Medical Parasitologi DOCX

Title Medical Parasitologi
Author Vinalucia Banua
Pages 3
File Size 24.3 KB
File Type DOCX
Total Downloads 553
Total Views 847

Summary

Patologi dan Gejala Klinis Pada porte d’entrée, parasit berkembangbiak di sela-sela jaringan di bawah kulit dan dalam waktu kira-kira satu minggu timbul syanker tripanosoma. Stadium tripomasigot masuk ke pembuluh darah dan terjadi parasitimea. Pada penduduk asli, masa ini di daerah endemic berlalu e...


Description

Patologi dan Gejala Klinis Pada porte d'entrée, parasit berkembangbiak di sela-sela jaringan di bawah kulit dan dalam waktu kira-kira satu minggu timbul syanker tripanosoma. Stadium tripomasigot masuk ke pembuluh darah dan terjadi parasitimea. Pada penduduk asli, masa ini di daerah endemic berlalu efebril, sedangkan penduduk pendatang mengalami demam. Timbulnya demam disebabkan oleh parasit yang menyerang kelenjar limfe. Kelenjar limfe menjadi besar dan nyeri. Hal ini nyata sekali pada daerah servikal belakang yang disebut gejala winterbottom. Juga terjadi pembesaran kelenjar limfe yang lain seperti di daerah ketiak dan inguinal. Selain itu terjadi pula hepatosplenomegali; penderita sakit berat dan dapat meninggal. Pada stadium berikutnya, parasit dapat masuk ke otak dan menyebabkan mengitis, ensefalitis dengan gejala sakit kepala yang berat, kelainan motorik, apastis, letargi, koma dan berakhir dengan kematian. Perbedaan penting antara infeksi T.rhodesiense dan T.gambiense ialah: 1) T.gambiense sangat virulen, penyakitnya akut sehingga penderita meninggal dalam waktu yang singkat sebelum gejala otak tampak; 2) T.gambiense, penyakitnya menahun dan sesudah satu tahun, penderita dapat meninggal dengan gejala otak. Diagnosis Diagnosis ditegakan dengan menemukan parasit: 1) secara langsung dalam sediaa darah atau cairan otak; 2) dalam kelenjar biopsi kelenjar dan pungsi sumsum tulang; 3) secara imunologi dengan zat anti fluoresen. Pengobatan Pengobatan pada penyakit tidur Afrika biasanya berhasil baik bila dimulai pada permulaan penyakit (infeksi dini), yaitu pada stadium darah-limfe. Untuk itu dapat dipakai suramin atau pentamidin. Bila susunan saraf sudah terkena, dapat dipakai tripassamid oleh karena dengan saramin atau pentamidin kurang baik hasilnya. Obat yang tersedia umumnya toksik untuk manusia, dan beberapa strain parasit menjadi resisten terhadap obat tersebut. Untuk itu dapat dipakai melarsopol: Mel B (arsobal). Epidemiologi Penyakit yang disebabkan oleh T.rhodisiense sangat jarang, tetapi pentig karana penyakit ini sangat berbahaya. Hospes perantaranya ialah lalat Glossina morsitans yang hidup di daerah padang rumput (savanah). Baik lalat jantan maupun betina dapat menularkan penyakit. Pada tripanosimiasis rodesiense hospes reservoir penting kerena penularan terjadi dari hospes reservoar malalui lalat ke manusia. Hospes perantara untuk T.gambiense ialah lalat Glossina palpalis yang terdapat di dataran rendah dengan hutan yang lebat dan keadaan yang lembab. Peran hospes reservoar T.gambiense tidak penting oleh kerea penyakit ditukarkan oleh manusia oleh lalat, kemudian ke manusia lain. Pengawasan terhadap penyakit ini sulit dilakukan oleh karena panduduk Afrika pada umumna sering berpindah tempat (normad). Bila penduduk pindah ke daerah yang tidak ada vektoranya, kadang-kadang dijumpai kesulitan lain, misalnya tidak ada air untuk minum (jauh dari sumber air/sungai), sehingga kehidupan menjadi lebih sulit. Di Indonesia terdapat T.evansi yang dapat...


Similar Free PDFs