Makalah Panduan Observasi dan Aspek-aspek di dalamnya PDF

Title Makalah Panduan Observasi dan Aspek-aspek di dalamnya
Course Psikodiagnostika (Observasi)
Institution Universitas Padjadjaran
Pages 14
File Size 320.2 KB
File Type PDF
Total Downloads 75
Total Views 651

Summary

PSIKODIAGNOSTIKMAKALAH PANDUAN OBSERVASI & ASPEK-ASPEK DI DALAMNYADisusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah PsikodiagnostikFakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Jatinangor 2014A. PENGERTIANIstilah observasi berasal dan bahasa Latin yang berarti ”melihat” dan “memperhatikan”. Istilah obse...


Description

PSIKODIAGNOSTIK MAKALAH PANDUAN OBSERVASI & ASPEK-ASPEK DI DALAMNYA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikodiagnostik

Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran Jatinangor 2014

A.

PENGERTIAN

Istilah observasi berasal dan bahasa Latin yang berarti ”melihat” dan “memperhatikan”. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut. Maka dapat dikatakan bahwa observasi adalah metode atau cara untuk menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Observasi yang berarti pengamatan bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai alat recheckingin atau pembuktian terhadap informasi / keterangan yang diperoleh sebelumnya. Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematis atas fenomena-fenomena yang diteliti. Observasi secara sempit dapat diartikan sebagai pengamatan secara langsung terhadap gejala yang diselidiki baik dalam situasi alamiah ataupun situasi buatan. Pengertian observasi secara luas adalah pengamatan yang dilakukan secara tidak langsung dengan menggunakan alat-alat bantu yang sudah dipersiapkan sebelumnya maupun yang diadakan khusus untuk keperluan tersebut.

B. TUJUAN OBSERVASI Tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitasaktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas dan makna kejadian yang dilihat dari perspektif mereka yang terlibat dalam kejadian yang diamati. Deskripsi harus kuat, faktual, sekaligus teliti tanpa harus dipenuhi berbagai hal yang tidak relevan. Observasi

perlu

dilakukan

karena

beberapa

alasan,

yaitu:

1. Memungkinan untuk mengukur banyak perilaku yang tidak dapat diukur

dengan menggunakan alat ukur psikologis yang lain (alat tes). Hal ini banyak terjadi pada anak-anak. 2. Prosedur Testing Formal seringkali tidak ditanggapi serius oleh anak-anak sebagaimana orang dewasa, sehingga sering observasi menjadi metode pengukur utama. 3. Observasi dirasakan lebih mudah daripada cara peugumpulan data yang lain. Pada anak-anak observasi menghasilkan informasi yang lebih akurat daripada orang dewasa. Sebab, orang dewasa akan memperlihatkan perilaku yang dibuatbuat bila merasa sedang diobservasi. Tujuan observasi bagi seorang psikolog pada dasarnya adalah sebagai berikut

:

1. Untuk keperluan asesmen awal dilakukan di luar ruang konseling, misalnya: ruang tunggu, halaman, kelas, ruang bermain. 2. Sebagai dasar/titik awal dari kemajuan klien. Dari beberapa kali pertemuan psikolog akan mengetahui kemajuan yang dicapai klien. 3. Bagi anak-anak, untuk mengetahui perkembangan anak-anak pada tahap tertentu. 4. Digunakan dalam memberi laporan pada orangtua, guru, dokter, dan lain-lain. 5. Sebagai informasi status anak/remaja di sekolah untuk keperluan bimbingan dan konseling.

C. FUNGSI / KEGUNAAN OBSERVASI Fungsi / kegunaan Observasi adalah sebagai berikut : a. Dapat dijadikan sebagai data awal untuk memperoleh gambaran, pengetahuan, dan pemahaman tentang objek yang diobeservasi.

b. Sebagai tambahan untuk informasi lainnya c. Dapat membantu observer untuk mengembangkan pemahaman mengenai masalah yang akan dipecahkan secara lebih komprehensif dan realistis. Dalam konteks di bidang psikologi, ketika seorang psikolog sedang melakukan wawancara (interview) kepada seorang klien, terkadang interview tidak mengungkapkan secara utuh apa yang sedang ia alami atau rasakan. Misalnya seorang pecandu alkohol ketika sedang melakukan konsultasi dan akan menjalani sebuah treatment ia terkadang meminimalisasi infomasi mengenai jumlah dan intensitas minuman yang biasa dikonsumsi karena ia malu. Oleh karena itu observasi dapat digunakan beriringan dengan interview yang berfungsi untuk : a. Alat control terhadap kebenaran informasi yang disampaikan oleh interviewee saat interview. b. Dapat

dijadikan

validasi

terhadap

informasi

yang

disampaikan

interviewee. c. Menunjang dan melengkapi data saat interview

Kedudukan Observasi dalam Psikodiagnostik Kedudukan

observasi

dalam

psikodiagnostik

berkaitan

dengan

proses

penyelidikan untuk mengidentifikasi dan memahami variabel psikologis untuk penegakan diagnosis psikologis.

D. RUANG

LINGKUP

PENGGUNAAN

PENELITIAN PSIKOLOGI Observasi dalam penerapan : 

Psikologi Klinis -

Identifikasi simptom dari gangguan

-

Identifikasi tingkat gangguan

-

Pendukung dalam proses konseling/terapi

OBSERVASI

DALAM



-

Pendukung dalam proses psikotes : projektif individual

-

Bersama-sama dengan wawancara pada in take interview dan konseling

Psikologi Perkembangan -

Identifikasi

kemunculan

gejala/simptom

yang

muncul

dari

gangguan/permasalahan perkembangan (khususnya anak)



-

Identifikasi level gangguan perkembangan

-

Identifikasi tingkat perkembangan anak

-

Monitoring dan evaluasi proses terapi atau intervensi pada anak

-

Dll

Psikologi Pendidikan -

Identifikasi kesulitan belajar

-

Monitoring dan evaluasi pelaksanaan intervensi kesulitan belajar

-

Monitoring dan evaluasi pelaksanaan belajar pada program akselerasi dan sekolah inklusi



-

Identifikasi multiple intelligent

-

dll

Psikologi Industri dan Organisasi -

Studi ergonomika, contoh : observasi terhadap kesesuaian peralatan kerja dengan jenis pekerjaan

-

Seleksi dan asesmen kepribadian, ada intervensi perlakuan kemudian dilihat bagaimana perilaku peserta



-

Analisis jabatan, natural tanpa intervensi

-

Identifikasi kebutuhan training

-

Pemantauan perilaku dalam proses training (terutama out bound)

Psikologi Sosial -

Studi Pemetaan masalah sosial

-

Studi masalah sosial : agresivitas masyarakat, pelacuran, anak jalanan, tawuran.

-

Studi perilaku manusia dalam situasi sosial : perempatan, perilaku menolong (eksperimental – partisipan)

-

Identifikasi kebutuhan intervensi sosial, misalnya pada korban bencana alam yang tinggal di pengungsian, anak yang melakukan tindakan kriminal, dsb

-

Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan intervensi sosial

E. LANGKAH-LANGKAH OBSERVASI Observer harus mengetahui terlebih dahulu tujuan dari observasi sebelum melakukan kegiatan observasi dan mengambil data (record). Jika tujuan telah dapat dijelaskan dengan baik, observasi baru bisa dilaksanakan. Ada beberapa prosedur atau langkah langkah yang harus dilakukan dalam melakukan observasi, yaitu: 1. What is the purpose of this observation. Sebelum melakukan observasi, observer harus menentukan tujuan dari kegiatan observasi yang akan dilakukan dengan mengumpulkan fakta-fakta dari fenomena yang ada. Peneliti perlu mengetahui masalah yang harus diselesaikan dan menentukan tujuan barulah dapat melakukan observasi

2. How we measured. Untuk mengetahui hasil obervasi yang dilakukan, peneliti harus menentukan alat ukur yang tepat dalam menghitung hasil statistik dari hasil observasi sebelum di olah menjadi kesimpulan. Kesalahan dalam menentukan alat ukur akan membuat hasil penelitian berkurang ke akuratannya dan dapat merubah kesimpulan.

3. Who will make the observation. Sebelum melakukan observasi, tentunya seorang observer harus menentukan siapa yang akan menjadi observer dalam pengambilan data. Sebagai contoh ketika Dekan Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran ingin melakukan observasi terhadap efektivitas sistem pembelajaran yang baru di terapkan pada mahasiswa S1 angkatan 2013, mahasiswa S2 ditunjuk untuk menjadi observer yang akan mengambil data.

4. Who or what will be observed. Pada saat menentukan tujuan dalam melakukan observasi, observer juga harus dapat menentukan siapa atau apa yang harus diperhatikan dalam pengambilan data observasi. Jika mengacu pada contoh awal, mahasiswa S1 angkatan 2013 adalah kelompok yang akan di obervasi dan kegiatan belajar mereka menjadi hal yang di obervasikan.

5. Where the observation will take place. Observasi bisa dilakukan dimana saja, namun dapat menimbulkan bias atau distraksi terhadap observer maupun partisipan yang diobservasi. Untuk meminimalisir hal tersebut, observer harus menyediakan tempat yang kemungkinan ada variabel extranous-nya kecil, seperti laboratorium psikologi atau ruang kelas. Misalnya Dekan Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran menyediakan ruang kelas untuk melakukan observasi.

6. When the observation will occur. Ketika akan melakukan observasi, observer perlu menentukan waktu untuk melakukan observasi seperti mengtur janji untuk melakukan observasi dengan partisipan observasi seperti menentukan tanggal dan waktu akan dilakukannya kegiatan observasi.

7. How the observation will be record. Dalam observasi, observer harus mengetahui bagaimana hasil observasi dapat direkam atau disimpan. Biasanya para observer menggunakan catatan untuk mencatat hasil observasi. Media lain yang dapat digunakan untuk melakukan observasi seperti kamera dan alat perekam suara juga dapat digunakan untuk menyimpan hasil observasi sebelum di olah kembali untuk menentukan kesimpulan.

F. METODE OBSERVASI

Metode observasi haruslah memiliki dua aspek penting yang harus diperhatikan. Hal hal tersebut yaitu: 1. Menuliskan seluruh atau sebagian besar perilaku atau hal-hal yang diucapkan oleh partisipan 2. Behavior natural diobservasi tanpa ada usaha untuk memanipulasi partisipan Natural behavior juga dapat muncul tanpa ada efek peubah dari peneliti maupun suasana tempat penelitian. Observasi sebagai metode, terbagi menjadi lima yaitu: 1. Naturalistic:

metode

observasi

dengan

memandang

subjek

pada

lingkungan alaminya. Dapat melihat suatu perilaku secara natural tanpa ada efek peneliti sekalipun. Memiliki masalah dalam kode etik terutama tentang consent 2. Structured: metode observasi dengan memandang subjek pada lingkungan buatan. Biasa dilakukan pada bayi, balita, atau hewan 3. Non-structured: metode observasi non-formal, tak terencana, dalam memandang suatu perilaku di lingkungan natural. Contoh: seorang babysitter menuliskan perkembangan anak pada dalam suatu keluarga tanpa direncanakan sebelumnya 4. Participant: metode observasi dimana peneliti memandang perilaku dengan berpartisipasi di dalamnya. Memiliki isu akan rawannya observer effect, namun dapat melihat perilaku dari perspektif kelompok. Contoh: peneliti bergabung dengan tim sepakbola untuk melihat perilaku grup. 5. Non-participant: metode observasi dimana peneliti memandang perilaku tanpa berpartisipasi didalamnya. Metode ini dapat menghindari observer effect,

namun

menghilangkan

mengobservasi cara anak bermain

G. TEKNIK OBSERVASI

insider

view.

Contoh:

peneliti

Dalam observasi sebagai teknik,

ia bertujuan agar

peneliti dapat

mengumpulkan data yang dapat ia manfaatkan. Dalam hal ini adalah sampling dalam observasi, ada dua cara sampling yaitu: 1. Time Sampling: mencatat suatu perilaku setiap interval waktu. Contoh: setiap 3 menit atau 15 menit 2. Event sampling: mencatat jumlah perilaku setiap perilaku tersebut muncul. Contoh: jumlah partisipan menguap atau memukul boneka

H. ETIKA DALAM MELAKUKAN OBSERVASI 1. Perlindungan terhadap kenyamanan dan keamanan subjek. Ketika melakukan Obervasi, observer harus menghindari perasaan menyakiti subjek penelitia. Maksudnya adalah, kenyamanan dan keamanan subjek harus dilindungi agar tidak menciptakan perasaan tidak nyaman pada subjek. Selain itu, observer harus berusaha untuk tidak menyinggung masalah pribadi subjek. 2. Persetujuan subjek. Ketika melakukan pengambilan data dari subjek, observer harus meminta persetujuan dari subjek untuk kesediaannya di observasi. 3. Privacy subjek. Segala sesuatu yang berhubungan dengan identitas subjek hanya sekedar data pribadi bagi observer dan dijaga kerahasiaannya dari orang lain. 4. Penjelasan tujuan Observasi Sebelum melakukan observasi, observer menjelaskan maksud dan tujuan dilakukannya observasi terhadap subjek. 5. Tetap mengikuti nilai-nilai kemanusiaan. Sopan satun ketika melakukan observasi, dan tidak memaksakan kehendak subjek penelitian. 6. pada saat observasi, observer sengaja melakukan treatment tertentu agar suatu perilaku muncul,

maka tindakan treatment tersebut tidak boleh

membahayakan subyek penelitian.

I. LANGKAH-LANGKAH DALAM PEMBUATAN PEDOMAN 1. Tentukan tujuan dan prosedur observasi Dengan menetapkan tujuan observasi, ini akan memudahkan kita dalam menentukan prosuder (siapa yang akan melakukan observasinya, siapa atau apa kelompok subyek yang akan diamati, di mana dan kapan observasi akan dilakukan, dan bagaimana observasi ini akan dilaksanakan). Dalam melakukan observasi, tujuan yang akan ditentukan bervariasi tergantung pada pengamatnya. 2. Pilih tipe dalam mencatat data observasi (type of records) Dengan adanya penentuan tujuan, pemilihan tipe dalam mencatat hasil observasipun akan lebih mudah. Karena, bila tipe pencatatan yang digunakan sudah objektif, tetapi bila caranya tidak sesuai dengan tujuan observasi, maka cara tersebut akan diaangap tidak tepat. Contohnya, bila kita menggunakan cara checklist dalam mengobservasi perilaku yang spontan, seobjektif apapun hasilnya, itu tidak bisa dianggap benar. Karena tipe checklist lebih baik digunakan dalam mengobservasi perilaku yang lebih spesifik. 3. Persiapkan cara pencatatan data observasi dan secara spesifik Karena ada beberapa tipe yang mudah dan ada yang sulit karena butuh waktu dalam mempersiapkannya. Juga, dalam membuatnya harus spesifik sesuai dengan data apa yang ingin kita dapatkan dari observasi tersebut. Kenapa untuk melalkukan pengamatan mencatat data sangat penting? Karena, suatu hal bisa dianggap benar bila ada bukti yang dapat ditunjukan. 4. Lakukan analisis dari data yang terkumpul Analaisis data yang dilakukan sesuai dengan tipe cara pencatatan data yang dipilih. Dengan menulis draf laporan kasar dalam bentuk sajian dengan cara mengklasifikasi, mereduksi, dan memilih data yang ada kaitannya satu sama lain untuk dianalisis akan memudahkan peneliti dalam menganalisis.

Semakin banyak waktu yang kita miliki dalam mengamati, semakin banyak data yang kita dapat maka semakin meyakinkan hasil pengamatan tersebut setelah dianalisis. 5. Susun laporan lengkap dari hasil analisis data sebagai penemuan penelitian secara utuh Dalam melakukan penyusunan laporan hasil pengamatan harus secara sistematik dimulai dari pengembangan tujuan, apa saja yang telah dilakukan, berapa lama pengamatan dilaksanakan, data apa saja yang telah didapat, dan hasil analisis dari pengamatan tersebut. J. CONTOH KISI-KISI PEDOMAN OBSERVASI Contoh kasus: kita sebagai observer akan mengamati sebarapa baiknya pemimpin dalam suatu kelompok menjalankan tugasnya sesuai dengan jabatannya.

Pertama, kita akan menentukan tujuan dari pengamatan. Karena kita ingin tahu apakah pemimpin yang ada di suatu kelompok tersebut bekerja sesuai dengan kewajibannya atau tidak, maka kita akan menentukan tujuan dalam melakukan pengamatan ini kita ingin mendapatkan data mengenai apa saja yang dilakukan pemimpin ini dalam memimpin kelompoknya. Setelah itu kita menentukan subyek yang di amati adalah ketua BEM Fakultas Psikologi Unpad. Observasi di lakukan di kampus psikologi Unpad setiap hari kamis pukul 3 sore hingga 5 sore selama 3 minggu berturut beturut. Observasi akan dilakukan setelah mendapatkan izin dari dekan psikologi unpad (tanpa diberitahukan kepada ketua BEM). Kedua, setelah menetapkan tujuan dan prosuder yang akan digunakan, kita memilih checklist sebagai media pencatatan data. Secara sepesifik tipe pencatatan dibuat sesuai dengan data apa saja yang ingin kita dapat yang sekiranya akan menunjang tujuan yang ingin kita capai.

Setelah data didapatkan, hasil pengamatan akan dianalisis menggunakan teori yang menunjang tujuan yang akan dicapai. Terakhir, laporan disusun sesuai proses pengamatan yang telah dilakukan dari tahap penentuan tujuan, metode, data dan hasil analisis.

KESIMPULAN Observasi adalah metode atau cara untuk menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Pada dasarnya observasi bertujuan untuk mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dan perspektif mereka terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut. Ruang Lingkup Penggunaan Observasi dalam Psikologi

dalam

penerapannya :Psikologi Klinis, Psikologi Perkembangan, Psikologi Pendidikan, Psikologi Industri dan Organisasi, Psikologi Sosial. Langkah observasi terdiri dari :Who will make the observation, Who or what will be observed, Where the observation will take place,When the observation will occur,How the observation will be record Metode maupun tekhnik dalam observasi harus dilakukan guna tercapainya tujuan dari observasi yang akan dilakukan. Namun juga harus diingat tentang adanya etika dalam pelaksanaan observasi yang harus dipenuhi, seperti : Perlindungan terhadap kenyamanan dan keamanan subjek, persetujuan subjek, Penjelasan tujuan Observasi, tetap mengikuti nilai-nilai kemanusiaaan, dll

Daftar Pustaka Plante, Thomas G. 2005. Cotemporary Clinical Psychology 2th Edition. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. Cartwright, Carol A. & G. Philip Cartwright. 1986. Developing Observation Skill 2nd Edition. New York : Mcgraw-Hill

lecturing Berliana Henu Cahyani, M.Psi.,Psi. Ust Yogyakarta Fudyartanta, Ki. 2005. Pengantar Psikodiagnostika. Yogyakarta: Pustaka Pelajar http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195010101980022SITI_WURYAN_INDRAWATI/PD2-Teori_Observasi.pdf http://danangsetyobudibaskoro.files.wordpress.com/2012/10/penggunaanobservasi-dalam-psikologi.pdf http://danangsetyobudibaskoro.files.wordpress.com/2012/10/etikaobservasi.pdf 3.07. Diakses tanggal 12 maret 2014...


Similar Free PDFs