Title | manajemen nyeri kronik |
---|---|
Author | Meazza Pradana |
Pages | 4 |
File Size | 23.3 KB |
File Type | DOCX |
Total Downloads | 37 |
Total Views | 161 |
MANAJEMEN NYERI KRONIK 1. Lakukan asesmen nyeri: a. Anamnesis dan pemeriksaan fisik (karakteristik nyeri, riwayat manajemen nyeri sebelumnya) b. Pemeriksaan penunjang: radiologi c. Asesmen fungsional: Nilai aktivitas hidup dasar (ADL), identifikasi kecacatan / disabilitas Buatlah tujuan fungsion...
MANAJEMEN NYERI KRONIK 1. Lakukan asesmen nyeri: a. Anamnesis dan pemeriksaan fisik (karakteristik nyeri, riwayat manajemen nyeri sebelumnya) b. Pemeriksaan penunjang: radiologi c. Asesmen fungsional: Nilai aktivitas hidup dasar (ADL), identifikasi kecacatan / disabilitas Buatlah tujuan fungsional spesifik dan rencana perawatan pasien Nilai efektifitas rencana perawatan dan manajemen pengobatan 2. Tentukan mekanisme nyeri: a. Manajemen bergantung pada jenis / klasifikasi nyerinya. b. Pasien sering mengalami > 1 jenis nyeri. c. Terbagi menjadi 4 jenis: 1. Nyeri neuropatik: 1) Disebabkan oleh kerusakan / disfungsi sistem somatosensorik. 2) Contoh: neuropati DM, neuralgia trigeminal, neuralgia pasca-herpetik. 3) Karakteristik: nyeri persisten, rasa terbakar, terdapat penjalaran nyeri sesuai dengan persarafannya, baal, kesemutan, alodinia. 4) Fibromyalgia: gatal, kaku, dan nyeri yang difus pada musculoskeletal (bahu, ekstremitas), nyeri berlangsung selama > 3bulan 2. Nyeri otot: tersering adalah nyeri miofasial 1) mengenai otot leher, bahu, lengan, punggung bawah, panggul, dan ekstremitas bawah. 2) Nyeri dirasakan akibat disfungsi pada 1/lebih jenis otot, berakibat kelemahan, keterbatasan gerak. 3) Biasanya muncul akibat aktivitas pekerjaan yang repetitive. 4) Tatalaksana: mengembalikan fungsi otot dengan fisioterapi, identifikasi dan manajemen faktor yang memperberat (postur, gerakan repetitive, faktor pekerjaan) 3. Nyeri inflamasi (dikenal juga dengan istilah nyeri nosiseptif): 1) Contoh: artritis, infeksi, cedera jaringan (luka), nyeri pasca-operasi...