Title | Laporan Seismologi Modul 4 |
---|---|
Author | Muhammad Ichsan Fauz |
Course | Seismologi |
Institution | Institut Teknologi Bandung |
Pages | 16 |
File Size | 999.9 KB |
File Type | |
Total Downloads | 162 |
Total Views | 216 |
PRAKTIKUM SEISMOLOGIPROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKAFAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKANMODUL 4MEKANISME FOKUSNama : Raihanah Nur Syarifah (12318002)Hanif Tri Mahendra (12318015)Irghan As shiddiq (12318057)M. Ichsan Fauzi (12318064)Shift : Jumat, 09:00 – 11.Asisten:Hendri Jerico Simanjuntak (1...
PRAKTIKUM SEISMOLOGI PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
MODUL 4 MEKANISME FOKUS
Nama : Raihanah Nur Syarifah
(12318002)
Hanif Tri Mahendra
(12318015)
Irghan As shiddiq
(12318057)
M. Ichsan Fauzi
(12318064)
Shift : Jumat, 09:00 – 11.00
Asisten: Hendri Jerico Simanjuntak (12317004) Karya Setya Mahendra (12316056)
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2020
MEKANISME FOKUS Raihanah Nur Syarifah 12318002 Hanif Tri Mahendra 12318016 Irghan As Shiddiq 12318057 Muhammad Ichsan Fauzi 12318064 Laboratorium Seismologi, Program Studi Teknik Geofisika, Institut Teknologi Bandung
ABSTRAK Mekanisme fokus adalah suatu model yang menerangkan polarisasi gelombang gempa dan sistem stress yang bekerja dalam konsep sesar. Dengan mempelajari mekanisme fokus dari sekumpulan gempa yang terjadi dapat dianalisis sistem gaya-gaya tektonik yang bekerja di suatu daerah. Kata kunci : mekanisme fokus
episenter,
hiposenter,
ABSTRACT Focal mechanism is a model that describes the earthquake wave polarization and stress systemsthat work in the concept of fault. By studying the mechanism of the focus of a set of earthquakes that occur can be analyzed systems tectonic forces that work in an area. Keyword : mechanism
epicenter,
hypocenter, focus
PENDAHULUAN Gempa bumi adalah fenomena alam berupa terjadinya pergerakan secara tiba-tiba pada materi di bawah permukaan bumi. Terjadinya
gempa bumi seringkali berkaitan dengan aktifitas yang terjadi di batas lempeng. Gempa bumi diawali dengan akumulasi stress akibat pergerakan lempeng-lempeng yang kemudian dilepaskan dalam bentuk energy berupa gempa. Mekanisme terjadinya suatu gempa sering dikaitkan dengan adanya kombinasi gaya atau stress yang bekerja pada materi dibawah permukaan bumi. Kombinasi stress, kompresi, dan dilatasi yang menyebabkan terjadinya suatu gempa dapat dimodelkan dengan mempelajari polarisasi gelombang seismik yang terekam pada seismogram komponen vertikal. Mekanisme fokus adalah suatu model yang menerangkan polarisasi gelombang seismik dan system stress yang bekerja dalam konsep sesar. Dengan mempelajari mekanisme fokus dari sekumpulan gempa yang terjadi dapat dianalisis sistem gaya-gaya tektonik yang bekerja di suatu daerah. LATAR BELAKANG Gempa bumi didefinisikan sebagai getaran yang bersifat alamiah, yang terjadi pada lokasi tertentu, dan sifatnya tidak berkelanjutan. Getaran pada bumi terjadi
akibat dari adanya proses pergeseran secara tiba-tiba (sudden slip) pada kerak bumi. Pergeseran secara tiba-tiba terjadi karena adanya akumulasi stress yang dilepaskan dengan sumber gaya (force) sebagai penyebabnya, baik bersumber dari alam maupun dari akibat manusia (artificial earthquakes).
PENGOLAHAN DATA Berikut pengolahan data yang dilakukan oleh Raihanah Nur Syarifah (12318002) dengan kode soal 2.
Gambar 2. Plot bidang sesar
3. Plot kutub/pole untuk masing-masing bidang sesar
1. Plot line azimuth dan backoff data yang sudah tersedia kedalam stereonet. Warna biru untuk menyatakan dilatasi, dan merah untuk kompresi.
Gambar 3. Plot kutub masing-masing bidang
4. Buat garis bantu yang memotong kedua titik pada kutub-kutub bidang sesar tersebut Gambar 1. Plot garis-garis azimuth dan backoff
2. Plot bidang sesar dengan syarat maksimal 4 titik berada bukan pada kuadran yang seharusnya. Buat jarak antara kedua bidang sebesar 900
sebesar 00 . Titik tengah yang didapat merupakan sumbu dilatasi (karena terletak didalam kuadran kompresi). Untuk sumbu kompresinya didapat dari sumbu dilatasi yang dihitung sejauh 900
Gambar 4. Plot garis bantu
5. Menentukan λ* secara manual menggunakan app Paint dari sudut yang dibentuk antara strike bidang sesar dengan titik kutubnya. Gambar 6. Plot sumbu dilatasi (titik biru) dan sumbu kompresi (titik merah)
7. Putar kembali stereonet ke bentuk semula
Gambar 5. Plot λ*
Karena titik pusat stereonet berada pada bidang kompresim maka nilai Rake/Arah slip (λ) nya dapat dicari dengan rumus λ=180⁰ -λ*, Sehingga didapat nilai Rake/Arah Slip untuk bidang sesar 1 sebesar 900 dan Rake/Arah slip untuk bidang sesar 2 sebesar 920 6. Menentukan titik tengah diantara kedua bidang sesar dengan cara memutar stereonet dimana posisi garis bantu nya memiliki strike
Gambar 6. Plot stereonet awal beserta sumbu dilatasi dan kompresi
8. Data hasil sesar dengan stereonet HANA / 2 Sesar 1 Sesar 2
Kedudukan N 233.90 E/75.90 N 52.40 E/14.10
Azimuth Dip 0 N 233.9 E 75.90 N 52.40 E 14.10
Tabel 1. Data sesar
9. Setelah didapatkan data-data mengenai sesar, diketahui juga bahwa jenis sesar tersebut adalah sesar naik karena titik pusat nya berada pada bidang kompresi.
Gambar 7. Plot streonet untuk sesar naik
Rake 900 920
Berikut pengolahan data yang dilakukan oleh Irghan As Shiddiq (12318057) dengan kode soal 7. 1. Plot data titik azimuth dan take-off (data sudah disediakan) ke dalam stereonet. Warna biru menyatakan titik kompresi dan merah untuk dilatasi Kode Soal: 07 Azimuth Take-off 71 34 32 83 31 27 139 9 11 65 310 27 312 3 194 36 215 23 306 19 348 85 299 61 43 43 289 65 98 23 202 34 78 72 355 32 152 43 117 55 130 42 255 38 305 62 20 76 277 68 277 48 320 80 320 42 348 56 355 66 Tabel 1. Data soal 08
gambar 1. Plot azimuth dan take-off pada stereonet
Jenis d d d c d d c c c d c d d d c c d d c c c c d d d d c c c c
2. Plot bidang sesar yang yang membagi komponen dilatasi dan kompresi, dengan ketentuan maksimal 4 untuk kompresi yang bukan di daerah seharusnya dan 4 untuk dilatasi yang bukan di daerah seharusnya. Hal ini karena dilatasi memiliki 15 data sehingga 30% nya sebesar 4 serta kompresi memiliki 15 data sehingga 30%nya sebesar 4. Kemudian Dip pada bidang sesar 1 dan dip pada bidang sesar 2 harus bernilai 90°.
Gambar 2. Plot bidang sesar (bidang berwarna pink muda dan hitam)
3. Plot kutub atau pole untuk masingmasing bidang sesar dan juga gambarkan garis bantunya, pada gambar terlampir, garis bantu berwarna hijau.
Nilai λ* pertama yang diperoleh 120°. Sehingga rake 1 bernilai 60°. Nilai λ* kedua yang diperoleh 60°. Sehingga rake 2 bernilai 120°. 5. Rotasikan data pada aplikasi secara manual dengan cara memutar stereonet sehingga posisi garis bantu nya memiliki strike sebesar 00
Gambar 3. Plot pole pada bidang sesar
4. Menentukan λ∗ yang dibentuk antara strike bidang sesar dan titik tengah kutub. Pada data terlampir sudut yang diukur pada garis berwarna pink dan merah.
Gambar 5. Merotasikan data pada stereonet
6. Menentukan titik tengah diantara kedua bidang sesar. Kemudian plot bagian yang telah 90° dari titik tengah
Gambar 4. Plot sudut λ*
Titik pusat berada pada bidang kompresi, maka menurut aturan λ*, rake dapat ditentukan dengan λ = 180 - λ*.
Gambar 6. Plot titik tengah dan 900 dari titik tengah
7. Memutarkan kembali streonet ke posisi awal. Titik tengah yang didapat merupakan sumbu kompresi (berwarna biru) karena terletak didalam kuadran dilatasi. Sumbu dilatasi (berwarna merah) berada pada jarak 900 dari sumbu kompresi.
Sesar 1 Kedudukan
N 251° E / N 221,3° E / 69° 21°
Azimuth
N 251° E
N 221,3° E
Dip
69°
21°
Rake
60°
120°
Tabel 2. Data sesar
Gambar 7. Memutar kembali ke posisi awal
8. Setelah dilakukan langkah-langkah seperti diatas, dapat diidentifikasi sesar seperti gambar dibawah, dapat dipeoleh bahwa sesar merupakan jenis sesar naik karena pusatnya berada pada bidang kompresi.
Gambar 8. Beachball yang terbentuk
9. Data hasil identifikasi sesar dapat dirangkum dalam tabel berikut.
Sesar 2
Berikut pengolahan data yang dilakukan oleh Hanif Tri M (12318015) dengan kode soal 5.
3. Plot kutub/pole untuk masing-masing bidang sesar
1. Plot line azimuth dan backoff data yang sudah tersedia kedalam stereonet. Warna biru untuk menyatakan dilatasi, dan merah untuk kompresi.
Gambar 3. Plot kutub masing-masing bidang
Gambar 1. Plot garis-garis azimuth dan backoff
4. Buat garis bantu yang memotong kedua titik pada kutub-kutub bidang sesar tersebut
2. Plot bidang sesar dengan syarat maksimal 4 titik berada bukan pada kuadran yang seharusnya. Buat jarak antara kedua bidang sebesar 900
Gambar 4. Plot garis bantu
5. Menentukan λ* secara manual menggunakan app Paint dari sudut yang dibentuk antara strike bidang sesar dengan titik kutubnya.
Gambar 2. Plot bidang sesar
Gambar 5. Plot λ*
Karena titik pusat stereonet berada pada bidang kompresi maka nilai Rake/Arah slip (λ) nya dapat dicari dengan rumus λ=180⁰ -λ*, Sehingga didapat nilai Rake/Arah Slip untuk bidang sesar 1 sebesar 900 dan Rake/Arah slip untuk bidang sesar 2 sebesar 880 6. Menentukan titik tengah diantara kedua bidang sesar dengan cara memutar stereonet dimana posisi garis bantu nya memiliki strike sebesar 00 . Titik tengah yang didapat merupakan sumbu dilatasi (karena terletak didalam kuadran kompresi). Untuk sumbu kompresinya didapat dari sumbu dilatasi yang dihitung sejauh 900
Gambar 6. Plot sumbu dilatasi dan sumbu kompresi
7. Putar kembali stereonet ke bentuk semula
Gambar 6. Plot stereonet awal beserta sumbu dilatasi dan kompresi
8. Data hasil sesar dengan stereonet Kedudukan 0
Azimuth 0
0
Sesar 1
N 53.7 E/31.2
Sesar 2
N 231.50 E/58.20 N 231.50 E
N 53.7 E
Tabel 1. Data sesar
9. Setelah didapatkan data-data mengenai sesar, diketahui juga bahwa jenis sesar tersebut adalah sesar naik karena titik pusat nya berada pada bidang kompresi.
Gambar 7. Plot streonet untuk sesar naik
Dip
Rake
31.2
90
58.2
88
Berikut ini pengolahan data yang dilakukan oleh Muhammad Ichsan Fauzi (12318064) dengan kode soal 04.
1. Plot data titik azimuth dan take-off (data sudah disediakan) ke dalam stereonet. Warna biru menyatakan titik kompresi dan merah untuk dilatasi
Gambar 1. Plot azimuth dan take-off pada stereonet
2. Plot bidang sesar yang yang membagi komponen dilatasi dan kompresi, dengan ketentuan maksimal 4 untuk kompresi yang bukan di daerah seharusnya dan 4 untuk dilatasi yang bukan di daerah seharusnya. Hal ini karena dilatasi memiliki 15 data sehingga 30% nya sebesar 4 serta kompresi memiliki 15 data sehingga 30%nya sebesar 4. Kemudian Dip pada bidang sesar 1 dan dip pada bidang sesar 2 harus bernilai 90°.
Tabel 1. Data soal 04
Gambar 2. Plot bidang sesar
3. Plot kutub atau pole untuk masingmasing bidang sesar dan juga gambarkan garis bantunya, pada gambar terlampir, garis bantu berwarna hijau.
stereonet sehingga posisi garis bantu nya memiliki strike sebesar 0.
Gambar 5. stereonet
Gambar 3. Plot kutub dan garis bantu
4. Menentukan λ∗ yang dibentuk antara strike bidang sesar dan titik tengah kutub. Pada data terlampir sudut yang diukur pada garis berwarna pink dan merah.
Merotasikan
data
pada
6. Menentukan titik tengah diantara kedua bidang sesar. Kemudian plot bagian yang telah 90° dari titik tengah.
Gambar 6. Plot titik tengah
Gambar 4. Plot sudut λ*
Titik pusat berada pada bidang diatasi, maka menurut aturan λ*, rake dapat ditentukan dengan λ = - λ*. 5. Rotasikan data pada aplikasi secara manual dengan cara memutar
7. Memutarkan kembali streonet ke posisi awal. Titik tengah yang didapat merupakan sumbu kompresi (berwarna biru) karena terletak didalam kuadran dilatasi. Sumbu dilatasi (berwarna merah) berada pada jarak 900 dari sumbu kompresi.
Kedudukan
Azimuth
Gambar 7. Memutar kembali ke posisi awal
8. Setelah dilakukan langkah-langkah seperti diatas, dapat diidentifikasi sesar seperti gambar dibawah, dapat diperoleh bahwa sesar ini merupakan jenis sesar miring atau oblique fault karena kedua sesar saling memotong.
Gambar 8. Beachball yang terbentuk
9. Data hasil identifikasi sesar dapat dirangkum dalam tabel berikut.
Sesar 1
Sesar 2
N262,8° E/63°
N150,9°E/
N262°E
N150,9°E
27°
Dip
63°
27°
Rake
-94
-92
Tabel 2. Identifikasi sesar
DISKUSI DAN PEMBAHASAN Hasil data dari identifikasi sesar yang diperoleh pada praktikum kali ini didapat dengan menggunakan aplikasi stereonet.
dan yang berwarna putih akan mengalami regangan. DAFTAR PUSTAKA
Afnimar. 2009. Seismologi. Bandung : ITB. Modul Praktikum TG2231 Seismologi, Laboratorium Seismologi, Program Studi Teknik Geofisika, FTTM, ITB, 2020.
Data yang digunakan adalah nilai-nilai azimut dan sudut take-off. Setelah kedua nilai tersebut diplot maka akan muncul hasil plot daerah kompresi dan dilatasi yang dapat dibedakan dengan warnanya.
Bidang sesar atau bidang nodal dibuat dengan menarik garis meridian yang memisahkan daerah kompresi dan dilatasi. Bidang nodal dianggap benar jika jumlah data yang mempunyai polarisasi tidak sesuai dengan kuadran yang semestinya sekitar...