Laporan Praktikum PENGAMATAN STRUKTUR SEL TUMBUHAN PDF

Title Laporan Praktikum PENGAMATAN STRUKTUR SEL TUMBUHAN
Author Rosa padena
Pages 17
File Size 1 MB
File Type PDF
Total Downloads 521
Total Views 767

Summary

Laporan Praktikum Biologi-1/IV PENGAMATAN STRUKTUR SEL TUMBUHAN Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Paktikum Perkembangan Tumbuhan Dosen Pengampu: Ulfayani Mayasari, S. Pd., M.Si KELOMPOK 4: 1. Rosa Mardliyah Padena (0704172041) 2. Suusanti Pratiwi Sagala (0704173083) 3. Rizda Aryan...


Description

Accelerat ing t he world's research.

Laporan Praktikum PENGAMATAN STRUKTUR SEL TUMBUHAN Rosa padena

Related papers PENGAMATAN PADA BATANG vila t ria

LAPORAN PRAKT IKUM JARINGAN PENGANGKUT Misriani Misriani LAPORAN PRAKT IKUM BATANG T UMBUHAN Misriani Misriani

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Laporan Praktikum

Biologi-1/IV

PENGAMATAN STRUKTUR SEL TUMBUHAN Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Paktikum Perkembangan Tumbuhan Dosen Pengampu: Ulfayani Mayasari, S. Pd., M.Si

KELOMPOK 4: 1. Rosa Mardliyah Padena

(0704172041)

2. Suusanti Pratiwi Sagala

(0704173083)

3. Rizda Aryani

(0704171008)

4. Ahmad Imam Sucahyo

(0704173078)

PRODI BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

TA. 2018/2019

I.

JUDUL PRAKTIKUM

: PENGAMATAN PADA BATANG

II.

TUJUAN PRAKTIKUM

:

1. Untuk mengamati tipe-tipe berkas pengangkut pada batang III.

TINJAUAN TEORITIS : Batang memiliki nama ilmiah caulis. Struktur ini merupakan struktur pokok tumbuhan yang tidak kalah penting dari daun. Batang berfungsi memperkokoh berdirinya tumbuhan, selain fungsi lainnya sebagai jalur transfortasi air dan unsure hara tumbuhan dari akar ke daun. Sifat-sifat umum batang yang dapat dikatakan sebagai karakteristik antara lain adalah tumbuh selalu keatas daun dan menjauhi pusat bumi. Istilah ini dikenal sebagai fototrofi positif dan geotrofi negative. Selain itu, batang biasanya berwarna coklat. Batang memiliki bentuk yang beragam, walaupun pada umumnya berbentuk bulat (Rosanti, 2011). Sebagai bagian tumbuhan, batang juga mempunyai tugas untuk: a. Mendukung bagian-bagian tumbuhan yang ada di atas tanah, yaitu daun, bunga dan buah. b. Dengan percabangannya memperluas bidang asimilasi dan menempatkan bagianbagian tumbuhan didalam ruang sedemikian rupa, hingga dari segi kepentingan tumbuhan bagian-bagian tadi terdapat dalam posisi yang paling menguntungkan. c. Jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari bawah ke atas dan jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari atas ke bawah. d. Menjadi tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan (Trijosoepomo, 2013). Bagian sumbu tumbuhan yang biasanya tegak keatas dan berhubungan dengan udara serta membawa daun-daun dan struktur reproduksi disebut batang. Batang terdiri atas buku dan ruas-ruas yang jelas dan memilki perbedaan secara mendatar dengan akar dalam hal struktur vaskularnya, perbedaan itu terutama terletak pada susunan xylem dan floem, pada akar untaian xylem dan floem primer, pada akar untaian xylem dan floem primer terletak pada jejari yang berbeda terpisah antara yang satu dengan yang lain, sedangkan pada batang untaian xylem dan floem terletak pada sebelah menyebelah pada jejari yang sama (Wijana, 2015). 1. Batang Dikotil

Epidermis biasanya terdiri dari satu lapisan sel yang memilki mulut daun (stomata) dan rambut (trikomata). Sel epidermis adalah sel hidup dan mampu bermitosis. Hal ini penting dalam upaya memperluas permukaan apabila terjadi tekanann dari dalam akibat pertumbuhan sekunder. Respon epidermis terhadap tekanan itu adalah dengan melebar tangesial dan membelah antiklinal (Hidayat, 1995). Batang dikelilingi epidermis. Diantara sel epidermis ada yang berubah menjadi sel penutup, idioblas, dan berbagai tipe trikoma. Disebelah dalam epidermis terdapat korteks yang terdiri atas berbagai tipe sel. Korteks yang paling sederhana seluruhnya terdiri atas sel parenkim yang berdinding tipis. Pada pelargonium, retama dan salicornia, parenkim berfungsi untuk berfotosintesis dan sebagai penyimpan tepung dan metabolic lain. Daerah luar korteks yang berbatasan dengan epidermis terdiri atas kolenkim atau serabut. Korteks batang ini dapat juga berisi sklereida, sel sektori dan latisfer (Mulyani, 2006). Daerah yang terletak langsung setelah epidermis adalah korteks. Lapisan terdalam korteks adalah endodermis yang dikenal juga sebagai sarang tepung Endodermis terdiri atas selapis sel yang mengelilingi stele dan mengandung banyak butir tepung. Bagian korteks ini dibedakan menjadi dua daerah yaitu zona-zona sel-sel kolenkim disebelah luar zona sel-sel parenkima disebelah dalam. a. Kolenkima, sel-sel kolenkima adalah sel-sel parenkima yang termodifikasi dengan dinding-dinding selulosa yang membelah. Fungsi utama kolenkima adalah untuk membantu sebagai penguat pada organ-organ sukulen yang tidak banyak mengembangkan jaringan berkayuatau pada bagian-bagian tumbuhan yang masih muda dan lunak sebelum berkembang menjadi jaringan yang lebih kuat. b. Parenkima, biasanya bentuknya teratur, berbentuk membulat yang dinding tipis dan tidak terlalu memanjang ke segala arah, sel hidup dan mengandung cukup protoplasma. Fungsi se-sel parenkim ini penting dalam batang sukulen dan dalam bagian-bagian muda batang tumbuhan berkayu sebelum jaringan mekanik kuat berkembang, serta membantu pengangkutan air dan makanan dengan lambat (Wijana, 2016). Korteks sebagian besar terdiri dari sel-sel parenkim. Pada ranting, cabang berkayu muda dan batang bawah tanah perensial herba, jaringan ini menyimpan

banyak sekali makanan. Bagian terluar korteks ranting dan batang herba sering kali terdiri dari klorenkima, yang memberikan warna hijau pada batang. Lapisan gabus yang ada dalam tumbuhan herba, efektif dalam mengurangi kehilangan air dari jaringan-jaringanbagian dalam. Lapisan gabus ini dihasilkan oleh aktivitas cambium gabus. Disisi luar batang muda terdapat lapisan epidermis yang biasanya hanya terdiri dari satu lapisan sel (Trijosoepomo, 2013). Stele/silinder pusat merupakan lapisan dalam dari batang. Lapisan terluar dari stele disebut perisikel atau perikambium. Ikatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral yang artinya xylem dan floem. Letak saling bersisiran, xylem disebelah dalam dan floem sebelah luar. Antara xylem dan floem terdapat cambium I ntravaskuler, pada perkembangan selanjutnya jaringan parenkim yang terdapat diantara berkas pembuluh angkut juga berubah menjadi cambium, yang disebut kambium intravaskuler. Keduanya dapat mengadakan pertumbuhan sekunder yang mengakibatkan bertambah besarnya diameter

batang.

Pada

tumbuhan

dikotil,

berkayu keras dan hidupnya menahun, pertumbuhan menebal sekunder tidak berlangsung terus-menerus, tetapi hanya ada pada

saat air dan zat hara tersedia

cukup, sedang pada musim kering tidak terjadi pertumbuhan sehingga pertumbuhan menebalnya pada batang tampak berlapi-lapis, setiap lapis menunjukkan aktivitas pertumbuhan selama satu tahun, lapis-lapis lingkaran tersebut dinamakan lingkaran tahun (Fahn, 1991). 2. Batang Monokotil Batang tumbuhan monokotil pada dasarnya sama dengan tumbuhan dikotil, yaitu

memiliki epidermis, korteks dan stele. Korteks pada batang monokotil

berkembang biak dengan baik sehingga dapat dibedakan dengan stele. Susunan berkas vaskuler batang monokotil berbeda secara jelas dengan yang ada pada batang dikotil. Latak stele atau berkas pembuluh tersebar di seluruh stele sehingga tidak ada perbedaan antara empelur dan jari-jari empelur. Berkas pembuluh pada batang monokotil terdiri dari xilem dan floem sama seperti batang dikotil. Perbedaannya, pada batang monokotil tidak memilki kambium. Floem terutama terdiri atas buluh tapis dan sel pengiring sedangkan xylem terdiri atas trakea dan parenkim kayu (Wijana, 2015).

Pada batang dikotil, stele tersusun atas perisikel (perikambium), berkas pengangkut dan empelur. Tipe stele yang dikenal dapat dibagi menjadi dua kelompok dasar yaitu protostele dengan sumbu xylem padat tanpa empelur, dikelilingi floem dan sifonostele dengan xylem tidak padat, melainkan memiliki silinder parenkim ditengah (Fahn, 1991). IV.

ALAT DAN BAHAN

:

1. Alat No.

Nama alat

Jumlah

1.

Mikroskop

1 set

2.

Cover glass

10 buah

3.

Objek glass

10 buah

4.

Pipet tetes

1 buah

5.

Silet

1 buah

2. Bahan No.

Nama bahan

Jumlah

1.

Batang lidah buaya (Aloe vera linn)

Secukupnya

2.

Batang cabai (Capsium frustacens)

Secukupnya

3.

Batang jagung (Zea mays)

Secukupnya

4.

Batang terong (Capsium sp)

Secukupnya

5.

Batang paku (Pteridophyta)

Secukupnya

6.

Batang begonia (Begonia sp)

Secukupnya

7.

Batang bayam (Amaranthus spinasus)

Secukupnya

8.

Batang bunga kembang sepatu (Hibiscus

Secukupnya

rosasinensis)

V.

PROSEDUR KERJA

:

1. Dibuat preparat irisan lidah buaya, setipis mungkin dalam air, diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10X10, diperhatikan, diamati tipe berkas pembuluhnya, dibuat gambar penampang melintang batang yang diamati. 2. Dibuat preparat irisan melintang batang jagung (Zea mays) setipis mungkin. Diamati dibawah dibawah mikroskop dengan perbesaran 10X10 atau 10X40, diperhatikan jaringan-jaringan penyusun batangnya, diamati tipe berkas pengangkutnya dibuat gambar penampang melintang batang yang diamati. 3. Dibuat preparat irisan melintang batang bunga kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis) setipis mungkin didalam air. Diamati dibawah mikroskop perbesaran 10X10 atau 10X40, diperhatikan jaringan-jaringan penyusunan batangnya dimana tipe berkas pengangkutnya, dibuat gambar penampang melintang batang yang diamati. 4. Dibuat preparat irisan melintang terong (Capsium sp) setipis mungkin didalam air. Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10X10, diamati tipe berkas pengangkutnya, dibuat gambar penampang melintang batang yang diamati. 5. Dibuat preparat irisan melintang batang paku-pakuan (Pteridophyta) setipis mungkin dalam air. Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10X10 atau 10X40, diamati berkas pengangkutnya, dibuat gambar penampang melintang batang yang diamati. 6. Dibuat preparat irisan melintang batang bayam (Amaranthus spinasus) setipis mungkin dalam air. Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10X10, diamati tipe berkas pengangkutnya, dibuat gambar penampang melintang batang yang diamati. 7. Dibuat preparat irisan melintang batang begonia setipis mungkin dalam air. Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10X10, diamati tipe berkas pengangkutnya, dibuat gambar penampang melintang batang yang diamati. 8. Dibuat irirsam melintang batang cabe (Capsium frustancens) setipis mungkin dalam air. Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10X10, diamati tipe berkas pengangkutnya, dibuat gambar penampang melintang batang yang diamati. VI.

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

:

Batang lidah buaya (Aloe vera linn)

Perbesaran 10X10

Batang cabai (Capsium frustacens)

Perbesaran 10X10

Batang jagung (Zea mays)

Perbesaran 10X10

Batang kembang sepatu (Hibiscus

Perbesaran 10X10

rosasinensis)

Batang terong (Capsium sp)

Perbesaran 10X10

Batang paku-pakuan (Pteridophyta)

Perbesaran 10X10

Batang begonia (Begonia sp)

Perbesaran 10X10

Batang bayam (Amaranthus spinasus)

Perbesara 10X10

1. Batang lidah buaya (Aloe vera linn) Pada batang lidah buaya yang terlihat yaitu jaringan korteks dan silinder pusat. 

Jaringan korteks

Jaringan dibawah epidermis yang juga dikenal dengan sarang tepung. Bagian-bagian korteks ini dibedakan menjadi dua daerah yaitu zona-zona kolenkima disebelah luar dan disebelah dalam zona-zona parenkim. Kolenkim ini berfungsi sebagai penguat pada organorgan yang tidak mengembangkan jaringan berkayu atau pada bagian-bagian tumbuhan yang masih muda dan lunak. Sedangkan parenkim berfungsi dalam batang sukulen dan dalam bagian – bagian yang masih muda dan membantu mengangkut air dan makanan dengan lambat. Batas antara korteks dan daerah jaringan pembuluh sering tidak jelas karena tidak ada endodermis. 

Silinder pusat/stele

Stele merupakan lapisan paling dalam dari batang. Tumbuhan ini tidak memiliki cambium karena termasuk tumbuhan monokotil. Selain itu letak xylem dan floem berdampingan dan tersebar. Oleh karena itu tipe berkas pengangkutnya kolateral tertutup. Xylem ini berperan dalam pengangkutan air dan zat hara dari akar kedaun. Sedangkan floem berfungsi dalam mengangkut hasil fotosintesis dari daun menuju seluruh bagian tumbuhan. 2. Batang cabai (Capsium frustacens) Pada batang cabai yang terlihat yaitu jaringan epidermis, jaringan korteks dan stele. 

Jaringan epidermis

Jaringan yang paling luar dan biasanya terdiri dari satu lapis sel. Jaringan epidermis ini tidak memiliki ruang antar sel dan dapat bermitosis. Hal tersebut penting dalam upaya memperluas permukaan apabila terjadi tekanan dari dalam akibat pertumbuhan sekunder. Respon epidermis ini dengan cara melebar tangensial dan membelah antiklinal. Jaringan ini berfungsi sebagai pelindung. 

Jaringan korteks

Jaringan yang berada diantara epidermis dan stele. Korteks ini terdiri dari parenkim yang dapat berisi kloroplas dan terletak dibagian dalam. Sedangkan dibagian luar terdapat skelenkim dan kolenkim yang berfungsi sebagai penyokong atau penguat organ-organ sukulen yang masih muda dan tidak mengembangkan jaringan berkayu. 

Jaringan stele

Stele merupakan jaringan yang paling dalam. Tipe berkas pengangkut batang cabai ini yaitu bilateral yaitu memiliki dua floem satu xylem dengan susunan xylem berada diantara dua floem. Berarti floem luar- xylem-floem dalam. Selain itu tumbuhan cabai termasuk tumbuhan dikotil sehingga memiliki cambium. Cambium ini yang mengakibatkan pertumbuhan sekunder. Selain itu, terdapat pula empelur yaitu bagi lunak yang terdapat ditengah-tengah batang dan merupakan hasil pxertumbuhan sekunder. Empelur ini tersusun dari sel-sel parenkim dan memiliki ruang antar sel yang banyak. Xilem berfungsi mengangkut air dan zat hara dari akar kedaun sedangkan floem berfungsi mengangkut hasil fotosintesis dari daun kemudian diedarkan keseluruh tubuh tumbuhan. 3. Batang jagung (Zea mays) Pada batang jagung yang terlihat yaitu jaringan epidermis, jaringan korteks dan jaringan stele. 

Jaringan epidermis

Jaringan epidermis adalah jaringan yang paling luar dan berfingsi sebagai pelindung. Pada jaringan epidermis ini terdiri dari sel-sel yang tidak memiliki rongga dan biasanya hanya selapis sel. Jaringan epidermis dapat bermitosis untuk melebar tangesial karena adanya tekanan dari dalam akibat pertumbuhan sekunder dari dalam. 

Jaringan korteks

Jaringan korteks merupakan jaringan yang berada diantara epidermis dan stele. Pada bagian dalam terdapat sel-sel parenkim yang berisis kloroplas berfungsi dalam batang sukulen dan dapat mengangkut air dan makanan secara lambat. Sedangkan bagian luar terdapat sel-sel sklerenkim dan kolenkim yang berfungsi sebagai penyokong atau penguat tumbuhan. Sel-selnya tersusun tidak rapat melainkan memiliki ruang antar sel. 

Jaringan stele

Jaringan stele ini berada paling dalam. Tipe berkas pengangkutnya yaitu kolateral tertutup. Hal ini disebabkan karena tumbuhan ini termasuk tumbuhan monokotil sehingga tidak memiliki cambium. Letak xylem dan floemnya tersebar. Xylem berperan dalam mengangkut air dan zat hara dari akar kedaun. Floem berfungsi dalam pengangkutan hasil fotosintasis dari daun dan diedarkan ke seluruh bagian tumbuhan. 4. Batang kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis) Pada batang bunga kembang sepatu ini memiliki bagian –bagian yaitu jaringan epidermis, jaringan korteks, dan jaringan stele. 

Jaringan epidermis

Jaringan epidermis merupakan jaringan palinga luar yang terdiri dari selapis sel. Biasanya selnya tidak memiliki ruang antar sel dan susunannya rapat. Jaringan epidermis ini berfungsi melindungi jaringan yang ada dibawahnya. Dinding sel bagian luarnya mengalami penebalan sedangkan bagian dalam yang berbatasan dengan jaringan korteks dinding selnya tetap tipis. Tersusun dari sel hidup makanya ketika gores sedikit batang akan tumbuh kembali. 

Jaringan korteks

Jaringan korteks ini terletak diantara jaringan epidermis dan stele. Lapisan paling luar berupa kolenkim yang berfungsi sebagai bahan penguat dan pada dinding selnya mengalami penenbalan. Lapisan dalam korteks berupa sel parenkim yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan atau tempat penimbunan makanan. Susunan sel parenkim lebih terlihat rapi walau punterdapat ruang antar sel. 

Jaringan stele

Jaringan stele berada dipaling dalam dan memiliki bagian-bagian yaitu berkas pengangkut, cambium dan empelur. Berkas pengangkut terdiri dari xylem dan floem. Xylem dan floem terletak berdampingan. Xylem berfungsi mengangkut air dari akar ke daun sedangkan floem berfungsi mengangkut hasil fotosintesis dari daun kemudian diedarkan ke seluruh tubuh tumbuhan. Tipe berkas pengangkutnya kolateral terbuka karena memiliki cambium. Tumbuhan bunga kembang sepatu termasuk dikotil. Cambium ini yang menyebabkan pertumbuhan sekunder. Selain itu, empelur ini bagian lunak yang terdapat ditengah batang. Empelur tersusun dari sel parenkim dan memiliki ruang antar sel yang banyak. 5. Batang terong (Capsium sp) Pada irisan melintang batang terong yang terlihat yaitu jaringan epidermis, jaringan korteks, dan jaringan stele. 

Jaringan epidermis

Jaringan epidermis adalah jaringan terluar yang terdiri atas selapis sel. Selnya tersusun secara rapat sehingga tidak memiliki ruang antar sel. Jaringan epidermis ini juga tersusun dari sel-sel hidup, tidak memiliki klorofil dan dinding sel bagian luar mengalami penebalan. Fungsi jaringan ini sebagai pelindung jaringan dalamnya serta sebagai tempat pertukaran zat. 

Jaringan korteks

Jaringan ini berada diantara jaringan epidermis dan stele. Biasanya terdiri dari sel-sel kolenkim disebelah luar yang berfungsi sebagai penguat batang. Disebelah dalam terdapat parenkim yang berisi kloroplas berperan dalam penyimpanan cadangan makanan. 

Jaringan stele

Jaringan stele ini terdiri dari jaringan pengangkut berupa xylem dan floem. Xylem berperan dalam mengangkut air dan zat hara dari akar ke daun sedangkan floem berfungsi mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan. Tipe berkas pengangkut nya yaitu bilateral yaitu jika xylem berada diantara floem. Terong termasuk tumbuhan dikotil sehingga memiliki cambium yang berfungsi dalam pertumbuhan sekunder. Empelur berada ditengah batang yang berisi sel parenkim dan memiliki ruang antar sel yang banyak.

6. Batang paku-pakuan (Pteridophyta) Pada irisan melintang batang paku terlihat jaringan epidermis, jaringan korteks dan jaringan stele. 

Jaringan epidermis

Jaringan epidermis merupakan jaringan terluar dan biasanya terdiri dari selapis sel. Sel-selnya tersusun secara rapat sehingga tidak memiliki ruang antar sel. Jaringan epidermis ini tersusu dari sel hidup yang dapat bermitosis. Dinding selnya mengalami penebalan dibagian luar. Fungsi jaringan epidermis ini sebagai pelindung jaringan yang ada di dalamnya serta sebagai tempat pertukaran zat. 

Jaringan korteks

Jaringan korteks ini berada diantara jaringan epidermis dan stele. Biasanya terdiri dari sel kolenkim dibagian luar yang berfungsi sebagai penguat batang. Disebelah dalam terdapat parenkim yang berisi kloroplas berperan dalam penyimpanan...


Similar Free PDFs