Laporan analisis banjir bandang kabupaten Magelang PDF

Title Laporan analisis banjir bandang kabupaten Magelang
Author I. Oka Agastya
Pages 9
File Size 1 MB
File Type PDF
Total Downloads 337
Total Views 567

Summary

Forum Geosaintis Muda Indonesia Laporan Singkat Analsis Bencana Banjir Bandang Desa Sambungrejo dan Desa Citrosono, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah Ida Bagus Oka Agastya 1. Lokasi dan waktu kejadian : Lokasi kejadian berada di 2 desa di Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang...


Description

Accelerat ing t he world's research.

Laporan analisis banjir bandang kabupaten Magelang Ida Bagus Oka Agastya

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

IDENT IFIKASI KONDISI GEOMORFOLOGI JAWA T IMUR Adellia Adellia

Belajar dari t anah longsor Dewat a, Kecamat an Pasirjambu, Kabupat en Bandung Imam A. Sadisun Proseding Konferensi Nasional FPT PRB 2015 - ANALISA KESIAPSIAGAAN SISWA PADA SAT UAN PENDI… Nanda Khoirunisa

Forum Geosaintis Muda Indonesia Laporan Singkat Analsis Bencana Banjir Bandang Desa Sambungrejo dan Desa Citrosono, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah Ida Bagus Oka Agastya

1. Lokasi dan waktu kejadian :

Lokasi kejadian berada di 2 desa di Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Dimana lokasi terjadinya bencana berada di bawah kaki pegunungan andong dan telemoyo.

a. Desa Sambungrejo, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang secara geografis terletak pada koordinat : 7°21'29.32" Lintang Selatan dan 110°21'27.24"Bujur Timur waktu kejadian Sabtu, 29 April 2017 sore hari. b. Desa Citrosono, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang secara geografis terletak pada koordinat : 7°21'27.51" Lintang Selatan dan 110°21'17.97" Bujur Timur waktu kejadian Sabtu, 29 April 2017 sore hari..

2. Kondisi bencana dan dampak yang ditimbulkan :

Banjir bandang yang menimpa Desa Sambungrejo dan Desa Citrosono, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Timur berupa Banjir dengan arus pekat yang berasal dari material rombakan berupa lumpur, bongkahan batuan dan material kayu pepohonan. Sedikitnya bencana banjir bandang tersebut 50 rumah dan fasilitas umum hancur tergerus arus banjir bandang dan mengakibatkan 10 orang korban meninggal, 3 orang luka berat dan 2 orang masih dalam pencarian.

Dampak Bencana

3. Kondisi daerah bencana : 

Secara umum topografi di lokasi banjir bandang berupa kaki perbukitan gunung Telomoyo dan Andong dengan ketinggian ± 860 m dpl.



Berdasarkan pengamatan citra satelit lokasi terjadinya bencana memiliki kemiringan lereng ari sedang hingga curam.



Arah aliran sungai berasal dari lereng gunung Telomoyo dengan arah aliran dari Timurlaut-Baratdaya dengan karakter sungai berbentuk V dan lebar sungai berskala kecil.



Berdasarkan Peta Geologi Lembar Magelang dan Semarang (Robert E. Thaden, , Harli Sumardidja dan Paul W. Richards, 1975) batuan penyusun di daerah bencana terdiri dari breksi gunungapi hasil aktifitas gunungapi Telomoyo yang berumur ± 11.500 tahun yang lalu (pleistosen).

4. Faktor penyebab terjadinya banjir bandang : 

Curah hujan yang tinggi dengan durasi lama sebelum terjadi gerakan tanah.



Adanya aktivitas gerakan tanah pada daerah hulu sungai akibat dari intensitas hujan yang tinggi dan membendung sungai di daerah hulu.



Kondisi batuan dan tanah di sekitaran lokasi kejadian yang mudah jenuh dan menyebabkan longsor.



System drainase pada daerah aliran sungai yang terlalu sempit.



Jebolnya tanggul yang dibentuk oleh material gerakan tanah sehingga membawa material longsoran bersama dengan air yang dibendung.



Debit banjir yang lebih besar dari kapasitas pengaliran. Debit banjir pada saat kejadian mencapai 19,24 m3/detik, sementara kapasitas pengaliran sungai hanya 5,48 m3/ detik. Jadi sekitar 14 m3/detik meluap di sepanjang sempadan sungai hingga ketinggian mencapai 3 meter (Yuliarto, 2017).



Kondisi perbukitan dan tata guna lahan yang kurang baik sehingga aliran air hujan tidak dapat meresap ke tanah dan akhirnya mengalir menjadi aliran permukaan.

5. Mekanisme terjadi banjir bandang

Adanya hujan deras dalam waktu yang lama menyebabkan air hujan sebagian meresap ke dalam tanah melalui retakan dan ruang antar pori sehingga menyebabkan batuan dan tanah disekitar lereng menjadi longsor. Material longsoran tersebut menutup aliran sungai sehingga membendung aliran sungai, intensitas hujan yang sangat tinggi menyebabkan meluapnya bendungan oleh material longsoran dan menyebabkan bendungan jebol dengan arus yang kuat membawa material hasil longsoran berupa bongkah batuan, lumpur dan material pepohonan. Dengan cepat banjir tersebut menerjang pemukiman warga dan mengendapkan

material hasil longsoran di sungai sehingga banjir pun meluap ke pemukiman warga dan merusak segala yang dilaluinya.

6. Kesimpulan

Berdasarkan hasil kajian, dapat disimpulkan sebagai berikut: 

Banjir bandang pada Desa Sambungrejo dan Desa Citrosono disebabkan oleh terbendungnya sungai oleh material hasil longsoran.



Lokasi terjadinya bencana memiliki kelerengan sedang-curam dengan ketinggian ± 860 mdpl dengan arah aliran sungai dari Timurlaut-Baratdaya.



Batuan di lokasi daerah kejadian disusun oleh breksi gunungapi aktivitas gunungapi telemoyo purba yang berumur ± 11.500 tahun yang lalu sehingga kemungkinan besar kondisi batuan sudah lapuk kuat dan tanah hasil lapukan sangat tebal.



Curah hujan ekstrim dengan durasi lama merupakan factor utama terjadinya tanah longsor dan banjir di lokasi kejadian



Debit banjir yang lebih besar dari kapasitas pengaliran. Debit banjir pada saat kejadian mencapai 19,24 m3/detik, sementara kapasitas pengaliran sungai hanya 5,48 m3/ detik. Jadi sekitar 14 m3/detik meluap di sepanjang sempadan sungai hingga ketinggian mencapai 3 meter (Yuliarto, 2017).



Perubahan tata guna lahan juga sangat mempengaruhi penyerapan air ke dalam tanah dan aliran permukaan seperti sungai yang memliki dimensi yang kecil sehingga mudah menyebabkan banjir.

LAMPIRAN

Kenampakan lokasi kejadian dari citra satellite google earth

Lokasi daerah terdampak dan pola DAS pada daerah terdampak

Peta geologi daerah gunung Telemoyo dari peta geologi lembar Magelang-Semarang (Robert E. Thaden, , Harli Sumardidja dan Paul W. Richards, 1975) batuan penyusun di daerah bencana terdiri dari breksi gunungapi hasil aktifitas gunungapi Telomoyo yang berumur ± 11.500 tahun yang lalu (pleistosen)

Kenamampakan DAS lokasi kejadian dan material banjir berupa bongkah bebatuan dan lumpur

Kondisi pasca kejadian bencana banjir bandang di desa Sambungrejo dan desa Citrosari material hasil longsoran yg terbawa oleh banjir bebatuan, lumpur hingga pepohonan dan kerusakan bangunan berupa rumah (Tribun Jogja, 2017)

Refrensi Peta Geologi Lembar Magelang-Semarang (Robert E. Thaden, , Harli Sumardidja dan Paul W. Richards, 1975) http://jogja.tribunnews.com/2017/04/29/foto-foto-kondisi-banjir-bandang-di-magelang-batudan-lumpur-terbawa-banjir https://news.detik.com/berita/3490958/banjir-magelang-hutan-bagus-longsoran-di-hulubendung-sungai...


Similar Free PDFs