Laporan Praktikum Biosafety and Biosecurity Laboratorium PDF

Title Laporan Praktikum Biosafety and Biosecurity Laboratorium
Author Umi Hasanah
Course Analisis zat gizi
Institution Universitas Diponegoro
Pages 31
File Size 416.2 KB
File Type PDF
Total Downloads 412
Total Views 752

Summary

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS ZAT GIZI (3 SKS) TOPIK 1 : Biosafety dan Biosecurity Laboratorium Ilmu Gizi, Teknik Sampling, Perhitungan BDD, Analisis Kadar Air Oleh : UMMI HASANAH 25010115120033 KELOMPOK 6 BATCH 2 SEMESTER/TAHUN AJARAN : V / 2017-2018 KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI R...


Description

LAPORAN PRAKTIKUM

ANALISIS ZAT GIZI (3 SKS)

TOPIK 1 : Biosafety dan Biosecurity Laboratorium Ilmu Gizi, Teknik Sampling, Perhitungan BDD, Analisis Kadar Air

Oleh :

UMMI HASANAH 25010115120033 KELOMPOK 6 BATCH 2 SEMESTER/TAHUN AJARAN : V / 2017-2018

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI RI UNIVERSITAS DIPONEGORO FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT BAGIAN GIZI KESEHATAN MASYARAKAT LABORATORIUM GIZI KESEHATAN MASYARAKAT SEPTEMBER TAHUN 2017

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL .......................................................................................

i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii DAFTAR TABEL ............................................................................................ iii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang....................................................................................... 1 B. Tujuan Praktikum .................................................................................. 2 C. Manfaat Praktikum... ............................................................................. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 4 A. Biosafety dan Biosecurity Laboratarium ............................................... 4 B. Teknik Sampling.................................................................................... 5 C. Ikan Kembung ....................................................................................... 8 D. BDD ....................................................................................................... 9 E. Kadar Air ............................................................................................... 10 BAB III METODE PRAKTIKUM .................................................................. 12 A. Waktu .................................................................................................... 12 B. Tempat ................................................................................................... 12 C. Alat dan Bahan ...................................................................................... 12 D. Skema Kerja .......................................................................................... 13 E. Pengolahan Data .................................................................................... 16 F. Analisis Data… ...................................................................................... 17 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN… ..................................................... 18 A. Hasil ....................................................................................................... 18 B. Pembahasan ........................................................................................... 20 BAB V PENUTUP ........................................................................................... 24 A. Simpulan ................................................................................................ 24 B. Saran… .................................................................................................. 24 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 25 LAMPIRAN ..................................................................................................... 26

ii

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Komposisi Zat Gizi Ikan Kembung ................................................ 9 Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Nilai BDD Kelompok 1-8 .................................. 18 Tabel 4.2 Hasil Analisis Kadar Air Kelompok 1-8 ......................................... 19

iii

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 3.1 Skema Kerja Biosafety dan Biosecurity Laboratarium ............... 13 Gambar 3.2 Skema Kerja Teknik Sampling .................................................... 14 Gambar 3.3 Skema Kerja Penghitungan BDD ................................................. 14 Gambar 3.4 Skema Kerja Analisis Kadar Air .................................................. 16 Gambar 1. Penimbangan BDD Sebelum Dihaluskan ...................................... 26 Gambar 2. Penghalusan Sampel Menggunakan Blender ................................. 26 Gambar 3. Penimbangan BDD Setelah Dihaluskan ......................................... 26 Gambar 4. Penimbangan Sampel dalam Cawan .............................................. 26 Gambar 5. Penimbangan Cawan Kosong......................................................... 27 Gambar 6. Pengovenan .................................................................................... 27 Gambar 7. Pemasukan Cawan dalam Desikator .............................................. 27

iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi kecelakaan kerja dan penyebaran penyakit, yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Prosedur kerja yang sistematis dalam pelaksanaan tugas di dalam laboratorium, termasuk pengolahan spesimen merupakan faktor yang terpenting dalam sistem manajemen laboratorium secara menyeluruh. Untuk menjamin keselamatan dirinya, salah satu persyaratan tersebut adalah pada pemakaian alat pelindung diri berupa sarung tangan, jas laboratorium dan masker. Mengenai alat perlindungan diri, sudah diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga

Kerja

Dan

Transmigrasi

Republik

Indonesia

Nomor

Per.08/Men/VII/2010. Mengingat di laboratorium sering terpapar dengan bahan-bahan berbahaya, dan diperkirakan hampir 20% dari seluruh kecelakaan di laboratarium serta menyebabkan cacat pada tangan. Baik karena kontak dengan bahan kimia beracun, bahan-bahan biologis, sumber listrik, atau benda dengan suhu yang sangat dingin atau sangat panas dapat menyebabkan iritasi atau membakar tangan. Karena bahan beracun dapat terabsorbsi melalui kulit dan masuk ke badan. Selain itu aspek perilaku petugas sendiri terhadap disiplin pemakaian alat pelindung diri (APD) dan higiene petugas sebelum dan sesudah penanganan sampel berupa pencucian tangan tidak boleh diabaikan. Oleh karena itu, diperlukan pedoman biosafety dan biosecurity untuk meminimalisasi risiko terjadinya kecelakaan dalam laboratorium serta meminimalisasi kesalahan dalam melaksanakan pemeriksaan dan pengujian, keabsahan hasil uji, dan melindungi keamanan petugas laboratorium. (Manuaba, 2016)

1

2

Dalam suatu penelitian, seringkali tidak mungkin untuk melakukan pengamatan pada semua elemen populasi. Karena itu perlu dilakukan pengambilan sampel yang akan digunakan untuk menaksir parameter populasi. Jika sampel mewakili populasi, maka taksiran parameter yang didapat semakin baik. Oleh karena itu, untuk mendapatkan sampel yang mewakili populasi diperlukan suatu teknik sampling atau teknik pengambilan sampel yang tepat sesuai dengan keadaan populasi. Digunakannya sampel dalam penelitian adalah untuk mereduksi objek penelitian dan melakukan generalisasi hasil penelitian sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan umum (Nurhayati, 2008). Untuk memeriksa suatu bahan makanan harus dipastikan dahulu bagian yang dapat dimakan (edible pation) yang dinyatakan dalam persen. Oleh sebab itu, penghitungan BDD (bagian dapat dimakan) berfungsi untuk mengetahui seberapa banyak bagian dari pangan tersebut yang dapat dimakan oleh manusia. Dengan informasi BDD ini dapat ditentukan kandungan energi, protein, karbohidrat dan instrumen gizi lainnya pada Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) (Kemenkes RI, 2014). Kadar air dalam bahan pangan sangat mempengaruhi kualitas dan daya simpan dari bahan pangan tersebut. Penentuan kadar air dari suatu bahan pangan sangat penting agar dalam proses penyimpanan, pengolahan, pendistribusian mendapat penanganan yang tepat. Semakin tinggi kadar air suatu bahan maka semakin cepat bahan pangan tersebut untuk mengalami kerusakan atau kebusukan. Pentingnya dilakukan penentuan kadar air ini pada suatu bahan pangan untuk mengetahui baik tidaknya bahan pangan tersebut untuk diolah dan dikonsumsi oleh masyarakat. Maka dari itu dilakukannya praktikum mengenai kadar air pada ikan kembung agar kita mengetahui kandungan kadar air pada ikan kembung (Legowo, 2007).

B. Tujuan Praktikum 1. Tujuan Umum Mahasiswa

dapat

memahami

biosafety

dan

biosecurity

laboratorium, mengetahui teknik sampling, menghitung BDD pada bahan

3

makanan, menganalisis kadar air pada bahan makanan secara baik dan benar sesuai prosedur dan petunjuk pengukuran. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui dan memahami Biosafety dan Biosecurity Laboratorium Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro b. Mendapatkan sejumlah sampel dalam berat dan/atau ukuran tertentu untuk mewakili karakteristik dan nilai zat gizi dari makanan, minuman, suplemen, yang dikonsumsi masyarakat di suatu wilayah c. Mengetahui bagian yang dapat dimakan dari sampel yang akan dianalisis d. Mampu menganalisis kadar air pada bahan makanan secara baik dan benar sesuai prosedur dan petunjuk pengukuran

C. Manfaat Praktikum 1. Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai biosafety dan biosecurity di laboratorium, teknik sampling, penghitungan BDD pada bahan makanan, dan menganalisis kadar air pada bahan makanan 2. Dapat terlatih kemampuannya dalam preparasi sampel, melakukan penimbangan, pengovenan, pengukuran, dan menghitung kadar air yang dianalisis 3. Dapat menerapkan ilmu Analisis Zat Gizi yang diperoleh di bangku kuliah dalam praktek pada kondisi yang sebenarnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Biosafety dan Biosecurity Laboratarium Laboratorium /la.bo.ra.to.ri.um/ n menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan suatu tempat atau kamar dan sebagainya tertentu yang dilengkapi dengan peralatan untuk mengadakan percobaan (penyelidikan dan sebagainya). Diagnosis suatu penyakit, analisis sel pada manusia

maupun

pengembangan

hewan,

produk

kajian

farmasi,

epidemiologi, semua

aktivitas

penelitian tersebut

ilmiah, idealnya

memerlukan laboratorium dengan manajemen dan desain khusus . Hal ini terkait dengan keamanan bagi subjek (personil laboratorium) dan objek (bahan penelitian) atau yang lebih dikenal dengan biosafety dan biosecurity. (Syahputra, 2017) Menurut buku keamanan laboratorium yang diterbitkan oleh PRVKPUI (Pusat Riset Virus dan Kanker Patobiologi – Universitas Indonesia), biosafety adalah penerapan pengetahuan, teknik, dan peralatan untuk melindungi personil laboratorium, laboratorium, dan lingkungan dari paparan agen

yang

berpotensi

menyebarkan

penyakit.

Sehingga,

biosafety

memerlukan tempat kerja khusus (containment) untuk mencegah agen biologis berbahaya (biohazard) tidak keluar dari lingkungan kerja dan mencegah risiko paparan pathogen terhadap personil di laboratorium, orang di luar laboratorium, juga lingkungan laboratorium (Biosafety dan Biosecurity PRVKPUI, 2016). Selain aspek biosafety, diperlukan juga aspek lainnya yaitu biosecurity perlindungan

yang agen

pada

perkembangannya

biologis dan

kimia

memiliki dari

suatu

prinsip,

suatu

penyalahgunaan

(bioterrorism). Tujuan biosecurity adalah mencegah, mengendalikan, dan mengelola risiko terhadap kehidupan dan kesehatan dari suatu ancaman tertentu. Beberapa ancaman (hazard) dapat ditimbulkan melalui agen-agen biologi berbahaya seperti: penularan agen biologis dari hewan ke manusia; penyebaran strain, spesies, tumbuhan, hewan, atau agen lain yang merusak

4

5

tumbuhan; pengendalian organisme yang dimodifikasi dengan materi genetik yang berpotensi mengganggu manusia dan lingkungan; serta spesies yang keberadaannya mengancam biodiversitas (WHO, 2010). Secara sekilas, biosecurity dan biosafety memiliki kemiripan. Namun, bila ditelaah keduanya dapat dibedakan pada objek yang dilindungi. Jika, biosafety menitikberatkan pada manajemen dan desain laboratorium dengan tujuan melindungi staf laboratorium agar dapat bekerja secara aman di laboratorium. Adapun biosecurity menitikberatkan pada penanganan objek penelitian agar aman bagi lingkungan. Oleh

karena

itu,

diperlukan

penilaian

dan

pemilihan

jenis

laboratorium yang akan digunakan dalam memulai suatu kegiatan penelitian. Pentingnya manajemen penilaian risiko (risk assessment) pada biosafety dan biosecuirty yang dilakukan di awal penelitian dan dilanjutkan peninjauan dan revisi selama penelitian dilakukan. (Syahputra, 2017)

B. Teknik Sampling Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representative untuk kemudian dianalisa di laboratarium. Sampel digunakan dalam suatu penelitian yang didasarkan pada berbagai pertimbangan antara lain : 1. Seringkali tidak mungkin mengamati seluruh anggota populasi 2. Pengamatan terhadap seluruh anggota populasi dapat bersifat merusak 3. Menghemat waktu, biaya, dan tenaga 4. Mampu memberikan informasi yang lebih menyeluruh dan mendalam (komprehensif) (Nurhayati, 2008)

6

a.

Cara Pengambilan Sampel 1. Golongan sampel tunggal (mentah atau terolah) Golongan sampel tunggal adalah sampel yang terbatas keberadaan di suatu daerah tertentu terbatas konsumsi, diambil tanpa ulangan. Cara pengisian formulirnya, yaitu : a. Nama sampel b. Keadaan fisik dan BDD sampel waktu diterima di Laboratarium c. Wilayah sampel diperoleh d. Cara sampel dikonsumsi e. Harga per unit 2. Golongan sampel tunggal komposit Golongan sampel tunggal komposit adalah sampel suatu macam pangan yang diperoleh dari berbagai tempat, misal : pisang ambon. Cara pengisian formulirnya, yaitu : a. Nama sampel b. Keadaan fisik dan BDD sampel waktu diterima di Laboratarium c. Wilayah sampel diperoleh d. Cara sampel dikonsumsi e. Harga per unit 3. Golongan sampel komposit ganda Golongan sampel komposit ganda adalah sampel dari makanan mentah maupun matang dari berbagai bahan pangan campuran. Cara pengisian formulirnya, yaitu : a.

Nama sampel, daerah diperoleh, pangan campuran apa saja

b. Keadaan fisik sampel waktu diterima di Laboratarium c.

Cara sampel dikonsumsi

d. Harga per unit b. Cara Pencatatan Sampel 1. Kode sampel - Nomor dan kode sampel - Tanggal pengambilan dan diterima di tempat pencatatan atau laboratarium

7

2. Nama sampel - Nama setempat/daerah - Nama ilmiah (genus, spesies, cultivar) 3. Tempat sampel diperoleh - Desa, kecamatan, kabupaten, provinsi - Lautan, dataran rendah, dataran tinggi, pekarangan, perladangan, irigasi, warung, pasar, pasar swalayan, restoran, warteg, pinggiran jalan 4. Cara sampel diterima - Dibeli - Diterima dari daerah, lembaga swasta/pemerintahan 5. Bentuk bagian sampel yang diterima - Asal nabati (daun, buah, seluruh bagian, akar, dan sebagainya) - Asal hewani (seluruh bagian tubuh, kaki, sayap, hati, otak, ginjal,dll) 6. Keadaan fisik sampel - Segar, layu, mentah, matang, terlalu matang - Tekstur (keras/lunak), bau (harum/busuk) - Terolah : padat, berkuah, bumbu, dalam cairan, jumlah satuan per bungkus 7. Cara sampel dikonsumsi : Seluruh bagian atau bdd saja 8. Label - Khusus : makanan diet khusus - Umum : Nomor kode, tanggal produksi, tanggal kadaluarsa - Berat sampel, berat keseluruhan, berat per unit, jumlah per unit - Zat gizi yang tertera - Kemasan 9. Harga sampel 10. Transportasi : cara pengiriman 11. Gambar atau foto 12. Nama pencatat

8

c.

Cara Penimbangan Sampel Tata cara penimbangan sampel dengan menggunakan Timbangan Analitik, yaitu : 1. Hubungkan steker alat dengan sumber listrik 220 V’ 2. Pastikan piringan timbangan dan sekitarnya bersih dari kotoran atau sisa sampel sebelumnya 3. Tekan >OT< hingga muncul angka 0.00 g pada layar 4. Biarkan selama 20 menit sebagai warm-up time (waktu pemanasan) 5. Letakkan sampel pada piringan timbangan dan tutup pintu kaca timbangan. Hasil akan terlihat di layar 6. Hasil yang paling akurat adalah saat indicator stabil (*) setelah muncul di layar 7. Tekan Mode OFF, tahan beberapa saat hingga tampilan di layar gelap (mati) untuk mematikan alat 8. Selesai penimbangan, bersihkan kembali timbangan dari sisa-sisa sampel dan kotoran lain 9. Pintu kaca timbangan ditutup dan steker dicopot untuk memutuskan hubungan dengan sumber listrik (Widajanti, 2017)

C. Ikan Kembung (Rastreligger kanagurta) a.

Klasifikasi Ikan Kembung (Rastrelliger kanagurta) Menurut Saanin (1984) dalam Huda (2012) klasifikasi ikan kembung adalah sebagai berikut : Kingdom

: Animalia

Filum

: Chordata

Sub filum

: Vertebrata

Kelas

: Pisces

Subkelas

: Teleostei

Ordo

: Percomorpy

Sub ordo

: Scombridea

Famili

: Scombridae

9

Genus

: Rastrelliger

Spesies

: Rastrelliger kanagurta

Ikan kembung termasuk ikan benthopelagik, yang kadang-kadang hidup bentik (hidup di dasar daerah tepian landasan benua bawah air, antara jurang dan continental shelf dan tepi pantai) dan kadang-kadang hidup dekat permukaan laut bergantung kepada musim. Ikan ini seringkali berkumpul bergerombolan dan banyak sekali muncul ke permukaan pada musim tertentu. (Perdiana, 2014) b.

Komposisi Kimia Ikan Kembung (Rastrelliger kanagurta) Tabel 2.1 Komposisi Zat Gizi Ikan Kembung per 100 gram BDD (Perdiana, 2014) Air 71,4 g Energi 125 kkal Protein 21,3 g Lemak 3,4 g Abu 1,7 g Kalsium 136 mg Fosfor 69 mg Besi 0,8 mg Natrium 214 mg Kalium 245 mg Tembaga 0,2 mg Seng 1,1 mg Vit B1 0,26 mg Vit B2 0,03 mg Vit B3 0,2 mg

D. BDD (Bagian Dapat Dimakan) BDD atau bagian yang dapat dimakan adalah bagian makanan setelah dibuang bagian yang tidak dapat dimakan, misalnya kulit, tulang, sisik, biji, atau serat-serat yang tidak dapat dimakan. Angka dalam daftar BDD menunjukkan persentase bagian yang dapat dimakan dari suatu makanan. Daftar BDD ini diperlukan untuk membantu perhitungan kadar zat gizi makanan karena kadar zat gizi dalam daftar komposisi bahan makanan yang digunakan adalah dalam 100 gram bagian yang dapat dimakan.

10

Penggunaan persen BDD : 1. Bila pengumpul data mengambil contoh makanan langsung dari rumah tangga atau dari membeli kemudian menimbang, maka perlu diperhatikan BDD nya. Bila makanan tersebut masih mengandung bagian yang tidak dapat dimakan seperti kulit, biji, duri, dll maka harus menggunakan perhitungan BDD 2. Bila pengumpul data memperkirakan berat makanan berdasarkan buku foto makanan, maka tidak perlu menghitung BDD nya karena berat makanan dalam buku foto makanan merupakan berat matang bersih yang langsung dapat dimakan 3. “Probing” tetap harus dilakukan untuk makanan-makanan yang diolah tertentu sehingga semua bagian menjadi dapat dimakan (misal : bandeng presto dan tulang ayam lunak) 4. Bahan makanan yang tidak memiliki data BDD maka bisa menggunakan data BDD bahan makanan yang paling mendekati (berdasarkan karakter fisik). Misalnya ikan gurame, didalam daftar BDD tidak ada, maka bisa menggunakan data BDD...


Similar Free PDFs