LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR BIOTEKNOLOGI TANAMAN (AGH 330) PDF

Title LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR BIOTEKNOLOGI TANAMAN (AGH 330)
Author Miftah Ma'ruf
Pages 115
File Size 783.3 KB
File Type PDF
Total Downloads 105
Total Views 130

Summary

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR BIOTEKNOLOGI TANAMAN (AGH 330) Hari Praktikum/Kelompok: Senin/A5 Nama Anggota: Ahmad Fadli Alghifari A24170050 Ferdinans A24170108 Gina Tiara Pertiwi A24170137 Miftah Ma’ruf A24170167 Asisten Praktikum: Rachmat Afiful Yasir A24160137 Tornado Gangga Putra A24160152 Jasmi...


Description

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR BIOTEKNOLOGI TANAMAN (AGH 330)

Hari Praktikum/Kelompok: Senin/A5

Nama Anggota: Ahmad Fadli Alghifari Ferdinans Gina Tiara Pertiwi Miftah Ma’ruf

A24170050 A24170108 A24170137 A24170167

Asisten Praktikum: Rachmat Afiful Yasir Tornado Gangga Putra Jasmine Rahmadini

A24160137 A24160152 A24160193

Dosen : Dr. Ni Made Armini Wiendi, MS. Dr. Ir. Megayani Sri Rahayu, MS.

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN IPB UNIVERSITY 2019

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat, rahmat, dan hidayat-Nya sehingga penyusunan laporan akhir Mata Kuliah “Dasar-dasar Bioteknologi Tanaman” dapat diselesaikan dengan baik. Adapun laporan ini dapat kami selesaikan dengan sebaik-baiknya atas bantuan dari berbagai pihak dari awal sampai akhir penyusunan laporan ini. Bantuan yang diberikan baik berupa pengetahuan, tindakan maupun lainnya. Oleh sebab itu kami mengucapkan terima kasih atas bantuan dan partisipasinya kepada pihak yang turut andil dalam penyusunan laporan ini. Tidak lupa kami juga ucapkan terimakasih kepada dosen yang telah membimbing kami selama 14 kali pertemuan dan asisten praktikum yang telah mendidik dan membimbing kami selama praktikum berlangsung. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekan praktikan yang membantu melancarkan kegitan praktikum hingga laporan ini dapat tersusun dengan baik. Kami mohon maaf apabila terdapat kekurangan dan kesalahan baik dalam penyusunan laporan maupun saat praktikum berlangsung. Kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar dalam penyusunan laporan berikutnya dapat menjadi lebih baik. Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga laporan ini dapat menjadi manfaat bagi banyak orang serta memberi masukan, kritik dan saran bagi praktikum selanjutnya.

Bogor, 2 Desember 2019

Tim Penulis

ii

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR BAB I. PENGENALAN PERALATAN LABORATORIUM DAN RUANGAN PRAKTIKUM Pendahuluan Tinjauan Pustaka Bahan dan Metode Hasil dan Pembahasan Kesimpulan BAB II. PEMBUATAN MEDIA KULTUR JARINGAN TANAMAN Pendahuluan Tinjauan Pustaka Bahan dan Metode Hasil dan Pembahasan Kesimpulan BAB III. PERBANYAKAN TANAMAN DENGAN KULTUR JARINGAN SINGLE NODE Pendahuluan Tinjauan Pustaka Bahan dan Metode Hasil dan Pembahasan Kesimpulan BAB IV. STERILISASI BENIH TANAMAN Pendahuluan Tinjauan Pustaka Bahan dan Metode Hasil dan Pembahasan Kesimpulan BAB V. STERILISASI ORGAN DAN JARINGAN TANAMAN Pendahuluan Tinjauan Pustaka Bahan dan Metode Hasil dan Pembahasan Kesimpulan BAB VI. INDUKSI MUTASI GENETIK MELALUI INDUKSI KALUS UNTUK MENINGKATKAN VARIASI SOMAKLONAL TANAMAN Pendahuluan Tinjauan Pustaka Bahan dan Metode Hasil dan Pembahasan Kesimpulan

iii

Halaman ii iii v vi 8 9 10 12 13 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 32 33 34 35 36 37 43 44 45 46 47 48 50

51 52 53 55 56 64

BAB VII. INDUKSI EMBRIO PLB SEKUNDER Pendahuluan Tinjauan Pustaka Bahan dan Metode Hasil dan Pembahasan Kesimpulan BAB VIII. KULTUR ANTERA PEPAYA SECARA IN VITRO UNTUK MENINGKATKAN TANAMAN HAPLOID Pendahuluan Tinjauan Pustaka Bahan dan Metode Hasil dan Pembahasan Kesimpulan BAB IX. PENYELAMATAN EMBRIO TANAMAN HASIL Pendahuluan Tinjauan Pustaka Bahan dan Metode Hasil dan Pembahasan Kesimpulan BAB X. AKLIMATISASI PLANLET HASIL PERBANYAKAN SECARA KULTUR JARINGAN Pendahuluan Tinjauan Pustaka Bahan dan Metode Hasil dan Pembahasan Kesimpulan BAB XI. INDUKSI UMBI MIKRO KENTANG Pendahuluan Tinjauan Pustaka Bahan dan Metode Hasil dan Pembahasan Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA

iv

65 66 67 68 69 74 75 76 77 79 80 84 85 86 87 88 89 91 92 93 94 95 96 99 100 101 102 104 105 109 110

DAFTAR TABEL Halaman 13 15

1. 2. 3.

Tabel 1.1 Daftar peralatan yang terdapat dalam laboratorium Tabel 1.2 Daftar ruangan Tabel 3.1 Data pengamatan krisan

4.

Tabel 4.1 Data pengamatan sterilisasi benih kailan

5.

Tabel 5.1 Pengamatan perubahan eksplan bawang putih

6.

Tabel 6.1 Induksi variasi somaklonal (daun)

7.

Tabel 6.2 Induksi variasi somaklonal (internode)

56 57

8.

Tabel 6.3 Induksi variasi somaklonal (nodus)

59

9. Tabel 7.1 Presentase jumlah eksplan PLB Anggrek 10. Tabel 8.1 Kultur antera pepaya

69 80

11. Tabel 9.1 Hasil pengamatan penyelamatan embrio

89

12. 13. 14. 15. 16. 17.

96 96 105 105 105 105

28 37 48

Tabel 10.1 Tinggi tanaman aklimatisasi Tabel 10.2 Jumlah daun aklimatisasi Tabel 11.1 Jumlah kultur kontam Tabel 11.2 Jumlah umbi/botol/planlet Tabel 11.3 Diameter umbi Tabel 11.4 Waktu tumbuh umbi

v

DAFTAR GAMBAR 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.

Gambar 1.1 Laminar Air Flow Gambar 1.2 Autoklaf Gambar 1.3 Oven Gambar 1.4 Magnetic stirrer Gambar 1.5 Timbangan analitik Gambar 1.6 Bunsen Gambar 1.7 Scalpel Gambar 1.8 Pinset Gambar 1.9 Gunting Gambar 1.10 Cawan petri Gambar 1.11 Pipet Gambar 1.12 Labu takar Gambar 3.1 Grafik jumlah eksplan kontam per botol Gambar 3.2 Grafik jumlah buku tunas baru per 5 botol

Halaman 13 13 13 13 14 14 14 14 14 15 15 15 30 30

15. Gambar 3.3 Grafik jumlah akar per botol

30

16. Gambar 3.4 Eksplan krisan yang tidak terkontaminasi 17. Gambar 4.1 Grafik rata-rata jumlah eksplan aseptik

31 40

18. Gambar 4.2 Grafik rata- rata jumlah eksplan tetap hijau dan tumbuh 19. Gambar 4.3 Grafik jumlah eksplan bertunas/berkalus

40

20. Gambar 4.4 Grafik jumlah tunas/eksplan

41

21. Gambar 4.5 Grafik jumlah eksplan berproliferasi

41

22. Gambar 5.1 Grafik perubahan eksplan bawang putih 23. Gambar 5. 2 Eksplan bawang putih

48 48

24. Gambar 6.1 Grafik persentase eksplan membentuk kalus (Daun) 25. Gambar 6.2 Grafik diameter kalus (Daun) 26. Gambar 6.3 Grafik jumlah tunas per eksplan (Daun) 27. Gambar 6.4 Persentase eksplan mati (Daun) 28. Gambar 6.5 Grafik Persentase eksplan membentuk kalus (Internode) 29. Gambar 6.6 Grafik diameter kalus (Internode) 30. Gambar 6.7 Grafik jumlah tunas per eksplan (Internode) 31. Gambar 6.8 Persentase eksplan mati (Internode) 32. Gambar 6.9 Grafik persentase eksplan membentuk kalus (Nodus 33. Gambar 6.10 Grafik diameter kalus (Nodus) 34. Gambar 6.11 Grafik jumlah tunas per eksplan (Nodus) 35. Gambar 7.1 Grafik presentase eksplan aseptik 36. Gambar 7.2 Grafik presentase eksplan membentuk embrio 37. Gambar 7.3 Grafik jumlah eksplan primer

60

vi

40

60 61 61 62 62 62 62 63 63 63 71 71 72

38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53.

Gambar 7.4 Grafik jumlah eksplan sekunder Gambar 7.5 Grafik jumlah tunas Gambar 8.1 Grafik jumlah antera yang tetap kuning Gambar 8.2 Grafik jumlah antera yang cokelat Gambar 8.3 Grafik jumlah anter terkontaminasi Gambar 8.4 Grafik jumlah antera yang membentuk kalus Gambar 9.1 Grafik hasil pengamatan eksplan steril, jumlah embrio steril tumbuh dan embrio mati Gambar 9.2 Grafik hasil pengamatan % berkecambah Gambar 9.3 Eksplan steril Gambar 10.1 Grafik hubungan umur dengan rata-rata tinggi tanaman Gambar 10.2 Grafik hubungan umur dengan rata-rata jumlah daun Gambar 10.3 Planlet dikeluarkan dari botol Gambar 10.4 Hasil aklimatisasi 1 MST Gambar 11.1 Jumlah umbi/botol/planlet Gambar 11.2 Jumlah kultur kontam Gambar 11.3 Diameter umbi

vii

72 72 81 81 82 82 89 89 90 96 97 98 98 106 106 107

8

BAB I. PENGENALAN PERALATAN LABORATORIUM DAN RUANGAN PRAKTIKUM

Hari Praktikum/Kelompok: Senin/A5

Oleh: Gina Tiara Pertiwi

A24170137

Asisten Praktikum: Rachmat Afiful Yasir Tornado Gangga Putra Jasmine Rahmadini

A24160137 A24160152 A24160193

Dosen: Dr. Ni Made Armini Wiendi, MS. Dr. Ir. Megayani Sri Rahayu, MS.

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN IPB UNIVERSITY 2019

9

PENDAHULUAN Latar Belakang Suatu laboratorium berisi peralatan dan bahan di dalamnya yang umumnya berbeda untuk tujuan penggunaan laboratorium tersebut. Dibutukan pemahaman mengenai peralatan dan bahan tersebut untuk mencegah kesalahan penggunaan dan menjaga keberlangsungannya. Umumnya peralatan yang digunakan dalam laboratorium yang modern memiliki harga atau nilai yang tinggi sehingga perlu dijaga dan dipelihara. Laboratorium sendiri dapat terbagi menjadi lebih dari satu ruangan tergantung fungsinya, sehingga dibutuhkan juga pemahaman mengenai masing-masing ruangan agar tidak terjadi kesalahan dan mempermudah berlangsungnya kegiatan di laboratorium. Ukuran ruang laboratorium yang diperlukan dapat disesuaikan dengan volume aktivitas kultur jaringan yang akan dilakukan. Laboratorium yang ideal yang memiliki ruang persiapan yang di dalamnya terdapat timbangan analitik, lemari pendingin, hotplate, mikrowave, oven, pH meter, alat-alat gelas standar (labu takar, pipet volume, erlenmeyer, gelas piala, batang pengaduk dari gelas, dan wadah kultur), alat untuk mencuci (wastafel), lemari untuk alat dan bahan kimia, sentrifuse, fumehood, destilator, dan kereta dorong. Ruang yang kedua yaitu ruang transfer yang di dalamnya terdapat laminar air flow, dissecting, mikroskop, alat diseksi, lemari tempat penyimpanan alat-alat steril, dan timbangan kecil. Ketiga yaitu ruang kultur yang dilengkapi dengan rak kultur dan lampu fluorescent, timer untuk mengatur lama penyinaran, AC untuk mengontrol temperatur, mikroskop binokuler, dan shaker. (Barahima, 2011). Tujuan Praktikum ini bertujuan memperkenalkan peralatan dan ruangan yang digunakan dalam praktikum Mata Kuliah Dasar-Dasar Bioteknologi Tanaman.

10

TINJAUAN PUSTAKA Dasar pengembangan kultur jaringan adalah totipotensi. Totipotensi merupakan potensi suatu sel untuk dapat tumbuh dan berkembang menjadi tanaman yang lengkap. Setiap sel akan beregenerasi menjadi tanaman yang lengkap dan utuh apabila ditempatkan pada kondisi yang sesuai (Kumar et al., 2011). Di dalam memulai melakukan kegiatan kultur jaringan diperlukan ruang dan peralatan. Ukuran ruang yang diperlukan dapat disesuaikan dengan volume aktivitas kultur jaringan yang akan dilakukan. Ruang yang diperlukan untuk kegiatan kultur jaringan yaitu laboratorium yang ideal yang memiliki: 1.) Ruang persiapan yang di dalamnya terdapat timbangan analitik, lemari pendingin, hotplate, mikrowave, oven, pH meter, alat-alat gelas standar (labu takar, pipet volume, erlenmeyer, gelas piala, batang pengaduk dari gelas, dan wadah kultur), alat untuk mencuci (wastafel), lemari untuk alat dan bahan kimia, sentrifuse, fumehood, destilator, dan kereta dorong; 2.) Ruang transfer yang di dalamnya terdapat laminar air flow, dissecting, mikroskop, alat diseksi, lemari tempat penyimpanan alat-alat steril, dan timbangan kecil. 3.) Ruang kultur yang dilengkapi dengan rak kultur dan lampu fluorescent, timer untuk mengatur lama penyinaran, AC untuk mengontrol temperatur, mikroskop binokuler, dan shaker (Barahima, 2011). Perlengkapan dan sarana yang digunakan pada percobaan kultur jaringan tanaman meliputi: 1) Sterilisasi, alat yang digunakan adalah lemari aliran udara laminari atau ruang kecil (catatan: lemari ini tersedia dalam berbagai ukuran, dan dapat diletakkan di tempat yang diperlukan tanpa diperlukan tanpa perlu ruang khusus untuk itu. Kipas angin pada lemari ini seringkali dijalankan terus menerus dan pra filter diganti atau dibersihkan sebulan sekali), otoklaf, oven untuk sterilisasi kering (sebaiknya ada tetapi tidak muklat), Perlengkapan untuk sterilisasi dengan penyaringan, radas penyulingan air dan atau pembebas mineral air murni, (2) Kultur alat yang diperlukan adalah ruang kultur dan atau kotak berpengatur suhu (baik terang ataupun gelap terus-menerus sama baiknya untuk pertumbuhan sel). Umumnya cahaya yang dipancarkan dari lampu neon yang dingin dan putih pada 25 W.m2 sudah mencukupi. Lampu ini dapat ditambah dengan bola

11

lampu pijar. Atau, dapat dipaki lampu Gro-Lux yang berspektur luas sebagi ganti lampu neon dan lampu pijar), rak (rak dari kawat kasa yang kaku memungkinkan aliran udara sebanyak-banyaknya dan naungan sekecil-kecilnya), pengocok (yang lebih baik adalah model putar. Bentuk ini tersedia dari ukuran kecil untuk diletakkan di atas meja (ukuran meja) sampai ukuran besar untuk ditempatkan di lantai), (3) Alat yang lainnya adalah pisau klinis, tang dan pembakaran bunsen. Botol, cawan petri untuk kultur agar. Lebih cocok digunakan botol gelas dan cawan petri plastic sekali pakai yang disterilkan lebih dahulu. Labu kultur, botol delong mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan botol lainnya seperti labu Erlenmeyer, yang mempunyai leher sehingga cenderung mengumpulkan debu. Sumbat, dapat digunnakan sumbat busa. Sumbat kapas yang dibungkus dengan kain kasa tipis tidaklah mahal, tidak berubah bentuk dalam pemanasan dengan autoclave dan dapat digunakan berulang-ulang. Pipet, tersedia pipet steril sekali-pakai, tetapi lebih baik digunakan pepet gelas sengan ujung yang dapat dilepaskan. Lemari pendingin dan pembeku (Yuwono, 2008).

12

BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Bahan dan alat yang digunakan adalah alat tulis, buku penuntun, dan alat dokumentasi. Metode Mahasiswa dibagi menjadi dua kelompok besar, dan setiap kelompok besar berada pada ruangan yang berbeda. Mahasiswa diberikan penjelasan oleh asisten praktikum mengenai penggunaan ruangan, bahan dan peralatan dalam ruangan tersebut. Diberikan juga penjelasan mengenai cara kerja dan pemakaian dari peralatan di laboratorium, serta cara menyimpan bahan beserta kegunaannya.

13

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1.1 Daftar peralatan yang terdapat dalam laboratorium Nama Fungsi dan Gambar peralatan keterangan

Laminar Air Flow

Tempat pelaksanaan kegiatan yang membutuhkan sterilitas, dilengkapi dengan lampu, sinar UV, dan kipas (blower) Gambar 1.1 Laminar Air Flow

Autoklaf

Sterilisasi media, bahan, serta mematikan kontaminan dalam botol media, bekerja dengan tekanan dan suhu tertentu, terdapat yang manual dan otomatis Gambar 1.2 Autoklaf

Oven

Menyimpan dan steriliasi peralatan yang tidak digunakan dan telah dibersihkan, bekerja dengan suhu tinggi Gambar 1.3 Oven

Magnetic stirrer

Mengaduk bahan secara otomatis dan cepat, berfungsi dengan sistem magnet yang memutar bola/batang pengaduk di dalamnya Gambar 1.4 Magnetic stirrer

14

Timbangan analitik

Menimbang bahan yang akan digunakan secara akurat, mudah rusak dan tidak boleh terkena angin Gambar 1.5 Timbangan analitik

Bunsen

Sumber api yang menjaga sterilisasi kegiatan, sterilisasi bahan, peralatan, dan bagian atas botol, berisi spiritus Gambar 1.6 Bunsen

Scalpel

Memotong bahan, terutama yang kurang efektif menggunakan gunting seperti petal dan kotiledon Gambar 1.7 Scalpel

Pinset

Berperan sebagai pengganti tangan dalam pengerjaan, memiliki berbagai fungsi, terdapat pinset yang lurus siku Gambar 1.8 Pinset

Gunting

Memotong bahan yang sederhana seperti batang dan daun

Gambar 1.9 Gunting

15

Cawan petri

Tempat peletakan bahan untuk kegiatan selanjutnya seperti pemotongan Gambar 1.10 Cawan petri Menakar volume larutan terutama dalam pembuatan media

Pipet

Gambar 1.11 Pipet

Labu takar

Menakar volume sampai ukuran tertentu, digunakan dalam membuat media serta pengenceran media Gambar 1.12 Labu takar

Tabel 1.2 Daftar ruangan Nama Lokasi ruang

Ruang persiapan

Lab kuljar 2 W8L6

Fungsi

Peralatan

Kondisi

Tempat membersihkan, menyimpan, mempersiapkan alat setelah dan sebelum digunakan

Autoklaf manual Oven Magnetic stirrer Timbangan analitik Pipet

Terdapat lemari untuk botol media, alkohol, air steril, wastafel, dan botol kontam yang akan diautoklaf.

Kulkas

Terdapat agar, gula, botol, arang, serta stok A, B, C, D, E (disimpan di luar) dan stok F, myo, dan vit (disimpan di kulkas), serta bahan media lainnya

Autoklaf otomatis

Ber AC

Laminar

Ber AC

Ruang bahan

Tempat menyimpan bahan untuk berbagai media

Ruang media Ruang tanam (2)

Tempat menyimpan media Tempat melaksanakan

16

kegiatan penanaman maupun yang lainnya Ruang kultur (2)

Lab W7L6

Tempat penjelasan dan pelaksanaan kegiatan praktikum Ruang kultur

Suhu 22±20C, RH 42±1%, Indeks cahaya 1340 lux selama 24 jam

Tempat menumbuhkan dan meletakkan eksplan

Tempat eksplan untuk kegiatan praktikum

Laminar Meja Kursi

Ber AC Suhu 22±20C, RH 42±1%, Indeks cahaya 1340 lux selama 24 jam

Cara menggunakan laminar: 1. Nyalakan UV dan blower, biarkan selama 1 jam, kemudian matikan UV dan nyalakan lampu. 2. Bersihkan laminar dengan alkohol 70%. 3. Masukkan bunsen dengan posisi di tengah, botol media dan planlet posisi di kiri, peralatan (gunting, pinset, scalpel), botol kosong untuk sampah, karet, alkohol, dan plastik posisi di kanan. Sebelum masuk ke dalam laminar keseluruhan disemprot dengan alkohol termasuk tangan. 4. Nyalakan bunsen, buka alat dan masukkan ke dalam alkohol. Pastikan sudah memakai masker, kepala tidak boleh memasuki laminar. 5. Apikan setiap alat sebelum digunakan, kemudian masukkan ke dalam alkohol setelah digunakan. 6. Setelah selesai keluarkan keseluruhan dengan bunsen terakhir, bersihkan laminar dengan alkohol, dan matikan lampu serta blower. Prinsip kerja autoklaf: 1. Menggunakan air, sehingga tidak boleh kering dan memiliki titik batas air, autoklaf otomatis membutuhkan ketepatan volume air 2. Bekerja pada suhu 1210C dengan tekanan 1 bar selama 1 jam 20 menit, yaitu 20 menit autoklaf, 1 jam persiapan, dan 40 menit pendinginan (tidak harus) 3. Pada lab kuljar 2, autoklaf manual digunakan untuk membunuh kontaminan dan sterilisasi sedangkan autoklaf otomatis digunakan untuk membuat media 4. Stelirisasi kontaminan dilakukan dimulai dengan autoklaf botol berisi kontaminan, kemudian dicuci dan direndam clorox selama 1 malam, dan diautoklaf kembali.

17

KESIMPULAN Pengenalan ruangan laboratorium dan alat-alat yang digunakan dalam praktikum penting dilakukan. Praktikan wajib mengetahui nama, fungsi, dan cara menggunakannya dengan baik dan benar sehingga praktikum yang di laksanakan akan berjalan efisien dan efektif. Terdapat 3 ruangan dalam laboratorium kultur jaringan yaitu ruang persiapan, ruang penanaman, dan ruang penyimpanan. Adapun alat-alat dasar yang terdapat pada laboratorium kultur jaringan diantaranya Laminar Air Flow, timbangan analitik, oven, tabung reaksi, Erlenmeyer, cawan petri,pipet tetes, gelas ukur, Bunsen, autoklaf, botol spirtus, labu ukur, microwave, pH meter, pinset, gunting, dan lainnya.

18

BAB II. PEMBUATAN MEDIA KULTUR JARINGAN TANAMAN

Hari Praktikum/Kelompok: Senin/A5

Oleh: Gina Tiara Pertiwi

A24170137

Asisten Praktikum: Rachmat Afiful Yasir Tornado Gangga Putra Jasmine Rahmadini

A24160137 A24160152 A24160193

Dosen: Dr. Ni Made Armini Wiendi, MS. Dr. Ir. Megayani Sri Rahayu, MS.

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN IPB UNIVERSITY 2019

19

PENDAHULUAN Latar Belakang Kultur jaringan (tissue culture) adalah suatu teknik mengisolasi bagianbagian tanaman (sel, sekelompok sel, jaringan, organ, protoplasma, tepung sari, ova...


Similar Free PDFs