Laporan Pratikum "Uji Kuantitatif Lipida" PDF

Title Laporan Pratikum "Uji Kuantitatif Lipida"
Author Anindia Larasati
Pages 16
File Size 645.8 KB
File Type PDF
Total Downloads 251
Total Views 773

Summary

A. Judul Percobaan “Uji Kuantitatif Lipida” B. Waktu Percobaan Selasa, 29 Oktober 2013 pukul 13.00 – 16.00 WIB C. Tujuan Percobaan Menentukan angka peroksida dan asam lemak bebas D. Dasar Teori Lipid adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut dalam air, dapat diekstrak dari sel ...


Description

Accelerat ing t he world's research.

Laporan Pratikum "Uji Kuantitatif Lipida" Anindia Larasati

Related papers Uji Kuant it at if Lipida pipit yuliant i

Lapres lipida T irsa A Laporan Prakt ikum Biokimia-lipid dan vit amin Sri Ayu Wulandari

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

A. Judul Percobaan “Uji Kuantitatif Lipida”

B. Waktu Percobaan Selasa, 29 Oktober 2013 pukul 13.00 – 16.00 WIB

C. Tujuan Percobaan Menentukan angka peroksida dan asam lemak bebas

D. Dasar Teori Lipid adalah senyawa organik berminyak atau berlemak yang tidak larut dalam air, dapat diekstrak dari sel dan jaringan oleh pelarut nonpolar, seperti kloroform dan eter. Lipid yang paling sederhana dan paling banyak mengandung asam lemak sebagai unit penyusunnya adalah triasilgliserol, yang merupakan bahan bakar utama hampir semua organisme. Asam lemak adalah komponen unit pembangun pada hampir semua lipid. Asam lemak adalah asam organik berantai panjang yang mempunyai atom karbon dari 4 sampai 24. Asam lemak memiliki gugus karboksil tunggal dan ekor hidrokarbon nonpolar yang panjang. Hal ini membuat kebanyakan lipid bersifat tidak larut dalam air dan tampak berminyak atau berlemak. Hampir semua asam lemak di alam memiliki jumlah atom karbon yang genap.asamasam lemak dengan 16 dan 18 atom karbon adalah yang paling dominan. Ekor hidrokarbon yang panjang mungkin jenuh sepenuhnya, yaitu hanya mengandung ikatan tunggal, atau mungkin agian ini bersifat tidak jenuh dengan satu atau lebih ikatan ganda. Pada umumnya asam lemak tidak jenuh dua kali lebih banyak dibandingkan dengan asam lemak jenuh pada kedua lipida hewan dan tumbuhan. Dari rantai asam lemak didapatkan bahwa asam lemak jenuh mempunyai rantai karbon pendek seperti asam butirat dan kaproat yang mempunyai titik lebur rendah, ini berarti bahwa kedua asam ini berupa zat cair pada suhu kamar sedangkan makin panjang rantai karbon menunjukkan makin tinggi titik leburnya. Asam palmitat dan stearat berupa zat padat pada suhu kamar. Asam lemak tidak jenuh mempunyai titik lebur rendah. Asam oleat mempunyai rantai karbon sama panjang dengan asam stearat, tetapi pada suhu kamar asam oleat 1

berupa zat cair. Makin banyak ikatan rangkap, makin rendah titik leburnya, ini dapat dilihat pada pada titik lebur asam linoleat yang lebih rendah dari titik lebur asam oleat. Lipida yang paling sederhana dan paling banyak mengandung asam lemak sebagai asam lemak penyusunnya adalah trialgliserol, juga sering disebut lemak, lemak netral, atau trigliserida. Jenis lipid ini merupakan contoh lipid yang paling sering dijumpai baik pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Triasilgliserol adalah komponen utama dari lemak penyimpan atau depot lemak pada sel tumbuhan dan hewan, tetapi umumnya tidak dijumpai pada membran. Triasilgliserol adalah molekul hidrofobik nonpolar, karena molekul ini tidak mengandung muatan listrik atau gugus fungsional dengan polaritas tinggi.

Gambar stuktur asam lemak

Bilangan peroksida Bilangan peroksida adalah indeks jumlah lemak atau minyak yang telah mengalami oksidasi Angka peroksida sangat penting untuk identifikasi tingkat oksidasi minyak. Minyak yang mengandung asam- asam lemak tidak jenuh dapat teroksidasi oleh oksigen yang menghasilkan suatu senyawa peroksida. Cara yang sering digunakan untuk menentukan angka peroksida adalah dengan metoda titrasi iodometri. Penentuan besarnya angka peroksida dilakukan dengan titrasi iodometri. Salah satu parameter penurunan mutu minyak goreng adalah bilangan peroksida. Pengukuran angka peroksida pada dasarnya adalah mengukur kadar peroksida dan hidroperoksida yang terbentuk pada tahap awal reaksi oksidasi lemak. Bilangan peroksida yang tinggi mengindikasikan lemak atau minyak sudah mengalami oksidasi, namun pada angka yang lebih rendah bukan selalu berarti menunjukkan kondisi oksidasi yang masih dini. Angka peroksida rendah bisa disebabkan laju pembentukan peroksida baru lebih kecil dibandingkan dengan laju degradasinya menjadi senyawa lain, mengingat kadar peroksida cepat mengalami degradasi dan bereaksi dengan zat lain Oksidasi lemak oleh 2

oksigen terjadi secara spontan jika bahan berlemak dibiarkan kontak dengan udara, sedangkan kecepatan proses oksidasinya tergantung pada tipe lemak dan kondisi penyimpanan. Minyak curah terdistribusi tanpa kemasan, paparan oksigen dan cahaya pada minyak curah lebih besar dibanding dengan minyak kemasan. Paparan oksigen, cahaya, dan suhu tinggi merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi oksidasi. Penggunaan suhu tinggi selama penggorengan memacu terjadinya oksidasi minyak. Kecepatan oksidasi lemak akan bertambah dengan kenaikan suhu dan berkurang pada suhu rendah. Peroksida terbentuk pada tahap inisiasi oksidasi, pada tahap ini hidrogen diambil dari senyawa oleofin menghasikan radikal bebas. Keberadaan cahaya dan logam berperan dalam proses pengambilan hidrogen tersebut. Radikal bebas yang terbentuk bereaksi dengan oksigen membentuk radikal peroksi, selanjutnya dapat mengambil hidrogen dari molekul tak jenuh lain menghasilkan peroksida dan radikal bebas yang baru. Peroksida dapat mempercepat proses timbulnya bau tengik dan flavor yang tidak dikehendaki dalam bahan pangan. Jika jumlah peroksida lebih dari 100 meq peroksid/kg minyak akan bersifat sangat beracun dan mempunyai bau yang tidak enak. Kenaikan bilangan peroksida merupakan indikator bahwa minyak akan berbau tengik.

Asam lemak bebas Asam lemak bebas adalah asam lemak yang berada sebagai asam bebas tidak terikat sebagai trigliserida. Asam lemak bebas dihasilkan oleh proses hidrolisis dan oksidasi biasanya bergabung dengan lemak netral. Hasil reaksi hidrolisa minyak sawit adalah gliserol dan ALB. Reaksi ini akan dipercepat dengan adanya faktor-faktor panas, air, keasaman, dan katalis (enzim). Semakin lama reaksi ini berlangsung, maka semakin banyak kadar ALB yang terbentuk.

E. Alat dan Bahan 1. Alat

 Gelas kimia  Gelas ukur  Pipet tetes  Buret

 Erlenmeyer 3

 Statif dan klem 2. Bahan

 Minyak (lemak)

 Larutan asam asetat – kloroform (3:2)  Larutan KI jenuh  Na2S2O3 0.1N

 Larutan pati 1%

 Larutan NaOH 0.1N

 Larutan baku oksalat 0.1N

 Indikator PP 1%  Etanol 96%

F. Alur Kerja 1. Penentuan Angka Peroksida  Larutan Uji

5 gram Minyak  Dimasukkan ke dalam erlenmeyer  Ditambah 30 mL campuran larutan asam asetat dan kloroform dengan perbandingan 3:2  Digoyangkan perlahan-lahan sampai homogen  Ditambah 0.5 mL larutan KI jenuh  Didiamkan 20 menit dengan sesekali digoyang  Ditambah 30 mL akuades Larutan Kuning  Dititrasi dengan Na2S2O3 0.1N sampai warna kuning hampir hilang  Ditambah 0.5 mL larutan pati 1%  Dititrasi kembali dengan Na2S2O3 0.1N sampai jenuh Larutan Jernih

4

 Larutan Blanko 5 gram Akuades  Dimasukkan ke dalam erlenmeyer  Ditambah 30 mL campuran larutan asam asetat dan kloroform dengan perbandingan 3:2  Digoyangkan perlahan-lahan sampai homogen  Ditambah 0.5 mL larutan KI jenuh  Didiamkan 20 menit dengan sesekali digoyang  Ditambah 30 mL akuades Larutan Kuning  Dititrasi dengan Na2S2O3 0.1N sampai warna kuning hampir hilang  Ditambah 0.5 mL larutan pati 1%  Dititrasi kembali dengan Na2S2O3 0.1N sampai jenuh Larutan Jernih

2. Penentuan Asam Lemak Bebas (FFA)  Larutan Uji

6 gram Minyak  Dimasukkan ke dalam erlenmeyer  Ditambah 10 mL alcohol 96%  Ditambah 8 tetes indicator PP  Dititrasi dengan NaOH 0.1N yang telah distandarisasi sampai warna merah jambu tercapai dan tidak hilang selama 30 detik Larutan Merah Jambu

5

 Larutan Blanko 6 gram Akuades  Dimasukkan ke dalam erlenmeyer  Ditambah 10 mL alcohol 96%  Ditambah 8 tetes indicator PP  Dititrasi dengan NaOH 0.1N yang telah distandarisasi sampai warna merah jambu tercapai dan tidak hilang selama 30 detik Larutan Merah Jambu

6

G. Data Hasil Pengamatan 1. Penentuan Angka Peroksida  Larutan Uji

Perlakuan

Hasil Pengamatan Asam asetat Larutan tidak berwarna Kloroform Larutan tidak berwarna Asam asetat + Kloroform Larutan tidak berwarna Minyak Larutan kuning pekat (+++) Minyak + Asam asetat-Kloroform Larutan kuning KI jenuh Larutan tidak berwarna Minyak + Asam asetat-Kloroform + KI jenuh Larutan jingga Akuades Larutan tidak berwarna Minyak + Asam asetat-Kloroform + KI jenuh + Akuades Terbentuk 2 fasa:  Fasa air: larutan kuning  Fasa organik: larutan kuning keorangean Na2S2O3 0.1N Larutan tidak berwarna Dititrasi dengan Na2S2O3 0.1N Terbentuk 2 fasa: V1= 9.8 mL  Fasa air: larutan kuning (--) V2= 9.8 mL  Fasa organik: larutan kuning keorangean V3= 9.7 mL Pati 1% Larutan tidak berwarna Setelah dititrasi ditambah pati 1% Tetap: terbentuk 2 fasa:  Fasa air: larutan kuning (--)  Fasa organik: larutan kuning keorangean Dititrasi lagi dengan Na2S2O3 0.1N Terbentuk 2 fasa: V1= 2.6 mL  Fasa air: larutan tidak berwarna V2= 2.7 mL  Fasa organik: larutan kuning keorangean V3= 2.6 mL

Reaksi yang Terjadi CH3COOH(l) CHCl3(l) CH3COOH(l) + CHCl3(l)→ CH3CH2CCl3(aq) + O2(g) CH3(CH2)14COOH(l) CH3(CH2)14COOH(l) + O2(g) → CH3(CH2)14COO-(aq) + H2O2(aq) KI(aq) H2O2(aq) + KI(aq) → tidak bereaksi H2O(l) Proses pengenceran

Na2S2O3(aq) I2 +2e→ 2I2S2O32→ S4O62- + 2e2I2 + 2S2O3 → 2I- + S4O62Sebagai indicator adanya I2

I2 +2e→ 2I2→ S4O62- + 2e2S2O3 I2 + 2S2O32- → 2I- + S4O627

 Larutan Blanko Perlakuan Asam asetat Kloroform Asam asetat + Kloroform Akuades Akuades + Asam asetat-Kloroform

KI jenuh Akuades + Asam asetat-Kloroform + KI jenuh Akuades Akuades + Asam asetat-Kloroform + KI jenuh + Akuades Na2S2O3 0.1N Dititrasi dengan Na2S2O3 0.1N V= 0.2 mL

Hasil Pengamatan Larutan tidak berwarna Larutan tidak berwarna Larutan tidak berwarna Larutan tidak berwarna Terbentuk 2 fasa:  Fasa air: larutan tidak berwarna  Fasa organik: larutan jernih kepinkan Larutan tidak berwarna Larutan jingga Larutan tidak berwarna Terbentuk 2 fasa:  Fasa air: larutan sedikit keruh  Fasa organik: larutan sedikit keruh Larutan tidak berwarna Terbentuk 2 fasa:  Fasa air: larutan jernih  Fasa organik: larutan sedikit keruh

Reaksi yang Terjadi CH3COOH(l) CHCl3(l) CH3COOH(l) + CHCl3(l)→ CH3CH2CCl3(aq) + O2(g) H2O(l) O2(g) + H2O(l) → O2(g) + H2O(l)

KI(aq) H2O2(aq) + H2O(l) → H2O2(aq) H2O(l) Proses pengenceran

Na2S2O3(aq) I2 +2e→ 2I22S2O3 → S4O62- + 2eI2 + 2S2O32- → 2I- + S4O62-

8

2. Penentuan Asam Lemak Bebas (FFA)  Lautan Uji

Perlakuan Minyak Alcohol 96% Minyak + Alcohol 96% Indikator PP Minyak + Alcohol 96% + Indikator PP

NaOH 0.1N Dititrasi dengan NaOH 0.1N V1= 1.0 mL V2= 0.9 mL V3= 0.9 mL

Hasil Pengamatan Larutan kuning pekat (+++) Larutan tidak berwarna Larutan kuning (++) Larutan tidak berwarna Terbentuk 2 fasa:  Fasa air: larutan kuning  Fasa organik: larutan kuning kecoklatan Larutan tidak berwarna Larutan kuning semu

Reaksi yang Terjadi CH3(CH2)14COOH(l) CH3CH2OH(l) CH3(CH2)14COOH(l) + CH3CH2OH(l) → CH3(CH2)14CH2OCH2CH3(aq) + O2(g) Indikator PP Sebagai indikator basa

NaOH(aq) CH3(CH2)14CH2OCH2CH3(aq) + NaOH(aq) → CH3(CH2)14CH2ONa(aq) + HOCH2CH3(aq)

 Larutan Blanko Perlakuan Akuades Alcohol 96% Akuades + Alcohol 96% Indikator PP Akuades + Alcohol 96% + Indikator PP NaOH 0.1N Dititrasi dengan NaOH 0.1N V1= 0.1 mL

Hasil Pengamatan Larutan tidak berwarna Larutan tidak berwarna Larutan tidak berwarna Larutan tidak berwarna Larutan tidak berwarna Larutan tidak berwarna Larutan ungu (---)

Reaksi yang Terjadi H2O(l) CH3CH2OH(l) H2O(l) + CH3CH2OH(l) → CH3CH2OH(aq) Indicator PP Sebagai indicator basa NaOH(aq) CH3CH2OH(aq) + NaOH(aq) → CH3CH2ONa(aq) + H2O(l)

9

H. Analisis dan Pembahasan 1. Penentuan Angka Peroksida Pada percobaan mengenai penentuan angka peroksida pada minyak, adalah didasarkan pada pengukuran sejumlah iod yang dibebaskan dari kalium iodide melalui reaksi oksidasi oleh peroksida pada suhu ruang di dalam medium asam asetatkloroform. Reaksi yang terjadi di dalam medium dari campuran larutan asam asetat dan kloroform dengan perbandingan 3:2 adalah: CH3COOH(l) + CHCl3(l)→ CH3CH2CCl3(aq) + O2(g) Langkah yang dilakukan dalam percobaan ini meliputi preparasi alat, preparasi larutan uji dan blanko. Preparasi alat yang dilakukan adalah mempersiapkan alat-alat yang dipakai selama percobaan berlangsung, setelah itu membersihkan dan mengkeringkan alat-alat tersebut, hal ini bertujuan agar tidak mengganggu reaksi yang terjadi selama percobaan berlangsung. Selanjutnya memasangkan buret yang berisi Na2S2O3 0.1N pada statif yang telah terpasang klem. Preparasi larutan blanko dilakukan dengan memasukkan 5 gram akuades yang merupakan larutan tidak berwarna ke dalam erlenmeyer. Selanjutnya ditambahkan 30 mL campuran larutan asam asetat dan kloroform dengan perbandingan 3:2, campuran larutan tersebut berupa larutan tidak berwarna. Penambahan dilakukan dengan menggoyang-goyangkan secara perlahan-lahan, agar larut sempurna. Penambahan campuran larutan tersebut membentuk dua fasa, yaitu fasa air berupa larutan tidak berwarna dan fasa organik berupa larutan jernih kepinkan. Setelah itu ditambahkan 0.5 mL KI jenuh, yang berupa larutan tidak berwarna, penambahan ini tidak menghasilkan perubahan yang mencolok, yaitu tetap membentuk dua fasa, namun fasa air dan fasa organik berupa larutan tidak berwarna. Penambahan KI jenuh bertujuan untuk membebaskan iodine. Setelah penambahan KI jenuh didiamkan selama 20 menit dengan sesekali erlenmeyer digoyang-goyang secara perlahan-lahan. Selanjutnya ditambah 30 mL akuades, menghasilkan perubahan yang sedikit signifikan, yaitu tetap membentuk dua fasa, namun fasa air dan fasa organik berupa larutan keruh (----). Setelah itu dititrasi dengan menggunakan Na2S2O3 0.1N, yang berupa larutan tidak berwarna. Titrasi dilakukan sampai fasa air membentuk larutan jernih. Fasa air membentuk larutan jernih pada volume Na2S2O3 0.1N 0.2 mL.

10

Preparasi larutan uji dilakukan dengan memasukkan 5 gram minyak yang merupakan larutan kuning pekat (+++) ke dalam erlenmeyer. Selanjutnya ditambahkan 30 mL campuran

larutan asam asetat dan kloroform dengan perbandingan 3:2,

campuran larutan tersebut berupa larutan tidak berwarna. Penambahan dilakukan dengan menggoyang-goyangkan secara perlahan-lahan, agar larut sempurna. Penambahan campuran larutan tersebut menghasilkan larutan kuning. Reaksi yang terjadi adalah: CH3(CH2)14COOH(l) + O2(g) → CH3(CH2)14COO-(aq) + H2O2(aq) Setelah itu ditambahkan 0.5 mL KI jenuh, yang berupa larutan tidak berwarna, penambahan ini tidak menghasilkan perubahan yang mencolok, yaitu menghasilkan larutan jingga. Penambahan KI jenuh bertujuan untuk membebaskan iodine. Reaksi yang terjadi adalah: H2O2(aq) + KI(aq) → tidak bereaksi Setelah penambahan KI jenuh didiamkan selama 20 menit dengan sesekali erlenmeyer digoyang-goyang secara perlahan-lahan. Selanjutnya ditambah 30 mL akuades, menghasilkan perubahan yang signifikan, yaitu membentuk dua fasa, yaitu fasa air berupa larutan kuning dan fasa organik berupa larutan keorangean. Setelah itu dititrasi dengan menggunakan Na2S2O3 0.1N, yang berupa larutan tidak berwarna. Titrasi dilakukan tiga kali, replikasi dilakukan agar menjaga kevalidan hasil yang terbentuk, dan titrasi dilakukan sampai warna kuning pada fasa air hampir hilang. Hasil titrasi yang dilakukan akan membentuk dua fasa, yaitu fasa air berupa larutan kuning (--) dan fasa organik berupa larutan keorangean. Warna kuning pada fasa air hampir hilang pada volume Na2S2O3 0.1N: V1= 9.8 mL V2= 9.8 mL V3= 9.7 mL Reaksi yang terjadi adalah: I2 +2e-

→ 2I-

2S2O32-

→ S4O62- + 2e-

I2 + 2S2O32-

→ 2I- + S4O62-

Setelah dilakukan titrasi dengan Na2S2O3 0.1N, langkah selanjutnya yaitu menambahkan 0.5 mL pati 1%, yang berupa larutan tidak berwarna. Penambahan pati 1% berfungsi sebagai indicator adanya I2, dan penambahan pati 1% tidak menghasilkan perubahan yang signifikan, yaitu membentuk dua fasa, yaitu fasa air 11

berupa larutan kuning (--) dan fasa organik berupa larutan keorangean. Selanjutnya dilakukan titrasi kembali dengan Na2S2O3 0.1N yang berupa larutan tidak berwarna. Titrasi dilakukan tiga kali, replikasi dilakukan agar menjaga kevalidan hasil yang terbentuk, dan titrasi dilakukan sampai warna kuning pada fasa air hampir hilang. Hasil titrasi yang dilakukan akan membentuk dua fasa, yaitu fasa air berupa larutan tidak berwarna dan fasa organik berupa larutan keorangean. Larutan tidak berwarna pada fasa air terbentuk pada volume Na2S2O3 0.1N: V1= 2.6 mL V2= 2.7 mL V3= 2.6 mL Dari volume Na2S2O3 0.1N yang didapatkan, maka selanjutnya dapat didapatkan angka peroksida dari minyak yang digunakan sebagai larutan uji tersebut, yaitu sebesar 300. Hal ini menunjukkan bahwa minyak yang digunakan sebagai sampel pada larutan uji telah tengik (rusak), karena angka peroksida yang dihasilkan besar.

2. Penentuan Asam Lemak Bebas (FFA) Pada percobaan mengenai penentuan asam lemak bebas (FFA) pada minyak, adalah ditentukan sebagai kandungan asam lemak yang terdapat paling banyak dalam minyak tertentu. Langkah yang dilakukan dalam percobaan ini meliputi preparasi alat, preparasi larutan uji dan blanko. Preparasi alat yang dilakukan adalah mempersiapkan alat-alat yang dipakai selama percobaan berlangsung, setelah itu membersihkan dan mengkeringkan alat-alat tersebut, hal ini bertujuan agar tidak mengganggu reaksi yang terjadi selama percobaan berlangsung. Selanjutnya memasangkan buret yang berisi NaOH pada statif yang telah terpasang klem. Preparasi larutan blanko dilakukan dengan memasukkan 6 gram akuades yang merupakan larutan tidak berwarna ke dalam erlenmeyer. Selanjutnya ditambah 10 mL alcohol 96%, yang berupa larutan tidak berwarna. Penambahan alcohol 96% tidak menghasilkan perubahan yang signifikan, yaitu tetap berupa larutan tidak berwarna. reaksi yang terjadi adalah: H2O(l) + CH3CH2OH(l) → CH3CH2OH(aq) Selanjutnya ditambahkan 8 tetes indicator PP, yang berupa larutan tidak berwarna. Penambahan indicator PP merupakan sebagai indicator basa.

12

I. Kesimpulan Dari hasil yang didapatkan dari percobaan dapat disimpulkan bahwa minyak yang digunakan sebagai sampel telah tengik, yang ditandai dengan diperolehnya angka peroksidanya 300, dan minyak tersebut memiliki nilai persen penentuan asam lemak bebas (FFA) sebesar 0.3652%.

J. Jawaban Pertanyaan 1. Tulislah semua reaksi yang menyertai uji asam lemak pada percobaan ini! Jawab: a. Penentuan Angka Peroksida Larutan Uji:









CH3COOH(l) + CHCl3(l)→ CH3CH2CCl3(aq) + O2(g) CH3(CH2)14COOH(l) + O2(g) → CH3(CH2)14COO-(aq) + H2O2(aq) H2O2(aq) + KI(aq) → tidak bereaksi I2 +2e-

→ 2I-

2S2O32-

→ S4O62- + 2e-

I2 + 2S2O32- → 2I- + S4O62Larutan Blanko:









CH3COOH(l) + CHCl3(l)→ CH3CH2CCl3(aq) + O2(g) O2(g) + H2O(l) → O2(g) + H2O(l) H2O2(aq) + H2O(l) → H2O2(aq) I2 +2e-

→ 2I-

2S2O32-

→ S4O62- + 2e-

I2 + 2S2O32- → 2I- + S4O62b. Penentuan Asam Lemak Bebas (FFA) Larutan Uji:





CH3(CH2)14COOH(l) + CH3CH2OH(l) → CH3(CH2)14CH2OCH2CH3(aq) + O2(g) CH3(CH2)14CH2OCH2CH3(aq) + NaOH(aq) →

CH3(CH2)14CH2ONa(aq) +

HOCH2CH3(aq)

Larutan Blanko:



H2O(l) + CH3CH2OH(l) → CH3CH2OH(aq) 13



CH3CH2OH(aq) + NaOH(aq) → CH3CH2ONa(aq) + H2O(l)

2. Sebutkan yang termasuk asam lemak essensial bagi tubuh. Mengapa asam arakidonat bukan merupakan asam lemak essensial? Jawab: Bagi manusia, asam lemak esensial mencakup golongan asam lemak tak jenuh jamak (polyunsaturated fatty acids, PUFA) tipe cis, khususnya dari kelompok asam lemak Omega-3, seperti misalnya asam α-linolenat (ALA),...


Similar Free PDFs