Laporan Praktikum Denaturasi Protein Oleh Suhu Dingin dan Logam Berat PDF

Title Laporan Praktikum Denaturasi Protein Oleh Suhu Dingin dan Logam Berat
Author Dimas Caesarian
Pages 9
File Size 581.5 KB
File Type PDF
Total Downloads 412
Total Views 576

Summary

DENATURASI PROTEIN OLEH SUHU DINGIN DAN LOGAM BERAT (HgCl2) LAPORAN PRAKTIKUM disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biokimia yang diampu oleh: Dr. Mimin Nurjhani K, M.Pd., Drs. Suhara, M.Pd., dan Drs. H. Yusuf Hilmi Adisendjaja, M.Sc. oleh : Pendidikan Biologi A/2017 Kelompok 2 1. Dell...


Description

DENATURASI PROTEIN OLEH SUHU DINGIN DAN LOGAM BERAT (HgCl2) LAPORAN PRAKTIKUM disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biokimia yang diampu oleh: Dr. Mimin Nurjhani K, M.Pd., Drs. Suhara, M.Pd., dan Drs. H. Yusuf Hilmi Adisendjaja, M.Sc.

oleh : Pendidikan Biologi A/2017 Kelompok 2 1. Della Frisca Damayanti

(1700069)

2. Dimas Caesaria Novianto

(1701869)

3. Hasna Ainaya Fauziyah

(1704130)

4. Pretty Nurwhite Tika

(1702261)

5. Sivtyana Nur Agiesta

(1701537)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2018

A. Judul Denaturasi Protein oleh Suhu Dingin dan Logam Berat (HgCl2).

B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Hari, tanggal

: Kamis, 27 September 2018

Waktu

: 13.00-15.30 WIB

Tempat

: Laboratorium Fisiologi FPMIPA UPI.

C. Tujuan Tujuan melakukan praktikum mengenai denaturasi protein oleh suhu dingin dan logam berat (HgCl2) yaitu : 1. Mengetahui gejala denaturasi oleh suhu dingin dan logam berat (HgCl2) pada beberapa larutan protein. 2. Mengidentifikasi perubahan struktur pada larutan protein.

D. Dasar Teori Protein adalah molekul besar yang terdiri dari rantai asam amino. Setiap protein memiliki bentuk unik dan fungsi berdasarkan bentuknya. Protein berfungsi untuk mempercepat proses biologis, mengenali antibodi, mengatur proses fisiologis, menyediakan struktur, zat transportasi, mengatur gen, dan menanggapi sinyal di dalam dan di luar organisme. Protein dapat mengalami perubahan struktur yang dinamakan denaturasi. Denaturasi adalah proses dimana protein kehilangan struktur terlipat dan berhenti berfungsi (Budi, 2018). Denaturasi protein merupakan suatu proses dimana terjadi perubahan atau modifikasi terhadap konformasi protein, lebih tepatnya terjadi pada struktur tersier maupun kuartener dari protein. Pada struktur tersier protein misalnya, terdapat empat jenis interaksi pada rantai samping seperti ikatan hidrogen, jembatan garam, ikatan disulfida, dan interaksi non polar pada bagian non hidrofobik (YVNZ, 2012). Denaturasi protein dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan panas, pH, bahan kimia, mekanik, dan sebagainya. Masing –masing cara

mempunyai

pengaruh

yang berbeda

terhadap

denaturasi

Senyawa kimia seperti urea dan garam dapat memecah ikatan yang

menyebabkan denaturasi protein, karena

dapat

protein. hidrogen

memecah interaksi

hidrofobik dan meningkatkan daya larut gugus hidrofobik dalam Deterjen

atau

air.

sabun dapat menyebabkan denaturasi karena senyawa pada

deterjen dapat membentuk jembatan antara gugus hidrofobik dengan hidrofilik sehingga terjadi denaturasi. Selain deterjen dan sabun, aseton dan alkohol juga dapat menyebabkan denaturasi (Winarno, 2008). Berikut ini penyebab terjadinya denaturasi pada protein: a. Denaturasi karena logam berat Garam logam berat mendenaturasi protein sama dengan halnya asam dan basa. Garam logam berat umumnya mengandung Hg +2, Pb+2, Ag+1, Tl+1, Cd+2 dan logam lainnya dengan berat atom yang besar. Reaksi yang terjadi antara garam logam berat akan mengakibatkan terbentuknya garam protein-logam yang tidak larut (Ophart, C.E., 2003). Protein akan mengalami presipitasi bila bereaksi dengan ion logam. Pengendapan oleh ion positif (logam) diperlukan pH larutan diatas pi

karena

protein

bermuatan

negatif, pengendapan oleh ion negatif

diperlukan pH larutan dibawah pi karena protein bermuatan positif. Ion-ion positif yang dapat mengendapkan protein adalah: Ag+, Ca++, Zn++, Hg++, Fe++, Cu++, dan Pb++. Sedangkan ion-ion negatif yang dapat mengendapkan protein adalah: ion salisilat, triklorasetat, piktrat, tanat dan sulfosalisilat. b. Denaturasi karena panas Panas

dapat

digunakan

untuk

mengacaukan

ikatan

hidrogen

dan interaksi hidrofobik non polar. Hal ini terjadi karena suhu tinggi dapat meningkatkan energi kinetik dan menyebabkan molekul penyusun protein bergerak atau bergetar sangat cepat sehingga mengacaukan ikatan molekul tersebut. Protein telur mengalami denaturasi dan terkoagulasi selama pemasakan. Beberapa makanan dimasak untuk mendenaturasi protein yang dikandung supaya memudahkan enzim pencernaan dalam mencerna protein tersebut (Anonim, 2018). c. Denaturasi karena Asam dan basa Protein akan mengalami kekeruhan terbesar pada saat mencapai pH isoelektris yaitu pH dimana protein memiliki muatan positif dan negatif yang sama, pada saat inilah protein mengalami denaturasi yang ditandai kekeruhan

meningkat

dan

timbulnya gumpalan. (Anna, P., 1994). Asam

dan basa dapat mengacaukan jembatan garam dengan adanya muatan ionik. Sebuah tipe reaksi penggantian dobel terjadi sewaktu ion positif dan negatif di dalam garam berganti pasangan dengan ion positif dan negatif yang berasal dari asam atau basa yang ditambahkan. Reaksi ini terjadi di dalam sistem pencernaan, saat asam lambung mengkoagulasi susu yang dikonsumsI.

E. Alat dan Bahan

Tabel E.1 Alat-alat yang digunakan pada Praktikum Denaturasi Protein oleh Suhu Dingin dan Logam Berat (HgCl2) No.

Alat

Jumlah

1.

Tabung reaksi

8 unit

2.

Rak tabung

1 unit

3.

Penjepit tabung

1 unit

4.

Gelas ukur 10 ml

4 unit

5.

Gelas kimia 500 ml

1 unit

6.

Gelas kimia 10 ml

4 unit

7.

Pendingin

1 unit

8.

Pipet tetes

5 unit

9.

Cawan petri

5 unit

10.

Botol aquades

1 unit

Tabel E.2 Bahan-bahan yang digunakan pada Praktikum Denaturasi Protein oleh Suhu Dingin dan Logam Berat (HgCl2) No.

Bahan

Jumlah

1.

Pepton

6 ml

2.

Albumin

6 ml

3.

Casein

6 ml

4.

Gelatin

6 ml

5.

HgCl2 0,1 M

100 tetes

F. Langkah Kerja

Bagan F.1 Langkah Kerja pada Praktikum Denaturasi Protein oleh Suhu Dingin

Larutan protein yang akan diuji dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berbeda masing-masing sebanyak 3 ml.

Larutan protein tersebut dimasukkan ke dalam kulkas (pendingin) dan didiamkan selama 10 menit.

Diamati adakah perubahan yang terjadi pada larutan protein setelah didinginkan tersebut.

Jika perubahan yang terjadi tidak terlalu jelas, maka dimasukkan kembali kedalam pendingin selama 10 menit.

Bagan F.2 Langkah Kerja pada Praktikum Denaturasi Protein oleh Logam Berat (HgCl2)

Larutan protein yang akan diuji dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berbeda masing-masing sebanyak 3 ml.

Ditambahkan larutan HgCl2 sebanyak 10 tetes ke dalam masing-masing larutan protein .

Diamati adakah perubahan yang terjadi pada larutan protein tersebut.

Jika larutan protein yang telah ditambahkan larutan HgCl2 tidak mengalami perubahan, maka ditambahkan kembali beberapa tetes larutan HgCl2.

G. Hasil Pengamatan Tabel G.1 Hasil Pengamatan Denaturasi Protein oleh Suhu Dingin No

Nama Protein

Hasil

1.

Pepton

-

2.

3.

4.

Albumin

Casein

Gelatin

Gambar Sebelum

Gambar Sesudah

Gambar 1. Denaturasi Protein

Gambar 2. Denaturasi Protein

Larutan Pepton

Larutan Pepton

(Dok. Kelompok 2, 2018)

(Dok. Kelompok 2, 2018)

Gambar 3. Denaturasi Protein

Gambar 4. Denaturasi Protein

Larutan Albumin

Larutan Albumin

(Dok. Kelompok 2, 2018)

(Dok. Kelompok 2, 2018)

Gambar 5. Denaturasi Protein

Gambar 6. Denaturasi Protein

Larutan Casein

Larutan Casein

(Dok. Kelompok 2, 2018)

(Dok. Kelompok 2, 2018)

Gambar 7. Denaturasi Protein

Gambar 8. Denaturasi Protein

Larutan Gelatin

Larutan Gelatin

(Dok. Kelompok 2, 2018)

(Dok. Kelompok 2, 2018)

+++

+++

-

Tabel G.2 Hasil Pengamatan Denaturasi Protein oleh Logam Berat (HgCl2) No

1.

2.

3.

4.

Nama Protein

Pepton

Albumin

Casein

Gelatin

Hasil

Gambar Sebelum

Gambar Sesudah

Gambar 9. Denaturasi Protein

Gambar 10. Denaturasi

Larutan Pepton

Protein Larutan Pepton

(40 tetes)

(Dok. Kelompok 2, 2018)

(Dok. Kelompok 2, 2018)

Gambar 11. Denaturasi Protein

Gambar 12. Denaturasi Protein

Larutan Albumin

Larutan Albumin

(Dok. Kelompok 2, 2018)

(Dok. Kelompok 2, 2018)

Gambar 13. Denaturasi Protein

Gambar 14. Denaturasi Protein

Larutan Casein

Larutan Casein

(Dok. Kelompok 2, 2018)

(Dok. Kelompok 2, 2018)

Gambar 15. Denaturasi Protein

Gambar 16. Denaturasi Protein

Larutan Gelatin

Larutan Gelatin

(Dok. Kelompok 2, 2018)

(Dok. Kelompok 2, 2018)

+++ (10 tetes)

+++ (10 tetes)

(40 tetes)

H. Pembahasan 1. Denaturasi Protein oleh Suhu Dingin Suhu Pada protein sangatlah dijaga, hal ini di kerenakan kenaikan suhu menyebabkan terjadinya proses denaturasi. Denaturasi adalah rusaknya struktur

protein

(Wirahadikusumah,

M.

1989),

dikarenakan

yang

menyebabkan protein kehilangan satu hingga sebagian fungsinya. Contohnya : adalah telur yang digoreng akan menyebabkan ovalbumin mengalami denaturasi, ttau penambahan detergen pada kebanyakan protein dalam larutan menyebabkan pengrusakan interaksi hidrofobik pada bagian dalam dari molekul protein dan dengan demikian menyebabkan perubahan dalam struktur keseluruhan protein.

Hasilnya bahwa pepton tidak ada

perubahan di masukkan ke dalam kulkas dengan bersuhu dingin, walaupun diberi 40 tetes tetap tidak ada perubahan. Albumin ada perubahan disaat dimasukkan ke dalam kulkas dingin dengan bersuhu dingin diberi 10 tetes. Casein juga ada perubahan diberi 10 tetes. Gelatin diberi 40 tetes tidak ada perubahan warna. 2. Denaturasi Protein oleh Logam Berat Pada tabel hasil pengamatan denaturasi protein oleh reaksi pengendapan dengan logam berat diketahui larutan yang ditetesi oleh HgCl2 sebanyak 10 tetes dapat mengganggu sifat protein sehingga kelarutannya tidak berfungsi lagi dan mengendap. Pengendapan dengan logam berat, dalam larutan Albumin akan membentuk endapan karena adanya gugus sulfurhidril yang dikandung oleh protein. Jadi dalam hal ini Hg bereaksi dengan protein akan memberikan endapan karena logam tersebut diikat oleh albumin sehingga logam tersebut mengendap. Hal ini juga ditunjukan dengan adanya pengendapan dan merubah larutan menjadi keruh pada larutan Casein setelah ditetesi larutan logam berat tersebut (Dinara, 2012). Hanya saja larutan protein pada Pepton dan Gelatin menunjukan tidak ada endapan dan tidak berubah menjadi keruh setelah larutan tersebut ditetesi HgCl2 hingga sebanyak 40 tetes karena pada kondisi tersebut protein tidak mengalami presipitasi saat bereaksi dengan ion logam (Anna, P., 1994).

I. Kesimpulan Dari hasil percobaan denaturasi protein oleh suhu dingin didapat hasil bahwa protein dapat terdenaturasi karena pengaruh suhu dingin, terlihat pada protein albumin dan casein terdapat endapan setelah didingkan pada frezer adapun pada pepton dan gelatin tidak terjadi pengendapan atau penggumpalan bisa disebabkan karena ikatan asam amino pada pepton dan gelatin lebih kompleks dari albumin dan casein sehingga membutuhkan waktu lebih lama atau suhu yang lebih dingin untuk terdenaturasi. Dari hasil percobaan denaturasi protein oleh logam berat HgCl2 didapat hasilbahwa protein dapat terdenaturasi karena pengaruh logam berat HgCl2, terlihat pada protein albumin dan casein terdapat endapan setelah ditetesi HgCl 2 sebanyak 10 tetes, adapun pada pepton dan gelatin tidak terjadi pengendapan setelah 40 tetes bisa disebabkan karena ikatan asam amino pada pepton dan gelatin lebih kompleks dari albumin dan casein sehingga membutuhkan jumlah HgCl2 yang lebih banyak.

DAFTAR PUSTAKA Anonim.

(2018).

Denaturasi.

[Online].

Diaskes

dari:

https://nanopdf.com/download/denaturasi-5_pdf (7 Oktober 2018) Budi. (2018). Pengertian Denaturasi Protein dan Penyebab. [Online]. Diaskes dari: https://www.sridianti.com/pengertian-denaturasi-protein-penyebab.html (7 Oktober 2018) YVNZ.

(2012).

Denaturasi

Protein.

[Online].

Diaskes

dari:

https://bisakimia.com/2012/11/11/denaturasi-protein/ (7 Oktober 2018) Dinara.

(2012).

Denaturasi.

[Online].

Diaskes

http://blog.ub.ac.id/dinararieka/files/2012/09/DENATURASI.docx

(8

dari: Oktober

2018) Anna, P. (1994). Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia.

Djarir,

Makfoeld.

(2002).

Denaturasi.

Diakses

http://studylibid.com/doc/148281/denaturasi (10 Oktober 2018)

dari...


Similar Free PDFs