LAPORAN TUGAS AKHIR SEMESTER OBSERVASI UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) DI HANDI MEUBEL CIREBON PDF

Title LAPORAN TUGAS AKHIR SEMESTER OBSERVASI UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) DI HANDI MEUBEL CIREBON
Author Anik Nihayah
Pages 26
File Size 1.2 MB
File Type PDF
Total Downloads 560
Total Views 609

Summary

LAPORAN TUGAS AKHIR SEMESTER OBSERVASI UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) DI HANDI MEUBEL CIREBON Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Operasional Dosen : Lisa Hary Sulistiowati SE. MM. Disusun oleh: Anik Nihayah 115020188 Ariadna Febi M 115020196 Rani Rahmawati N 115020190 Sachnaz Dwi...


Description

LAPORAN TUGAS AKHIR SEMESTER OBSERVASI UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) DI HANDI MEUBEL CIREBON Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Operasional Dosen : Lisa Hary Sulistiowati SE. MM.

Disusun oleh: Anik Nihayah

115020188

Ariadna Febi M

115020196

Rani Rahmawati N

115020190

Sachnaz Dwi F

115020198

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI 2017

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh. Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Rasulullah Saw, sehingga atas rahmat dan karunia-Nya penyusunan Laporan Tugas Akhir Semester tentang Observasi UMKM di Handi Meubel Cirebon ini dapat penulis selesaikan dengan baik. Laporan ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Operasional. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu dengan hati yang tulus dan ikhlas penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaan tugas ini. Dalam penulisan laporan ini, penulis banyak memperoleh bantuan dan petunjuk dari berbagai pihak. Untuk itu kami sebagai penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Lisa Hary Sulistiowati SE, MM selaku dosen mata kuliah Manajemen Operasional yang sudah memberi tugas serta petunjuk kepada penulis, sehingga penulis termotivasi untuk menyelesaikan tugas ini. 2. Bapak Agung Juliyanto selaku pemilik UMKM Handi Meubel yang telah meluangkan waktunya dan memberikan izin kepada kami untuk melakukan observasi. 3. Orang tua kami yang sudah memberi izin dan doa, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. 4. Pihak-pihak lain yang terlibat dalam proses pembuatan makalah, yang menunjang dalam kelancaran observasi sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca serta apa yang menjadi tujuan kami dapat tersampaikan dengan baik. Wassalamua’laikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Cirebon, Mei 2017

Penulis

2

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR........................................................................................................... 2 DAFTAR ISI ........................................................................................................................ 3 KAJIAN TEORI ................................................................................................................... 4 1.1

DESAIN PRODUK................................................................................................. 4

1.2

MUTU/KUALITAS ................................................................................................ 5

1.3

PERSEDIAAN ....................................................................................................... 6

1.4

PEMELIHARAAN ................................................................................................. 7

1.5

LAYOUT................................................................................................................ 9

1.6

ALUR PROSES PRODUKSI ................................................................................ 11

SEJARAH PERUSAHAAN ................................................................................................ 13 PERMASALAHAN USAHA.............................................................................................. 14 KRITIK DAN SARAN ....................................................................................................... 15 KRITIK........................................................................................................................... 15 SARAN ........................................................................................................................... 15 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 16 LAMPIRAN ....................................................................................................................... 17 DAFTAR PERTANYAAN ............................................................................................. 17 JADWAL KEGIATAN ................................................................................................... 20 DOKUMENTASI KEGIATAN ....................................................................................... 22 SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN OBSERVASI .................................. 26

3

KAJIAN TEORI 1.1

DESAIN PRODUK Tim pengembangan produk diberi tanggung jawab untuk mengubah produk yang

diinginkan pasar untuk kepencapaian suksesnya produk dipasar. Hal ini termaksud kemampuan produk untuk dipasarkan (marketing), diproduksi (manufacturability), dan kemampuan purna jualnya (serviceability). Penggunaan kelompok seperti itu juga disebut concurrent engineering dan merupakan kelompok yang mewakili semua bidang yang terkait langsung (dikenal sebagai kelompok cross functional). Desain untuk kelompok rekayasa nilai dan keandalan produksi, disisi lain, mempunyai peran yang tidak terlalu luas. Peran yang dibebankan kepada mereka adalah peningkatan desain dan spesifikasi pada tahap penelitian, pengembangan, perancangan, dan produksi dalam pengembangan produk. Selain penurunan biaya yang efektif dan cepat, desain dalam rekayasa nilai dan keandalan produksi bisa menghasilkan keuntungan yang lain, diantaranya adalah : 1. Penurunan kerumitan produk 2. Standarisasi tambahan atas produk 3. Peningkatan aspek fungsional produk 4. Desain metode kerja yang lebih baik 5. Keamanan kerja yang lebih baik 6. Peningkatan keandalan (serviceability) produk 7. Rancangan untuk memperoleh produk (mutu) yang andal (quality robust design) Rancangan mutu yang andal menuntut suatu produk harus didesain sedemikian rupa. Analisis produk berdasar nilainya mengidentifikasikan produk yang diurut kebawah dimulai dari kontribusi yang terbesar. Pada kebanyakan produk manufactur komponennya dinyatakan dengan gambar, yang biasanya disebut gambar teknik (engineering drawing). Suatu gambar teknik (engineering drawing) menampilkan dimensi toleransi, bahan mentah, dan bentuk jadi dari suatu komponen. Teknologi kelompok mengarahkan pada: 1. Perbaikan desain 2. Penurunan bahan mentah dan pembelian 3. Penyederhanaan perencanaan dan pengendalian produksi 4. Perbaikan jalur proses dan penggunaan mesin 5. Pengembangan sel kerja 6. Penurunan waktu pemasangan alat, bahan dalam proses, dan waktu produksi

4

1.2

MUTU/KUALITAS Istilah mutu menurut Assauri diartikan sebagai faktor-faktor yang terdapat dalam

suatu barang/hasil yang menyebabkan barang/hasil tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang/hasil tersebut dimaksudkan atau dibutuhkan. Apabila hasil produksi tidak terdapat ksesuaian/kecocokan akan tujuan yang diinginkan dari pengguna barang/jasa tersebut maka biasanya konsumen akan pindah membeli barang merek lain dipasar. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas/mutu yaitu: a. Fungsi suatu barang. b. Wujud luar. c. Biaya barang tersebut. Biaya mutu (Quality Cost). Disetiap perusahaan pasti memikirkan untuk memperbaiki mutu dari barang/produk yang dihasilkannya dengan biaya yang sama atau tetap. Biaya mutu sendiri dapat dikelompokan ke dalam tiga bagian atau macam biaya yaitu: a. Biaya pencegahan. b. Biaya penaksiran. c. Biaya kegagalan. Perumusan Kebijaksanaan dalam Mutu: 









Proses Pembuatan Aspek Penjualan Perubahan Permintaan Konsumen/Pemakai Peranan Inspeksi Lingkup dari Perumusan Kebijaksanaan Yang Diambil

Maksud dan Tujuan Pengawasan Mutu 



 

Agar barang hasil produksi dapat dapat mencapai standar mutu yang telah ditetapkan. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin. Mengusahakan agar biaya desain produk dan proses dengan menggunakan mutu produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin. Mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin.

Ruang Lingkup Pengawasan Mutu 



Pengawasan selama pengolahan (proses) Pengawasan atas barang hasil yang telah di selesaikan 5

1.3

PERSEDIAAN Menurut Assauri (2008:237) mengemukakan dalam bukunya bahwa: Persediaan atau

Inventory adalah sebagai suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dengan suatu periode usaha yang normal, atau persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan/proses produksi, ataupun persediaan barang baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi. Pada dasarnya persediaan mempermudah atau memperlancar jalanya operasi perusahaan pabrik yang harus dilakukan secara berturut- turut untuk memproduksi barangbarang dan didistribusikan kepada pelanggan atau konsumen. Alasan diperlukannya persediaan oleh suatu perusahaan pabrik adalah karena: 1. Dibutuhkannya waktu untuk menyelesaikan operasi produksi untuk memindahkan produk dari suatu tingkat ke proses tingkat yang lain, yang disebut persediaan dalam proses pemindahan. 2. Alasan organisasi, untuk memungkinkan satu unit atau bagian membuat skedul operasinya secara bebas, tidak tergantung dari yang lainnya. Sedangkan persediaan yang diadakan mulai dari yang bentuk bahan mentah sampai dengan barang jadi, antara lain berguna untuk dapat: 1. Menghilangkan risiko keterlambatan datangnya barang atau bahan – bahan yang dibutuhkan perusahaan. 2. Menghilngkan risiko dari material yang dipesan tidak baik sehingga harus dikembalikan. 3. Untuk menumpuk bahan – bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga dapat digunakan bila bahan itu tidak ada dalam pasaran. 4. Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin kelancaran arus produksi. 5. Mencapai penggunaan mesin yang optimal. 6. Memberikan pelayanan (service) kepada pelanggan dengan sebaik – baiknya dimana keinginan pelanggan pada suatu waktu dapat dipenuhi atau memberikan jaminan tetap tersedianya barang jadi tersebut. 7. Membuat pengadaan atau produksi tidak perlu sesuai dengan penggunan atau penjualannya.

6

Jenis Persediaan dalam urutan pengerjaan produk menurut Assauri (2008:240) adalah: a. Persediaan bahan baku b. Persediaan bagian produk yang dibeli (purchased parts) c. Persediaan barang perlengkapan (supplies stock) d. Persediaan barang setengah jadi (work in process) e. Persediaan barang jadi Model Persediaan: a. Permintaan Dependen vs Permintaan Independen b. Biaya Penyimpanan, Pemesanan, dan Pemasangan Model persediaan untuk permintaan independen: a. Model dasar Economic Order Quantity (EQQ) b. Model Production Order Quantity c. Model Quantity Discount. 1.4

PEMELIHARAAN Menurut Barry Render dan Jay Heizer (2008:272) Pemeliharaan merupakan

“suatu fungsi dalam suatu perusahaan pabrik yang sama pentingnya dengan fungsi – fungsi lain seperti produksi”. Hal ini karena apabila kita mempunyai peralatan atau fasilitas, maka biasanya kita selalu berusaha untuk tetap mempergunakan peralatan atau fasilitas tersebut. Tujuan utama fungsi pemeliharaan adalah : 1. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi. 2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu. 3. Meghindari kegiatan maintenance yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja. 4. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan maintenance secara efektif dan efisien keseluruhannya. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan dalam suatu perusahaan pabrik dapat dibedakan atas 2 macam yaitu: 1. Preventif Maintenance Yaitu kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang 7

dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi. Dalam prakteknya preventive maintenance yang dilakukan oleh suatu perusahaan pabrik dapat dibedakan atas: Routine Maintenance dan Periodic Maintenance. Routine Maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin misalnya setiap hari. Periodic maintenance dapat dilakukan pula dengan memakai lamanya jam kerja mesin atau fasilitas produksi tersebut sebagai jadwal kegiatan. 2. Corrective atau Breakdown Maintenance Yaitu kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan atau kelainan pada fasilitas atau peralatan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik. Semua tugas atau kegiatan pemeliharaan dapat digolongkan ke dalam salah satu dari 5 tugas pokok yaitu: 1. Inspeksi 2. Kegiatan teknik 3. Kegiatan produksi 4. Kegiatan administrasi 5. Pemeliharaan bangunan Usaha untuk menjamin kelancaran kegiatan pemeliharaan : 1. Menambah

jumlah

peralatan

dan

perbaikan

para

pekerja

bagian

pemeliharaan,sehingga dapatlah diharapkan rata-rata waktu kerusakan dari mesin akan dapat dikurangi. 2. Menggunakan suatu preventive maintenance, karena dengan cara ini kita dapat mengganti alat atau parts yang sudah dalam keadaan kritis sebelum rusak. 3. Diadakannya suatu cadangan didalam suatu cadangan di dalam suatu system produksi pada tingkat yang kritis, sehingga kita mempunyai suatu tempat yang parallel apabila terjadi suatu kerusakan yang mendadak. 4. Usaha untuk menajdikan para pekerja dalam bidang pemeliharaan ini sebagai suatu komponen dari mesin yang ada, dan untuk menajdikan mesin tersebut sebagai suatu komponen pula terhadap suatu system produksi secara keseluruhan.

8

1.5

LAYOUT Menurut Surianto Rustan, S.Sn. dalam bukunya yang berjudul “Layout Dasar dan

Penerapannya” layout adalah tata letak elemen-elemen desain terhadap suatu bidang dalam media tertentu untuk mendukung konsep/pesan yang dibawanya. Me-layout adalah suatu proses/tahapan kerja dalam desain. Dapat dikatakan bahwa desain merupakan arsiteknya sedangkan layout pekerjanya. Namun definisi layout dalam perkembangannya sudah sangat meluas dan melebur dengan definisi desain itu sendiri, sehingga banyak orang yang mengatakan bahwa me-layout itu sama dengan mendesain. Tujuan Tata Letak (Layout): Menurut Sri Tomo Wignjosoebroto (2003:68), tujuan utama dalam desain tata letak untuk meminimalkan total biaya yang menyangkut elemen-elemen biaya, yaitu: 1. Biaya konstruksi dan instalasi untuk bangunan mesin ataupun fasililtas produksi lainnya. 2. Biaya pemindahan bahan. 3. Biaya produksi maintenance, safety, dan biaya penyimpanan produk setengah jadi. Barry Render dan Jay Heizer (2001:272) menegaskan bahwa layout yang efektif dapat membantu perusahaan dalam mencapai hal-hal seperti: 1. Pemanfaatan yang lebih besar atas ruangan, peralatan dan manusia 2. Arus informasi, bahan baku, dan manusia yang lebih baik 3. Lebih memudahkan konsumen 4. Peningkatan moral karyawan dan kondisi kerja yang lebih aman Prinsip-Prinsip Layout 1. Prinsip Umum yang Berhubungan dengan Layout











Kesederhanaan Kontras Keseimbangan Keharmonisan Stressing

2. Prinsip Dasar Penyusunan Layout





Integrasi secara total terhadap faktor-faktor produksi Jarak pemindahan bahan paling minimum 9

 



Memperlancar aliran kerja, diupayakan untuk menghindari gerakan balik (back tracking), gerakan memotong (cross movement), dan gerak macet (congestion) Kepuasan dan keselamatan kerja Fleksibilitas

3. Prinsip Teknis Perencanaan Tata Letak Berdasarkan tujuan, keuntungan, dan aspek dasar dalam tata letak yang 

terencana dengan baik, dapat disimpulkan enam prinsip dasar berikut ini :



Prinsip perpindahan jarak yang minimal









Prinsip integrasi secara total

Prinsip aliran dari suatu proses kerja Prinsip pemanfaatan ruangan Prinsip kepuasan dan keselamatan kerja Prinsip fleksibilitas

Model Perencanaan Tata Letak 1. Model Tata Letak (Layout) Menurut Sritomo Wignjosoebroto (2000), empat model tata letak (layout) antara lain sebagai berikut: o Model Product Layout o Model Process Layout o Model Fixed Position Layout o Model Group Technology Layout 2. Model Pendekatan Layout Dalam semua kasus yang terjadi, menurut Moore (2000), layout seharusnya mempertimbangkan cara mencapainya, antara lain: o Pemanfaatan lebih tinggi atas ruang, fasilitas, dan tenaga kerja o Perbaikan aliran informasi, barang atau tenaga kerja o Meningkatkan moral kerja dan kondisi keamanan yang lebih baik o Meningkatkan interaksi perusahaan dengan konsumen o Peningkatan fleksibilitas

10

Moore (2000) memperkenalkan enam pendekatan layout, yaitu sebagai berikut: o Layout Posisi Tetap ( Fixed Position Layout ) o Layout Berorientasi Proses ( Process Oriented Layout ) o Layout Perkantoran ( Office Layout ) o Layout Usaha Eceran ( Ritel Layout ) o Layout Gudang ( Warehouse Layout ) o Layout Berorientasi Produk 1.6

ALUR PROSES PRODUKSI Produksi adalah kegiatan untuk menciptakan dan menambah kegunaan (Utility) suatu

barang dan jasa. Menurut Ahyari (2002) proses produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah keguanaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada. Melihat kedua definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa proses produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan dana agar lebih bermanfaat bagi kebutuhan manusia. Jenis-jenis proses produksi A. jenis proses ditinjau dari berbagai segi. 1) Proses kimiawi 2) Proses perubahan bentuk 3) Proses assembling 4) Proses transportasi 5) Proses penciptaan jasa-jasa adminstrasi B. Proses produksi dilihat dari arus atau flow 1) Proses produksi terus-menerus (Continous processes) 2) Proses produksi terputus-putus (Intermettent processes). Penentuan tipe produksi didasarkan pada faktor-faktor seperti: 





volume atau jumlah produk yang akan dihasilkan kualitas produk yang diisyaratkan peralatan yang tersedia untuk melaksanakan proses.

11

Macam Tipe proses produksi terbagi atas: 1. Proses produksi terus-menerus Proses produksi terus-menerus adalah proses produksi barang atas dasar aliran produk dari satu operasi ke operasi berikutnya tanpa penumpukan disuatu titik dalam proses. Pada umumnya industri yang cocok dengan tipe ini adalah yang memiliki karakteristik yaitu output direncanakan dalam jumlah besar, variasi atau jenis produk yang dihasilkan rendah dan produk bersifat standar. 2. Proses produksi terputus-putus Produk diproses dalam kumpulan produk bukan atas dasar aliran terusmenerus dalam proses produk ini. Perusahaan yang menggunakan tipe ini biasanya terdapat sekumpulan atau lebih komponen yang akan diproses atau menunggu untuk diproses, sehingga lebih banyak memerlukan persediaan barang dalam proses. 3. Proses produksi campuran Proses produksi ini merupakan penggabungan dari proses produksi terusmenerus dan terputus-putus. Penggabungan ini digunakan berdasarkan kenyataan bahwa setiap perusahaan berusaha untuk memanfaatkan kapasitas secara penuh.

12

SEJARAH PERUSAHAAN Handi meubel adalah sebuah perusahaan keluarga yang semulanya kakek dari penerus Handi meubel, Agung Juliyanto adalah seorang tukang kayu lalu dikembangkan oleh ibunya menjadi toko meubel. Mendapat amanah meneruskan usaha keluarga merupakan tantangan tersendiri baginya. Putra kedua dari dua bersaudara ini kini mengelola bisnis Handi Meubel yang telah dirintis orangtuanya sejak 1991 silam. UMKM ini terletak di Jalan Sutawinangun No.123, Pecilon Cirebon Jawa Barat. Sa...


Similar Free PDFs