MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN AYAM RAS PETELUR FASE LAYER.pdf PDF

Title MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN AYAM RAS PETELUR FASE LAYER.pdf
Author Rismawati Rasyid
Pages 24
File Size 4.2 MB
File Type PDF
Total Downloads 335
Total Views 421

Summary

MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN AYAM RAS PETELUR FASE LAYER PADA UNIT TERNAK UNGGAS FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN Oleh : RISMAWATI RASYID I 111 12 910 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Usaha ternak unggas mempunyai prospek pasar yang sangat ...


Description

Accelerat ing t he world's research.

MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN AYAM RAS PETELUR FASE LAYER.pdf Rismawati Rasyid

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Ujian 4-17-03-13-revisi hafis put ra

Pengaruh penggunaan wheat pollard (dedak gandum) t erferment asi t erhadap performan produksi ay… Idi Rosidi Seminar Nasional Teknologi dan Agribisnis Pet ernakan (SERI IV) "Opt imalisasi Teknologi dan Agribisnis… bayu A at moko, ari susant i, Muhammad Yusuf Fajar, S.Pt .

MANAJEMEN PEMBERIAN PAKAN AYAM RAS PETELUR FASE LAYER PADA UNIT TERNAK UNGGAS FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

Oleh : RISMAWATI RASYID I 111 12 910

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang Usaha ternak unggas mempunyai prospek pasar yang sangat baik, karena didukung oleh karakteristik produknya yang dapat diterima oleh masyarakat Indonesia yang sabagian besar muslim, harga relative murah dengan akses yang mudah diperoleh karena sudh merupakan barang publik. Komoditas ini juga berperan secara nyata dalam ketahanan pangan nasional melalui penyediaan protein hewani dan penyediaan lapangan kerja baik di pedesaan maupun di perkotaan. Secara nasional, industry perunggasan merupakan pemicu utama perkembangan usaha di subsector peternakan. Jumlah konsumsi daging ayam tahun 2013 ke 2014 meningkat sekitar 0,008 %, sedangkan konsumsi telur sekitar 0,004%. Meningkatnya kesejahteraan dan tingkat kesadaran masyarakat akan pemenuhan gizi khususnya protein hewani turut meningkatkan angka permintaan produk peternakan. Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang murah dan mudah dijangkau oleh masyarakat. Seiring meningkatnya permintaan dan kebutuhan akan telur, maka diperlukan peningkatan produksi dan pengembangan usaha oleh perusahaan-perusahaan peternakan khususnya ayam ras petelur. Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk diambil telurnya (Prihatman, 2000). Ayam ras petelur merupakan tipe ayam yang secara khusus menghasilkan telur sehingga produktifitas telurnya melebihi dari produktifitas ayam lainnya. Keberhasilan pengelolaan usaha ayam ras petelur sangat ditentukan oleh sifat genetis ayam, manajemen pemeliharaan, makanan dan kondisi pasar. Banong (2012) bahwa dalam pemeliharaan ayam ras petelur 2

sebelum mencapai umur produktif melewati 3 fase pemeliharaan, yaitu: 1) Fase starter/brooding yaitu pemeliharaan ayam mulai umur 1 hari (DOC- Day Old Chick) sampai dengan umur 6 minggu 2) Fase grower/pertumbuhan yaitu pemeliharaan ayam sejak umur 6 minggu sampai menjelang bertelur kira-kira umur 16-18 minggu 3) Fase layer/ masa produksi yaitu pemeliharaan sejak umur 18 minggu sampai dengan bertelur/berproduksi berahir atau diafkir. Usaha peternakan yang mengabaikan manajemen dan sumber daya yang dimiliki cenderung tidak mampu bertahan maupun berkembang. Pakan merupakan salah satu faktor yang penting dalam usaha peternakan ayam ras petelur. Jumlah dan kandungan zat-zat pakan yang diperlukan harus memadai untuk mencapai pertumbuhan dan produksi yang optimal. Asupan nutrisi yang cukup dan berkualitas menjadi syarat untuk tercapainya produksi telur yang optimal. Pakan yang berkualitas akan sangat mendukung peningkatan produksi maupun reproduksi ternak (Anggorodi, 1985). Pakan memegang peranan penting dalam usaha atau produksi peternakan yaitu meliputi 60-70% dari total biaya produksi. Pakan yang diberikan harus mempunyai kandungan zat makanan yang serasi. Keberhasilan maupun kegagalan usaha pemeliharaan ternak banyak ditentukan oleh faktor pakan yang diberikan. Banyak peternak yang memberikan pakan tanpa memperhatikan kualitas, kuantitas

dan

teknik

pemberiannya.

Akibatnya,

pertumbuhan

maupun

produktifitas ternak yang dipelihara tidak tercapai sebagaimana mestinya. Hal inilah yang melatarbelakangi dilaksanakannya Praktek Kerja Lapang (PKL) mengenai manajemen pemberian pakan ayam ras petelur fase layer.

3

Maksud dan Tujuan Maksud dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan mengenai Manajemen Pemberian Pada Pakan Ayam Ras Petelur fase layer adalah untuk melihat dan mengetahui serta berpartisipasi secara langsung dalam pemeliharaan ayam ras petelur khususnya dalam manajemen pemberian pakan yang diterapkan terhadap ayam ras petelur di Unit Ternak Unggas Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar. Tujuan dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan mengenai Manajemen Pemberian Pada Pakan Ayam Ras Petelur fase layer adalah untuk menambah pengetahuan, pemahaman dan wawasan serta keterampilan mengenai tatalaksana pemeliharaan ayam ras petelur khususnya dalam manajemen pemberian pakan dan pelaksana Praktek Kerja Lapang memiliki pengalaman kerja yang berguna dalam dunia usaha/wirausaha.

4

PEMBAHASAN

Keadaan Umum Lokasi Praktek Kerja Lapang Di Unit Ternak Unggas Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar. Letak Geografis Laboratorium Ilmu Ternak Unggas merupakan salah satu laboratorium yang ada di Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin yang terletak di bagian barat laut kampus Universitas Hasanuddin di wilayah Tamalanrea Indah, Kecamatan Biringkanaya, Makassar. Batas-batas kelurahan ini yaitu: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Daya 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Tamalanrea Jaya 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Panakukang 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Tello Keadaan topografi laboratorium produksi ternak unggas ini yaitu memiliki ketinggian 50-150 m dari permukaan laut, dengan permukaan tanah datar dan berbukit, serta curah hujan berkisar 2000-3000 mm/tahun. Aktivitas yang ada di laboratorium ini yaitu perkuliahan, praktikum, penelitian, penetasan, usaha ayam ras petelur dan pedaging serta pemeliharaan ayam koleksi. Laboratorium ini menjadi sarana bagi mahasiswa dan dosen dalam menunjang pelaksanaan perkuliahan, praktikum, pengalaman kerja dan penelitian yang diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dosen dan mahasiswa dalam mendukung perkembangan bidang perunggasan berbasis peternakan rakyat sesuai dengan visi misi Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin.

5

Visi fakultas peternakan universitas hasanuddin yaitu sebagai pusat unggulan pendidikan dan pengembangan IPTEKS peternakan berbasis kearifan lokal. Adapun misi yaitu; 1) Mengembangkan siste pendidikan yang adaptif, kreatif

dan

fleksibel

dalam

pengembangan

IPTEKS

peternakan,

2)

Mengembangkan penelitian dan kajian teknologi yang berkaitan dengan ilmu dan industri peternakan, 3) Menerapkan dan menyebarluaskan IPTEKS dalam mendukung pembangunan peternakan, dan 4) Mengembangkan kemitraan / kerja sama yang saling menguntungkan dengan pihak luar. Struktur Organisasi Laboratorium Produksi Ternak Unggas Struktur organisasi merupakan susunan dan hubungan-hubungan antar komponen bagian-bagian dan posisi-posisi dalam suatu organisasi. Struktur organisasi Laboratorium Produksi Ternak Unggas yakni sebagai berikut:

Gambar 1. Struktur organisasi Laboratorium Produksi Ternak Unggas. Sarana dan Prasarana Laboratorium Produksi Ternak Unggas Laboratorium Produksi Ternak Unggas dilengakapi dengan berbagai sarana dan prasarana diantaranya yaitu (Gambar 2): 6

1. Ruang kuliah. 2. Ruang dosen. 3. Ruang analisis dan ruang ujian. 4. Ruang tamu laboratorium. 5. Ruang penetasan lengkap dengan mesin tetas dan perlengkapannya. 6. Kandang penelitian ukuran 6 × 6 m sebanyak 2 unit beserta peralatannya. 7. Kandang pemeliharaan ayam ras pedaging ukuran 6 × 30 m sebanyak 3 unit beserta peralatannya. 8. Kandang pemeliharaan ayam ras petelur ukuran 6 × 30 m sebanyak 1 unit beserta peralatannya. 9. Kandang pemeliharaan ayam kampong ukuran 6 × 30 m sebanyak 1 unit beserta peralatannya. 10. Kandang pemeliharaan itik ukuran 5 × 5 m. 11. Ruang prosessing/pemotongan ayam. 12. Ruang penyimpanan dan penjualan produk laboratorium. 13. Gudang pakan. 14. Tempat tinggal pegawai. 15. Panampungan air.

Gambar 2. Denah lokasi Laboratorium Produksi Ternak Unggas. 7

Keadaan Khusus Lokasi Praktek Kerja Lapang Di Unit Ternak Unggas Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar. Perkandangan Kandang merupakan unsur penting dalam usaha peternakan ayam. Kandang dipergunakan mulai dari awal hingga masa berproduksi. Pada prinsipnya, kandang yang baik adalah kandang yang sederhana, biaya pembuatan murah, dan memenuhi persyaratan teknis (Martono, 1996). Kandang berfungsi untuk melindungi ternak dari panasnya matahari, hujan, angin, dan udara yang dingin serta gangguan binatang buas, memudahkan tatalaksana yang meliputi pemeliharaan, pemberian pakan dan minum serta pengawasan terhadap kesehatan ternak, memudahkan tenaga kerja dalam penanganan kegiatan sehari-hari (Cahyono, 1944). Lokasi peternakan di Unit Ternak Unggas Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin dekat dengan sumber air. Lokasi peternakan telah dibatasi dengan pagar kawat. Fadilah (2004) menyatakan lokasi yang dipilih untuk peternakan harus tersedia sumber air yang cukup, terutama pada musim kemarau. Air merupakan kebutuhan mutlak untuk ayam karena kandungan air dalam tubuh ayam bisa mencapai 70%. Susilawati (2010) menambahkan lokasi kandang harus jauh dari keramaian/perumahan penduduk, lokasi mudah dijangkau dari pusatpusat pemasaran dan lokasi terpilih bersifat menetap, tidak berpindah-pindah. Bangunan kandang yang digunakan di Unit Ternak Unggas Fakultas

Peternakan Universitas Hasanuddin yaitu tipe kandang terbuka dengan luas bangunan 7 × 25 m. Hal ini sesuai dengan Priyatno (2004) mengatakan bahwa kandang sebaiknya dibuat dengan sistem dinding terbuka agar hembusan angin dapat masuk dengan leluasa karena hembusan angin yang cukup akan mengurangi udara

8

panas dalam kandang. Kandang pemeliharaannya menggunakan sistem battery yang dibuat dengan dua tingkat (Double deck) yaitu kandang bujur sangkar yang disusun

berderet dan membujur dari timur ke barat. Ukuran kandang battery adalah panjang 40 cm, lebar 30 cm dan tinggi 40 cm dengan kapasitas 2 ekor ayam tiap kotaknya. Hal ini sesuai dengan Suprijatna, dkk (2005) menyatakan bahwa Kandang battery berbentuk kotak terbuat dari kawat atau bambu. Ukuran setiap kotak 40x30x40, biasanya dibuat rangkaian terdiri dari beberapa buah (4-5 buah). Zainuddin (2005) menjelaskan bahwa pada pemeliharaan intensif, kandang ayam lokal petelur umumnya battery yang terbuat dari bambu atau kawat. Kandang sistem battery dapat dibuat secara bertingkat mulai dari satu sampai tiga yang dilengkapi dengan tempat air pakan dan minum. Lantai kandang dibuat celah agar kotoran langsung jatuh ke bawah. Pada kandang sistem battery ini akan lebih mudah dalam pengawasan terhadap penyakit dan program vaksinasi. Kandang ayam petelur yang ada di Unit Ternak Unggas Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin dilengkapi gudang penyimpanan pakan. Gudang pakan ayam ras petelur berukuran 2 × 2 m berada di dalam unit kandang. Pakan yang disimpan tidak pernah lebih dari 1 minggu untuk mencegah kerusakan pada pakan yang disebabkan oleh kelembaban, serangga maupun tikus. Hal ini sesuai pendapat Prihatman (2000), bahwa pakan tidak boleh disimpan lebih dar 1 minggu, dan pakan yang didatangkan lebih dulu ke gudang adalah yang digunakan lebih dulu. Penyimpanan pakan perlu diperhatikan agar pakan tidak lembab atau rusak. Tempat penyimpanan pakan diusahakan bebas hama. Gudang pakan harus didesinfeksi serta kondisi ruangan harus kering (Rahmadi, 2009).

9

Kebutuhan Nutrisi Ayam Ras Petelur Fase Layer Kebutuhan nutrisi ayam ras petelur fase layer dapat dilihat pada Tabel 1. Jika energi pakan saat fase layer terlalu rendah, komsumsi pakan lebih banyak sehingga FCR meningkat dan efisiensi pakan menurun (Harms et al., 2000). Sebaliknya jika energi pakan meningkat akan terjadi penurunan komsumsi pakan. Jumlah pakan yang diberikan pada ayam ras petelur fase layer yakni sebanyak 120/g/ekor/hari (Anonim 2014). Tabel 1. Persyaratan mutu pakan ayam ras petelur fase layer No. Parameter Satuan Persyaratan 1. Kadar air % Maks. 14,0 2. Protein kasar % Min. 16,0 3. Lemak kasar % Maks. 7,0 4. Serat kasar % Maks. 7,0 5. Abu % Maks. 14,0 6. Kalsium (ca) % 3,25-4,25 7. Fosfor (P) total % 0,60-1,00 8. Fosfor tersedia % Min. 0,32 9. Energi metabolisme Kkal Min. 2650 10. Total aflatoksin µg/kg Maks. 50,0 11. Asam amino : 5. Lisin % Min. 0,80 6. Metionin % Min. 0,35 7. Metionin + sistin % Min. 0,60 Sumber : Badan Standarisasi Nasional Indonesia, 2006 (SNI 01-3929-2006). Berdasarkan mutu pakan ayam ras petelur fase layer dari Badan Standarisasi Nasional Indonesia bahwa bahan baku pakan harus bebas dari residu dan zat kimia yang membahayakan seperti peptisida dan bahan lain yang tidak diinginkan. Bahan baku pakan ini menjamin kesehatan masyarakat konsumen hasil peternakan. Pencampuran Bahan Pakan Bahan pakan adalah bahan yang dimakan, dicerna dan digunakan oleh ternak. Bahan pakan yang diberikan pada ayam ras petelur fase layer di 10

Laboratorium Produksi Ternak Unggas yaitu konsentrat, jagung giling dan dedak (Tabel 2). Jagung merupakan manifestasi dari karbohidrat/energi metabolisme, dedak mewakili dari setengah karbohidrat dan konsentrat merupakan kumpulan protein, ditambah mineral kalsium, phosphor dan lain-lain. Tabel 2. Persentasi bahan pakan pada ayam ras petelur fase layer Jumlah dalam satu kali Bahan Pakan Persentasi pencampuran pakan Konsentrat 33 % 100 kg Jagung giling 50 % 150 kg Dedak 17 % 50 kg Total 100 % 300 kg Sumber : Data primer produksi ayam ras petelur Laboratorium Produksi Ternak Unggas yang telah diolah. 1. Konsentrat Konsentrat yang digunakan di Laboratorium Produksi Ternak Unggas yaitu konsentrat tepung ayam petelur dewasa produksi PT. Charoen Pokphand Indonesia yang mengandung bahan berupa tepung ikan, bungkil kedelai, bungkil kelapa, tepung daging dan tulang, pecahan gangdum, bungkil kacang tanah, canola, tepung daun, vitamin, kalsium, fosfat, dan trace mineral. Bahan konsentrat tersebut diolah menjadi satu bahan yang siap dicampur kembali. Hal ini sejalan Parakkasi (1984), yang menyatakan bahwa konsentrat adalah suatu bahan pakan yang diperlukan bersama bahan pakan lain untuk meningkatkan keserasian gizi dari keseluruhan pakan dan dimaksudkan untuk disatukan dan dicampur sebagai bahan pakan pelengkap, konsentrat memiliki kandungan ekstrat tiada nitrogen (Beta-N) yang tinggi dan rendah kandungan serat kasar (SK). 2. Jagung giling Jagung merupakan bahan pakan sumber energi yang mempunyai kelebihan dibanding bahan makanan sumber energy yang lain karena kandungan energy 11

yang relative tinggi mencapai 3350 kkal/kg (NCR,1994), tingkat ketersediaan yang tinggi dan kesinambungan, komposisi zat makanannya relative seimbang kecuali kekurangan asam amino metionin dan lisin relative tidak ada anti nutrisi (Anonim, 2001). Hal ini menyebabkan jagung digunakan sebagai campuran pakan dalam jumlah yang besar, yaitu berkisar 50-60 %. Pada ayam petelur, selain sebagai sumber energy, jagung kuning digunakan untuk memperbaiki kualitas kuning telur karena mengandung pigmen warna kuning (karoten) (Widodo, 2008). 3. Dedak Dedak mengandung kulit ari beras tampa sekam, berasal dari hasil sampingan penggilingan padi. Dedak merupakan bahan pakan sumber energy yakni mencapai 2950 kkal/kg (NCR, 1994) dan vitamin B, dapat digunakan hingga 25 % dari ransum ayam (FAO, 2009). Penggunaan dedak harus dibatasi kerana mengandung pitat dalam ikatan posfor pitat sehingga daya cernah rendah, mudah tengik, mengganggu penyerapan kalsium (Suprijatna dkk., 2005). Tabel 3. Kandungan nutrisi pakan ayam ras petelur fase layer di Laboratorium Ilmu Ternak Unggas Kandungan a Parameter Konsentrat Jagung gilingb Dedakb Ransumc (%) (%) (%) (%) Kadar air 12,0 11,0 9,0 11.0 Protein kasar 35,0 8.5 12,9 18.0 Lemak kasar 3,0 3,8 13,0 5.1 Serat kasar 8,0 2.2 11,4 5.7 Abu 30,0 1,7 8,7 12.2 Kalsium (Ca) 10,0 0.02 0,07 3.3 Fosfor (P) 1,1 0,28 1,50 0.8 a b c Sumber: Hasil analisis perusahaan; NRC, 1994; Berdasarkan hasil perhitungan Pencampuran bahan pakan yang dilakukan di unit kandang layer Laboratorium Produksi Ternak Unggas adalah sebagai berikut :

12

1. Lantai untuk mencampur bahan pakan dibersihkan dari kotoran debu, kaca, kerikil, plastic maupun potongan kertas. 2. Jagung giling (150 kg) dituang di lantai yang sudah dibersihkan, kemudian konsentrat (100 kg) dituang diatasnya. Selanjutnya dedak (50 kg) dituang menjadi satu tumpukan. 3. Tumpukan tersebut kemudian diaduk-aduk dan dibolak-balik sampai 4 kali dengan menggunakan skop hingga bahan pakan tercampur secara merata. 4. Pakan yang sudah tercampur dimasukkan ke dalam karung. Prinsip pencampuran adalah mengusahakan bahan pakan tercampur secara homogeny dan tidak banyak bahan baku pakan yang terbuang. Pengadukan sebaiknya dilakukan dari bawah, dan pembalikan sebaiknya diakukan 4-5 kali (Widodo, 2008). Pakan berbentuk halus dan memiliki kandungan nutrisi yang sesuai. Di Laboratorium Produksi Ternak Unggas, pencampura dilakukan 2 kali seminggu untuk menjaga kualitas pakan agar tidak rusak. Tempat Pakan dan Tempat Minum Tempat pakan yang digunakan di Unit Ternak Unggas Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin adalah bentuk feeder through tipe memanjang terbuat dari pipa paralon yang berbahan plastik yang dibelah menjadi dua secara memanjang sama dengan panjang kandang dan diletakkan di depan kandang battery. Tempat minum yang digunakan di Unit Ternak Unggas Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin adalah nipple drinker. Nipple yaitu tempat minum otomatis dari bahan plastik dengan pentil stainless pada bagian atas yang bila ditekan akan mengeluarkan air. Tempat minum nipple terdiri dari pipa paralon untuk saluran air minum dan pentil nipple. Jarak setiap nipple adalah 30 13

cm. Setiap satu nipple dapat digunakan 8-9 ekor ayam. Hybro (2001) menyatakan dalam satu nipple digunakan untuk 8-9 ekor ayam. Letak tempat minum berada di atas tempat pakan hal ini dikarenakan ayam lebih sering untuk memakan dari pada minum, selain itu juga dalam sistem kandang battery letak tempat pakan di bawah tempat minum. Rasyaf (2005) menyatakan tempat minum berada di atas tempat pakan sebab ayam lebih sering makan dari pada minum dan tempat minum tidak mudah kotor. Penempatan tempat pakan dan minum dapat dilihat pada Gambar 3

Gambar 3. Penempatan tempat pakan dan minum pada kandang. Tatalaksana Pemberian Pakan Pakan adalah bahan makanan tunggal atau campuran, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diberikan kepada hewan untuk kelangsungan hidup, berproduksi, dan berkembang biak. Pakan merupakan faktor utama dalam keberhasilan usaha pengembangan peternakan disamping faktor bibit dan tatalaksana. Pakan yang berkualitas akan sangat mendukung peningkatan produksi maupun reproduksi ternak (Anggorodi, 1985). Pakan yang diberikan pada ternak 14

prinsipnya harus seimbang, artinya pakan yang diberikan harus mengandung nutrien dalam jumlah dan kualitas yang sesuai dengan tujuan pemeliharaan dan kebutuhan ternak tersebut sehingga tidak terjadi defisiensi atau kelebihan pakan (Kristianto, 2013). Pemberian pakan di Laboratorium Produksi Ternak Unggas dilakukan secara manual (tenaga manusia) sebanyak 2 kali sehari, yaitu pada pukul 07.00 pagi dan 16.00 sore. Jumlah Pakan yang diberikan disesuaikan dengan kebutuhan ayam perekornya yaitu 120 gram/ekor/hari. Dalam peternakan ini tidak dilakukan penimbangan sisa pakan melainkan sisa pakan langsung ditambahkan pakan baru sehingga sering dilakukan pembolak-balikan pakan agar ternak seolah-olah mendapatkan pakan baru. Hal ini sesuai pendapat Aziz, (2007) bahwa khusus pada layer dilakukan pembalikkan pakan yang bertujuan untuk merangsang nafsu makan ayam, dengan pembalikkan seolah-olah ayam diberi pakan baru. Pemberian pakan dilakukan sesering mungkin terutama pada pagi dan sore hari karena di kedua waktu tersebut merupakan waktu terbanyak ayam mengkonsumsi pakan. Pada saat Pengisian pakan, sebaiknya tidak terlalu penuh agar pakan tidak tercecer. Junaedi (2008) m...


Similar Free PDFs