana orang biasa melepas lelah dan dahaga serta bertemu dengan orang lain. Dengan kata lain kebutuhan masyarakat akan ruang terbuka publik telah berubah.perubahan ini dipengaruhi oleh kekuatan politik, ekonomi, sosial, lingkungan serta teknologi. Demikian pula yang terjadi pada lapangan merdeka di Medan yang telah ada sejak awal abad 20.

B.

Masalah 1. Bagaimana lapangan merdeka kota medan sebagai suatu ruang terbuka publik di pusat kota dapat memenuhi kebutuhan masyarakat pemakainya?. 2. Apa yang menjadi tolak ukur suatu ruang terbuka publik dapat dikatakan telah memenuhi kebutuhan masyarakat pemakainya?.

C.

Tujuan Tujuan Karya Ilmiahuntuk kajian ini memberikan alternative penataan lapangan

merdeka sebagai suatu ruang terbuka publik

yang dapat memenuhi kebutuhan

masyarakat,sehingga lapangan merdeka dapat menjadi ruang terbuka publik yang : •

Akomodatif terhadap aktivitas publik



Aspiratif terhadap aspek sosial budaya pendidikan, teknologi dan ekologi.

Institut Teknologi Medan

Halaman 4 dari

34 Lembar

Karya Ilmiah

Lapangan Merdeka Medan sebagai Ruang Terbuka Publik di Pusat Kota Tahun 2003



Antisipatif terhadap perkembangan teknologi dan budaya pada masa yang akan dating.



D.

Adaptif terhadap iklim tropis dan budaya local.

Batas daerah Kajian Daerah kajian utama dalam Karya Ilmiah ini adalah lapangan merdeka medan, namun

secara langsung maupun tidak langsung keberadaan lapangan merdeka di pengaruhi oleh daerah sekitarnya. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian terhadap daerah sekitar lapangan merdeka.

E.

Klasifikasi Daerah Kajian Klasifikasi daerah kajian,yaitu : wilayah kawasan dan lapangan merdeka :

F.



Wilayah lapangan merdeka medan adalah wilayah kota medan yang masuk kedalam pengaruh lapangan merdeka seluas 118 ha.dibatasi oleh jalan Diponegoro di sebelah barat,jalan Guru Patimpus di utara,jalan Irian barat di timur,jalan Palang Merah di selatan.



Kawasan Lapangan Merdeka adalah kawasan periferi yang bersinggungan langsung dengan sisi Lapangan Merdeka medan seluas 27,8 ha.kawasan Lapangan Merdeka dibatasi oleh jalan Walikota dan periferinya dan sebekah barat, jalan H.M. Yamin di sebelah utara, jalan Irian Barat di sebelah timur, jalan Pulau Pinang dan periferinya di sebelah selatan.



Lapangan Merdeka : Lapangan Merdeka Medan yang memikili ukuran 175 x 275 m atau 4,8 Ha di daerah pusat kota Medan.

Metodologi Metodologi pada Karya Ilmiah ini dimulai pada kajian literatur, sebagai usaha untuk

membangun suatu teori yaitu ruang terbuka publik di pusat kota yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Teori digunakan sebagai landasan untuk merumuskan suatu kerangka analisis untuk meninjau dan menganalisis kasus Lapangan Merdeka Medan dengan cara pengamatan Lapangan. Pembagian kuesioner serta wawancara bagi pengguna lapangan. Temuan-temuan hasil analisis akan dirumuskan menjadi skenario penataan kawasan. Untuk selanjutnya digunakan untuk merumuskan strategi kebijakan penataan kawasan Lapangan Merdeka berdasarkan kebutuhan masyarakat, yang antara lain meliputi aspek-aspek konteks urban, seperti : tataguna lahan, tata bangunan, keterkaitan, ruang terbuka, dan tata informasi strategi tersebut akan diterjemahkan menjadi simulasi penataan kawasan lapangan Merdeka Medan. (Bagan Metodologi dapat dilihat pada halaman berikut ini) : Institut Teknologi Medan

Halaman 5 dari 34 Lembar

Karya Ilmiah

Lapangan Merdeka Medan sebagai Ruang Terbuka Publik di Pusat Kota Tahun 2003

Metodologi

LATAR BELAKANG

TUJUAN

IDE / GAGASAN

Lapangan Merdeka Medan sebagai Ruang Terbuka Publik di Pusat Kota

HYPOTESA

DATA

SURVEY LAPANGAN

WAWANCARA

STUDY LITERATUR

TINJAUAN UMUM

MASALAH

TINJAUAN KHUSUS

ANALISA

SOSIAL BUDAYA

PERKOTAAN

PELAYANAN

ARSITEKTUR

KONSEPSI PENATAAN

KESIMPULAN

SARAN

Institut Teknologi Medan

Halaman 6 dari 34 Lembar

Karya Ilmiah

G.

Lapangan Merdeka Medan sebagai Ruang Terbuka Publik di Pusat Kota Tahun 2003

Kajian Teoritis 1. Pengertian Ruang Terbuka Hijau (RTH) Yang di maksud dengan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dalam perencanaan kota

ialah bagian-bagian dari ruang kota yang sama sekali tidak mempunyai bangunan, seperti lapangan permainan, taman-taman kota. RTH yang berfungsi sebagai zona pembatas (Buffer Zone) pada kawasan industri, maupun pada kawasan perumahan yang terdapat di sepanjang jalan terutama jalan arteri dan kolektor serta terdapat juga pada sungai yang mengalir pada kota. Ruang terbuka hijau dinyatakan sebagai ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas, baik dalam bentuk membulat maupun dalam bentuk memanjang/jalur dimana dalam penggunaannya lebih bersifat terbuka yang pada dasarnya tanpa bangunan (Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 14 Tahun 1988). Pelaksanaan program pengembangan ruang terbuka hijau dilakukan dengan pengisian hijau tumbuhan secara alamiah atau pun tanaman budidaya seperti pertanian, pertamanan, perkebunan dan sebagainya. Sebagai contoh untuk taman kota yang bersatu dengan lapangan bermain, distribusinya harus secara merata untuk melayani areal perumahan. Kebutuhan khusus untuk taman kota tersebut adalah 250 m2 untuk sertiap 250 penduduk. Adapun ruang terbuka hijau menurut para ahli adalah : 

Menurut Rudolf Arnheim Bahwa ruang terbuka hijau adalah ruang yang dapat dibayangkan sebagai satu kesatuan, terbatas atau tidak terbatas, seperti keadaan yang kosong yang sudah di siapkan mempunyai kapasitas untuk diisi barang



Menurut Immanuel Kant bahwa ruang terbuka hijau adalah ruang bukan merupakan suatu yang objektif atau nyata tetapi merupakan suatu yang subjektif sebagai hasil pemikiran dan perasaan manusia (Hakim, 1991).



Ruang terbuka hijau menurut sifatnya (Simond, 1961) terbagi atas dua golongan, yaitu : a. Ruang terbuka hijau aktif adalah ruang terbuka hijau dengan taman-taman

yang memiliki kegiatan-kegiatan rekreasi aktif dengan berbagai macam kegiatan yang ada di dalamnya dan juga dapat dinikmati secara visual, misalnya : lapangan bermain anak, taman marga satwa, taman rekreasi, taman hiburan dan lapangan olah raga. b. Ruang terbuka hijau pasif adalah ruang terbuka hijau dengan taman-taman kota yang hanya dapat dinikmati secara visual atau pandangan tanpa ada aktivitas atau

Institut Teknologi Medan

Halaman 7 dari 34 Lembar

Karya Ilmiah

Lapangan Merdeka Medan sebagai Ruang Terbuka Publik di Pusat Kota Tahun 2003

kegiatan di dalamnya, misalnya penghijauan tepi jalan, jalur trotoar dan kebun pembibitan. Ruang terbuka hijau tidak terlepas dari suatu kawasan yang dapat di jadikan tempat untuk melepas lelah atau yang lazim disebut dengan rekreasi. Manusia perlu dan butuh akan suasana baru yang dapat membangkitkan semangat maupun menyegarkan daya pikir dan daya nalar, sehingga akan tercipta pemikiran yang segar. Rekreasi adalah kegiatan selingan yang dapat dipergunakan baik secara aktif dan kreatif, baik individu maupun kelompok dari pada waktu luang untuk melepaskan diri dari keterikatan dan kesempatan untuk b...


Similar Free PDFs