Makalah Qardh Arief Dharma Laksana PDF

Title Makalah Qardh Arief Dharma Laksana
Author Arief Dharma Laksana
Pages 10
File Size 1016.5 KB
File Type PDF
Total Downloads 217
Total Views 497

Summary

MAKALAH QARDH DAN IMPLEMENTASINYA DALAM LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH Proposal ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Fiqih Kontemporer yang diampu oleh: Imam Mustofa, SHI, MSI Disusun Oleh : ARIEF DHARMA LAKSANA (141258510) (Kelompok 6) Progam Studi : S1 Perbankan Syari’ah Jurusan : Syariah INSTITU...


Description

Accelerat ing t he world's research.

Makalah Qardh Arief Dharma Laksana Arief Dharma Laksana

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Hadis Elsa Rahmah N

Isi Skripsi Analisis Syariah Akad Wadiah di Bank Syariah Hanif Eka Meiana MAKALAH KONSEP DASAR QARD DALAM LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH amri fadan fardan

MAKALAH QARDH DAN IMPLEMENTASINYA DALAM LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH Proposal ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Fiqih Kontemporer yang diampu oleh: Imam Mustofa, SHI, MSI

Disusun Oleh : ARIEF DHARMA LAKSANA (141258510) (Kelompok 6) Progam Studi : S1 Perbankan Syari’ah Jurusan : Syariah INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) JURAI SIWO METRO 2016/2017 1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Telah menjadi kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala bahwa manusia harus hidup bermasyarakat dan saling tolong menolong antara satu dengan yang lainnya. Sebagai makhluk sosial, manusia menerima dan memberikan andil dalam kehidupan orang lain, saling berinteraksi untuk memenuhi kebutuhan hidup dan mencapai kemajuan dalam hidupnya. Untuk mencapai kemajuan dan tujuan hidup, diperlukan kerja sama yang baik antara sesama manusia. Di antara sekian banyak aspek kerja sama yang paling menonjol di antara manusia adalah aspek ekonomi.1 Di Islam, ekonomi bergantung dengan dimensi ruang dan waktu, karena Islam adalah agama rahmatan lil ‘alamin. Islam sebagai agama yang mengatur segala urusan dalam kehidupan manusia juga mengatur mengenai perkara ekonomi seperti masalah hutang piutang. Hutang Piutang adalah memberikan sesuatu pinjaman baik berupa uang maupun barang yang menjadi hak milik pemberi pinjaman kepada peminjam dengan pengembalian di kemudian hari sesuai perjanjian yang disepakati dan dengan jumlah yang sama.

Konsep hutang piutang yang ada dalam Islam pada dasarnya adalah untuk memberikan kemudahan bagi orang yang sedang kesusahan. Islam menganggap bunga sebagai suatu kejahatan ekonomi yang menimbulkan penderitaan masyarakat baik itu secara ekonomi, sosial maupun moral. Oleh karena itu, kitab suci Al - Qur’an melarang kaum muslimin untuk memberi maupun menerima bunga. Dalam surah Al Baqarah ayat 278 – 279 Allah Subhanahu wa Ta’ala melarang riba dan mempertegas bahwa bunga itu melanggar hukum di dalam Islam.2 1

Hamzah Ya’qub, Kode Etik Dagang Menurut Islam; Pola Pembinaan Hidup Dalam Berekonomi, (Bandung: Diponegoro, 1984), h. 13 – 14 2 Sutan Remy Syahdeni, Perbankan Islam dan Kedudukannya Dalam Tata Hukum Perbankan Indonesia, (Jakarta: PT. Pustaka Utama, 1999), h. 6.

2

B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan Qardh? 2. Apakah dasar hukum Qardh? 3. Apa saja rukun dan syarat Qardh? 4. Apa saja Manfaat Qardh dalam dunia usaha ? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui apa Qardh. 2. Untuk mengetahui dasar hukum Qardh. 3. Untuk mengetahui rukun dan syarat Qardh. 4. Untuk mengetahui manfaat Qardh dalam dunia usaha.

3

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Qardh Secara etimologis qardh merupakan bentuk masdar dari qardha asy-syai’ – yaqridhu, yang berarti dia memutuskan. Qardh adalah bentuk masdar yang berarti memutuskan. Dikatakan, qaradhu asy-syai’a bilmiqradh, atau memutus suatu dengan gunting. Al-qardh adalah sesuatu yang diberikan oleh pemilik untuk dibayar.3 Adapun qardh secara terminologis adalah memberikan harta kepada orang yang akan memanfaatkan dan mengembalikan gantinya dikemudian hari.4 Adapun menurut Ascaray qardh merupakan pinjaman kebijakan/lunak tanpa imbalan, biasanya untuk pembelian barang-barang fungible (yaitu barang yang dapat diperkirakan dan diganti sesuai berat, ukuran, dan jumlahnya).5 Sedangkan Muhammad berpendapat dalam bukunya, qardh atau iqradh secara etimologi berarti pinjaman. Secara terminologi muamalah (ta’rif) adalah memiliki sesuatu yang harus dikembalikan dengan pengganti yang sama.6 Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan qardh adalah pinjaman uang atau modal yang diberikan sesorang kepada pihak lainnya, di mana pinjaman tersebut digunakan untuk untuk usaha atau menjalankan bisnis tertentu. Pihak peminjam berkewajiban mengembalikan pinjaman tersebut sesuai dengan jumlah yang dipinjamkan tanpa bergantung pada untung atau rugi usaha yang dijalankannya. Pinjaman qardh juga tidak berbunga, karena prinsip dalam qard adalah tolong menolong.7 3

Mardani, Fiqih Ekonomi Syariah; Fiqih Muamalah, (Jakarta: Kencana, 2012), h. 333. Abdullah bin Muhammad ath Thayyar, Ensklipedi Fiqh Muamalah dalam Pandangan 4 Mazhab, (Yogyakarta: Maktabah al - hanif, 2009), h. 153. 5 Ascara, Akad & Produk Bank Syariah, (Jakarta : Rajawali Pers, 2013), h. 46 6 Muhammad, Model-Model Akad Pembiayaan di Bank Syariah, (Yogyakarta : UII Press, 2009), h. 137 7 Imam Mustofa, Fiqih Mu’amalat Kontemporer, (Jakarta : Rajawali Pers, 2016), h. 169 4

4

B. Dasar Hukum Qardh 1. Dalil Al – Qur’an Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surah Al – Baqarah ayat 280 :

“Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka

berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.”8 Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surah Al – Baqarah ayat 245:

“Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya Nya-lah kamu dikembalikan”9 2. Dalil Hadits Rasulullah Shallallhu ‘alaihi wasallam a. Riwayat Imam Muslim Dari Abu rafi r.a“Sesungguhnya r.a“Sesungguhnya Rasulullah shallallhu ‘alaihi wa sallam berutang seekor unta kepada seorang laki – laki. Kemudian 8 9

QS. Al – Baqarah (2): 280 QS. Al – Baqarah (2): 245

5

diberikan

kepada

beliau

seekor

unta

shadaqah.

Beliau

memerintahkan Abu Rafi’ r.a kembali kepada beliau dan berkata, saya tidak menemukan diantara unta – unta tersebut kecuali unta usianya menginjak tujuh tahun. Beliau menjawab, berikanlah unta itu kepadanya karena sebaik – baik orang adalah yang paling baik dalam membayar hutang” (HR. Muslim)10 b. Hadits Riwayat Jama’ah “Penundaan (pembayaran) yang dilakukan oleh orang mampu adalah suatu kedzaliman...... “ (HR. Jama’ah)11 3. Ijma Para Ulama Sepakat bahwa qardh dibolehkan dalam Islam. Kesepakatan ini didasari pada tabiat manusia yang tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Tidak ada orang yang memiliki semua barang yang ia butuhkan. Oleh karena itu pinjam meminjam sudah menjadi salah satu bagian dari kehidupan didunia ini, Islam adalah agama yang sangat memperhatikan segenap kebutuhan umatnya. 12 C. Rukun, Syarat dan Ketentuan terkait akad Qardh Adapun syarat – syarat dan ketentuan dalam melakukan akad qardh : 1. Shighat Yang dimaksud dengan shighat adalah ijab dan kabul. Tidak ada perbedaan diantara fukaha bahwa ijab kabul sah dengan lafaz utang dan dengan semua lafaz yang menunjukan maknanya seperti kata, “Aku memberimu utang” atau “Aku menghutangimu”. Demikianlah

10

HR. Muslim HR. Jama’ah 12 Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dan Teori Praktik , (Jakarta: Gema Insani, 2001), h. 132 11

6

pula kabul sah dengan semua lafaz yang menunjukan kerelaan, seperti “Aku berhutang” atau “Aku ridha” dan lain sebagainya. 2. ‘Aqidain Yang dimaksud dengan ‘Aqidain (dua pihak yang melakukan transaksi) adalah pemberi utang dan pengutang. Adapun syarat – syarat bagi pengutang adalah merdeka, balig, berakal, sehat, dan pandai (rasyid, dapat membedakan baik dan buruk). 3. Harta yang diutangkan a. Harta berupa harta yang ada padanya, maksudnya harta yang satu sama lain dalam jenis yang sama tidak banyak berbeda yang mengakibatkan perbedaan nilai, seperti uang, barang – barang yang dapat ditakar, ditambang, ditanam, dan dihitung. b. Harta yang diutangkan disyaratkan berupa benda, tidak sah menghutangkan manfaat (jasa). c. Harta yang diutangkan diketahui, yaitu diketahui kadarnya dan diketahui sifatnya.13 D. Manfaat Qardh dalam dunia usaha Qardh memberikan manfaat bagi masyarakat dan bank syariah sendiri. Manfaat qardh antara lain: 1. Memungkinkan nasabah yang sedang dalam kesulitan mendesak untuk mendapat talangan jangka pendek. 2. Al-qardh al-hasan juga merupakan salah satu ciri pembeda antara bank syariah dan bank konvensional yang di dalamnya terkandung misi sosial, dan komersial. 3. Adanya misi sosial-kemasyrakatan ini akan meningkatkan citra baik dan meningkatkan loyalitas masyarakat terhadap bank syariah.14

13 14

Mardani, Fiqih Ekonomi Syariah; Fiqih Muamalah, h. 335. Imam Mustofa, Fiqih Mu’amalat Kontemporer, h. 152.

7

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Hutang-piutang berkonotasi pada uang dan barang yang dipinjam dengan kewajiban untuk membayar kembali apa yang sudah diterima dengan yang sama. Sedangkan menurut bahasa arab hutang-piutang sering disebut juga dengan AL-qardh. Adapun rukun, syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi ketika melakukan akad qardh ini, yaitu: 1) Shigat. Yang dimaksud dengan shighat adalah ijab dan kabul. 2) ‘Aqadain. Adalah dua pihak yang melakukan transaksi yakni pemberi utang dan pengutang. 3) Harta yang diutangkan. Manfaat qardh dalam praktik perbankan syariah di antaranya sebagai untuk membantu nasabah yang sedang dalam kesulitan mendesak untuk mendapat talangan jangka pendek, juga untuk membantu usaha sangat kecil dan keperluan sosial, dan adanya misi sosial-kemasyrakatan ini akan meningkatkan citra baik dan meningkatkan loyalitas masyarakat terhadap bank syariah.

8

DAFTAR PUSTAKA Abdullah bin Muhammad ath Thayyar. 2009. Ensklipedi Fiqh Muamalah dalam Pandangan 4 Mazhab. Yogyakarta: Maktabah al - hanif. Ascara. 2013. Akad & Produk Bank Syariah. Jakarta : Rajawali Pers. Hamzah Ya’qub. 1984. Kode Etik Dagang Menurut Islam; Pola Pembinaan Hidup Dalam Berekonomi. Bandung: Diponegoro. Imam Mustofa. 2016. Fiqih Mu’amalat Kontemporer. Jakarta : Rajawali Pers. Mardani. 2012. Fiqh Ekonomi Syariah : Fiqh Muamalah. Jakarta : Kencana. Muhammad. 2009 Model-Model Akad Pembiayaan di Bank Syariah. Yogyakarta : UII Press. Muhammad Syafi’I Antonio. 2001. Bank Syariah dan Teori Praktik. Jakarta: Gema Insani. Sutan Remy Syahdeni. 1999. Perbankan Islam dan Kedudukannya Dalam Tata Hukum Perbankan Indonesi.Jakarta: PT. Pustaka Utama.

9...


Similar Free PDFs