MAKALAH ANALISA CACAT STRUKTUR PADA MATERIAL PDF

Title MAKALAH ANALISA CACAT STRUKTUR PADA MATERIAL
Author Muhaimin Titanium
Pages 20
File Size 744.4 KB
File Type PDF
Total Downloads 281
Total Views 405

Summary

MAKALAH ANALISA CACAT STRUKTUR PADA MATERIAL Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahan Teknik Pendidikan Teknik Mesin S1, Teknik Mesin FT UNNES Dosen Pengampu Dr. Heri Yudiono, S.Pd., M.T. Disusun Oleh : Nama : Izza Ariffatur Ramadhani NIM : 5201415018 Prodi : Pendidikan Teknik Mesin, S1 Fakulta...


Description

MAKALAH ANALISA CACAT STRUKTUR PADA MATERIAL

Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahan Teknik Pendidikan Teknik Mesin S1, Teknik Mesin FT UNNES Dosen Pengampu Dr. Heri Yudiono, S.Pd., M.T. Disusun Oleh : Nama

: Izza Ariffatur Ramadhani

NIM

: 5201415018

Prodi

: Pendidikan Teknik Mesin, S1

Fakultas

: Teknik

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG SEMARANG 2015

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Alloh SWT, atas segala Rahmat, Taufik serta Hidayah-Nya sehingga Makalah “Analisa Cacat Struktur Pada Material” dapat terselesaikan. Walaupun hasilnya tidak sempurna jika dibandingkan dengan karyakarya besar yang lain, namun hasil bukanlah tujuan yang utama, tetapi proses pembelajaran yang pernah dijalani menjadi suatu hal yang utama bagi penulis. Karena disanalah pengalaman dan nilai-nilai luhur itu ada, walaupun tidak dapat diukur dengan angka namun sangat bermakna. Pengalaman yang telah terjadi mudah - mudahan dapat menjadi refleksi, internalisasi, dan proyeksi bagi masa yang akan datang bagi penulis khususnya. Penulis menyadari sebagai manusia bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini. Terakhir semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun bagi para pembaca. Amiin.

Semarang, 8 Desember 2015

Izza Ariffatur Ramadhani

ii

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL................................................................................................ i KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1 1.1 Latar Belakang ............................................................................................1 1.2 Perumusan Masalah ....................................................................................1 1.3 Tujuan dan Manfaat ....................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................2 2.1 Pengertian Kristal .......................................................................................2 2.2 Pengertian Cacat Kristal .............................................................................2 2.3 Macam – Macam Cacat Kristal ..................................................................3 A. Cacat Titik ...............................................................................................3 B. Dislokasi – Cacat Linier ..........................................................................8 C. Cacat Antar Muka..................................................................................11 D. Cacat Bulk Atau Volume ......................................................................12 2.4 Manfaat Cacat Kristal ...............................................................................13

BAB III PENUTUP ...............................................................................................13 3.1 Kesimpulan ...............................................................................................13 3.2 Saran .........................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................15

iii

DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1: Vakansi dan Interstisi-Diri .............................................................3 Gambar 4.2: Interstisi-Diri ..................................................................................4 Gambar 4.1: Valensi ............................................................................................6 Gambar 4.3: Dislokasi Sisi ..................................................................................8 Gambar 4.4: Dislokasi Ulir .................................................................................9 Gambar 4.5: Dislokasi campuran ......................................................................10 Gambar 4.7: Batas Butir ....................................................................................11 Gambar 4.9: Batas Kembar. ..............................................................................12 Gambar 4.9: Cacat Muka...................................................................................12 Gambar 4.9: Kristal (Ce0,5Zr0,5)O2. ...................................................................12

LAMPIRAN - LAMPIRAN Lampiran Kutipan Buku ......................................................................................v

iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dunia teknik khususnya teknik mesin , kita sering memakai bahan bahan material untuk membuat suatu komponen mesin. Tetapi apakah terfikirkan bahwa dalam pembuatan suatu komponen yang baik memerlukan suatu ketepatan dalam pemilihan bahan material. Di teknik mesin ada beberapa cara untuk memilih material tersebut. Salah satunya dengan menganalisa cacat pada material tersebut. Dalam teknik mesin terdapat beberapa jenis cacat Kristal pada susunan atom dalam Kristal. Kita perlu ketahui bahwa kehadiran cacat Kristal yang sedikit memiliki pengaruh yang sangat besar dalam menentukan sifat suatu bahan dan pengaturan cacat sangat penting dalam pemrosesan bahan. Contoh relevansi cacat Kristal dalam kehidupan pada umumnya dan dalam bahan pada khususnya yaitu, ketika kita membeli cincin berlian, sebenarnya kita membayar untuk tipe cacat pada Kristal pada cincin berlian tersebut. Pembuatan device semikonduktor tidak hanya membutuhkan Silikon murni tetapi juga meliputi cacat Kristal tertentu pada sample. Menempa suatu logam akan menghasilkan cacat pada logam tersebut dan meningkatkan kekuatan dan kelenturan logam. sifat-sifat tersebut dicapai tanpa mengubah komposisi penyusun bahan tetapi hanya manipulasi cacat Kristal. 1.2. Rumusan Masalah Dari latar belakang tersebut didapat permasalahan sebagai berikut : a. Apa yang dimaksud dengan kristal? b. Apa yang dimaksud dengan cacat kristal? c. Cacat apasaja yang terdapat pada cacat kristal? d. Apa Manfaat dari Cacat Kristal

1.3. Tujuan dan Manfaat Tujuan dan manfaat yang diharapkan : a. Mengetahui yang dimaksud dengan kristal b. Mengetahui yang dimaksud dengan cacat kristal

1

c. Mengetahui cacat apasaja yang terdapat pada cacat kristal d. Mengetahui Manfaat Cacat Kristal BAB II PEMBAHASAN 2.1 PENGERTIAN KRISTAL Kristal merupakan susunan atom-atom yang teratur dalam ruang tiga dimensi.Keteraturan susunan tersebut terjadi karena kondisi geometris yang harus memenuhi adanya ikatan atom yang berarah dan susunan yang rapat. Walaupun tidak mudah untuk menyatakan bagaimana atom tersusun dalam padatan, namun ada hal-hal yang diharapkan menjadi faktor penting yang menentukan terbentuknya polihedra koordinasi susunan atom-atom. Secara umum, zat cair membentuk kristal ketika mengalami proses pemadatan. Pada kondisi ideal, hasilnya bisa berupa kristal tunggal, yang semua atom-atom dalam padatannya "terpasang" pada kisi atau struktur kristal yang sama, tapi secara umum kebanyakan kristal terbentuk secara simultan sehingga menghasilkan padatan polikristalin. Misalnya, kebanyakan logam yang kita temui sehari-hari merupakan polikristal. Kristal terbentuk karena proses kristalisasi. Pengertian kristalisasi sendiri yaitu proses pembentukan kristal yang terjadi pada saat pembekuan, perubahan dari fasa cair ke fasa padat. Jika ditinjau dari mekanismenya, kristalisasi terjadi melalui 2 tahap : 1. Tahapan Nucleation (pembentukan inti) 2. Tahapan Crystal Growth (Pertumbuhan Kristal)

2.2 PENGERTIAN CACAT KRISTAL Kristal yang sempurna adalah kristal yang susunan atomnya seluruhnya teratur mengikuti susunan atom dalam krista pola tertentu. Cacat yang dimaksud disini adalah cacat/ ketidaksempur sempurnaan sususnan atom dalam kristal (lattice). Cacat dapat terjadi karena adanya solidifikasi (pendinginan) ataupun akibat dari luar. Dalam kenyataan, kristal tidaklah selalu merupakan susunan atom-atom identik yang tersusun secara berulang di seluruh volumenya. Kristal biasanya mengandung ketidak-sempurnaan, yang kebanyakan terjadi pada kisi-kisi

2

kristalnya. Karena kisikisi kristal merupakan suatu konsep geometris, maka ketidak-sempurnaan kristal juga diklasifikasikan secara geometris. Kita mengenal ketidak-sempurnaan ketidaksempurnaan

berdimensi berdimensi

satu

nol

(ketidaksempurnaan

(ketidaksempurnaan

garis),

titik), ketidak-

sempurnaan berdimensi dua (ketidaksempurnaan bidang). Selain itu terjadi pula ketidak-sempurnaan volume. 2.3 MACAM – MACAM CACAT KRISTAL A. CACAT TITIK a. Vakansi dan Interstisi-Diri Vakansi adalah kekosongan sisi kisi, yaitu sisi yang seharusnya ditempati atom, kehilangan atomnya (Gambar 4.1). Vakansi terbentuk selama proses pembekuan, dan juga karena getaran atom yang mengakibatkan perpindahan atom dari sisi kisi normalnya.

Angka kesetimbangan vakansi, Nv untuk material tertentu tergantung atas kenaikan temperatur sesuai dengan persamaan :

dimana :

N

= jumlah total sisi

Qv

= energi yang diperlukan untuk membentuk vakansi

T

= temperatur mutlak, K

k

= konstanta Boltzmann = 1,38 x 10-23 J/atom.K = 8,62 x 105

eV/atom.K

3

Interstisi-Diri (self-interstitial) adalah sebuah atom dari bahan kristal yang berdesakan ke dalam sisi interstisi, yaitu ruang kosong kecil dimana dalam kondisi normal tidak diisi atom. Jenis cacat ini bisa dilihat pada Gambar 4.1. Pada logam, interstisi diri mengakibatkan distorsi yang relatif besar di sekitar kisi karena atom interstisi lebih besar dari ruang interstisi. Karena itu pembentukan cacat ini kemungkinannya kecil, dan juga konsentrasinya kecil, dimana konsentrasinya jauh lebih kecil dari cacat vakansi.

Contoh Soal

Figure 4.2

Hitunglah angka kesetimbangan vakansi per meter kubik untuk tembaga pada suhu 10000C. Energi pembentukan vakansi adalah 0,9 eV/atom; berat atom dan kerapatannya (pada 1000OC) masing-masing adalah 63,5 g/mol dan 8,4 g/cm3. Jawab Pertama-tama tentukan harga N, jumlah sisi atom per meter kubik untuk tembaga dari berat atomnya Acu, kerapatannya r, dan bilangan Avogadro NA, sesuai dengan:

Jumlah vakansi pada 1000OC (1273 K) adalah :

b. Impuritas Pada Bahan Padat Impuritas adalah atom asing yang hadir pada material. Logam murni yang hanya terdiri dari satu jenis atom adalah tidak mungkin. Impuritas bisa menyebabkan cacat titik pada kristal. Ada paduan dimana atom impuritas sengaja ditambah-

4

kan untuk mendapatkan karakteristik tertentu pada material seperti untuk meningkatkan kekuatan mekanik atau ketahanan korosi. Contohnya, perak sterling adalah paduan 92,5% perak 7,5% tembaga dimana perak yang ditambahkan tembaga akan menaikkan kekuatan mekaniknya secara signifikan. Penambahan atom impuritas ke logam akan mengakibatkan pembentukan larutan padat dan/atau fasa kedua yang baru, tergantung pada jenis impuritas, konsentrasi dan temperatur paduan. Larutan padat terbentuk ketika atom solute ditambahkan ke material induk, struktur kristal tetap dijaga, dan tidak ada struktur baru yang terbentuk. Bisa dianalogikan dengan air yang dicampur dengan alkohol yang akan menghasilkan larutan cair ketika molekulnya bercampur dan komposisinya homogen. Larutan padat juga mempunyai komposisi homogen dan atom impuritas ter-sebar secara acak dan seragam didalam padatan. Cacat titik impuritas dijumpai dalam dua jenis : substitusi dan interstisi. Ada beberapa ciri atom pelarut dan solute yang akan menentukan derajat kelarutan atom solute pada atom pelarut, yaitu :

a) Faktor ukuran atom. Larutan padat terjadi jika perbedaan jari-jari atom kedua atom kurang dari 15%.

b) Struktur kristal. Untuk kemampularutan padatan yang besar, struktur kristal kedua atom logam harus mempunyai jenis yang sama.

c) Elektronegativitas. Makin elektro positif suatu unsur dan makin elektro negatif unsur yang lain, makin besar kecendrungan unsur-unsur ini akan membentuk senyawa logam dari pada larutan padat substitusi.

5

d) Valensi. Jika faktor-faktor lain sama, sebuah logam akan mempunyai kecendrungan melarutkan logam lainnya yang mempunyai valensi lebih tinggi dari pada logam yang valensinya rendah.

c. Spesifikasi Komposisi Komposisi sebuah paduan bisa dinyatakan dalam bentuk unsur-unsur pokoknya. Ada dua cara untuk menyatakan ini yaitu persen berat (%wt) dan persen atom. Konsentrasi atom 1 dalam persen berat didalam campuran atom 1 dengan atom 2 adalah :

dimana :

m1 = berat (massa) unsur 1 m2 = berat (massa) unsur 2

konsentrasi atom kedua dicari dengan cara yang sama. Konsentrasi atom 1 dalam persen atom didalam campuran atom 1 dengan atom 2 adalah :

dimana :

nm1 = jumlah mol unsur 1 nm2 = jumlah mol unsur 2 6

Jumlah mol unsur bisa dicari dengan membagi massa unsur dengan berat atomnya.

Konversi dari % berat ke % atom (dari 2 elemen paduan)

Konversi dari % atom ke % berat (dari 2 elemen paduan)

Perhitungan massa jenis paduan (dari 2 elemen paduan)

Perhitungan berat atom paduan (dari 2 elemen paduan)

7

Contoh : Tentukan komposisi, dalam % atom dari paduan yang terdiri dari 97 %berat Al dna 3 % berat tembaga. Jawab :

B. DISLOKASI – CACAT LINIER Dislokasi adalah cacat linier atau satu dimensi dimana didekatnya beberapa atom tidak segaris. Ada 3 jenis dislokasi yaitu : dislokasi sisi, dislokasi ulir dan dislokasi campuran. a. Dislokasi Sisi. Dislokasi sisi/pinggir adalah terdapatnya bidang atom ekstra atau setengah bidang, dimana sisinya terputus di dalam kristal. Gambar 4.3 memperlihatkan skematik dari dislokasi sisi. Dislokasi sisi disimbolkan dengan .

8

b. Dislokasi Ulir. Dislokasi ulir terbentuk karena gaya geser yang diberikan menghasilkan distorsi seperti yang ditunjukkan Gambar 4.4a. Daerah depan bagian atas kristal tergeser sebesar satu atom kekanan relatif terhadap bagian bawah. Dislokasi ini isimbolkan dengan  .

9

c. Dislokasi campuran. Jika pada material dijumpai kedua jenis dislokasi diatas maka disebut material mempunyai dislokasi campuran. Contoh dislokasi campuran bisa dilihat pada Gambar 4.5.

Dislokasi pada material ditimbulkan: selama proses pembekuan, karena deformasi plastis, karena tegangan termal sebagai hasil pendinginan cepat.

10

C. CACAT ANTAR MUKA Cacat antar muka adalah batas yang mempunyai dua dimensi yang biasanya memisahkan daerah-daerah pada material yang mempunyai struktur kristal dan/atau orientasi kristalografi yang berbeda. Cacat jenis ini antara lain : permukaan luar, batas butir, batas kembar, kesalahan tumpukan dan batas fasa. Permukaan Luar. Satu dari batas yang paling jelas adalah permukaan luar/eksternal, dimana struktur kristal berakhir. Atom-atom permukaan tidak terikat ke semua atom terdekat, dan karenanya akan mempunyai tingkat energi yang lebih tinggi dari pada atom-atom di bagian dalam. Ikatan atom-atom permukaan ini yang tak terpenuhi memberikan kenaikan energi permukaan, dinyatakan dalam satuan energi per satuan luas (J/m2). Untuk menurunkan energi ini, material jika memungkinkan cendrung meminimalkan luas permukaan total. Batas Butir. Batas butir memisahkan dua butir atau kristal kecil yang mempunyai orientasi kristalografi yang berbeda pada material polikristal. Batas butir secara skematik digambarkan pada Gambar 4.7. Didalam batas butir terdapat atom yang tak bersesuaian pada daerah transisi dari orientasi kristal butir satu ke butir lain didekatnya.

11

Batas Kembar. Batas kembar adalah batas butir tipe khusus dimana terdapat simetri kisi cermin, yaitu atom-atom pada sebuah sisi batas berada pada posisi cermin dari atom atom pada sisi lainnya (Gambar 4.9). Daerah antara batas butir ini disebut kembar/twin.

D. CACAT BULK ATAU VOLUME Cacat lainnya yang ada pada semua material padat dimana cacat ini lebih besar dari yang sudah dibicarakan adalah pori, retak, inklusi benda asing dan fasa-fasa lainnya. Cacat-cacat ini timbul biasanya selama tahap-tahap proses dan pabrikasi.

12

2.4 MANFAAT CACAT KRISTAL Cacat pada Kristal dapat mengubah sifat listrik dan mekanik bahan. Kekosongan pada Kristal dapat mengubah sifat listrik bahan. Sebagai contoh, kita memanfaatkan kekosongan pada Kristal silicon untuk pendopingan oleh phospor sehingga terbentuk semikonduktor tipe n. Selain itu cacat Kristal seperti kekosongan, dislokasi, dan boundaries dapat meingubah sifat mekanik bahan. Grain Boundaries dapat menghambat difusi atom dan gerak dislokasi sehingga deformasi bahan sulit terjadi. Semakin kecil grain, semakin kuat bahan tersebut. Ukuran grain dapat diatur dengan laju pendinginan. Laju pendinginan yang cepat menghasilkan grain-grain yang kecil sedangkan proses-proses pendinginan yang lambat menghasilkan grain-gran yang besar.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Kristal merupakan susunan atom-atom yang teratur dalam ruang tiga dimensi.Keteraturan susunan tersebut terjadi karena kondisi geometris yang harus memenuhi adanya ikatan atom yang berarah dan susunan yang rapat. Cacat yang dimaksud disini adalah cacat/ ketidaksempur sempurnaan sususnan atom dalam kristal (lattice). Cacat dapat terjadi karena adanya solidifikasi (pendinginan) ataupun akibat dari luar. Kristal biasanya mengandung ketidaksempurnaan, yang kebanyakan terjadi pada kisi-kisi kristalnya. Karena kisikisi kristal merupakan suatu konsep geometris, maka ketidaksempurnaan kristal juga diklasifikasikan secara geometris. Kita mengenal ketidak-sempurnaan berdimensi nol

(ketidak-sempurnaan

(ketidaksempurnaan

titik),

garis),

ketidak-sempurnaan ketidaksempurnaan

berdimensi berdimensi

satu dua

(ketidaksempurnaan bidang). Selain itu terjadi pula ketidak-sempurnaan volume. Macam – macam cacat kristal : a. Cacat titik : Vakansi dan Interstisi-Diri

13

b. Dislokasi / cacat linier: dislokasi sisi, dislokasi ulir dan dislokasi campuran. c. Antar muka d. Cacat bulk atau volume Cacat kristal ternyata dapat memberikan manfaat, misal kita memanfaatkan kekosongan pada Kristal silicon untuk pendopingan oleh phospor sehingga terbentuk semikonduktor tipe n.

3.2 Saran Sebaiknya dalam menggunakan material terlebih dahulu mengetahui kualias dari material tersebut, salah satunya struktur material. Apakah ada kecacatan yang fatal atau tidak. Sehingga apa yang kita buat menjadi kuat dan tahan lama dalam proses pemakaian. Hal tersebut dapa menghemat anggaran dalam membeli material.

14

DAFTAR PUSTAKA Andhika, A. 2012. Material Teknik I-Ketidaksempurnaan. Diakes pada laman https://id.scribd.com/doc/92851481/Material-TeknikI-Ketidaksempurnaan31 . Pada tanggal 7 Desember 2015 pukul 20.00 WIB. Callister, W.D and David, G.R. 2009. Material Science And Engineering An Introduction, 8th Edition. John Wiley and Sons Inc. United State of America. Fitra,W.2011. Makalah Ilmu Logam Cacat Kristal Dan Manfaatnya. Diakses pada laman http://myblogcobacoba.blogspot.co.id/2015/04/makalah-ilmu-logamcacat-pada-kristal.html. Pada tanggal 7 Desember 2015 pukul 10.15 WIB. Onyon. 2015. Ketidak Sempurnaan Bahan Padat || Material Teknik. Diakses pada laman

http://www.onyonshare.com/2015/08/ketidak-sempurnaan-bahan-

padat-material.html. Pada tanggal 7...


Similar Free PDFs