Makalah Strategi Intruksional PDF

Title Makalah Strategi Intruksional
Author Fandi Israwan
Pages 46
File Size 586.3 KB
File Type PDF
Total Downloads 60
Total Views 110

Summary

MAKALAH PERENCANAAN PEMBELAJARAN STRATEGI INTRUKSIONAL Dosen Pengampu: Drs. Zuhairi, M.Pd. Disusun Oleh: 1. Dessy Eristha 1290045 2. Fandi Israwan 1290155 3. Hesti Ratnsari 1290215 4. Mariia Fitriyanti 1290355 5. M. Maulana Azis 1290415 Program Studi: PGMI B/IV SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STA...


Description

MAKALAH PERENCANAAN PEMBELAJARAN

STRATEGI INTRUKSIONAL

Dosen Pengampu: Drs. Zuhairi, M.Pd.

Disusun Oleh: 1. Dessy Eristha

1290045

2. Fandi Israwan

1290155

3. Hesti Ratnsari

1290215

4. Mariia Fitriyanti 1290355 5. M. Maulana Azis 1290415

Program Studi: PGMI B/IV

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) JURAI SIWO METRO TAHUN 2014

KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah Subhanahuwata’ala, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang merupakan tugas kelompok pada mata kuliah Perencanaan Pendidikan yang membahas tentang Strategi Intruksional. Penulis menyadari di dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan baik itu di dalam penyusunan ataupun di dalam penulisannya, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar penulis dapat mengetahui dimana letak kelemahan penulis sehingga pada penyusunan tugas yang selanjutnya penulis akan berusaha untuk memperbaiki kesalahan yang telah penulis lakukan di dalam penyusunan makalah ini. Penulis mengharapkan dengan disusunnya makalah ini akan dapat menambah pengetahuan dan juga mendorong semangat di dalam mempelajari Perencanaan Pendidikan, tidak hanya bagi penulis tetapi juga bagi siapa saja yang membaca makalah ini.

Metro, Mei 2014 Penulis,

KELOMPOK IV

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ ii DAFTAR ISI ............................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................... 3 C. Tujuan Penulisan ............................................................................. 3 BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 4 A. Pengertian Strategi Intruksional ...................................................... 4 B. Komponen Utama Strategi Intruksional.......................................... 5 C. Langkah Mengembangkan Strategi Intruksional ............................ 20 BAB III PENUTUP .................................................................................... 25 A. Kesimpulan ..................................................................................... 25 B. Saran ................................................................................................ 25 DAFTAR PUSTAKA

iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pengembangan sistem pembelajaran (instruksional) merupakan salah satu bentuk pembaharuan sistem instruksional yang banyak dilakukan dalam rangka pembaharuan sistem pendidikan, dengan maksud agar sistem tersebut dapat lebih serasi dengan tuntutan kebutuhan masyarakat, serasi pula dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tujuan utama meningkatkan produktivitas dan efisiensi proses pembelajaran. Namun

demikian,

pendekatan

yang

sistematis

dalam

kegiatan

instruksional ini dilakukan dengan cara yang berbeda-beda, dan dengan sebutan yang berbeda-beda pula. Sebutan itu di antaranya adalah: pengembangan instruksional, desain instruksional, pengembangan sistem instruksional, pengembangan program instruksional, pengembangan produk instruksional, pengembangan organisasi, dan pengembangan kemampuan mengajar. Tetapi istilah populer yang lazim digunakan adalah “pengembangan instruksional

(pembelajaran),

yang

merupakan

padanan

dari

istilah

“instructional development”. Istilah yang disebutkan terakhir ini adalah merupakan istilah resmi yang dibakukan oleh organisasi profesi AECT (Association for Educational Communication and Technology) di Amerika Serikat. Dalam Pengajaran, terdapat dua aktivitas yang dilakukan di dalamnya, yaitu aktivitas belajar dan aktivitas mengajar. Aktivitas belajar adalah aktivitas yang dilakukan oleh siswa untuk mendapatkan ilmu pengetahuan baru. sedangkan mengajar yaitu aktivitas seorang siswa untuk memberikan informasi kepada siswa tentang pokok bahasan yang harus dipahami oleh siswa.. Keberhasilan suatu proses pembelajaran tergantung pada beberapa komponen yang ada di dalamnya. baik itu guru, siswa maupun sistem yang terdapat dalam pembelajaran itu sendiri. Jika ditinjau dari segi guru, akan sangat menentukan jika guru memiliki kemampuan dalam mengembangkan

1

strategi

yang

akan

digunakan

untuk

menyampaikan

suatu

materi

pembelajaran. Jika melihat, aktivitas pengajaran bukanlah sesederhana seperti apa yang dilihat, karena keberhasilan suatu pendidikan siswa tergantung pada proses pengajaran. sehingga pengajaran sangat penting karena berkaitan dengan upaya mengubah, mengembangkan dan mendewasakan insan didik. Aktivitas pengajaran yang dikelola secara terprogram, teratur, dan mengikuti prinsipprinsip pegelolaan serta kaidah-kaidah pengajaran yang baik merupakan tuntutan yang semestinya terhadap pelaksanaan pengajaran. Setiap pendidik memiliki cara atau style yang berbeda dalam melaksanakan proses pembelajaran. Ada yang cukup menggunakan satu model dan satu metode, ada juga yang menggunakan satu model yang terdiri dari beberapa metode. Walaupun terdapat variasi dalam proses tersebut, pada dasarnya ada satu hal yang harusnya tetap sama yaitu keyakinan guru dalam menggunakan model ataupun metode atau yang dikenal juga dengan kata yang lebih luas, strategi tersebut bertujuan agar siswa dapat memahami apa yang akan ia sampaikan. Dalam menentukan atau memadukan strategi, metode, model, teknik dan taktik seorang guru harus memiliki kemampuan dalam bidang pengajaran. Penyesuaian terhadap materi ajar sangat penting. sebaik apapun strategi yang digunakan, jika tidak sesuai dengan materi maka berdampak siswa akan mendapatkan kesalahan konsep dari materi yang diajarkan. Keberagaman dalam memvariasikan model, metode dan media tersebut harusnya tetap memiliki pola atau standarisai agar dapat dikatakan baik. Terkait dengan bagaimana cara menyusun strategi instruksional yang baik inilah penulis angkat sebagai permasalahan pada makalah ini. Adapun strategi instruksional yang disusun berdasarkan strategi instruksional dalam model pengembangkan Instruksional yang dikembangkan oleh Suparman (2004). Berdasarkan latar belakang di atas, perlu adanya pemaparan tentang pengembangan strategi pengajaran agar terdapat sinkronisasi antara strategi yang digunakan dengan materi atau situasi siswa dalam proses pembelajaran.

2

B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian strategi intruksional? 2. Apa saja komponen utama dalam strategi intruksional? 3. Bagaimana langkah mengembangkan strategi intruksional?

C. Tujuan Penulisan 1. Untuk mengetahui pengertian strategi intruksional. 2. Untuk mengetahui komponen utama dalam strategi intruksional. 3. Untuk mengetahui langkah mengembangkan strategi intruksional.

3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Strategi Intruksional Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Jika dihubungkan dengan pembelajaran, strategi dapat diartikan sebagai polapola umum kegiatan guru dan peserta didik dalam perwujudan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah digariskan (Trianto, 2007). Pengertian strategi pembelajaran atau instruksional secara detail diungkapkan oleh Suparman (2004), bahwa strategi instruksional merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara pengorganisasian materi pelajaran dan peserta didik, peralatan dan bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses instruksional untuk mencapai tujuan instruksional yang telah ditentukan.1 Strategi intruksional adalah suatu komponen sistem intruksional yang masih terbelakang. Ia masih belum berkembang seperti komponen- komponen yang lain. Menurut Dick dan Carey (1985) mengatakan bahwa strategi intruksional menjelaskan komponen-komponen umum dari suatu set bahan intruksional dan prosedur prosedur yang akan digunakan bersama bahanbahan tersebut untuk menghasilkan hasil belajar tertentu pada siswa. Dari pendapat beberapa ahli diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa strategi instruksional merupakan perpaduan dari urutan kegiatan, cara pengorganisasian materi pelajaran dan peserta didik, peralatan dan bahan, serta waktu yang digunakan dalam proses instruksional untuk mencapai tujuan instruksional yang telah ditentukan. Dalam menggunakan suatu strategi, seorang guru harus mampu memadukannya dengan model dan metode pengajaran yang sesuai. dengan adanya kesesuaian antara strategi, model dan metode maka semain mudah bagi siswa untuk memahami materi pembelajaran.

1

Atwi Supratman. Desain Instrusional. (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. 2004). Hal. 157.

4

B. Komponen Utama Strategi Intruksional 1. Komponen Utama Pertama: Urutan Kegiatan Intruksional Urutan kegiatan intruksional terdiri atas komponen pendahuluan, penyajian dan penutup dan disetiap komponen terdiri ata beberapa langkah yaitu sebagai berikut: 1) Sub Komponen Pendahuluan Pendahuluan merupakan merupakan kegiatan awal dari kegiatan intruksional yang sesungguhnya. Dick dan Carey (1985) menyebutkan pre- intruksional activities dan model universitas terbuka menggunakan istilah pengamatan atau kadang- kadang disebut pendahuluan. Adapun langkah- langkahnya adalah sebagai berikut: 1) Penjelasan singkat tentang isi pelajaran Pada babak permulaan pembelajaran, siswa inngin segera mengetahui apa yang akan dipelajarinya maka seorang pengajar menjelaskanya secara singkat. 2) Penjelasan Relevansi isi pelajaran baru Siswa akan lebih cepat mempelajari sesuatu yang baru bila sesuatu yang akan dipelajarinya itu dikaitkan dengan sesuatu yang telah diketahuinya atau dengan sesuatu yang biasa dilakukanya sehari- hari. 3) Penjelasan Tentang Tujuan Intruksional Siswa teruatma yang telah dewasa atau matang akan belajar dengan lebih cepat bila ia mendapatkan tandatanda yang mengarahkan proses pembelajarnya. 2) Sub Komponen Penyajian Setelah selesai kegiatan pendahuluan, pengajar mulai memasuki kegiatan penyajian. Penyajian adalah sub komponen yang sering ditafsirkan secara awam sebagai pengajaran karena memang merupakan inti kegiatan pengejaran. Didalamnya terkandung tiga pengertian pokok yaitu:

5

1) Uraian, merupakan penjelasan tentang materi pelajaran atau konsep, prinsip, dan prosedur yang akan dipelajari siswa 2) Contoh, adalah benda atau kegiatan yang terdapat dalam kegiatan siswa sebagai wujud dari materi pengajaran yang sedang diuraikan 3) Latihan, merupakan kegiatan siswa dalam rangka menerapkan konsep, prinsip, atau prosedur yang sedang dipelajarinya kedalam praktik yang relevan dengan pekerjaan dan kehidupan sehari-hari. 3) Sub Komponen Penutup Penutup adalah subkomponen terakhir dalam urutan kegiatan intruksional. Ia terdiri dari dua langkah yaitu langkah pertama tes formatif dan langkah kedua tindak lanjut: 1) Tes Formatif, merupakan suatu set pertanyaan untuk dijawab atau seperangkat tugas untuk dilakukan untuk mengukur kemajuan belajar siswa setelah menyelesaikan suatu tahap pelajaran. tes ini dapat diajukan secara terulis dan lisan. 2) Tindak lanjut, merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik setelah melakukan tes formatif dan umpan balik. Peserta didik yang telah tuntas belajar akan melanjutkan ke bagian pelajaran selanjutnya, dan peserta didik yang belum tuntas harus mengulangi isi pelajaran tersebut dengan menggunakan bahan instruksional yang sama atau berbeda. 2. Komponen Utama Kedua: Metode Intruksional Salah satu komponen utama strategi intruksional di luar urutan kegiatan intruksional adalah metode intruksional. Metode intruksional berfungsi sebagai cara dalam menyajikan (mengurutkan, memberi cantoh, dan memberi latihan) isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan

6

tertentu. Berikut adalah metode yang dapat digunakan pengajar dalam kegiatan intruksional : a. Metode Ceramah (Lecture) Metode ceramah berbentuk penjelasan mengajar kepada siswa dan biasanya diikuti dengan tanya jawab. Yang dibutuhkan adalah topik yang diuraikan dan media visual sederhana. Metode ini tepat digunakan untuk : 1) Kegiatan intruksional baru dimulai 2) Keterbatasan waktu 3) Jumlah pengajar sedikit Keterbatasan metode ini adalah : 1) Partisipasi siswa rendah 2) Kemajuan siswa sulit dipantau 3) Perhatian dan minat siswa tidak dapat dipantau b. Metode Demonstrasi Metode ini mengambil bentuk sebagai contoh pelaksanaan suatu

keterampilan

atau

proses

kegiatan.

Penggunaan

mensyaratkan adanya suatu keahlian untuk mendemonstrasikan penggunaan alat atau melaksanakan kegiatan tertentu. Metode demonstrasi tepat digunakan : 1) Kegiatan intruksional bersifat formal atau magang 2) Materi

pengajaran

psikomotor,

berbentuk

petunjuk

sederhana

keterampilan untuk

gerak

melakukan

sesuatu 3) Pengajar bermaksud mengganti dan menyederhanakan penyelasaian kegiatan yang panjang 4) Pengajar

bermaksud

menunjukkan

suatu

standar

penampilan Kesulitan penggunaan metode ini yaitu, mendapatkan orang yang bukan ahli dalam mendemonstrasikan keterampilan atau prosedur yang akan diajarkan, melainkan yang mampu juga

7

menjelaskan setiap langkah yang didemonstrasikannya secara verbal. c. Metode Penampilan Metode ini berbentuk praktik yang dilaksanakan atas dasar penjelasan atau demonstrasi yang telah diterima. Untuk menggunakan metode ini pengajar harus : 1) Memberi penjelasan yang cukup selama praktik 2) Melakukan kegiatan pengamanan sebelum praktik Metode ini tepat digunakan saat : 1) Pelajar telah mencapai tingakat lanjutan 2) Kegiatan intruksional bersifat formal, atau latihan kerja 3) Siswa mendapat kemungkinan untuk menerapkan apa yang telah dipelajari 4) Kondisi praktik sama dengan kondisi kerja 5) Dapat disediakan pembimbing secara dekat selama praktik Kesulitan metode ini adalah : 1) Membutuhkan waktu panjang 2) Membutuhkan fasilitas dan alat khusus 3) Membutuhkan pengajar yang lebih banyak d. Metode Diskusi Merupakan interaksi antar siswa dengan siswa atau dengan pengajar untuk mendebatkan topik atau permasalah tertentu. Dalam menggunakan metode ini pengajar harus : 1) Menyediakan topik yang akan didiskusikan 2) Menyebutka pokok-pokok masalah yang akan dibahas 3) Menugaskan siswa untuk menjelaskan, menganalisis, dan meringkas 4) Membimbing diskusi 5) Sabar terhadap kelompok yang lambat 6) Awas kepada kelompok yang kebingungan Metode ini tepat digunakan untuk :

8

1) Tahap menengah atau tahap akhir pembelajaran 2) Pelajaran formal 3) Perluasan pengetahuan 4) Belajar mengidentifikasi,

dan memecahkan masalah

serta mengambil keputusan 5) Menghadapi masalah secara kelompok Keterbatasannnya adalah : 1) Menyita waktu lama 2) Mempersyaratkan

siswa

untuk

mempunyai

latar

belakang yang cukup dalam masalah yang didiskusikan 3) Tidak dapat digunakan pada awal pemebelajaran e. Metode Studi Mandiri Metode ini berbentuk pelaksanaan tugas membaca atau penelitian tanpa bimbingan khusus. Metode ini dilakukan dengan cara : a) Memberi daftar bacaan b) Menjelaskan hasil yang diharapkan c) Mempersiapkan tes untuk menilai Penerapan metode ini : a) Pada tahap akhir proses belajar b) Dapat digunakan pada semua mata pelajaran c) Menunjang metode yang lain d) Meningkatkan kemampuan kerja e) Memberi kesempatan untuk memperdalam minat Akan tetapi metode ini hanya dapat digunakan bila siswa mampu menentukan sendiri tujannya dan dapat memperoleh sunmber-sumber yang digunakan. f. Metode Kegiatan Intruksional Terprogram Metode ini menggunakan basab intruksional yang disiapkan secara khusus, yang pelajaran di dalamnya dipecah menjadi langkah-langkah kecil, diurutkan, diarahkan untuk mengurangi kesalahan dan diikuti umpan balik.

9

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode ini : a) Harus benar-benar memiliki seluruh bahan, alat, dan perlengkapan b) Harus benar-benar tahu bahwa bahan itu bukan tes, respon selama proses belajar dimaksudkan untuk membantu belajar bukan sebagai dasar penilaian c) Tersedia sumber yang dapat membantu bila ada kesulitan d) Secara periodik harus dicek kemampuannya Metode ini diterapkan untuk : a) Semua tahap belajar b) Pelajar formal, belajar jarak jauh c) Mengatasi kesulitan perbedaan individual d) Mempermudah belajar dalam waktu yang diinginkan Keterbatasannya adalah : a) Metode ini kurang fleksibel b) Biaya pengembangan tinggi c) Kurang mendapat interaksi sosial g. Metode Latihan dengan Teman Memanfaatkan seseorang yang telah lulus dalam latihan untuk bertindak sebagai pelatih. Untuk menggunakan metode ini perlu diperhatikan hal-hal berikut : a) Mula-mula memperhatikan seseorang yang telah mencapai tingkat lanjut dalam melaksanakan tugas di bawah supervisi pelatih b) Setelah itu dilatih dalam keterampilan melakukannya c) Setelah lulus tes, selanjutnya menjadi pelatih untuk yang berikutnya. Metode ini dapat diterapkan pada semua tahap yang dapat dilatihan satu per satu serta latihan kerja, latihan formal, dan magang. Kesulitannya adalah terbatasnya siswa yang dapat dilatih

10

dalam suatu periode tertentu, dan kegiatan latihan harus senantiasa dikontrol secara langsung untuk melihat kualitas. h. Metode Simulasi Metode ini menampilkan simbol-simbol atau peralatan yang mengganikan proses, kejadian, atau benda yang sebenarnya. Untuk menggunakan metode ini hal yang harus diperhatikan adalah : a) Pada tahap awal diperlukan tingkat bawah realitas. Siswa diharapkan mengidentifikasi lokasi tujuan, sifat-sifat benda, tindakan yang sesuai dengan kondisi tertentu dan sebagainya b) Pada tahp pertengahan diperlukan realitas yang memadai. Siswa diharapkan dapat mempelajari sesuatu dalam kalimat dengan pengetahuan yang lebih luas dan memulai mengkoordinasi keterampilan c) Siswa diharapkan dapat melakukan pekerjaan seperti seharusnya. Metode ini sesuai diterapkan untuk semua tahap belajar, memberikan kejadian-kejadian yang analogis, memungkingkan prakti dan umpan balik dengan resiko kecil dan diprogramkan sebagai alat pelajaran mandiri. Adapun kelemahannya adalah biaya pengembangan yang tinggai dan butuh waktu yang lama, fasilitas dan alat yang digunakan sulit diperoleh serta mahal, dan resiko tinggi. i. Metode Sumbang Pendapat atau Sumbang Saran (BrainStorming) Bila menggunakan metode ini guru, tidak boleh berorientasi terhadap hasil metode tersebut, tetapi terhadap prosesnya, yaitu mendorong keberaniaan siswa memunculkan pendapatnya tanpa takut disalahkan. Metode ini tepat digunakan untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam mengajukan pendapatnya. Tetapi, metode ini dapat

11

menimbulkan frustasi dikalangan siswa, karena tidak menemukan konsesus pada akhir proses tersebut. Metode ini juga digunakan dalam mencari berbagai kemungkinan cara memecahkan masalah. j. Metode Studi Kasus Metode ini berbentuk penjelasan tentang masalah, kejadian atau situasi tertentu, yang kemudian siswa ditugaskan untuk mencari alternatif pemecahannya. Metode ini digunakan untuk mengembangkan keterampilan berfikir kritis dan mendapatkan persepsi baru dari suatu konsep dan masalah. Metode ini tepat digunakan untuk siswa yang cukup dalam masalah tersebut. Kesulitannya adalah mendapatkan kasus yang ditulis dengan baik sebagai hasil penelitian lapangan dan sesuai dengan lingkungan kehidupan siswa, dan...


Similar Free PDFs