Laporan Ilmu Reseptir, Pembuatan Obat PDF

Title Laporan Ilmu Reseptir, Pembuatan Obat
Course Farmakologi Veteriner
Institution Universitas Gadjah Mada
Pages 9
File Size 181.8 KB
File Type PDF
Total Downloads 140
Total Views 188

Summary

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU RESEPTIR PEMBUATAN SEDIAAN PULVERES, PULVIS, DAN KAPSUL I. Serbuk bagi (Pulveres) A. Formula 1. Aneurin HCL 0,05 gram 2. Vit B6 0,025 gram 3. Vit B12 25 mcg 4. Lactosum q B. Cara kerja Bahan ditimbang dengan timbangan listrik, kemudian semua bahan di masukkan ke dalam mortar l...


Description

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU RESEPTIR PEMBUATAN SEDIAAN PULVERES, PULVIS, DAN KAPSUL

I. Serbuk bagi (Pulveres) A. Formula 1. Aneurin HCL 0,05 gram 2. Vit B6 0,025 gram 3. Vit B12 25 mcg 4. Lactosum q.s B. Cara kerja Bahan ditimbang dengan timbangan listrik, kemudian semua bahan di masukkan ke dalam mortar lalu dicampur dengan rata. Setelah itu bahan dibagi dalam lima bagian di kertas perkamen secara rata, berdasarkan penglihatan. Lalu dibungkus dan dimasukkan kedalam wadah dan diberi etiket. C. Pembahasan Pulveres merupakan sediaan obat dalam bentuk padat. Pulveres merupakan serbuk yang terbagi yang dibuat dalam bobot yang sama dan dibungkus dalam bahan pengemas yang cocok untuk sekali minum. Dalam praktikum ini pulveres dibuat dari campuran Aneuria HCL, V B6, V12 dan bahan tambahan berupa Lactosum dengan bobot 500 mg digunakan sebagai bahan perasa dan campuran agar serbuk yang dibuat tidak terlalu sedikit sehingga saat dibagi menjadi lima bagian tampak lebih lazim.

II. Serbuk Tabur (Pulvis Adspekrorius) A. Formula R/ acid salicylis 0.250 gr Menthol 0.250 gr Amy oryzae Talc aa 12,250 gr m.f.pulv.adsp. s.u.c

1

Pro: anjing B B. Cara kerja 1. Ditimbang bahan-bahannya 2. Didalam mortir, acid salicilic detetesi dengan beberapa spritus fortior , aduk sampai spirtus fortior menguap, dicampur dengan beberapa menthol lalu ditambahkan amylum oryzae diaduk-aduk sampai homogen 3. Tambahkan talk dan dia duk lagi dampai homogen kemudian diayak debgan menggunakan ayakan B40 atau no 100 4. Masukkan ke dalam wadah dan berikan etiket

C. Pembahasan Pulvis merupakan bahan atau campuran obat yang homogen dengan atau tanpa bahan tambahan berbentuk serbuk dan relatif stabil serta kering. Serbuk dapat digunakan untuk obat luar dan obat dalam. Pulvis yang digunakan dalam bentuk serbuk tabuk disebut pulvis adspersorius. Sifat pulvis adspeksorius 1. Selain bahan obat, mengandung juga bahan profilaksi atau pelicin 2. Untuk luka terbuka sediaan harus steril 3. Sebagai pelumas harus bebas dari organisme patogen 4. Bila menggunakan talk hams steril, karena bahan-bahan tersebut sering 5. terkontaminasi spora dan kuman tetanus serta kuman penyebab gangren.

Cara peyimpanan : Disimpan dalam wadah tertutup rapat, ditempat yang sejuk, dan terlindung dari sinar matahari. Contoh: Salicyl bedak (Pulv. Adspersorius) (Ritschel, 1980)

Syarat → harus halus (obat + pengisi) ↓ Diayak dengan B 40 (menurut DH belanda) → lebih halus B 30 (untuk yang berlemak) ↓ artinya : setiap 1 cm ada 30 lubang dengan diameter kawat yang digunakan sama. 2

Derajat halus umumnya 100 mess : untuk menghindari iritasi. ↓ (Artinya setiap inci dari pengayaan ada 100 lubang)

Umumnya untuk pengobatan kulit Untuk luka bakar yang luas = perlu serbuk steril ↓ Masing – masing obat dapat disterilkan bersama–sama (bila tahan pemanasan yang sama), atau disterilkan sendiri–sendiri baru dicampur secara aseptis.

Contoh resep : - Gama benzene hexa chloride dusting powder 0,5 %, 0,6% - Veterinary diclophan dusting powder 5%

Problem resep Merupakan bahan atau campuran obat yang homogen dengan atau tanpa bahan tambahan berbentuk serbuk dan relatif stabil serta kering. Serbuk dapat digunakan untuk obat luar dan obat dalam. Pulvis yang digunakan dalam bentuk serbuk tabuk disebut pulvis adspersorius aa : anna : takaran obat dibawah sama dengan yang diatasnya Pada umumnya serbuk harus melewati ayakan dengan derajat halus 100 mesh agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian pekat. Pengayakan dimaksudkan untuk pengukurab derajat halus serbuk untuk sebagian keperluan farmasi yang bertujuan meningkatkan penyerapan obat . Untuk pengukuran partikel dengan ukuran nominal kurang dari 100 mesh dapat menggunakan alat lain selain alat pengayakan Etiket yang digunakan Biru: untuk obat luar Serbuk diracik dengan cara mencampurkan bahan bahan obat satu persatu, sedikit demi sedikit dan dimulai dari bahan yang jumlahnya sedikit kemudian diayak, biasanya

3

menggunakan pengayak no 60 dan dicampur lagi. Jika serbuk mengandung lemak harus diayak dengan pengayak nomer 44 Jika jumlah obat kurang dari 50 mg atau jumlah tersebut bisa ditimbang harus dilakukan pengenceran menggunakan zat tambahan yang cocok. Ibat serbuk kasar terutama simplisia nabati digerus terlebih dahulu sampai derajat halus sesuai derajat halus serbuk setelah itu dikeringkan pada suhu tidak lebih dari 80 o C Obat berupa cairan, misalnya tinktur dan ekstrak cair. Diuapkan pelarutnya hingga hampir kering dan diserbukkan dengan pertolongan zat tambahan yang cocok Jika serbuk mengandung bagian yang mudah menguap, dikeringkan dengan pertolongan bahan penyerap yang cocok. Kecuali dinyatakan lain, yang dimaksud serbuk adalah untuk pemakaian dalam. Pulvis adspersorius adalah serbuk ringan , bebas dari butiran kasar yang dimaksudkan untuk obat luar. Umumnya dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus untuk memudahkan penggunaan pada kulit Catatan : 1. Talk, kaolin dan bahan mineral lainnya yang digunakan untuk serbuk tabur harus memenuhi syarat bebas bakteri clostridium tetani 2. Serbuk tabur tidak boleh digunakan untuk luka terbuka 3. Pada umumnya serbuk tabur halus melewati ayakan dengan derajat halus 100 mesh agar tidak menimbulkan iritasi Contoh pulvis adspersirius 1. Zinc paraformaldehide 2. Pulvis salicylatis compositus 3. Pulvis paraformaldehide compositus Cara penulisan resep R/ merupakan singkatan dari recipe (ambil) mf merupakan singkatan dari misce fac (campur, buatlah) Pulv.adsp merupakan singkatan dari pulvis adspersorius (serbuk tabur) did merupakan singkatan dari da in dimidio (berikan setengahnya) s.u.c merupakan singkatan dari signa usus coenitus (sudahh tau cara pemakaian)

4

5

III. Kapsul A. Formula R/ Caps.c.Tetracyclin HCl 0,100 No. XII S.t.d.d. caps.I da 1/3 Pro: Anjing C

Tetracyclin HCl yang digunakan sebanyak 0.100 g atau 100 mg dan bahan pengisi yang digunakan adalah lactosum sebanyak 100 mg. Dalam resep ditulis untuk membuat kapsul sebanyak 12 buah namun terdapat keterangan yaitu da 1/3 yang artinya dibuat 1/3 dari jumlah total yaitu sebanyak 4 kapsul. B. Cara kerja Cara kerja pembuatan kapsul pada praktikum yaitu pertama-tama menimbang Tetracyclin HCl sebanyak 100 mg dan bahan pengisi berupa lactosum sebanyak 100 mg. Setelah itu, membagi serbuk Tetracyclin HCl dan lactosum menjadi 4 bagian yang sama banyak berdasarkan penglihatan. Serbuk Tetracyclin HCl yang sudah dibagi sama banyak, dimasukkan masing-masing kedalam cangkang, kemudian ditutup rapat. Kapsul dimasukkan dalam wadah dan diberi etiket C. Pembahasan Pengertian Kapsul Kapsul berasal dari bahasa latin “capsula” yang artinya wadah kecil. Dalam ilmu farmasi, kapsul merupakan wadah kecil untuk melindungi obat. Kapsul termasuk bentuk sediaan padat yang dapat diisikan obat atau zat kimia yang berbentuk serbuk, granul, pasta, atau cair (Syafiqoh, 2014). Macam-macam kapsul yaitu kapsul gelatin keras dan kapsul lunak. Kapsul gelatin keras terdiri dasar sebagai wadah obat dan tutupnya. Bentuknya keras, tetapi jika terkena air maka mudah lunak dan hancur. Kapsul gelatin lunak, tertutup dari pabrik dan obatnya sudah diisi dari pabrik (Anief, 2009). Tujuan Penggunaan Kapsul Kapsul digunakan karena kepraktisannya untuk memberikan kenyamanan bagi konsumen obat. Obat yang memiliki rasa tidak enak seperti pahit, anyir, manis, dan bau dapat ditutupi jika dibuat dalam bentuk kapsul. Selain itu cangkang kapsul juga berfungsi untuk menjaga bahan aktif dari pengaruh lingkungan sehingga bisa menjaga

6

stabilitasnya. Cangkang kapsul dapat mewadahi berbagai bentuk obat mulai dari serbuk, granula, cair, dan semi padat (Gandri dan Priani, 2012). Menurut Roselyndiar (2012) beberapa keuntungan sediaan kapsul gelatin keras diantaranya adalah dapat menutupi rasa dan bau yang tidak enak dari bahan obat, mudah untuk ditelan, mudah dalam penyiapan karena hanya sedikit bahan tambahan dan tekanan yang dibutuhkan, dapat digunakan untuk menggabungkan beberapa jenis obat pada kebutuhan yang mendadak, bahan obat terlindung dari pengaruh luar (cahaya, kelembaban). Sedangkan kerugian sediaan kapsul adalah garam kelarutan tinggi umumnya tidak dapat digunakan pada kapsul gelatin keras, kapsul tidak cocok untuk bahan obat yang dapat mengembang, peralatan pengisi kapsul mempunyai kecepatan yang lebih lambat dibanding mesin pencetak tablet. Etiket yang digunakan Penulisan etiket dilakukan pada wadah yang ditulis dengan jelas dan mudah dibaca. Etiket berisi aturan pemakaian obat yang sesuai dengan resep (Sujudi, 2004).

D. Permasalahan Tujuan pengobatan Tetracyclin HCl Tetracyclin HCl digunakan untuk pengobatan infeksi saluran pernapasan, bacterial enteritis, dan infeksi saluran urinasi (Wanamaker dan Massey, 2009). Cara penulisan resep Menurut Kurniyawati (2009) dalam resep harus memuat (1) Nama, alamat dan nomor ijin praktek dokter, dokter gigi dan dokter hewan. (2) Tanggal penulisan resep (inscriptio). (3) Tanda R/ pada bagian kiri setiap penulisan resep. Namun setiap obat atau komposisi obat (invocatio). (4). Aturan pemakaian obat yang tertulis (signature). (5). Tanda tangan atau paraf dokter penulis resep, sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku (subscriptio). (6). Jenis hewan dan nama serta alamat pemiliknya untuk resep dokter hewan. Pada praktikum ini, resep yang digunakan adalah sebagai berikut: R/ Caps.c.Tetracyclin HCl 0,100 No. XII s.t.d.d. caps.I da 1/3 Pro: Anjing C

7

Pada resep tersebut digunakan obat Tetracyclin HCl sebanyak 0,100 gram yang dimasukkan dalam kapsul yang berjumlah 12 kapsul. Obat diberikan sebanyak tiga kali sehari sebanyak satu kapsul. Pada bagian bawah diberi keterangan yaitu da 1/3 yang artinya kapsul yang harus dibuat sebanyak 1/3 dari jumlah total yaitu 4 kapsul. Resep obat diberikan untuk pasien Anjing C.

Aturan pakai dan lama pengobatan Tetracycline dapat diberikan secara peroral dengan dosis 20 mg/kg berat badan setiap 8 jam (Madison dkk., 2008). Pada praktikum ini, pemberian obat dilakukan sebanyak 3 kali sehari. Hal ini sesuai dengan literatur yang mengatakan bahwa pemberian Tetracycline HCl dapat dilakukan sebanyak tiga kali sehari atau setiap 8 jam.

KESIMPULAN 1. Dalam praktikum dilakukan pembuatan sediaan serbuk bagi (pulveres), serbuk tabor (pulvis), dan kapsul 2. Serbuk bagi (pulveres) berisi Aneurin HCl, pulvis berisi asam salisilat, dan kapsul berisi tetracycline

8

DAFTAR PUSTAKA

Anief, M. 2009. Prinsip Umum dan Dasar Farmakologi.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Gadri, A.; Priani, S. A. 2012. Stabilitas Kadar dan Laju Disolusi Ketoprofen dalam Sediaan Kapsul Gelatin dan Hpmc-Karagenan. Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM : Sains, Teknologi dan Kesehatan Kurniyawati, D. 2009. Survei Kesalahan dalam Penulisan Resep dan Alur Pelayanannya di Apotek Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta Madison, J. E. Page, S.; Church, D. 2008. Small Animal Clinical Pharmacology. 2nd Ed. USA: Saunders Ritschel, W.A. , 1980. Handbook of Basic Pharmacokinetics 2nd ed. Drug Intellegence Publications, Inc., Hamilton 382-409. Roselyndiar. 2012. Formulasi Kapsul Kombinasi Ekstrak Herba Seledri (Apium graveolens L.) dan Daun Tempuyung (Sonchus arvensis L.). Fakultas Farmasi Universitas Indonesia Sujudi,

A.

2004.

Keputusan

Menteri

Kesehatan

Republik

Indonesia

No.

1027/MENKES/SK/IX/2004 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Jakarta: Kementrian Kesehatan Syafiqoh, F. 2014. Analisis Gelatin Sapi dan Gelatin babi pada Produk Cangkang Kapsul Keras Obat dan Vitamin Menggunakan FTIR dan KCKT. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Wanamaker, B. P.; Massey, K. L. 2009. Applied Pharmacology for Veterinary Technicians. 4th Ed. Missouri: Saunders

9...


Similar Free PDFs