Laporan Praktikum ArcGIS " GEOREFERENCING, DIGITASI, EDITING, DAN LAYOUT PDF

Title Laporan Praktikum ArcGIS " GEOREFERENCING, DIGITASI, EDITING, DAN LAYOUT
Author Gabriela Dwi
Pages 30
File Size 4.3 MB
File Type PDF
Total Downloads 74
Total Views 554

Summary

Laporan Praktikum ArcGIS “GEOREFERENCING, DIGITASI, EDITING, DAN LAYOUT PETA ADMINISTRASI KOTA JAYAPURA” Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studio Lab GIS Disusun Oleh : GABRIELA DWISARASWATI NIM. 1570241019 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA JAKAR...


Description

Accelerat ing t he world's research.

Laporan Praktikum ArcGIS " GEOREFERENCING, DIGITASI, EDITING, DAN LAYOUT Gabriela Dwi

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

GIS (Pengindraan Jauh) Pemant auan Sumber Daya Kelaut an Markus Sembiring

Modul Arc GIS T ingkat Dasar Risa Marfirani

Laporan Praktikum ArcGIS “GEOREFERENCING, DIGITASI, EDITING, DAN LAYOUT PETA ADMINISTRASI KOTA JAYAPURA” Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studio Lab GIS

Disusun Oleh : GABRIELA DWISARASWATI NIM. 1570241019

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA JAKARTA 2017

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perencanaan Wilayah dan Kota tidak bisa terlepas dari masalah pencitraan peta. Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh muka bumi baik yang terletak di bawah permukaan dan disajikan pada bidang datar pada skala dan proyeksi tertentu (secara matematis). Dalam Perencanaan Wilayah dan Kota, mahasiswa dituntut untuk dapat mengetahui hal-hal mengenai peta, baik itu mempelajari isi peta, membaca peta, ataupun membuat sebuah peta. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah salah satu aplikasi geografis yang erat kaitannya dengan pencitraan dan lokasi. Aplikasi SIG dapat digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan bumi dan sumber daya alam. Selain itu bidang yang dipelajari oleh seorang planner erat berkaitan dengan persoalan keruangan. Planner belajar mengenai sesuatu (peta) yang berhubungan dengan data spasial, baik mengenai peta administrasi, peta curah hujan, peta kelerengan, peta ketinggian, dll. Untuk memudahkan dalam pengidentifikasian maka planner ditunjang dengan penggunaan software ArcGIS. Software ini ialah software yang memiliki referensi geografis sehingga apa yang ada di peta dengan apa yang sedang planner hadapi memiliki kesamaan koordinat sesuai dengan aslinya, sehingga analisis-analisis yang dibuat tidak meleset. Salah satu hal yang biasa dilakukan calon-calon planner ialah membuat sebuah peta lengkap dengan ITP-nya (Informasi Tepi Peta) menggunakan software ini. Seorang planner memiliki peran penting terhadap masyarakat sekitar dan software Arcgis hadir dengan referensi geografis sehingga peta yang diolah tidak asal-asalan dan dapat dipertanggungjawabkan. Analisis yang didapat dari peta ini pun akurat dan tidak meleset. Sistem informasi merupakan kesatuan elemen yang tersebar dan saling berinteraksi yang menciptakan aliran informasi. Tujuan sistem informasi adalah

1

untuk menyediakan dan mensistematikan informasi yang merefleksikan seluruh kejadian atau kegiatan yang diperlukan untuk mengendalikan operasi-operasi organisasi. Dalam sistem informasi perlu dibedakan antara data dan informasi. Data merupakan fakta yang ada dan melekat pada suatu obyek seperti nilai, ukuran, berat, luas, dan lain-lain. Sedangkan informasi merupakan pengetahuan tambahan yang diperoleh setelah dilakukan pemrosesan dari data tersebut. SIG atau Sistem Informasi Geografis merupakan suatu sistem/aplikasi yang mempermudah pekerjaan para ahli dan mahasiswa dalam mempelajari dan menyajikan sebuah informasi berbasis geografi. Menurut Sugandi (2009) SIG adalah rangkaian kegiatan pengumpulan, penataan, pengolahan, dan penganalisisan data/fakta spasial sehingga diperoleh informasi spasial untuk dapat menjawab atau menyelesaikan suatu masalah dalam ruang muka bumi tertentu. Informasi berbasis geografi dapat menjelaskan berbagai hal, mulai dari batas wilayah antar negara sampai desa, memberikan informasi sebaran infrastruktur, ketinggian dataran, kelerengan, curah hujan, informasi wilayah budidaya dan non budidaya dan lain-lain. SIG mampu menyediakan referensi keruangan untuk berbagai tujuan yang berkaitan dengan pemetaan dan perencanaan. Maka dalam laporan ini penulis akan menampilkan dan menyajikan bagaimana peran SIG dalam pembuatan peta dari mulai tahapan Georeferensi, Digitasi, Editing, Input Data Atribut, dan Layouting dengan hasil akhir yaitu akan menghasilkan peta Administrasi Kota Jayapura sebagai bahan dalam pelatihan praktikum ini.

2

1.2 Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan praktikum mata kuliah Studio Lab GIS ini adalah : 1. Mahasiswa dapat menerapkan hasil pembelajaran SIG yang berupa teori, kedalam praktik dasar ArcGIS untuk perencanaan 2. Mampu memperkenalkan fungsi-fungsi umum yang terdapat pada ArcGIS 3. Melatih mahasiswa dalam menggunakan fungsi software ArcGIS seperti teknik georeferensi, digitasi, editing, input data atribut, dan pembuatan layout peta. 1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Hari

: Sabtu dan Minggu

Tanggal

: 15 dan 16 Juli 2017

Waktu

: 09.00 s/d 17.00 WIB

Tempat

: PT. Geo Mandiri

3

BAB 2 TAHAPAN PELAKSANAAN 2.1 Alat dan Bahan A. Alat 1) Laptop 2) ArcGIS 10.3 termasuk didalamnya adalah ArcCatalog dan ArcMap 3) Flashdisk B. Bahan 1) Peta Administrasi Kota Jayapura 2) Peta Administrasi Provinsi Papua 3) Modul Praktikum GIS 4) Coded Value termasuk didalamnya value untuk klasifikasi jalan, sungai, keterangan TPA, dan arahan ( dalam bentuk .shp) 2.2 Pengenalan ArcMap

Dalam praktikum ini hal yang pertama kali dilakukan ialah pengenalan software ArcGIS 10.3. ArcGIS adalah suatu perangkat lunak yang di desain pada Graphical User Interface untuk pengolahan data spasial (Sistem Informasi Geografi) yang terbaru. Dalam menggunakan software ArcGIS peserta mampu menggunakan ArcMap sebagai dasar dalam memulai penggunaan ArcGIS. Secara umum, ArcMap merupakan software yang berfungsi untuk membantu kita dalam membuat peta, mengedit peta, dan menampilkan hasil analisis. 1. Membuka ArcMap dan Menambahkan Layer Objek a. Membuka ArcMap Klik Start > All Programs > ArcGIS > ArcMap atau Klik Icon pada start menu.

4

Tunggu hingga jendela ArcMap terbuka

Setelah jendela ArcMap terbuka akan muncul dialog start up

Pilih New Maps untuk membuat project baru, atau pilih Existing Maps untuk membuka project yang sudah dibuat sebelumnya. Kemudian Klik OK

5

2. Menambahkan Layer Objek Cara 1 (Menambahkan Layer Objek Line) 1. Pada toolbar ArcMap, Klik tombol

(Add Data)

Didalam kotak dialog Add data, arahkan folder D:\Training UNKRIS 2. Double Klik jalan 3. Pilih jalan.shp 4. Klik tombol Add 1 2

3

4

Cara 2 (Menambahkan Layer Objek Point) 1. Pada Table of Contents, klik kanan frame data, kemudian pilih tombol Add Data 2. Gunakan kotak dialog Add Data, arahkan ke folder D:\Training UNKRIS 3. Klik TPA lalu pilih TPA.shp 4. Klik tombol Add 1

2

3

4

6

2.3

Georeferensi

Georeferensi atau sering dikenal dengan rektifikasi adalah salah satu proses yang bertujuan untuk memberikan referensi spasial (koordinat) pada sumber data yang belum memiliki referensi spasial, data tersebut biasanya data mentah berupa citra satelit, peta digital atau peta analog hasil scan (.jpg .bmp .img .tif dll). Tujuan dari proses ini adalah untuk memberikan informasi posisi sumber data tersebut pada permukaan bumi sesuai dengan sistem koordinat, untuk selanjutnya dipakai dalam pembuatan peta. Adapun langkah – langkah untuk melakukan proses georeferensi adalah sebagai berikut : 1. Pastikan toolbar georeference sudah aktif. Untuk mengaktifkannya klik Costumize > Klik Toolbars > Checklist pada bagian Tool Georeferencing. 2. Setelah mengaktifkan tool georeference, siapkan data yang akan digunakan dalam proses georeference. Adapun data yang diperlukan : a. Data vektor (.shp) sebagai sumber referensi b. Data Image (.jpg) sebagai data yang akan di georeferensi Klik Add Data > arahkan ke folder D:\Training UNKRIS > Klik Peta Administrasi Kota Jayapura.jpg

3. Setelah terbukanya peta administrasi kota Jayapura, penentuan 4 titik utama sebagai kunci untuk dilakukan referencing, yaitu pada titik-titik pojok peta.

7

4. Penetuan titik titik menggunakan add control points, namun sebelumnya dilakukan zooming hingga paling besar. 5. Setelah dilakukan proses zooming, ditetapkan satu titik menggunakan add control points, dengan menarik satu titik kearah bawah, lalu klik kanan.

6. Setelah itu memasukkan data koordinat sesungguhnya pada titik tersebut. Proses ini diulangi pada ketiga titik lainnya. Klik Input DMS of Lon and Lat > Masukkan data koordinatnya.

8

7. Setelah selesai, maka dilakukan cek error RMS dengan melihat Total RMS Error, apabila lebih dari 1.0, maka perlu dilakukan revisi hingga mencapai maksimal 0.5/1.0. Karena semakin mendekati angka nol akurasi semakin baik. Dengan cara Klik View Link Table

.

8. Setelah RMS error menunjukkan nilai yang tepat, dilakukan update georeferencing agar tidak terjadi perubahan kembali pada koordinat yang sudah diatur sebelumnya. Dengan Cara klik tool Gereferencing > Pilih Update Georeferencing

9. Setelah selesai jalankan perintah save.

9

2.4

Digitasi

Digitasi pada dasarnya merupakan proses menggambar peta digital, dengan sumber peta analog, peta image (.jpg), dan citra satelit. Digitasi yang dilakukan pada software ArcMap merupakan metode Digitation On Screen, yang berarti bahwa proses digitasi dilakukan langsung dari layar komputer. A. Digitasi On Screen Digitasi on screen merupakan suatu teknik digitasi atau proses konversi dari data format raster ke dalam format vektor. Pada teknik ini, peta yang akan digitasi terlebih dahulu harus dibawa ke dalam format raster baik itu melalui proses scanning dengan alat scanner atau dengan pemotretan. Jika peta tersebut merupakan citra hasil foto udara ataupun satelit maka tinggal dimasukkan ke dalam ArcMap. Untuk dapat membuat peta baru kita terlebih dahulu harus mengaktifkan tool untuk Editing

di klik maka akan muncul menu baru tambahan untuk editing.

Gambar 2.1 Tampilan Toolbar Editor B. Tahapan Digitasi Secara sederhana proses digitasi terdiri dari 3 tahapan : a) Membuka Sumber Peta (analog, image, citra satelit) b) Membuat Shapefile baru c) Memulai mendijit (Start Editing) Digitasi berdasarkan kegunaannya dibagi menjadi 3 yaitu digitasi point ( penyebaran Kantor Distrik, dan sarana prasarana lainnya), digitasi Line (Sungai, Jalan, dll), dan digitasi Polygon (batas administrasi Kelurahan atau permukiman, dll)

10

Cara 1 Digitasi Point 1.

Membuka Sumber peta, dengan menggunakan perintah Add Data (dalam hal ini sumber data yang digunakan menggunakan format image dari Peta Administrasi Kota Jayapura .jpg)

2.

Membuat Shapefile Baru, dengan cara terlebih dahulu kita harus menuju ke ArcCatalog. Untuk membuka ArcCatalog Klik Icon

yang terletak

pada sisi kanan layar. Maka akan terbuka jendela ArcCatalog. 3.

Selanjutnya, pastikan terlebih dahulu direktori pada location merupakan tempat tujuan kita membuat shapefile baru. Kemudia Klik Kanan pada tempat yang kosong pilih New > Shapefile

4. Kemudian akan muncul jendela baru seperti pada gambar berikut, masukkan Nama (Kantor Distrik) > Feature Type (Point) > Klik Edit > Pada Geographic Coordinate Systems pilih World > Kemudian Pilih WGS 1984 > Kemudian Klik OK

11

5. Memulai Digitasi, digitasi dilakukan dengan menggunakan editor tools, dengan cara Klik Editor > Start Editing 6. Untuk memulai menggambar atau membuat feature, klik icon create feature tool dan akan keluar jendela baru, kemudian pilih jenis construction tools pada digitasi kali ini adalah Point.

7. Kemudian mulailah mendigit tiap point, dalam hal ini yang akan di digit adalah Kantor Distrik yang ada dalam Peta Administrasi Kota Jayapura sampai menjadi 5 bagian digitasi point Kantor Distrik.

8. Setelah selesai mendigit, klik kembali Editor > Stop Editing > Kemudian Save Edits

12

Cara 2 Digitasi Line 1.

Langkah yang dilakukan sama seperti pada langkah digitasi point dari langkah 1 s/d 4

2.

Pada jendela Create New Shapefile masukkan Nama (Jalan atau Sungai) > Feature Type (Line) > Klik Edit > Pada Geographic Coordinate Systems pilih World > Kemudian Pilih WGS 1984 > Kemudian Klik OK

3.

Mulailah mendigitasi dengan cara Klik Editor > Start Editing

4.

Untuk memulai menggambar atau membuat feature, klik icon create feature tool dan akan keluar jendela baru, kemudian pilih jenis construction tools pada digitasi kali ini adalah Line.

5.

Kemudian mulailah mendigit sesuai dengan jalan yang ada pada gambar peta administrasi Kota Jayapura, dalam hal ini yang akan di digit adalah Jalan Arteri Primer saja. Sedangkan untuk mendigit Sungai sama hal nya karena merupakan digitasi dengan jenis digitasi Line, untuk sungai juga mengikuti sesuai aliran sungai yang ada pada gambar peta. Gunakan Edit

untuk memodify.

13

1.

Digitasi Sungai

2.

6.

Digitasi Jalan

Setelah selesai mendigit, klik kembali Editor > Stop Editing > Kemudian Save Edits

Cara 3 Digitasi Polygon 1.

Langkah yang dilakukan sama seperti pada langkah digitasi point dan Line dari langkah 1 s/d 4

2.

Pada jendela Create New Shapefile masukkan Nama (Administrasi) > Feature Type (Polygon) > Klik Edit > Pada Geographic Coordinate Systems pilih World > Kemudian Pilih WGS 1984 > Kemudian Klik OK

3.

Mulailah mendigitasi dengan cara Klik Editor > Start Editing

4.

Untuk memulai menggambar atau membuat feature, klik icon create feature tool dan akan keluar jendela baru, kemudian pilih jenis construction tools pada digitasi kali ini adalah Polygon

5.

Kemudian mulailah mendigit sesuai dengan batas administrasi tiap kelurahan yang ada dalam Peta Aministrasi Kota Jayapura menjadi 5 bagian Distrik

14

(Kelurahan) Distrik Abepura, Distrik Heram, Distrik Jayapura Selatan, Distrik Jayapura Utara, dan Distrik Muara Utami.

Gambar 2.2 : Proses Digitasi Administrasi

6.

Setelah selesai mendigit, klik kembali Editor > Stop Editing > Kemudian Save Edits

2.5

Editing

Setelah proses digitasi selesai, proses selanjutnya adalah editing data grafis. Secara Umum pada proses editing kita dapat merubah dan memperbaiki feature yang sudah kita buat. Hal-hal yang bisa dilakukan pada tahapan editing antara lain : 1. Menggeser Feature 2. Merubah Bentuk Feature 3. Memotong Feature 4. Menggabungkan Feature Berikut merupakan langkah-langkah dari beberapa tahapan proses editing yaitu : Cara 1 Memotong Feature Pemotongan Feature dapat dilakukan hanya pada feature jenis garis dan poligon. Tujuannya adalah untuk membagi sebuah feature menjadi dua atau lebih feature yang berbeda. Pemotongan Garis dan poligon memiliki tahapan yang berbeda, berikut ini adalah langkah-langkahnya :

15

a.

Garis (Line) 1. Pilih garis yang akan dipotong dengan menggunakan Edit Tool 2. Kemudian klik ikon split tool

yang ada pada editor toolbar

3. Klik pada bagian garis yang akan dipotong b. Poligon 1. Pilih poligon yang akan dipotong dengan menggunakan Edit Tool 2. Kemudian klik ikon Cut Polygons Tool

yang ada pada editor toolbar

3. Cari perbatasan yang akan di potong polygonnya, lalu klik dibagian luar > klik pada bagian awal yang akan dipotong > lalu digitasi seperti biasa sampai batas akhir yang akan dipotong > setelah selesai, klik 2 kali > maka dia akan membuat polygon baru 4. Untuk mengecek nya dapat dilihat dengan cara Klik Select Feature dibagian yang kita potong sehingga dapat menampilkan polygon baru

16

Cara 2 Menggabungkan Feature Feature garis atau poligon yang terpisah dapat digabung menjadi satu feature dengan menggunakan perintah merge. Tahapannya adalah sebagai berikut : 1.

Pilih kedua feature yang akan digabungkan dengan meggunakan Edit Tool, tahan SHIFT untuk memilih dua feature

2.

Klik Editor > Merge

3.

Klik Yes, secara otomatis kedua feature akan menjadi satu

2.6 Input Data Atribut A. Membuka Tabel Atribut Setiap layer memili tabel atributnya masing-masing, cara membuka tabel atribut adalah sebagai berikut : 1. Pada Table Of Content, klik kanan dan pilih Open Attribute Table 2.

Maka akan muncul tabel atribut seperti pada gambar berikut ini.

B. Membuat Field Baru dan Menghapus Field 1. Klik Option pada tabel

> Pilih Add Field

2. Muncul jendela baru isi kolom name field yang akan dibuat, pilih type field sesuai dengan konten data yang diinginkan, isi precision sesuai dengan panjang karakter data 3. Klik OK

17

C. Mengisi Data Atribut Pengisian data atribut pada tabel dapat dilakukan secara manual per setiap record, maupun sekaligus pada beberapa record dengan menggunakan Field Calculator. Pengisian manual dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : 1. Klik Editor > Start Editing 2. Buka Tabel Atribut 3. Klik dua kali pada tabel yang ingin diisi, dan isi data tabel 4. Setelah selesai mengisi, Klik Editor > Stop Editing, Save

D. Calculate Geometry Calculate Geometry merupakan perintah untuk melakukan perhitungan geometri seperti panjang, luas, dan keliling dari record yang kemudian ditampilkan dalam tabel data atribut, selain itu calculate geometry juga dapat menghitung koordinat absolut pada feature titik. Tahapan memulai Calculate Geometry adalah sebagai berikut : 1. Buat Field baru dengan tipe data double 2. Setelah field dibuat klik kanan pada nama field dan pilih Calculate Geometry. Kemudian akan muncul jendela seperti ini :

18

3

1 2

2.7

Layout Peta

Layout adalah tahapan akhir pembuatan peta sebelum dilakukan pencetakan, pada kegiata layout akan dilakukan pengaturan tata letak peta dan penambahan unsurunsur peta sehingga peta dapat lebih informatif, komunikati, dan sesuai dengan kaidah yang benar. A. Tampilan Layout Sebelum melakukan layout tampilan pada ArcMap harus dirubah dari data view ke layout view. Cara merubah tampilannya dengan Klik Icon Layout View di pojok kiri bawah, seperti pada gambar berikut :

19

B. Mengatur Halaman dan Ukuran Kertas 1. Klik kanan di tempat kosong pada layout view > Pilih Page and Print Setup 2. Maka akan muncuk Jendela Pengaturan atur kertas kedalam ukuran A4 dan orientasi dirubah menjadi landscape agar sama dengan ukuran kertas laporan

3. Kemudian Klik OK C. Memulai Proses Layouting 1. Melakukan uncheck pada peta administrasi yang didigitasi sehingga hanya tersisa hasil digitasinya saja 2. Hal yang perlu diatur adalah, mata angin (pada insert), skala (pada insert), judul dan kelengkapannya (pada insert), serta koordinat dan grid (pada view data frame properties).

20

3. Untuk koordinat dilakukan pengaturan melalui fungsi view data frame properties, dengan memilih zona koordinat, dan tipe koordinat 4. Pengaturan lainnya yang perlu diperhatikan adalah pengaturan inset peta, melalui fungsi data frame, dan add data pada data frame yang sudah dibuat dalam bentuk .shp menggunakan peta Administrasi Provinsi Papua 5.

Melakukan pewarnaan pada wilayah yang didigitasi (Kota Jayapura) pada peta Administrasi Provinsi Papua tersebut

6.

Setelah itu add data kembali peta Administrasi Provinsi Papua

7.

Mengubah tatanan layer agar layer yang diberi warna khusus (menunjukkan kawasan yang dilayout) muncul diatas layer peta keseluruhan.

8.

Menambahkan koordinat dan skala sama dengan digitasi peta awal pada inset peta.

9.

Pada l...


Similar Free PDFs