laporan pratikum faarmasi fisika PDF

Title laporan pratikum faarmasi fisika
Author Intan Tasya
Course chemistry
Institution Universitas Negeri Semarang
Pages 11
File Size 435.5 KB
File Type PDF
Total Downloads 116
Total Views 393

Summary

PRAKTIKUM 2PENENTUAN TEGANGAN PERMUKAANNama : Intan Tasya Az Zahra NIM : 4313421007 Kelompok : 6 Rombel : F1-APRPOGRAM STUDI FARMASIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUANALAMUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG2021= x faktor koreksiA. TUJUAN Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami cara penetapan tegangan p...


Description

PRAKTIKUM 2 PENENTUAN TEGANGAN PERMUKAAN

Nama NIM Kelompok Rombel

: Intan Tasya Az Zahra : 4313421007 :6 : F1-A

PRPOGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2021

A. TUJUAN 1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami cara penetapan tegangan permukaan dengan baik dan benar 2. Mahasiswa mampu menentukan dan menghitung tegangan permukaan dari berbagai macam zat dengan baik dan benar

B. DASAR TEORI Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam mengukur tegangan permukaan dan tegangan antarmuka, diantaranya adalah sebagai beriku: 1.

Metode cincin de-Nouy

Metode ini digunakan untuk mengukur tegangan permukaan dan tegangan antar permukaan pada fase zat cair. Prinsip kerja alat ini sesuai dengan gaya yang dibutuhkan yaitu untuk melepaskan cincin yang tercelup pada zat cair sebanding dengan tegangan permukaan atau tegangan antar muka. Gaya yang dibutuhkan untuk melepaskan cincin dalam hal ini diberikan oleh kawat torsi yang dinyatakan dalam dyne.

Gambar 2. Alat Tensiometer DuNouy (Martin, A.N., (1993), Physical Pharmacy) Prinsip kerjanya adalah gaya yang diperlukan untuk melepaskan suatu cincin platina-iridium yang dicelupkan pada permukaan atau antarmuka adalah sebanding dengan tegangan permukaan atau tegangan antarmuka. Gaya yang diperlukan tersebut dalam satuan dyne

=

x faktor koreksi

2.

Metode kenaikan kapiler

Metode kenaikan pipa kapiler merupakan metode saat suatu pipa kapiler dimasukkan kedalam cairan yang membasahi dinding maka cairan akan naik kedalam kapiler karena adanya tegangan muka. Kenaikan cairan sampai suhu tinggi tertentu sehingga terjadi keseimbangan antara gaya keatas dan kebawah. Beberapa contoh tegangan permukaan yang sering terjadi dalam lingkungan sehari-hari yaitu sebuah jarum yang diletakkan dipermukaan air tidak akan tenggelam dan lalat yang hinggap pada permukaan airpun tidak akan tenggelam atau nyamuk yang dapat mengapung di permukaan air, air yang menetes cenderung berbentuk bulat-bulat dan air berbentuk bola di permukaan daun talas

Gambar 1. Metode Kenaikan Pipa Kapiler (Martin, A.N., (1993), Physical Pharmacy) Digunakan untuk mengukur tegangan permukaan. Prinsip: Bila suatu kapiler dimasukkan dalam labu berisi zat cair maka pada umumnya zat cair akan naik di dalam tabung sampai jarak tertentu. Dengan mengukur kenaikan ini, tegangan muka dapat ditentukan karena diimbangi oleh gaya gravitasi ke bawah dan bobot dari cairan tersebut.

a) Metode cincin Du Nouy Tensiometer

Du Nouy, dipakai untuk mengukur tegangan

permukaan

dan tegangan antarmuka Gambar 2. Alat Tensiometer DuNouy (Martin, A.N., (1993), Physical Pharmacy) Prinsip kerjanya adalah gaya yang diperlukan untuk melepaskan suatu cincin platina-iridium yang dicelupkan pada permukaan atau antarmuka adalah sebanding dengan tegangan permukaan atau tegangan

antarmuka. Gaya yang diperlukan tersebut dalam satuan dyne

=

x faktor koreksi

C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat 

Seperangkat glassware



Pipa kapiler

2. Bahan 

Air



Paraffin cair



Sodium lauryl sulphate 0,01%



Sodium lauryl sulphate 0,05%



Sodium lauryl sulphate 0,1%

D. SKEMA KERJA 1. Kumpulkan seluruh data pengamatan 2. Hitung rata-rata dari masing-masing percobaan 3. Lalu hitung volume piknometer dengan rumus Vp =

Bobot Air Massa jenis air

4. Menghitung massa jenis dari masing masing zat percobaan ρ=

Bobot zat Volume pikno

5. Menentukan tegangan muka Tegangan muka (air)

=

Hk . Dk

Tegangan muka (zat)

=

Hu . Du

E. DATA PENGAMATAN

Tabel 1. Data Tegangan Permukaan

Empty pycnometer weight

18,5673 g

Pycnometer + water

18,3452 g 18,7211 g Pycnometer weight + Liquid paraffin

38,9654 g 39,0122 g Pycnometer weight +

36,5636 g

Sodium lauryl sulphate

Pycnometer weight 39,1235 g

Level of Sodium 1,8

0,01%

Level of Sodium

Sodium lauryl sulphate

40,5641 g

0,1% 39,2431 g 39, 1078 g 2,4 2,4 2,4

lauryl sulphate

38,1243 g 37,8754 g Pycnometer weight +

sulphate 0,05%

Water level

37,9865 g

0,01% 37,5412 g 36,7596 g

+ Sodium lauryl

38,6754 g

Paraffin liquid level

Level of Sodium lauryl sulphate 0,05%

1,7 1,8 2,1

lauryl sulphate 0,1% 2,0 1,9

F. HASIL PENGAMATAN 1. Perhitungan Rata-Rata  Empty pycnometer weight: 18,5673 g+18,3452 g+18,7211 g = 18,5445g  Pycnometer + water: 38,6754 g+38,9654 g+39,0122 g = 38,8843g

40,2341 g 40,0016 g 1,1 1,2 1,05 1,9 1,8 1,9

 Pycnometer weight + Liquid paraffin: 36,5636 g+37,5412 g+36,7596 g = 36,9548g  Pycnometer weight + Sodium lauryl sulphate 0,01%: 37,9865 g+38,1243 g+37,8754 g = 37,9954g  Pycnometer weight + Sodium lauryl sulphate 0,05%: 39,1235 g+39,2431 g+39, 1078 g = 39,1581g  Pycnometer weight + Sodium lauryl sulphate 0,1%: 40,5641 g+40,2341 g+40,0016 g = 40,2666g  Water level: 2,4+2,4+2,4 = 2,4  Paraffin liquid level: 1,1+1,2+1,05 = 1,1167  Level of Sodium lauryl sulphate0,01%: 1,8+1,7+1,8 = 1,7667  Level of Sodium lauryl sulphate 0,05%: 1,9+1,8+1,9 = 1,8667  Level of Sodium lauryl sulphate 0,1%: 2,1+2,0+1,9 = 2

2. Penentuan Volume Pikno Pycnometer + water

= 38,8843g

Empty pycnometer weight

= 18,5445g -

Water weight

= 20,3398g

Kerapatan air

= 0,998

Volume pikno

= 20,3398g = 20,38 ml 0,998

3. Penentuan Massa Jenis ( ρ ) 

Massa Jenis Liquid paraffin Pycnometer weight + Liquid paraffin

= 36,9548g

Empty pycnometer weight

= 18,5445g –

Liquid Paraffin weight

= 18,4103 g

ρ=

18,4103 g

= 0,9033 g/ml

20,38 ml 

Massa Jenis Sodium lauryl sulphate 0,01% Pycnometer weight + Sodium lauryl sulphate 0,01%

= 37,9954g

Empty pycnometer weight

= 18,5445g -

Sodium lauryl sulphate 0,01% weight

= 19,4509g

ρ=

19,4509 g

= 0,9544 g/ml

20,38 ml



Massa Jenis Sodium lauryl sulphate 0,05% Pycnometer weight + Sodium lauryl sulphate 0,05%

= 39,1581g

Empty pycnometer weight

= 18,5445g -

Sodium lauryl sulphate 0,05% weight

= 20,6136g

ρ =

20,6136g

= 1,01146 g/ml

20,38ml



Massa Jenis Sodium lauryl sulphate 0,1% Pycnometer weight + Sodium lauryl sulphate 0,1%

=40,2666g

Empty pycnometer weight

= 18,5445g -

Sodium lauryl sulphate 0,1% weight

= 21,7221g

ρ =

21,7221g

=1,0658g/ml

20,38ml 4. Penentuan Tegangan Muka  Tegangan muka Liquid Parafin Tegangan muka (air)

=

Hk . Dk

Tegangan muka (zat)

=

Hu . Du

72,8

=

2,4 . 0,998

X

=

1,116 . 0,9033

72,8 . 1,00871511

=

2,3952X

73,434460008

=

X

2,3952 30,6590096894 dyne/cm

=

Tegangan muka liquid paraffin

 Tegangan muka Sodium lauryl sulphate 0,01% Tegangan muka (air)

=

Hk . Dk

Tegangan muka (zat)

=

Hu . Du

72,8

=

X

=

1,7667 . 0,9544

72,8 . 1,68613848

=

2,3952X

122,750881344

=

X

=

Tegangan muka Sodium lauryl

2,4 . 0,998

2,3952 52,2486979559 dyne/cm

sulphate 0,01%

 Tegangan muka Sodium lauryl sulphate 0,05% Tegangan muka (air)

=

Hk . Dk

Tegangan muka (zat)

=

Hu . Du

72,8

=

2,4 . 0,998

X

=

1,8667 . 1,01146

72,8 . 1,888092382

=

2,3952X

137,4531254096

=

X

=

Tegangan muka Sodium lauryl

2,3952 57,3869094061 dyne/cm

sulphate 0,05%

 Tegangan muka Sodium lauryl sulphate 0,1 Tegangan muka (air)

=

Hk . Dk

Tegangan muka (zat)

=

Hu . Du

72,8

=

2,4 . 0,998

X

=

2 . 1,0658

72,8 . 2,1316

=

2,3952X

155,18048

=

X

=

Tegangan muka Sodium lauryl

2,3952 64,7881095524 dyne/cm

sulphate 0,1%

G. PEMBAHASAN Tegangan permukaan adalah gaya per satuan panjang yang diberikan sejajar dengan permukaan untuk mengimbangi tarikan ke dalam. Tegangan permukaaan mempunyai satuan dyne dalam cgs. Tegangan antarmuka adalah gaya per satuan panjang yang terdapat pada antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur, mempunyai satuan dyne/cm. Tegangan antarmuka selalu lebih kecil dari pada tegangan permukaan karena gaya adhesive dua fase cair yang membentuk suatu antarmuka adalah lebih besar daripada bila suatu fase cair dan suatu fase gas berada bersama-sama. Jadi, bila cairan bercampur dengan sempurna, tidak ada tegangan antarmuka yang terjadi. Tujuan dari

praktikum ini adalah agar kita dapat

mengetahui dan memahami cara penetapan tegangan permukaan, serta menentukan dan menghitung tegangan permukaan dengan baik dan benar pada berbagai cairan. Metode untuk perhitungan kali ini menggunakan metode kenaikan kapiler. Alat yang digunakan untuk mengukur tegangan permukaan adalah piknometer, sedangkan alat yang digunakan untuk mengukur tinggi kenaikan kapiler zat yang diamati adalah pipa kapiler. Pada praktikum kali ini kami mendapatkan hasil perhitungan tegangan permukaan dari liquid paraffin, sodium lauryl sulphate 0,01%, sodium lauryl sulphate 0,05%, sodium lauryl sulphate 0,1% pada pinometer yang bervolume 20,38 ml secara berturut-turut adalah 30,6590096894 dyne/cm, 52,2486979559 dyne/cm, 57,3869094061 dyne/cm, dan 64,7881095524 dyne/cm.

H. KESIMPULAN Tegangan permukaan adalah gaya yang diakibatkan oleh suatu benda yang berada dipermukaan zat cair. satuannya yaitu dyne dalam cgs. Tegangan antarmuka adalah gaya per satuan panjang yang berada di antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur, satuannya yaitu dyne/cm.Pada hasil percobaan juga dapat disimpulkan bahwa tegangan permukaan setiap zat berbeda, hal itu dikarena ada beberapa faktor yang mempengaruhi zat tersebut, faktor yang dimaksud yaitu 1. Jenis cairan 2. Suhu 3. Adanya zat terlarut 4. Surfaktan 5. Konsentrasi zat terlarut

I. DAFTAR PUSTAKA

Pratama, R. (2019, Oktober 25). Tegangan Permukaan dan Antarmuka Pengaruhi Kestabilan Suspensi Antasida. From farmasetika.com: https://farmasetika.com/2019/10/25/tegangan-permukaan-dan-antarmukapengaruhi-kestabilan-suspensi-antasida/ Sinila, Santi. (2016). Farmasi Fisik. Jakarta Selatan: Pusdik SDM Kesehatan.

J. LAMPIRAN...


Similar Free PDFs