Title | Laprak Dietetik Acara 4 KLP 7 NEW |
---|---|
Author | Rifka Wahyuningtyas |
Course | Dietetik dan Penyakit |
Institution | Universitas Gadjah Mada |
Pages | 13 |
File Size | 360.5 KB |
File Type | |
Total Downloads | 129 |
Total Views | 251 |
LAPORAN STUDI KASUSACARA IV : ASUHAN GIZI PADA INFEKSI IITATA LAKSANA DIET PADA PASIEN DENGUE HEMORRHAGIC FEVERDisusun oleh : SHIFT 2 / KELOMPOK 7 Rifka Wahyuningtyas 16/393677/KU/ Shabrina Daniswara Y 16/393678/KU/ Utami Yulaini Amir 16/393680/KU/ Yusnia Pradhitya W 16/393681/KU/ PROGRAM STUDI GIZI...
LAPORAN STUDI KASUS ACARA IV : ASUHAN GIZI PADA INFEKSI II TATA LAKSANA DIET PADA PASIEN DENGUE HEMORRHAGIC FEVER
Disusun oleh : SHIFT 2 / KELOMPOK 7 1. Rifka Wahyuningtyas
16/393677/KU/18766
2. Shabrina Daniswara Y
16/393678/KU/18767
3. Utami Yulaini Amir
16/393680/KU/18769
4. Yusnia Pradhitya W
16/393681/KU/18770
PROGRAM STUDI GIZI KESEHATAN FAKULTAS KEDOKTERAN. KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEPERAWATAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2018
ASESMEN GIZI A. IDENTITAS DIRI Nama
:
An. SN
Tgl Masuk
:
22 September 2018
Umur
:
24 Bulan
Tgl Kasus
:
23 September 2018
Jenis
:
Laki-laki
Diagnosis Medis
:
Dengue Hemorrhagic
Kelamin
Fever (DHF)
B. PENGKAJIAN DATA 1. Riwayat Klien (Client History) Data Personal
a. An. SN berjenis kelamin lakilaki dengan usia 24 bulan b. Jam tidur ±9 jam Riwayat Medis/kesehatan Klien
a. Riwayat Medis
Riwayat penyakit: asthma
3 HSMRS: An. SN mengeluh pusing, demam, batuk, dan pilek
HMRS: An. SN mengalami diare dan mengeluh pusing, demam, batuk, pilek, dan lemas
H+1 MRS: An. SN sudah tidak demam, masih mengalami batuk, pilek, dan lemas b. Treatment/terapi
Konsumsi suplemen/vitamin: tidak ada Terapi obat: a. Cefotaxim: obat golongan antibiotik untuk mengobati infeksi bakteri b. Mephtin syrup: obat yang digunakan untuk mengurangi
gejala yang disebabkan oleh gangguan obstruksi pernapasan c. Paracetamol: obat yang digunakan untuk meredakan rasa sakit dan untuk meredakan demam d. Infus RL: infus yang digunakan untuk mengganti cairan yang hilang karena dehidrasi Riwayat Sosial
An. SN berasal dari keluarga menengah keatas
2. Riwayat terkait Gizi dan Makanan (Food and Nutrition-Related History/FH) Riwayat Alergi
Tidak ada
Makanan Riwayat Pola Makan
a. Makanan utama 1x/hari dan makanan selingan 2x/hari b. Makanan utama: oatmeal (±1 mangkok kecil) c. Tidak mengonsumsi lauk hewani, lauk nabati, sayur, dan buah d. Makanan selingan: biscuit roma kelapa 23x/hari (@5 keping) dan kerupuk 1x/hari (1 buah) e. Susu formula SGM 3-5x/hari (250 ml, 1,5 sdm susu bubuk) f.
Sejak 1 HSMRS An. SN hanya makan sedikit namun tetap mau minum susu
Asupan Zat Gizi dari
Hasil recall 24 jam: diet RS
Makanan di RS
Tanggal: 23 September 2018 Pemesanan diet: diet makanan biasa Implementasi
Energi Protein
Lemak
KH (gr)
(kkal)
(gr)
(gr)
%
120,3
118,8%
136,6% 111,2%
Pemenuhan
%
Kesimpulan: An. SN memiliki pola makan yang kurang baik karena hanya mengonsumsi oatmeal dan makanan selingan, tidak mengonsumsi lauk hewani maupun nabati, serta sayur dan buah.
3. Data Antropometri (Anthropometric Data/AD) TB 87,8 cm
BB 16 Kg
Kesimpulan: a. BB/TB : 3.06 (gemuk) b. BB/U : 2.40 (gizi lebih) c. TB/U : 0.22 (normal) d. IMT/U : 3.08 (gemuk) (Kemenkes, 2011)
4. Data Biokimia, Tes Medis, dan Prosedur (Biochemical Data, Medical Test, and Procedures/BD) Pemeriksaan
Satuan/nilai
Hasil
Darah
Normal
Pemeriksaan
Keterangan
Neutrofil
15-35
37,0%
Tinggi
Limfosit
45-76
46,5%
Normal
Monosit
3-6
10,2%
Tinggi
Eusinofil
0-3
0,3%
Normal
MCHC
31-37
35,5 mg/dL
Normal
Trombosit
150-400x103
11,1x103 µL
Rendah
Hct manual
33-38
32%
Rendah
Salmonella typhi
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
O Salmonella typhi H Salmonella paratyphi AO Salmonella paratyphi BO Salmonella paratyphi AH
Salmonella
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
1/60
DHF igG
Negatif
Positif
DHF igM
Negatif
Negatif
paratyphi BH Salmonella paratyphi CH Salmonella
Positif
paratyphi CO
Kesimpulan: Berdasarkan hasil tes darah, An. SN mengalami peningkatan neutrofil dan monosit yang menunjukkan bahwa An. SN mengalami infeksi yang disebabkan oleh virus (Atmadja, et al., 2016). Penurunan trombosit merupakan salah satu kriteria laboratorium non spesifik untuk menegakkan diagnosis DHF (Wirayanti & Yasa, 2015). Kadar hematokrit yang rendah dapat terjadi karena terjadi anemia akibat terjadinya pendarahan (Margarina, et al., 2014). Hasil tes darah juga menunjukkan adanya imunoserologi DHF IgG yang menunjukkan tubuh sudah memberntuk antibodi terhadap virus dengue. Antibodi terhadap virus dengue yaitu IgG dan IgM dapat ditemukan dalam darah sekitar demam pada hari ke-5 (Candra, 2010).
5. Pemeriksaan Fisik Fokus Gizi (Nutrition-Focused Physical Findings/PD) a. Masalah gastrointestinal: Diare dan mual b. Kesehatan mulut: c. Kesan umum: Compos mentis dan lemah d. Vital sign Nilai Normal
Hasil
Kesimpulan
Pemeriksaan Suhu
0
36 – 37,5 C
38,3 0C
Tinggi
Kesimpulan : An. SN memiliki kesadaran yang baik namun mengalami diare dan demam tinggi
DIAGNOSIS GIZI NI 5.1 Peningkatan kebutuhan energi dan protein berkaitan dengan infeksi DHF dibuktikan oleh peningkatan suhu tubuh (38,3°C).
RENCANA INTERVENSI GIZI 1. Tujuan diet Memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat untuk mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh 2. Prinsip/syarat diet a. Energi tinggi, yaitu 40-45 kkal/kgBB (45 kkal/kgBB) b. Protein tinggi, yaitu 2-2,5 gram/kgBB (2,5 gram/kgBB) c. Lemak cukup, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total (15% dari kebutuhan energi total) d. Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari total kebutuhan energi e. Vitamin dan mineral cukup, sesuai kebutuhan normal f.
Makanan diberikan dalam bentuk mudah cerna
3. Perhitungan kebutuhan a. Kebutuhan Energi (menurut syarat diet TKTP) BEE
= 45 x 12,2 (12,2 kg dipilih karena An. SN gemuk sehingga digunakan BB ideal menurut growth chart WHO. Median BB untuk PB An. SN 88 cm adalah 12,2 kg). = 549 kkal
TEE
= BEE x Faktor Aktivitas x Faktor Stress = 549 x 1,2 x 1,2 = 790,56 kkal
b. Kebutuhan Protein (menurut syarat diet TKTP) Kebutuhan protein
= 2,5 x 12,2 = 30,5 gram
c. Kebutuhan Lemak (menurut syarat diet TKTP) Kebutuhan lemak
= 15% total energi = 15% x 790,56 kkal = 118,62 kkal = 13,18 gram
d. Kebutuhan Karbohidrat Kebutuhan karbohidrat
= keb. total – energi protein – energi lemak = 790,56 – 122 – 118,62 = 549,94 kkal = 137,49 gram
4. Jenis diet, bentuk makanan, cara pemberian Terapi Diet
: Diet TKTP
Bentuk makanan : Lunak Cara pemberian : Oral
5. Penyusunan menu sehari a. Pembagian kebutuhan Golongan Karbohidrat
Porsi
Energi
Protein
Lemak
KH
2.5
437.5
10
0
100
1
50
7
2
0
Sedang
1
75
7
5
0
Tinggi Lemak
0
0
0
0
0
1
75
5
3
7
A
0
0
0
0
0
B
1
25
1
0
5
0
0
0
0
2
100
0
0
24
1
75
7
0
10
Lemak
0
0
0
0
Tinggi Lemak
0
0
0
0
50
0
5
0
Jumlah
887.5
37
15
146
Kebutuhan
790.56
30.5
13.18
137.49
112.2622 121.3115
113.8088
106.19
Protein
Rendah
Hewani
Lemak Lemak
Protein Nabati Sayuran
C Buah dan Gula Susu
Tanpa Lemak Rendah
Minyak
1
Pemenuhan (%)
b. Alokasi golongan penukar Hewani
Sayur
KH
Waktu
Nabati RL
Makan
Makan pagi
Buah
2.5
1
0.5
0.5
LS
TL
1
0
Minyak
& A
1
Susu
0
B
C 1
TL
Gula
0
0.5
2
RL TL
1
0
0
1
1
Selingan 0.5
pagi Makan siang
1
1
0.5
0.5
Selingan 0.5
sore
1
Makan malam
0.5
0.5
0.5
0.5
0.5
c. Alokasi energi, lemak, protein, karbohidrat Waktu Makan
E
%E
P
%P
Makan pagi
175 22.136207
6 19.67213
Selingan pagi
37.5
4.743473
3.5 11.47541
Makan siang
300 37.947784
14 45.90164
Selingan sore
137.5 17.392734
2 6.557377
Makan malam
200 25.298523
Total
850 107.51872
L
%L
KH
1 7.58725 0
%KH
34.5 25.09273402
0
5 3.636628118
6.5 49.3171
46 33.45697869
0
0
32 23.27441996
12 39.34426
2.5 18.9681
31 22.54709433
37.5 122.9508
10 75.8725
148.5 108.0078551
Pembahasan Preskripsi Diet Diet yang diberikan pada An. SN merupakan diet TKTP. Pemberian diet ini dilakukan karena An. SN mengalami demam yang dikarenakan infeksi DHF. Jumlah asupan yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan pasien berdasarkan syarat diet TKTP. Faktor aktivitas dan faktor stress yang digunakan dalam menentukan kebutuhan zat gizi An. SN masing-masing 1,2 dan 1,2. Angka ini dipilih karena aktivitas An. SN termasuk rendah (hanya berbaring di Rumah Sakit dan mobilitasnya hanya sesekali. Sedangkan, faktor stres dipilih 1,2 karena berdasarkan literatur penyakit infeksi memiliki faktor stress 1,2.
RENCANA MONITORING DAN EVALUASI Yang diukur
Pengukuran
Evaluasi/target
Riwayat terkait gizi
Energi, protein, lemak, Setiap hari
Minimal
dan makanan
karbohidrat
kebutuhan terpenuhi
Daya
Data antropometri
Data biokimia
terima
dilihat Setiap
selesai
80%
Tidak sisa/habis
dari sisa makanan
makan
Berat badan
Di akhir kasus, 1
Tidak ada penurunan
minggu kemudian
BB
Pemeriksaan darah
Di akhir kasus, 1
Kadar
rutin
minggu kemudian
monosit, trombosit dan hct
neutrofil,
menjadi
serta
salmonella
paratyphi IgG,
normal
dan
CO,
DHF
DHF
IgM
menjadi negatif Pemeriksaan fisik
Sistem digesti : mual Setiap hari
Frekuensi
fokus gizi
dan diare
BAB
mual
dan
cair/diare
berkurang bahkan tidak ada Kesan
umum
: Setiap hari
Kesadaran tetap baik
compos mentis dan
(compos mentis) dan
lemah
semakin
terlihat
kuat/bugar Vital
sign
(tekanan Setiap hari
-Tekanan darah, nadi,
darah, nadi, respirasi,
dan
suhu)
normal -Suhu
respirasi
tetap
badan
turun
menjadi normal
RENCANA KONSULTASI GIZI Masalah gizi
Tujuan
NI
5.1 Memberi
Materi konseling
Keterangan
pengetahuan
Macam-macam bentuk
Di bangsal
Peningkatan
kepada
ibu/keluarga
makanan yang sesuai
kebutuhan energi
pasien mengenai bentuk
daya terima pasien dan
dan
makanan yang sesuai
contoh makanan yang
dengan
sebaiknya
protein
berkaitan dengan infeksi
DHF pasien
dibuktikan
oleh
peningkatan suhu tubuh (38,3°C).
daya
Memberi kepada
terima
disajikan
dan dihindari pengetahuan
Kiat-kiat
dalam
ibu/keluarga
membuat
makanan
agar pasien mau makan
yang beragam baik zat
makanan yang beragam
gizi maupun jenisnya tanpa menghilangkan / menurunkan
nafsu
makan pasien Mengedukasi
Membatasi
ibu/keluarga pasien agar
minum
membatasi
konsumsi sehari
frekuensi
susu
dalam
karena
susu
susu dan membiasakan
olahan
biasanya
membaca label nilai gizi
memiliki kalori dan gula yang tinggi sehingga menyebabkan
pasien
gemuk
dan
menginformasikan cara membaca
label
nilai
gizi produk agar dapat memilih
susu
yang
tepat untuk diberikan kepada pasien
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN 1. Berdasarkan antropometri, status gizi An. SN menurut BB/U yaitu gizi lebih; BB/TB yaitu gemuk; TB/U yaitu normal; dan IMT/U yaitu gemuk. 2. Berdasarkan biokimia, An. SN mengalami peningkatan neutrofil dan monosit, penurunan
trombosit,
memiliki
kadar
hematokrit
rendah,
dan
memiliki
imunoserologi DHF IgG. 3. Berdasarkan fisik-klinis, An. SN memiliki kesadaran yang baik, diare dan demam tinggi. 4. Berdasarkan data dietary, An. SN memiliki pola makan yang kurang baik. B. SARAN 1. Memberi edukasi kepada keluarga An. SN mengenai kebutuhan asupan gizi dan cairan An. SN dan bentuk-bentuk/jenis-jenis makanan yang dapat dan tidak dapat atau sebaiknya dihindari untuk diberikan kepada An. SN 2. Memberi edukasi kepada keluarga An. SN mengenai makanan yang baik kualitas maupun kuantitasnya untuk diberikan kepada An. SN sebagaimana An. SN adalah konsumen pasif yang konsumsi makanannya bergantung pada orang lain (pada hal ini orangtua atau keluarga) 3. Memberi edukasi kepada keluarga An. SN mengenai pola makan yang baik untuk An. SN 4. Memberi edukasi kepada keluarga An. SN untuk memperhatikan jumlah asupan yang diberikan kepada An. SN, termasuk cara membaca label nilai gizi pada produk makanan 5. Kepada orangtua dan keluarga lain untuk memperhatikan dan menerapkan materi konseling yang diberikan 6. Kepada orangtua dan keluarga lain untuk memperhatikan dan menerapkan pemberian makanan yang baik kualitas dan kuantitasnya tidak hanya saat di rumah sakit namun juga di rumah.
BAB II DASAR TEORI Dengue Hemorragic fever (DHF) merupakan vektor yang ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypty. Setiap perubahan musim, terutama pada peralihan musim kemarau ke penghujan kerap terjadi peningkatan kejadian demam berdarah (Karyanti, 2016). Anak balita memiliki risiko 3 kali lebih tinggi tertular virus dengue dari pada anak diatas lima tahun dikarenakan imunitas yang rendah(Permatasari, 2013).
Status gizi merupakan salah satu faktor risiko yang menyebabkan terjadinya infeksi virus dengue. Status gizi tidak normal lebih mudah terinfeksi virus dengue dibandingkan anak dengan status gizi normal (Permatasari, 2013). Obesitas merupakan salah satu status gizi tidak normal. Obesitas bisa menyebabkan 4,9 kali terjadinya Sindrom Syok Dengue (SSD) dibandingkan anak dengan non-obes (Elmy, 2016). Sindrom Syok Dengue merupakan bentuk klinis yang paling berat dari demam berdarah yang dapat menyebabkan terjadinya kematian. Terapi gizi perlu dilakukan bagi penderita DHF supaya intake nutrisi dapat memenuhi kebutuhan energi. Pemberian diet bagi penderita DHF dapat berupa diet tinggi energi dan tinggi protein. Pemberian diet tinggi energi dan protein merupakan diet yang mengandung energi dan protein diatas kebutuhan normal (Almatsier, 2004).
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. 2004. Penuntun Diet. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Atmadja, A. S., Kusuma, R. & Dinata, F., 2016. Pemeriksaan Laboratorium untuk Membedakan Infeksi Bakteri dan Infeksi Virus. CDK-241, 43(6), pp. 457 - 461. Candra, A., 2010. Demam Berdarah Dengue: Epidemiologi, Patogenesis, dan Faktor Risiko Penularan. Aspirator, 2(2), pp. 110-119. Elmy, S., Arhana, B. N. P., Suandi, I. K. G., & Sidiartha, I. G. L. (2016). Obesitas sebagai faktor risiko sindrom syok dengue. Sari Pediatri, 11(4), 238-43. Karyanti, M. R., & Hadinegoro, S. R. (2016). Perubahan epidemiologi demam berdarah dengue di Indonesia. Sari Pediatri, 10(6), 424-32. Kemenkes,
2011.
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
1995/MENKES/SK/XII/2010. Jakarta: Direktorat Bina Gizi Kementerian Kesehatan RI. Margarina, D. S., Herawati, S. & Yasa, I. W. P. S., 2014. Diagnosis Laboratorik Anemia Defisiensi Besi. e-Jurnal Medika Udayana, 3(1), pp. 58-69. Permatasari, D. Y., Ramaningrum, G., & Novitasari, A. (2013). Hubungan Status Gizi, Umur, dan Jenis Kelamin Dengan Derajat Infeksi Dengue Pada Anak. Jurnal Kedokteran Muhammadiyah, 2(1). Wirayanti, P. D. & Yasa, I. W. P. S., 2015. Perbedaan Penurunan Trombosit pada Demam Berdarah Dengue Derajat I dan II di RS Bhayangkara Trijata. e-Jurnal Medika Udayana, 4(10)....