LAPORAN PRAKTIKUM sistem kardiovaskuler.pdf PDF

Title LAPORAN PRAKTIKUM sistem kardiovaskuler.pdf
Pages 28
File Size 1.7 MB
File Type PDF
Total Downloads 805
Total Views 975

Summary

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI HEWAN “Sistem Kardiovaskuler” Oleh: Nama : Sindi Ayu Astari NIM : 140210103028 Kelas :A Kelompok :4 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2017 I. Judul : Sistem Kardiovaskuler Topik : Sist...


Description

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI HEWAN “Sistem Kardiovaskuler”

Nama NIM Kelas Kelompok

Oleh: : Sindi Ayu Astari : 140210103028 :A :4

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER 2017

I.

Judul

: Sistem Kardiovaskuler

Topik

: Sistem Kardiovaskuler

II. Tujuan Mengetahui cara mengukur tekanan darah dan denyut nadi serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. III. Tinjauan Pustaka Fungsi sistem kardiovaskular adalah memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan dan organ tubuh yang diperlukan dalam proses metabolisme. Secara normal setiap jaringan dan organ tubuh akan menerima aliran darah dalam jumlah yang cukup sehingga jaringan dan organ tubuh menerima nutrisi dengan adekuat (Nurachmach, 2009). Sistem kardiovaskular yang berfungsi sebagai sistem regulasi melakukan mekanisme yang bervariasi dalam merespons seluruh aktivitas tubuh. Salah satu contoh adalah mekanisme meningkatkan suplai darah agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi. Pada keadaan tertentu, darah akan lebih banyak dialirkan pada organ-organ vital seperti jantung dan otak untuk memelihara sistem sirkulasi organ tersebut (Nurachmach, 2009). Siklus jantung (cardiac cycle) terdiri dari sistole dan diastole. Jantung berkontraksi secara berirama dengan pusat kendali impuls berasal dari simpul sinus. Pengisian darah di dalam ruang-ruang jantung terjadi selama diastole (diastolic filling) dan pengeluarannya terjadi selama sistole (systolic ejection) secara berirama dan secara serentak di jantung kanan dan kiri. Pada akhir diastole, tekanan ventrikel hampir sama dengan tekanan atrium, sebab kedua ruang tersebut berhubungan langsung melalui katup atrioventrikular yang masih terbuka, tetapi hanya sedikit atau hampir tidak ada darah yang mengalir di antara ruang-ruang tersebut ( Ronny, 2009). Darah, seperti semua cairan, mengalir dari daerah-daerah yang bertekanan lebih tinggi ke daerah-daerah yang bertekanan lebih rendah. Kontraksi ventrikel jantung menghasilkan tekanan darah, yang memberikan gaya ke semua arah. Gaya yang terarah memanjang dalam suatu arteri menyebabkan darah mengalir dari jantung, tempat yang bertekanan paling

tinggi. Gaya yang diberikan terhadap dinding arteri yang elastis akan merentangkan dinding tersebut, dan pelentingan kembali dinding-dinding arteri memainkan peran yang penting dalam mempertahankan tekanan darah, demikian pula dengan aliran darah, di seluruh siklus jantung. Begitu darah memasuki jutaan arteriola-arteriola dan kapiler-kapiler yang mungil, diameter pembuluh-pembuluh ini yang sempit akan menghasilkan tahanan yang cukup besar terhadap aliran darah. Tahanan ini menyingkirkan sebagian besar tekanan yang dihasilkan oleh pemompaan jantung pada saat darah memasuki vena-vena (Campbell, 2008). Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri. Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi, yang disebut dengan tekanan sistoel. Tekanan diastole adalah tekanan terendah yang terjadi saat jantung beristirahat. Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistole terhadap tekanan diastole, dengan nilai normal berkisar dari 100/60 mmHg sampai 129/80 mmHg. Rata tekanan darah normal biasanya 120/80 mmHg (Abdurrachim, 2016). Tekanan darah sangat penting dalam sistem sirkulasi darah dan selalu diperlukan untuk daya dorong mengalirkan darah di dalam arteri, arteriola, kapiler, dan sistem vena sehingga terbentuk aliran darah yang menetap. Jantung bekerja sebagai pemompa darah dapat memindahkan darah dari pembuluh vena ke pembuluh arteri pada sistem sirkulasi tertutup. Aktivitas pompa jantung berlangsung dengan cara mengadakan kontraksi dan relaksasi, sehingga menimbulkan perubahan tekanan darah dalam sistem sirkulasi (Syaifuddin, 2011). Tekanan darah dibedakan antara tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolic. Tekanan darah sistolik merupakan tekanan darah pada saat jantung menguncup ( systole ). Sedangkan tekanan darah diastolic merupakan tekanan darah pada saat jantung mengendor kembali ( diastole ). Dengan demikian, jelaslah bahwa tekanan darah sistolik selalu lebih tinggi daripada tekanan darah diastolic. Tekanan darah manusia senantiasa berayun ayun antara tinggi dan rendah sesuai dengan detak jantung (Gunawan, 2001).

Terkait keberadaan alat pemantau tekanan darah, sekarang ini, sudah dijumpai beragam metode pengukuran tekanan darah, baik secara non invasif (alat di luar organ) maupun invasif (alat di dalam organ). Metode pemantauan tekanan darah secara non invasif yang paling populer saat ini adalah Sphygmomanometer, dan dikembangkan secara elektronik pada ibujari pasien [2,3,4]. Metode ini praktis, namun memberikan ralat besar (orde 10%) sehingga hanya baik untuk pemantau tekanan darah bagi orang sehat. Metode invasif dilakukan dengan memasukkan sensor tekanan pada pembuluh darah pasien. Metode ini tidak praktis, tetapi lebih presisi dan cocok untuk diterapkan pada pasien yang sakit keras. Selanjutnya, perlu diperkenalkan metode pemantau tekanan darah yang lain, bersifat non invasif, dalam keadaan darah mengalir, walau demikian yang dikerjakan penulis masih dalam bentuk modelnya (Murdaka, 2013). Selama beberapa dekade, stres oksidatif didefinisikan sebagai ketidakseimbangan seluler antara oksidan dan reduktan. Sekarang telah jelas bahwa perbedaan subselular dan jaringan kompartementalisasi spesies oksigen reaktif (ROS= Reaktif Oksigen Species) berkontribusi terhadap respon stress. Penelitian telah menunjukkan bahwa sinyal ROS merupakan jalur yang komplek, terkotak, dan dalam fisiologi kardiovaskular telah menimbulkan banyak kasus. Selain itu, sinyal ROS dan stres oksidatif telah terlibat secara sistemik atau akut dalam berbagai penyakit kardiovaskular dan kondisi, termasuk aterosklerosis, cedera iskemia-reperfusi, penyakit pembuluh darah diabetes, aritmia, infark miokard (MI), hipertrofi, kardiomiopati, dan gagal jantung (Brown dkk, 2015). Cedera jantung atau tekanan jantung yang menyebabkan penurunan dalam kapasitas pemompaan (fungsi kontraktil) jantung. Hal ini ditandai dengan interaksi antara disfungsi miokard dan mekanisme kompensasi neurohumoral yang diaktifkan dalam upaya untuk mempertahankan cardiac output dalam menghadapi fungsi jantung menurun. Pada jangka panjang pemberian tekanan pada otot jantung dapat mengganggu fungsi jantung yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian. Penekanan ini menyebabkan

rusaknya struktur jantung dan kinerjanya dekompensasi yang mengarah kejantung, fungsi progresif memburuk, dan akhirnya Antung tidak dapat bertahan untuk melakukan kegiatan sehari-hari (Lymperopoulos, 2013). Banyak faktor yang dapat memperbesar risiko atau kecenderungan seseorang menderita hipertensi, diantaranya ciri-ciri individu seperti umur, jenis kelamin, suku, faktor genetik serta faktor lingkungan yang meliputi obesitas, stres, konsumsi garam, merokok, konsumsi alkohol, dan sebagainya. Beberapa faktor yang mungkin berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi biasanya tidak berdiri sendiri, tetapi secara bersama-sama sesuai dengan teori mozaik pada hipertensi esensial. Teori tersebut menjelaskan bahwa terjadinya hipertensi disebabkan oleh beberapa faktor yang saling mempengaruhi, di mana faktor utama yang berperan dalam patofisiologi adalah faktor genetik dan paling sedikit tiga faktor lingkungan yaitu asupan garam, stres, dan obesitas (Anggara, 2013). IV. Metode Penelitian 4.1 Alat -

Tensimeter (Sphygmomanomater), terdiri dari: Manometer air raksa Manset udara Selang karet Pompa udara dari karet dan sekrup pembuka penutup

-

Stetoskop

-

Stopwatch

-

Meja periksa dan bangku

4.2 Bahan -

Praktikan sebagai probandus

4.3 Cara Kerja a) Mengukur tekanan darah Memasang dengan rapat manset/sabuk tensimeter pada lengan kiri atas probandus.

Menempatkan stetoskop pada telinga kita.

Memastikan kepala stetoskop dalam posisi terbuka (on).

Mencari denyut nadi pada lengan kiri probandus.

Meletakkan kepala stetoskop pada denyut nadi tadi.

Memastikan katup kantung tekanan dalam keadaan tertutup. Memompa kantung tekanan sampai maksimal 160mmHg. Membuka perlahan-lahan katup kantung tekanan.

Mendengarkan dan tandai bunyi yang terdengar pertama (menunjukkan batas rentang waktu jantung berkontraksi) dan bunyi kedua (menunjukkan batas rentang waktu jantung berelaksasi).

Membuka katup kantung tekanan, sampai jarum manometer menunjukkan angka 0.

Membuka manset pada lengan probandus, kempiskan lalu gulung dan memasukkan kembali di kotak penyimpanan.

Melepaskan stetoskop dan memastikan kepala stetoskop dalam kondisi tertutup (off).

Melakukan perhitungan tekanan darah sebelum dan sesudah melakukan aktivitas fisik (berlari selama 5 menit). Mengulangi pengukuran sampai tiga kali untuk satu orang probandus. b) Menghitung denyut nadi

Menempatkan jari telunjuk dan jari tengah pada pergelangan tangan atau tiga jari pada sisi leher.

Saat merasakan denyut nadi, lihatlak stopwatch untuk menghitung jumlah denyut nadi selama 60 detik.

Melakukan penghitungan denyut jantung sebelum dan sesudah melakukan aktivitas fisik (berlari selama 5 menit). Penghitungan denyut jantung diulangi sampai 3 kali untuk satu orang probandus.

V. Hasil Pengamatan Kel. Nama

Jenis

JK

Usia

Sebelum

Sesudah

beraktivitas

beraktivitas

DN

TD

DN

TD

95

110/80

1

Rosida

Manual P

21

85

110/90

2

Mufid

Manual L

19

85

110/100 100

125/110

3

Rani

Manual P

21

90

118/72

93

119/80

4

Dzikri

Digital

P

21

57

102/69

123

106/69

5

Fifah

Digital

P

21

75

93/73

89

109/90

6

Erika

Digital

P

21

89

119/75

76

129/76

VI. Pembahasan Pada praktikum kali ini membahas tentang sistem kardiovaskuler yang bertujuan untuk mengetahui cara mengukur tekanan darah dan denyut nadi serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Pengukuran tekanan darah dan denyut nadi ini dilakukan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas berlari. Alat yang digunakan untuk mengukur denyut nadi dan tekanan darah dalam praktikum ini adalah tensimeter (sphygmomanometer). Cara mengukur denyut nadi yang benar adalah pertama menempatkan telunjuk dan jari tengah pada sisi pangkal ibu jar di pergelangan tangan kiri aau dengan menggunakan tiga jari yang ditempatkan pada sisi leher. Setelah denyut nadi terasa, kemudian menghitung jumlah denyut nadi dengan melihat stopwatch selama 60 detik. Cara mengukur tekanan darah yang benar adalah pertama sebelum melakukan pengukuran tekanan darah sebaiknya probandus menghindari melakukan pengukuran dalam kondisi stres, pengukuran sebaiknya dilakukan dalam kondisi tenang dan dalam posisi duduk. Hal ini dikarenakan jika melakukan pengukuran dalam kondisi stres dan tidak tenang dapat mempengaruhi hasil pengukuran, jadi kondisi pembuluh darah menjadi tegang sehingga pengukuran menjadi tidak valid. Langkah selanjutnya adalah

memasang manset di lengan kiri probandus, digunakan lengan kiri karena lengan atau tangan kiri jarang digunakan untuk aktivitas sehari-hari, di mana kebanyakan orang melakukan aktivitas menggunakan lengan atau tangan kanan, sehingga jika dilakukan pengukuran tekanan darah menggunakan lengan kanan hasilnya dikatakan tidak valid, selain itu perbedaan tekanan darah pada lengan kiri dan lengan kanan bisa juga disebabkan oleh faktor usia, adanya oklusi pembuluh darah, penyakit pembuluh darah perifer, dan adanya gangguan jantung. Langkah selanjutnya adalah memasang manset di bagian lengan kiri dengan posisi kain halus berada di bagian dalam dan D-ring (besi) tidak meyentuh lengan, kemudian memasukkan ujung manset melalui D-ring dengan posisi kain perekat berada di bagian luar. Ujung bawah manset terletak kira-kira 1 sampai 2 cm di atas siku dan posisi manset harus terletak sejajar dengan lengan kiri probandus dalam posisi lurus dan rileks. Jika probandus menggunakan baju lengan panjang sebaiknya disisingkan ke atas agar hasil pengukuran lebih valid, selain itu lipatan baju tersebut tidak terlalu menekan lengan sehingga aliran darah tidak terhambat. Selain itu kita harus memastikan saat mengambil manset dari tempatnya harus benar yaitu dengan mengangkat secara keseluruhan tidak ditarik salah satu bagiannya saja. Setelah manset terpasang dengan benar, kita harus memastikan bahwa tensimeter sudah dalam kondisi On apabila menggunakan tensimeter manual atau tensimeter air raksa dengan memasang stetoskop pada telinga. Selanjutnya menempatkan stetoskop pada telinga pengukur serta memastikan pompa dalam kondisi terkunci agar udara dapat masuk pada manset saat pompa dihidupkan. Pengukur memompa sampai air raksa menunjukkan skala 160 mmHg. Selanjutnya pengukur melepaskan kunci yang ada di pompa atau mengendurkan pompa secara perlahan agar udara dapat keluar dan mengurangi tekanan, proses ini dilakukan secara perlahan-lahan dengan mengamati detakan atau bunyi pertama kali dan bunyi terakhir kali yang dihasilkan dari suara pada stetoskop, bunyi yang pertama terdengar menunjukkan sistole atau rentang waktu ketika jantung berkontraksi. Selama sistole, ventrikel kiri memaksa darah masuk ke aorta, tekanan naik sampai puncak disebut sebagai tekanan sistolik. Sedangkan bunyi

yang terdengar terakhir disebut dengan diastole atau rentang waktu saat jantung berelaksasi, selama diastole tekanan akan turun, di mana nilai terendah yang dicapai disebut dengan tekanan diastolik. Stetoskop adalah alat medis yang digunakan untuk mendiagnosa penyakit berdasarkan suara yang dikeluarkan oleh bagian tubuh manusia. Selain untuk tubuh manusia, stetoskop juga digunakan oleh teknisi yang melakukan pekerjaan yang berkaitan dengan suara. Oleh karena itu, alat ini fokusnya adalah menangkap suara lalu menghilangkan suara yang tidak diperlukan lalu suara yang dibutuhkan ditangkap oleh penggunanya. Bagianbagian dari stetoskop yaitu, eartips merupakan bagian yang menempel pada telinga, biasanya terbuat dari karet lembut atau plastik yang keras, fungsinya adalah untuk mendengarkan bunyi yang berasal dari dalam tubuh. Bagian selanjutnya adalah bagian binaural atau pipa besi, yang berfungsi untuk menjaga stetoskop agar tetap dalam keadaan tidak lembek. Pada bagian dan fungsi stetoskop binaural terdapat besi stainless lentur yang dibuat dengan tujuan agar pengguna merasa nyaman dan ergonomis karena dapat digunakan sesuai dengan posisi telinga. Bagian stetoskop yang selanjutnya adalah tubing atau selang karet, fungsinya adalah untuk menyalurkan dari suara shestpieces ke telinga, selang ini pada umumnya berjumlah satu buah dan terbuat dari karet yang lentur. Bagian stetoskop berikutnya adalah chestpiece. Chestpiece ini berfungsi menangkap suara yang diperiksa, biasanya ditempelkan ke tubuh pasien atau seseorang yang akan diperiksa. Bagian chestpiece berdasarkan jumlah kepalanya terdapat 2 yaitu dual head dan single head. Chestpiece dengan dual head dapat digunakan untuk pemeriksaan yang berbeda. Pada kepala bagian yang depannya terdapat membran yang berfungsi sebagai diafragma, sedangkan pada bagian belakangnya atau selang karet tanpa membran. Diafragma berfungsi untuk memperbesar bunyi dari jantung. Terdapat dua jenis stetoskop, yaitu stetoskop akustik dan stetoskop elektronik. Stetosop akustik paling umum digunakan dan beroperasi dengan menyalurkan suara dari bagian dada, melalui tabung kosong berisi udara ke telinga

pendengar. Stetoskop elektronik mengatasi tingkatan suara yang rendah dengan cara memperkuat suara tubuh. Tensimeter (sphygmomanometer) adalah alat untuk mengukur tekanan darah yang bekerja secara manual saat memompa maupun mengurangi tekanan pada manset. Prinsip kerja tensimeter adalah menggunakan tinggi kolom (tabung) yang berisi liquid statik untuk menentukan tekanan. Manset dipasang mengikat mengelilingi lengan dan kemudian ditekan dengan tekanan di atas tekanan arteri lengan (brachial) dan kemudian secara perlahan tekanannya diturunkan. Pembacaan tinggi mecuri dalam kolom (tabung manometer) menunjukkan peak pressure (systolic) dan lowes pressure (diastolic). Bagianbagian dari tensimeter yaitu manset yang berfungsi untuk menampung udara yang dipompa dari bulb dan untuk mendeteksi tekanan darah pasien yang pada penggunaannya dipasang pada lengan pasien. Bulb atau pemompa berfungsi untuk memompa udara ke dalam manset. Tabung kaca pengukur berfungsi untuk mengukur air aksa yang dipompa oleh udara di dalam manset. Di atas tabung kaca pengukur terdapat lubang pembuangan udara. Kemudian valve on/off berfungsi untuk membuka atau menutup jalannya air raksa. Tabung air raksa berfungsi untuk menampung air raksa. Di atas tabung air raksa terdapat filternya. Tensimeter terdiri dari 3 jenis tensimeter, yang pertama yaitu tensimeter air raksa, tensimeter ini memerlukan stetoskop untuk mendengar munculnya bunyi suara tekanan sistolik dan diastolik pada jantung. Kelebihannya adalah merupakan golden standat pemeriksaan tekanan darah, hasil yang di daat akurat, dan tahan lama. Kekuranganya adalah memerlukan tenaga ahli untuk melakukan pemeriksaan dan dapat terkontaminasi logam berat seperti merkuri, jika air raksanya bocor atau pecah. Tensimeter aneroid lebih aman karena tidak lagi menggunakan air raksa tetapi menggunakan putaran ber-angka sebagai penggantinya. Kelebihannya adalah lebih aman daripada tensimeter air raksa dan hasil yang di dapat akurat, sedangkan kekurangannya adalah memerlukan tenaga ahli untuk melakukan pemeriksaan dan menggunakan putaran ber-angka sebagai penggantinya. Tensimeter digital merupakan alat kesehatan yang berfungsi untuk mengukur tekanan darahyang

bekerja secara digital atau otomatis. Kelebihannya adalah aman karena tidak menggunakan air raksa yang berisiko radiasi logam berat, praktis hasil pengkurannya langsung ditampilkan padalayar digital, dan multifitur biasanya dilengkapi juga dengan beragam fitur lain yang bermanfaat, sedangkan kekurangannya adalah tingkat akurasi pengukuran lebih rendah dari pada tensimeter air raksa. Akurasi pengukuran pada tensimeter digital ni dipengaruhi oleh banyak faktor, di antaranya kondisi baterai (daya), usia pemakaia (semakin lama pemakaian semakin menurun tingkat akurasi) dan teknologi produk. Oleh karena itu, kalibrasi secara berkala perlu dilakukan dan untuk proses kabrasi digunakan tensimeter air raksa. Denyut nadi adalah gelombang darah yang dapat dirasakan karena dipompa ke dalam ateri oleh kontraksi ventrikel kiri jantung, yang diatur oleh sistem saraf otonom. Denyut nadi dapat diraba pada arteri radialis dan arteri dorsalir pedis yang merupakan gelombang tekanan yang dialihkan dari aorta ke arteri yang merambat lebih cepat. Tekanan darah adalah tekanan dari aliran darah dalam pembuluh nadi (arteri). Jantng berdetak, lazimnya 60 hingga 70 kali dalam 1 menit pada kondisi istirahat (duduk atau berbaring), darah dipompa menuju darah melalui arteri. Tekanan darah paling tinggi terjadi ketika jantung berdetak memompa darah disebut dengan tekanan sistolik, sedangkan tekanan diastolik adalah jumlah tekanan darah atau angka bawah yang menunjukkan tekanan dalam arteri saat jantung beristirahat. Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik, dengan nilai normal untuk orang dewasa berkisar antara 100/60 sampai 140/90. Rata-rata tekanan darah normal biasanya 120/80. Denyut nadi atau denyutan jan...


Similar Free PDFs