Title | Laporan Pembuatan VCO dan Sabun Transparan |
---|---|
Author | Putra Kamaludin |
Pages | 32 |
File Size | 334.6 KB |
File Type | |
Total Downloads | 700 |
Total Views | 987 |
KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Pembuatan Sabun Transparan dari VCO (Virgin Coconut Oil) serta dapat menyelesaikan penyusunan laporan kegiatan tersebut de...
KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Pembuatan Sabun Transparan dari VCO (Virgin Coconut Oil) serta dapat menyelesaikan penyusunan laporan kegiatan tersebut
dengan baik.
Laporan ini dapat terselesaikan dengan baik berkat kerjasama dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menguncapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Andaka Wirawan, M.Si., Apt selaku Ketua Yayasan Pharmasi 2. Ibu Suciati, S.Si, Apt, selaku Kepala SMK Yayasan Pharmasi Semarang.
3. Ibu Ika Purwati, S.Si, selaku Ketua Kompetensi Keahlian Kimia Industri SMK Yayasan Pharmasi Semarang dan wali kelas XII Kimia Industri Tahun Ajaran 2013/2014.
4. Bapak Achmad Syah Ronie, S.T, selaku guru pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk membantu memberikan ilmu serta pengarahan dalam menyelesaikan laporan.
5. Ibu dan Bapak yang telah memberi dukungan moral dan material.
6. Seluruh teman-teman XII Kimia Industri yang telah membantu menyelesaikan laporan dan menjadi teman penulis melepas kejenuhan dengan canda tawa mereka.
7. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah ikut banyak membantu atas terselesaikannya laporan ini.
Saya menyadari bahwa laporan yang penulis susun ini masih
sangatlah jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga laporan yang penulis susun ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Semarang,
Februari 2014 Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
1.1.1
Latar Belakang
VCO (Virgin Coconut Oil)
VCO (Virgin Coconut Oil) sesungguhnya sudah memasyarakat
sejak lama di Indonesia. VCO merupakan minyak kelapa murni yang
belum mengalami pencampuran dengan bahan-bahan lain. Minyak kelapa yang sekarang beredar di pasaran ada yang sudah mengalami pencampuran dengan minyak lain, seperti minyak kelapa sawit atau
minyak kacang. Indonesia merupakan penghasil kelapa terbesar setelah
Filipina. Hampir semua wilayah pesisir di Indonesia banyak ditumbuhi oleh kelapa. Hal ini menjadi pemicu bagi para ahli untuk membuat
olahan kelapa yang sangat bermanfaat agar hasil produksi kelapa tersebut tidak selalu diekspor ke luar negeri.
Sabun merupakan benda wajib yang kita pakai setiap hari. Tanpa
sabun, mandi terasa tidak bersih karena sabun berfungsi untuk
mengangkat kotoran yang menempel di tubuh kita. Dewasa ini pemanfaatan sabun sebagai pembersih kulit makin menjadi trend dan
beragam. Keragaman sabun yang dijual secara komersial terlihat pada jenis, warna, wangi dan manfaat yang ditawarkan. Berdasarkan jenisnya sabun dibedakan atas dua macam yaitu sabun padat (batangan) dan
sabun cair. Sabun transparan adalah sabun mandi yang berbentuk
batangan dengan tampilan transparan, menghasilkan busa lebih lembut di kulit dan penampakannya lebih berkilau dibandingkan jenis sabun lainnya. Tampilan sabun transparan yang menarik mewah dan berkelas.
Sabun transparan merupakan salah satu produk kosmetik yang
sedang trend. Pilihan VCO sebagai bahan baku sabun transparan didasarkan pada beberapa keunggulannya termasuk kemampuan antimikroba sehingga baik untuk pemeliharaan kulit atau perawatan
tubuh. Belakangan ini penggunaan VCO lebih diarahkan pada perawatan
kesehatan dan kosmetika sedangkan minyak kelapa biasa untuk produk pangan.
1.2
Tujuan
Laporan Tugas Akhir Tahun Ajaran 2013/2014 memiliki
beberapa tujuan sebagai berikut :
Memenuhi syarat untuk mengikuti Ujian Praktik Kejuruan di
Memenuhi Tugas Akhir tahun pelajaran 2013/2014
SMK Yayasan Pharmasi Semarang tahun pelajaran 2013/2014
Mengetahui cara pembuatan dan standar mutu VCO (Virgin Coconut Oil)
Mengetahui cara pembuatan dan standar mutu sabun transparan
BAB II
DASAR TEORI
2.1
VCO (Virgin Coconut Oil)
Virgin Coconut Oil atau biasa disingkat dengan VCO adalah minyak
murni yang dibuat dari bahan kelapa segar dengan proses pemanasan
terkendali atau tanpa pemanasan sama sekali, tanpa bahan kimia dan RDB "Refined, Bleached and Deodorized" (minyak yang disuling,
dikelantang dan dihilangkan baunya). Proses pembuatan yang tepat akan menghasilkan minyak VCO yang berkualitas. Minyak VCO memiliki sebutan yang bermacam-macam.
Dikalangan masyarakat umum ada yang menyebut dengan nama
minyak ajaib. Dilihat dari manfaatnya yang sangat banyak memang pantas bila minyak ini disebut sebagai minyak ajaib, hal ini karena
kemampuannya minyak VCO dalam menyembuhkan dan membantu mengobati berbagai macam penyakit.
Monolaurin (suatu senyawa yang bersifat antivirus, antibakteri,
dan antijamur) dari Virgin Coconut Oil mampu menyembuhkan AIDS.
Senyawa yang berasal dari asam laurat itu mampu menyusup melewati
membran lemak virus dan menghancurkannya. "VCO" bakal menjadi pendukung utama kesehatan dunia.
2.1.1
Kelebihan VCO (Virgin Coconut Oil)
Beberapa keunggulan minyak kelapa dibandingkan dengan
minyak nabati lain adalah sebagai berikut :
Tidak menimbun lemak dan kolestrol
Tidak menghasilkan radikal bebas
2.1.2
Tidak bersifat toksik
Tidak mudah menjadi tengik Rasa dan bau yang khas
Kandungan Gizi VCO (Virgin Coconut Oil)
Komponen dalam minyak kelapa sebagian besar mengandung
asam lemak jenuh. Hal ini menjadikan kelapa sebagai salah satu sumber
untuk mendapatkan asam lemak jenuh. Selain mengandung asam lemak berantai pendek, minyak kelapa juga memiliki kandungan asam lemak
rantai sedang atau Medium Chain Fatty Acid (MCFA). (Sutarmi, S.TP., 2005)
Rincian komposisi asam lemak dalam minyak dapat dijelaskan dalam tabel berikut.
Tabel 1.1 Komposisi Asam Lemak dalam Minyak Kelapa Asam Lemak
Asam Lemak Jenuh
Jumlah (%)
1. Asam kaproat
0,0 0,8
3. Asam kaprat
4,5 9,5
2. Asam kaprilat 4. Asam laurat
5. Asam miristat
5,5 9,5 44,0 52,0 13,0 19,0
6. Asam palmitat
7,5 10,5
8. Asam arachidat
0,0 0,4
7. Asam stearat
1,0 3,0
Asam Lemak Tidak Jenuh
1. Asam palmitoleat
0,0 1,3
3. Asam linoleat
1,5 2,5
2. Asam oleat
(Thieme, J.G., 1968)
2.1.3
5,0 8,0
Teknik Pembuatan VCO
Pembuatan VCO dapat dilakukan melalui dua proses, yaitu proses
basah (menggunakan santan) dan proses kering (menggunakan kopra).
Proses basah merupakan cara paling sederhana untuk mendapatkan
bahan pembuatan VCO, yaitu santan. Secara umum sendiri cara
pembuatan minyak kelapa murni dibedakan menjadi tiga cara, yaitu pemanasan, fermentasi, dan pancingan. 1. Pemanasan
Pembuatan VCO dengan metode pemanasan pada prinsipnya
sama dengan pembuatan VCO dengan cara tradisional. Pada
metode ini, proses pembuatan diawali dengan tahap pemarutan kelapa dan pembuatan santan. Krim yang diperoleh dari santan tersebut kemudian
dipanaskan dengan suhu tertentu hingga
dihasilkan minyak. Selanjutnya, minyak dipisahkan dari air melalui penguapan agar diperoleh minyak murni.
2.
Fermentasi
Fermentasi adalah proses pembuatan suatu bahan olahan
dengan bantuan enzim. Pembuatan VCO pun bisa dilakukan dengan metode ini.
Dimana krim (biang santan) difermentasi selama satu sampai
dua hari menggunakan bantuan enzim secara langsung. Untuk
memisahkan minyak dengan baik, dapat ditambahkan larutan ragi atau cuka nira.
Keberhasilan
proses
fermentasi
ini
ditandai
dengan
terbentuknya tiga lapisan pada campuran. Tiga lapisan ini terdiri
dari, lapisan atas yang berupa minyak murni, lapisan tengah berupa blondo berwarna putih, dan lapisan bawah berupa air. Dari ketiga
lapisan tersebut, yang dibutuhkan hanya minyak pada lapisan atas.
Minyak ini dapat diambil menggunakan sendok atau gayung dengan hati-hati.
Minyak yang sudah dipisahkan kemudian dipanaskan pada
suhu 60 C untuk melepaskan unsur pekatnya. Metode ini dapat menghasilkan minyak jernih dengan aroma yang khas.
3. Pancingan
Metode pancingan ini memiliki tahapan awal yang sama
dengan metode yang lain, yaitu pembuatan santan. Perbedaannya
terletak pada proses pengolahan krim. Pada metode ini, krim yang sudah jadi
dicampur dengan
minyak pancingan
dengan
perbandingan tertentu. Minyak pancingan adalah minyak kelapa murni hasil fermentasi.
Campuran antara krim dengan minyak pancingan tersebut
diaduk hingga rata dan didiamkan selama 7-8 jam.
Setelah didiamkan, campuran ini agar membentuk tiga lapisan seperti pada metode fermentasi.
Prinsip pembuatan dengan metode ini adalah pengubahan
emulsi minyak-air menjadi minyak-minyak. Minyak umpan akan menarik minyak pada krim yang masih berikatan dengan protein dan air. (Sutarmi, S.TP., 2005)
2.1.4
Manfaat VCO (Virgin Coconut Oil)
Kandungan VCO dapat memberikan beberapa manfaat yang
berguna bagi manusia, yaitu :
Mencegah penyakit jantung
Mencegah diabetes
Mencegah tekanan darah tinggi, aterosklerosis, dan stroke Menurunkan berat badan
Membunuh virus penyebab mononuclerosis, influenza, hepatitis
C, campak, herpes, AIDS
Meredakan gejala nyeri dan iritasi akibat wasir Meringankan peradangan kronis Anti kanker
Melindungi ginjal dan infeksi kandung kemih
Mengeluarkan atau membunuh cacing pita, kuku, giardia, dan
Mencegah penyakit hati parasit lain
Mengendalikan ketombe Mempercantik kulit
2.1.5
Standar Mutu VCO (Virgin Coconut Oil)
Mutu merupakan suatu parameter untuk menentukan kualitas
suatu produk. VCO tentunya juga memiliki standar mutu sebagai acuan
untuk menentukan kualitas. Standar mutu VCO yang digunakan adalah
standar dari APCC (Asian and Pasific Coconut Community). APCC
merupakan suatu organisasi antar pemerintah 15 negara penghasil kelapa dan pengekspor produk kelapa.
Dalam standar APCC menyebutkan bahwa VCO harus memiliki
kenampakan yang jernih, berbau tidak tengik, dan tidak memiliki rasa.
Selain parameter organoleptik, adapula parameter oksidasi mengenai kadar asam lemak bebas dan kadar peroksida. Dalam parameter ini
disebutkan bahwa VCO tidak boleh mengandung lebih dari 0,5% asam lemak bebas dan harus memiliki kadar peroksida maksimal 3 meq/kg minyak.
Selain dua parameter di atas, komposisi asam lemak yang
merupakan penyusun minyak juga menjadi sebuah parameter tersendiri. Kandungan asam laurat yang tinggi menjadi ciri khas dari
VCO dibanding pada minyak lainnya. Pada sebuah penelitian
menyebutkan bahwa VCO hasil proses fermentasi dengan kultur starter Streptococcus thermophylus pada suhu 40ºC akan menghasilkan VCO dengan kadar asam laurat yang tinggi. (Saiful, M., 2009)
Tabel 1.2 Standar Mutu VCO (Virgin Coconut Oil) NO
1.
KARAKTERISTIK
Karakteristik identitas Densitas relative
0,915 0,920
Kadar air
0,1 0,5
Indeks refraktif/bias pada 40° C Bilangan penyabunan Bilangan iod
Bilangan asam maks 2.
Bilangan polenske
Karakteristik kualitas
1,4480 1,4492 4,1 11
0,2 0,5 13
13 18
Warna
Jernih Kristal
Bilangan peroksida
< 3 meq / kg minyak
Asam lemak bebas ( FFA )
3.
KANDUNGAN
Total Plate Count Kontaminan
< 0,5 %
< 10 cfu
Matter volatile pada 105° C
0,2 %
Copper
0,4 mg / kg
Besi
Lead
Arsenic
5 mg / kg
0,1 mg / kg 0,1 mg / kg
Sumber : Linda Suhada, 2007
2.2
Sabun Transparan
Sabun Transparan adalah sabun yang dibuat dengan teknik
khusus dengan menghilangkan kandungan alkali di dalamnya.
Sabun transparan ini lebih unggul daripada sabun mandi biasa, selain
dari tampilannya yang transparan (transparent) yang menawan, sabun
ini sangat lembut di kulit dan dapat melembabkan kulit.
Sabun dibuat dengan reaksi penyabunan sebagai berikut:
Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali
adalah adalah reaksi trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun dan gliserin. Reaksi penyabunan dapat ditulis sebagai berikut :
C3H5 (COOR)3 + 3 NaOH
C3H5(OH)3 + 3 RCOONa
Reaksi pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai
produk utama dan gliserin sebagai produk samping. Gliserin sebagai produk samping juga memiliki nilai jual. Sabun merupakan garam yang terbentuk dari asam lemak dan alkali. Sabun dengan berat molekul
rendah akan lebih mudah larut dan memiliki struktur sabun yang lebih keras. Sabun memiliki kelarutan yang tinggi dalam air, tetapi sabun tidak larut menjadi partikel yang lebih kecil, melainkan larut dalam bentuk ion.
2.2.1
Klasifikasi Sabun
1. 2.
Sabun Cair
Bentuk cair dan tidak mengental pada suhu kamar Sabun Lunak/ Krim
Seperti pasta dan sangat mudah larut
3.
Sabun Keras/ Padat
Dibuat dari lemak yang padat atau dari minyak yang dikeraskan
dengan proses hidrogenasi, Asam lemaknya jenuh dan mempunyai BM tinggi, Sukar larut dalam air.
2.2.2
Reaksi Saponifikasi
Sabun dihasilkan oleh proses saponifikasi, yaitu hidrolisis lemak
menjadi asam lemak dan gliserol dalam kondisi basa. Pembuat kondisi
basa yang biasanya digunakan adalah NaOH (natrium/sodium hidroksida) dan KOH (kalium/potasium hidroksida).
Asam lemak yang berikatan dengan natrium atau kalium inilah yang kemudian dinamakan sabun.
Gambar 1.1 Reaksi saponifikasi
2.2.3
Bahan Baku Pembuatan Sabun
1.
Minyak Kelapa (VCO)
Minyak kelapa adalah minyak yang dibuat dengan bahan
baku kelapa yang telah diproses sedemikian rupa sehingga
didapatkan minyak kelapa murni. Digunakan minyak kelapa
karena sifatnya yang mudah tersaponifikasi, mudah larut dalam air, dan mudah menguap.
Tabel 1.3 Kandungan asam lemak yang dominan pada beberapa jenis minyak
NO. 1
JENIS MINYAK Minyak Kelapa
2
Minyak Sawit
3
Minyak jarak
4
Minyak jagung
5
Minyak Kedelai
ASAM LEMAK
YANG DOMINAN
JUMLAH
Asam Laurat
44 - 53 %
Asam Oleat
39 - 45 %
Asam Linoleat
56,3 %
Asam Palmitat
Asam Risinoleat
40 - 46 %
86 %
Asam Oleat
30,1 %
Asam Oleat
11 60 %
Asam Linoleat
15 64 %
Sumber : Pranita, G., 2013 Minyak dan lemak dihasilkan oleh alam yang bersumber dari
hewan dan tanaman, perbedaan mendasar antara lemak hewani dan lemak nabati adalah :
Lemak hewani mengandung kolesterol, sedangkan lemak
Kadar lemak jenuh dalam lemak hewani lebih kecil
nabati mengandung fitosterol daripada lemak nabati
2.
Asam Stearat
Asam stearat merupakan monokarboksilat berantai panjang
(C18) yang bersifat jenuh karena tidak memiliki ikatan rangkap diantara atom karbonnya. Asam stearat dapat berbentuk cairan
atau padatan. Pada proses pembuatan sabun, asam stearat 3.
berfungsi untuk mengeraskan dan menstabilkan busa.
Natrium Hidroksida ( NaOH )
Natrium hidroksida (NaOH) seringkali disebut dengan soda
kaustik atau soda api yang merupakan senyawa alkali yang bersifat basa dan mampu menetralisir asam. NaOH berbentuk kristal putih dengan sifat cepat menyerap kelembapan. Natrium
hidroksida bereaksi dengan minyak membentuk sabun yang 4.
disebut dengan saponifikasi.
Etanol
Etanol (etil alkohol) berbentuk cair, jernih dan tidak
berwarna, merupakan senyawa organik dengan rumus kimia C2H5OH. Etanol pada proses pembuatan sabun digunakan sebagai
5.
pelarut karena sifatnya yang mudah larut dalam air dan lemak.
Gliserin
Gliserin adalah produk samping dari reaksi hidrolisis antara
minyak nabati dengan air untuk menghasilkan asam lemak. Gliserin merupakan humektan sehingga dapat berfungsi sebagai pelembab pada kulit. Pada kondisi atmosfir sedang ataupun pada
kondisi kelembaban tinggi, gliserin dapat melembabkan kulit dan
mudah dibilas. Gliserin berbentuk cairan jernih, tidak berbau, dan memiliki rasa manis.
6.
TEA
TEA merupakan dietanolamida yang terbuat dari minyak
kelapa. Dalam formula sediaan kosmetik, TEA berfungsi sebagai surfaktan dan penstabil busa. Surfaktan adalah senyawa aktif penurun 7.
tegangan
permukaan
yang
menyatukan fasa minyak dengan fasa air.
bermanfaat
untuk
Natrium Klorida (NaCl)
Natrium klorida (garam) merupakan bahan berbentuk kristal
putih, tidak berwarna dan bersifat higroskopik rendah.
Penambahan NaCl selain bertujuan untuk pembusaan sabun, juga untuk meningkatkan konsentrasi elektrolit agar sesuai dengan
penurunan jumlah alkali pada kahir reaksi sehingga bahan-bahan 8.
pembuat sabun tetap seimbang selama proses pemanasan.
Gula Pasir
Gula pasir berbentuk kristal putih. Pada proses pembuatan
sabun transparan, gula pasir berfungsi untuk membantu terbentuknya transparansi pada sabun. Penambahan gula pasir 9.
dapat membantu perkembangan kristal pada sabun.
Pewarna
Pewarna ditambahkan pada proses pembuatan sabun untuk
menghasilkan produk sabun yang beraneka warna. Bahan
pewarna yang digunakan adalah bahan pewarna untuk kosmetik grade.
10.
Pewangi
Pewangi ditambahkan pada proses pembu...