MAKALAH BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) DALAM PEREKONOMAN SYARIAH PDF

Title MAKALAH BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) DALAM PEREKONOMAN SYARIAH
Author Sonia Soraya
Pages 30
File Size 555.9 KB
File Type PDF
Total Downloads 231
Total Views 268

Summary

MAKALAH BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) DALAM PEREKONOMAN SYARIAH Tugas dibuat sebagai pengganti Ujian Tengah Semester (UTS) Mata Kuliah : Sejarah Pemikiran Ekonomi dan Perbankan Syariah Dosen : Agung Hermawan, S.E.,S.Sos.,M.Si Oleh : Sonia Soraya NIM : 61206180090 Jurusan : Perbankan Syariah Kelas : 1...


Description

MAKALAH BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) DALAM PEREKONOMAN SYARIAH Tugas dibuat sebagai pengganti Ujian Tengah Semester (UTS) Mata Kuliah : Sejarah Pemikiran Ekonomi dan Perbankan Syariah Dosen : Agung Hermawan, S.E.,S.Sos.,M.Si

Oleh

: Sonia Soraya

NIM

: 61206180090

Jurusan

: Perbankan Syariah

Kelas

: 18K1

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam (STEBI) GLOBAL MULIA Jl. Kp. Cibeureum No.59, Mekarmukti, Cikarang Utara, Bekasi, Jawa Barat 17530 2019

DAFTAR ISI DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 1 KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2 BAB I .................................................................................................................................. 3 PENDAHULUAN .............................................................................................................. 3 A.

Latar Belakang Masalah.......................................................................................... 3

B.

Rumusan Masalah ................................................................................................... 4

C.

Tujuan ..................................................................................................................... 4

D.

Manfaat ................................................................................................................... 5

BAB II................................................................................................................................. 6 PEMBAHASAN ................................................................................................................. 6 A.

Pengertian Baitul Maal wat Tamwil (BMT) ........................................................... 6

B.

Sejarah Baitul Maal wat Tamwil (BMT) ................................................................ 7

C.

Tujuan dan Peran Baitul Maal wat Tamwil (BMT) .............................................. 14

D.

Perkembangan Baitul Baitul Maal wat Tamwil (BMT) di Indonesia ................... 18

BAB III ............................................................................................................................. 25 PENUTUP ........................................................................................................................ 25 A.

Kesimpulan ........................................................................................................... 25

B.

Saran ..................................................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 29

1

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb. Puji syukur kehadirat Allah SWT. serta sholawat serta salam kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW.

Atas berkat dan rahmat-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Makalah Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Dalam Perekonomian Syariah" telah diselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam menyelesaikan tugas pengganti Ujian Tengah Semester (UTS) mata kuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi dan Perbankan Syariah. Makalah ini ditugaskan secara individu yang tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik dukungan moril ataupun materil selama proses pengerjaan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Agung Hermawan, S.E.,S.Sos.,M.Si selaku dosen mata kuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi dan Perbankan Syariah.yang telah membimbing dalam menyelesaikan tugas ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengundang para pembaca untuk memberikan kritik serta saran yang dapat memotivasi penulis agar lebih baik untuk kedepannya. Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya maupun bagi pembaca. Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Penulis

2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan bukan hanya permasalahan bagi Negara Indonesia saja. Namun, kemiskinan merupakan permasalahan bagi setiap Negara di seluruh dunia tak terkecuali Negara yang ekonominya paling maju pun masih mengalami masalah yang namanya kemiskinan, berbagai macam cara dilakukan oleh setiap Negara dalam mengentaskan dan mengurangi angka kemiskinan. Seperti halnya pemerintah Indonesia yang melakuan pengentasan dan mengurangi angka kemiskinan mulai dari pemberian bantuan berupa subsidi-subsidi sampai program pemberdayaan seperti Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) di daerah perdesaan dan perkotaan. Hal ini bukannya tidak efektif. Namun perlu adanya solusi lain yang sifatnya berkelanjutan. Islam sebagai agama rahmatan lil alamin mempunyai konsepsi dasar dalam masalah kemiskinan dan kesejahteraan umat. Islam tidak bersikap acuh tak acuh dan membiarkan nasib fakir miskin terlantar. Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah menetapkan bagi mereka suatu hak tertentu yang ada pada harta orang-orang kaya, dan suatu bagian yang tetap dan pasti yaitu zakat. Sasaran utama zakat adalah untuk mencukupi kebutuhan orang-orang miskin. Allah Azza wa Jalla berfirman:

‫ب َوا‬ َّ ‫ََِِّ ًَا ان‬ ّ ِ ‫عهَ ٍْ َها َوا ْن ًُ َؤنَّـفَ ِة قُهُ ْىبُ ُه ْى َوفِى‬ ِ ‫انرقَا‬ َ ٍٍَْ‫صدَ ٰقتُ ِن ْهفُقَ َرآ ِء َوا ْن ًَسٰ ِكٍ ٍِْ َوا ْنعٰ ًِ ِه‬ ‫ع ِه ٍْ ٌى َح ِك ٍْ ٌى‬ َّ ‫ّٰللاِ َوا ب ٍِْ ان‬ ‫ضةً ِ ّيٍَ ه‬ ‫سبِ ٍْ ِم ه‬ َ ُ‫ّٰللاِ ِ َوا هّٰلل‬ َ ٌْ ‫سبِ ٍْ ِم ِ فَ ِر‬ َ ًْ ِ‫ْن ٰغ ِر ِيٍٍَْ َوف‬ “Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berutang, untuk jalan Allah dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha mengetahui, Maha bijaksana.” [At-Taubah : 60]

3

Dalam beberapa hadits menegaskan bahwa sedekah (zakat) yang wajib ini harus dipungut dari orang-orang kaya kemudian dibagikan kepada orangorang miskin dari kalangan mereka itu juga. Dalam hadits ini juga terdapat isyarat bahwa dalam pengelolaan zakat itu perlu ada petugas khusus untuk memungutnya dari orang-orang kaya dan membagikan kepada orang-orang miskin. Dalam hal ini Baitul Mal Wa'Tamwil lah yang dirasa tepat sebagai alternatif solusi dan pengentasan dan mengurangi angka kemiskinan. Menurut data liputan republika pada tahun 2015 1 , pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM menyatakan koperasi jasa keuangan syariah (KJKS) dalam bentuk Baitul Maal wat Tamwil (BMT) berkembang sangat signifikan. Hal ini tidak lepas dari perkembangan kinerja dari BMT secara nasional di tahun ini telah mencapai aset sebesar Rp 4,7 triliun dan jumlah pembiayaan sebesar Rp 3,6 triliun. Melihat perkembangan ini, makalah ini akan menjelaskan lebih dalam mengenai Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dalam perekonomian syariah.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan diatas maka permasalah yang dirumuskan yaitu : 1. Apa pengertian Baitul Maal wat Tamwil (BMT)? 2. Bagaimana sejarah awal terbentuknya Baitul Maal wat Tamwil (BMT)? 3. Apa tujuan dan peran Baitul Maal wat Tamwil (BMT)? 4. Bagaimana perkembangan Baitul Maal wat Tamwil (BMT) di Indonesia? C. Tujuan Adapun yang menjadi tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas pengganti Ujian Tengah Semester (UTS) mata kuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi dan Perbankan Syariah.

1

www.republika.com

4

D. Manfaat Adapun manfaat makalah ini dapat menambah pengetahuan penulis dan pembaca mengenai : 1. Pengertian Baitul Maal wat Tamwil (BMT) 2. Sejarah awal terbentuknya Baitul Maal wat Tamwil (BMT) 3. Tujuan dan peran Baitul Maal wat Tamwil (BMT) 4. Perkembangan Baitul Baitul Maal wat Tamwil (BMT) di Indonesia

5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Baitul Maal wat Tamwil (BMT) BMT terdiri dari dua istilah, yaitu “baitul maal” dan “baitul tamwil”. Kata ini berasal dari bahasa Arab yaitu bait = rumah, Maal = harta, wa = dan yaitu kata penghubung, sedangkan Tamwil= pengembangan harta. Jadi, Baitul Mal wat Tamwil berarti rumah harta dan pengembangannya.2 Baitul maal (rumah harta) merupakan istilah untuk organisasi yang berperan dalam mengumpulkan dan menyalurkan dana non profit, seperti zakat, infak dan sedekah secara optimal sesuai dengan peraturan dan amanah yang dititipkan. Sedangkan Baitul tamwil (rumah pengembangan harta), merupakan istilah untuk organisasi dengan kegiatan mengumpulkan dan menyalurkan dana komersial seperti mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha mikro dan kecil, antara lain mendorong kegiatan menabung dan pembiayaan kegiatan ekonominya. dengan demikian BMT mempunyai peran ganda yaitu fungsi sosial dan fungsi komersial. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) atau disebut juga dengan “Koperasi Syariah”, merupakan lembaga keuangan syariah yang berfungsi menghimpun dan menyalurkan dana kepada anggotanya dan biasanya beroperasi dalam skala mikro.3 Menurut kutipan Sharianews.com BMT atau Baitul Maal wat Tamwil adalah lembaga yang bergerak dalam penyediaan jasa layanan keuangan bagi masyarakat yang tidak terjangkau oleh layanan perbankan atau unbankable. Sistem dan fungsi dari BMT tidak jauh berbeda dengan koperasi. BMT juga

2

www.republika.com

3

www.hestanto.web.id

6

sering disamakan dengan koperasi syariah karena BMT memegang teguh prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan operasionalnya.4 Baitul Maal wat Tamwil (BMT), dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan istilah Balai Mandiri Terpadu (BMT) merupakan salah satu lembaga pendanaan alternatif yang beroperasi di tengah masyarakat akar rumput. Pinbuk (1995) menyatakan bahwa BMT merupakan lembaga ekonomi rakyat kecil yang berupaya mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kegiatan ekonomi pengusaha kecil dan berdasarkan prinsip syariah dan koperasi.5 BMT merupakan bentuk lembaga keuangan dan bisnis yang serupa dengan koperasi atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Dalam operasionalnya BMT banyak bersentuhan langsung dengan para pelaku Usaha Kecil dan Mikro (UKM) di tingkat pedesaan. Umumnya para pelaku UKM yang tidak dapat memenuhi persyaratan di bank atau unbankabel.6 Berdasarkan pengertiaan diatas BMT dapat disimpulkan sebagai lembaga keuangan

mikro

yang

didirikan

untuk

membiayai

dan

membantu

perkembangan usaha mikro masyarakat berdasarkan prinsip syariah dengan menjaring dana-dana tersebut kemudian di distribusikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya sesuai dengan yang telah diatur dalam Al-Qur‟an kemudian berikan bantuan pendanaan untuk aktivitas perekonomian umat dalam skala kecil. B. Sejarah Baitul Maal wat Tamwil (BMT) Baitul mal sudah dikenal sejak tahun ke-2 hijriah pemerintahan Islam di Madinah. Berdirinya lembaga ini diawali dengan „cekcok‟ para sahabat Nabi SAW dalam pembagian harta rampasan Perang Badar. Maka, turunlah surat alAnfal [8]: ayat 41: 4

Sharianews.com

5

www.republika.com

6

www.kompasiana.com

7

َ ‫َوا ْعهَ ًُىا أَََّ ًَا‬ ‫سى ِل َو ِنذِي ْانقُ ْر َب ٰى َو ْان ٍَت َا َي ٰى‬ ُ ‫هر‬ َّ ‫سهُ َو ِن‬ َ ًُ ‫ًَءٍ فَأ َ ٌَّ ِ َّّٰللِ ُخ‬ ْ ‫غُِ ًْت ُ ْى ِي ٍْ ش‬ َّ ‫سبٍِ ِم ِإ ٌْ ُك ُْت ُ ْى آ َي ُْت ُ ْى ِب‬ ‫اٌ ٌَ ْى َو ْانتَقَى‬ َّ ‫ٍٍ َواب ٍِْ ان‬ َ ‫ع َه ٰى‬ َ ‫اّٰللِ َو َيا أ َ َْزَ ْنَُا‬ َ ًَ ‫َو ْان‬ ِ ‫ع ْب ِدََا ٌَ ْى َو ْانفُ ْر َق‬ ِ ‫سا ِك‬ َّ ‫اٌ َو‬ ‫ٌِر‬ ٌ ‫ًَءٍ قَد‬ َ ُ‫ّٰللا‬ ِ ‫ْان َج ًْ َع‬ ْ ‫عهَ ٰى ُك ِّم ش‬ ”Ketahuilah, sesungguhnya apa saja yang kamu peroleh sebagai rampasan perang, sesungguhnya seperlima untuk Allah, Rasul, kerabat Rasul, anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan ibnu sabil. Jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari furqan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” Setelah turunnya ayat itu, Rasulullah mendirikan baitul mal yang mengatur setiap harta benda kaum Muslimin, baik itu harta yang keluar maupun yang masuk. Bahkan, Nabi SAW sendiri menyerahkan segala urusan keuangan negara kepada lembaga keuangan ini. Sistem pengelolaan baitul mal kala itu masih sangat sederhana. Belum ada kantor resmi, surat menyurat, dokumentasi, dan lain-lain layaknya sebuah lembaga keuangan resmi negara. Harta benda yang masuk langsung habis dibagi-bagikan kepada kaum Muslimin yang berhak mendapatkannya. Atau, dibelanjakan untuk keperluan umum. Oleh karena itu, tidak ditemukan catatancatatan resmi tentang laporan pemasukan dan pengeluaran baitul mal. Perbaikan pengelolaan baitul mal terjadi di masa Khalifah Abu Bakar asShiddiq RA. Khalifah pertama itu menekankan pentingnya fungsi baitul mal. Sumber-sumbernya berasal dari zakat, zakat fitrah, wakaf, jizyah (pembayaran dari non-Muslim untuk menjamin perlindungan keamanan), kharraj (pajak atas tanah atau hasil tanah), dan lain sebagainya. Pada masa kekhalifahan Abu Bakar, pelembagaan baitul mal masih belum dirasa perlu. Sang khalifah menjadikan rumahnya sendiri untuk menyimpan uang atau harta kas negara, yang disimpannya dalam karung atau kantong. Namun, karena pendistribusian harta dilakukan secara langsung seperti pada masa Rasulullah, karung tersebut lebih sering kosong. Dari situlah konsep awal 8

baitul mal terbangun, yang menitik beratkan prinsip kesetaraan dan keadilan, serta kemaslahatan umat. Dalam buku Pajak Menurut Syariah, Gusfahmi mengatakan, di tahun kedua kepemimpinannya, Abu Bakar menjalankan fungsi baitul mal secara lebih luas. Baitul mal tidak semata difungsikan untuk menyalurkan harta, tetapi untuk menyimpan kekayaan negara.7 Pada masa itu pula ditetapkan gaji untuk khalifah yang diambil dari uang kas negara. Terdapat kisah menarik tentang awal mula penetapan gaji itu. Suatu ketika, Abu Bakar memanggul barang-barang dagangannya ke pasar. Di tengah jalan, sang khalifah bertemu Umar bin Khatthab RA. Umar pun bertanya, ”Anda mau ke mana, wahai Khalifah?” ”Ke pasar,” jawab Abu Bakar. Kata Umar, ”Bagaimana mungkin Anda melakukannya, padahal Anda seorang pemimpin umat Muslim?” Abu Bakar menjawab, ”Lalu, dari mana aku akan memberi nafkah keluargaku?” Umar kemudian berkata, ”Mari kita pergi kepada Abu Ubaidah (pengelola baitul mal) agar dia menetapkan sesuatu untukmu.” Sejak saat itu, seorang khalifah mendapatkan gaji yang hanya cukup untuk hidup sederhana, layaknya rakyat biasa. Tetapi, sebelum Abu Bakar meninggal dunia, ia justru berpesan kepada keluarganya untuk mengembalikan uang gaji itu kepada negara sebesar 8.000 dirham. Umar pun berkata, ”Semoga Allah merahmati Abu Bakar. Ia telah membuat orang setelahnya kepayahan.” Maksud Umar, kearifan Abu Bakar telah membuat khalifah setelahnya akan merasa berat mengikuti sikapnya. Ketika Umar menjabat sebagai khalifah, kekayaan negara di baitul mal meningkat tajam. Ia berhasil menaklukkan Kisra (Persia) dan Qaishar (Romawi). Harta kekayaan pun mengalir deras ke Kota Madinah. Pada tahun 16 H, Umar mendirikan kantor baitul mal di Madinah. Ia mengangkat Abdullah bin Irqam sebagai bendahara negara dan Abdurrahman bin Ubaid al-Qari

7

darunnajah.com

9

sebagai wakilnya. Ia juga mengangkat juru tulis, menetapkan gaji pegawai pemerintah, dan menganggarkan dana angkatan perang. Umar sangat hati-hati dalam mengelola uang negara ini. Ibnu Katsir dalam buku al-Bidayah wa an-Nihayah menukil pidato Umar, ”Tidak dihalalkan bagiku dari harta milik Allah ini selain dua potong pakaian musim panas dan sepotong pakaian musim dingin, serta uang yang cukup untuk kehidupan sehari-hari seseorang di antara orang Quraisy biasa. Dan aku adalah orang biasa seperti kebanyakan kaum Muslimin.”8 Kekayaan negara makin melimpah ketika pemerintahan dipegang oleh Ustman bin Affan RA. Selama 12 tahun memimpin umat Islam, Ustman berhasil melakukan ekspansi ke Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhodes, Transoxania, dan Tabaristan. Ia juga sukses membangun armada laut yang kuat di bawah komando Muawiyah. Inilah angkatan laut Islam yang menguasai laut Mediterania. Baitul mal yang dikelola Ustman mampu membiayai angkatan laut tersebut. Namun, karena pengaruh yang besar dan keluarganya, tindakan Usman banyak mendapatkan protes dari umat dalam pengelolaan Baitul Mal. Dalam hal ini, lbnu Sa‟ad menukilkan ucapan Ibnu Syihab Az Zuhri (51-123 H/670742 M), seorang yang sangat besar jasanya dalam mengumpulkan hadis, yang menyatakan, Usman telah mengangkat sanak kerabat dan keluarganya dalam jabatan-jabatan tertentu pada enam tahun terakhir dari masa pemerintahannya. Ia memberikan khumus (seperlima ghanimah) kepada Marwan yang kelak menjadi Khalifah ke-4 Bani Umayyah, memerintah antara 684-685 M dari penghasilan Mesir serta memberikan harta yang banyak sekali kepada kerabatnya dan ia (Usman) menafsirkan tindakannya itu sebagai suatu bentuk silaturahmi yang diperintahkan oleh Allah SWT. Ia juga menggunakan harta dan meminjamnya dari Baitul Mal sambil berkata, "Abu Bakar dan Umar tidak mengambil hak mereka dari Baitul Mal, sedangkan aku telah mengambilnya dan membagi-bagikannya kepada sementara sanak kerabatku". 8

darunnajah.com

10

Kantor pusat baitul mal kemudian dipindahkan oleh khalifah keempat, Ali bin Abi Thalib RA, dari Madinah ke Kufah. Ali menganggarkan dana bantuan kepada kaum Muslimin yang membutuhkan. Disebutkan oleh Ibnu Katsir, Ali juga mendapatkan jatah dari baitul mal berupa kain yang hanya bisa menutupi tubuh sampai separuh kakinya. Dan konon, kain itu banyak tambalan di beberapa bagiannya.9 Ketika terjadi perselisihan antara Ali dan Muawiyah, orang-orang dekat Ali menyarankan agar ia mengambil uang dari baitul mal sebagai hadiah bagi orang-orang yang membantunya. Mendengar ini, Ali sangat marah dan berkata, ”Apakah kalian memerintahkan aku untuk mencari kemenangan melalui kezaliman?” Khalifah keempat awal Islam itu menunjukkan bagaimana menangani lembaga keuangan negara dengan penuh amanah. Kekayaan negara yang berasal dari rakyat benar-benar disalurkan untuk kepentingan rakyat. Sikap Ali yang menolak usulan para sahabatnya menunjukkan, kezaliman hanya akan membawa kebangkrutan meskipun secara kasat mata seolah menjadi kemenangan. Jika pada masa sebelumnya Baitul Mal dikelola dengan penuh kehatihatian sebagai amanat Allah SWT dan amanat rakyat, maka pada masa pemerintahan Bani Umayyah Baitul Mal berada sepenuhnya di bawah kekuasaan Khalifah tanpa dapat dipertanyakan atau dikritik oleh rakyat Rakyat hanya wajib menyetor pajak kepada khalifah tanpa memiliki hak untuk mempertanyakan kepada pemerintah atau membuat perhitungan pada pemerintah atau membuat perhitungan dengan pemerintah. Dengan demikian, khalifah menjadikan Baitul Mal sebagai haknya secara penuh dan mutlak. Keadaan di atas berlangsung sampai datangnya khalifah ke-8 Bani Umayyah, Umar bin Abdul Aziz (memerintah 717-720). Umar berupaya untuk membersihkan Baitul Mal dari pemasukan harta yang tidak halal dan berusah mendistribusikannya kepada yang berhak menerimanya. 9

id.m.wikipedia.org

11

Umar membuat perhitungan dengan para amirnya agar mereka mengembalikan harta yang sebelumnya bersumber dari sesuatu yang tidak sah. Di samping itu, Umar sendiri mengembalikan milik pribadinya sendiri, yang waktu itu berjumlah sekitar 40.000 dinar setahun, ke Baitul Mal. Harta tersebut diperoleh dari warisan ayahnya, Abdul Aziz bin Marwan. Akan tetapi, kondisi Baitul Mal yang telah dikembalikan oleh Umar bin Abdul Aziz kepada posisi yang sebenarnya itu tidak dapat bertahan lama. Keser...


Similar Free PDFs