MEMBACA KRITIS PDF

Title MEMBACA KRITIS
Pages 10
File Size 241 KB
File Type PDF
Total Downloads 158
Total Views 697

Summary

MEMBACA KRITIS @YusrinAhmadTosepu PENGANTAR Membaca adalah kegiatan mencari informasi melalui lambang-lambang tertulis. Namun kebutuhan membaca bukanlah sekedar memperoleh informasi tertulis. Seorang pembaca perlu menguji kebenaran-kebenaran informas yang diperolehnya dari membaca. Masih banyak oran...


Description

MEMBACA KRITIS @YusrinAhmadTosepu

PENGANTAR Membaca adalah kegiatan mencari informasi melalui lambang-lambang tertulis. Namun kebutuhan membaca bukanlah sekedar memperoleh informasi tertulis. Seorang pembaca perlu menguji kebenaran-kebenaran informas yang diperolehnya dari membaca. Masih banyak orang pahami, jika kegiatan membaca sebagai kegiatan yang bersifat reseptif yatu memahami bacaan, yang menjadi titik inti kegiatan membaca sering diartikan sebagai sebatas mengerti informasiinformasi yang dikandung oleh teks. Rata-rata pembaca masih berada atau didudukkan pada posisi yang pasif terhadap teks. Scholes (1985) dalam Wallace (1991) yang menyatakan bahwa sebagian besar pembaca bersikap terlalu patuh dan hormat pada teks, sehingga tidak menyadari adanya manipulasi-manipulasi yang ada. Banyak pembaca tidak atau belum pernah dididik bagaimana membaca secara aktif, apalagi secara kritis, untuk mengkonstruksi pengetahuan tatkala mereka membaca. Sementara itu sesungguhnya teks bukanlah sesuatu yang lengkap. Teks selalu saja bersifat fragmentatif, dipenuhi oleh gap yang menganga, menanti diisi oleh pembaca. Teks juga mengandung ideologi-ideologi terselubung yang bersemayam di dalam teks tanpa kita sadari. Hanya pembaca yang cermat yang mampu menengarai kehadiran ideologi-ideologi terselubung tersebut. Kegiatan membaca semestinya adalah kegiatan yang aktif, di mana pembaca berada dalam posisi setara dengan teks. Tatkala membaca sebenarnya teks mengundang pembaca untuk mengisi gap-gap, informasi yang tidak disediakan oleh teks, atau tersembunyi di balik teks sehingga harus dibuat eksplisit. Pada saat membaca sesungguhnya pembaca menjawab pertanyaan-pertanyaan atau memperjelas asumsi- asumsi, agar hal-hal yang implisit menjadi

eksplisit dan yang tak tampak menjadi tampak, termasuk di antaranya maksud-maksud buruk yang ingin memperdaya pembaca. Sementara itu masih banyak pembaca seringkali membaca pada tataran kulit atau permukaan sehingga tidak mampu menggali informasi yang tersembunyi di balik bacaan. Banyak orang beranggapan bahwa setelah lulus SMA, apalagi Perguruan Tinggi, mereka telah mampu „membaca‟ dan oleh karenanya memiliki pengetahuan yang luas. Tapi sesungguhnya yang terjadi pada sebagian besar dari mereka adalah sebatas membaca apa yang ada pada permukaan bacaan saja, sehingga yang didapat sangatlah sedikit. Itulah sebabnya selepas SMA mereka belum mampu menulis makalah, dan banyak yang “menderita” karena dituntut untuk menulis skripsi, tesis atau karya ilmiah lainnya, karena bacaan mereka sangat sedikit dan apa yang mereka dapat dari kegiatan membaca yang minim tersebut sangat terbatas. Maraknya plagiarisme banyak diakibatkan oleh ketidaksiapan mereka akan bacaan dan pengetahuan yang akan menjadi modal tulisan mereka. Ketidaksiapan tersebut terjadi karena ketidakefektifan keterampilan membaca mereka. Seperti yang dikemukakan Bosley (2008) :Many college instructors assume that high school graduates can „read,‟ but much research suggests that, for some students, critical reading strategies must be taught explicitly, and must be reinforced through practice.” PEMBAHASAN

Segala jenis infomasi bisa didapat dengan membaca. Namun demikian, membaca membutuhkan tingkat pemahaman tertentu, agar maksud dan makna yang diperoleh dari membaca tidak salah penafsiran. Pengetahuan tentang teknik-teknik membaca sangat perlu dipahami oleh pembaca, agar dapat memahami isi bacaan dengan sebaik-baiknya, terutama dalam membaca kritis. Walaupun sejak dini kita sudah dikenalkan dengan membaca, namun

Membaca Kritis

A. PEMAHAMAN MEMBACA KRITIS

2

tidak semua mampu membaca kritis di semua muatan bacaan. Kemampuan membaca hanya sekedar untuk mengetahui informasi saja tanpa ingin mendalami apa maksud dari penulis. Sedangkan dalam membaca kritis pembaca harus mampu memahami secara mendalam dan menganalisis bacaan sebagai kebutuhan untuk menguji apakah infomasi tersebut otentik atau tidak. Kemampuan membaca kritis merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap orang yang suka membaca. Kemampuan membaca kritis dapat membantu pembaca untuk menyerap berbagai informasi sehingga pembaca memahami isi bacaan secara tepat dan cermat. Walaupun membaca bukan satu-satunya cara belajar, tidak dapat disangkal sumbangan dari kegiatan dan keterampilan membaca ini sangatlah tinggi untuk keberhasilan seseorang. Membaca kritis, tidak hanya dituntut untuk memahami isi bacaan, tetapi juga dituntut untuk dapat memahami, menganalisis, menyimpulkan, dan menilai isi bacaan agar pemahaman pembaca terhadap bacaan menjadi optimal. Dalam kenyataannya, kegiatan membaca yang dilakukan sebagian besar orang tidak melibatkan proses berpikir yang kritis.Membaca kritis merupakan aktivitas membaca yang melibatkan keterampilan berpikir kritis. Seorang pemikir kritis biasanya selalu memunculkan pertanyaan-pertanyaan menyelidik, memiliki pikiran terbuka, dan membuat simpulan logis berdasarkan bukti. Berpikir kritis sangat berhubungan dengan membaca kritis. Karena membaca adalah proses berpikir. Membaca mempunyai tujuan yang utama yaitu membaca tidak hanya sekedar memahami elemen inti teks tetapi melampaui pemahaman seperi mengungkapkan tujuan penulis, menilai keakuratan, membedakan antara informasi faktual dengan opini, prasangka, propaganda, menilai kesalahan argumen, menilai argumen yang tidak logis, tidak masuk akal, menilai relevansi informasi, dan semuanya ini dikategorikan sebagai membaca kritis. Membaca kritis erat hubungannya dengan berpikir kritis karena dalam membaca kritis melibatkan keterampilan berpikir kritis untuk mengungkapkan kedalaman makna atau arti sekaligus memberikan penilaian terhadap teks yang dibaca. Seorang yang memiliki pemikiran kritis biasanya selalu memunculkan pertanyaan-pertanyaan menyelidik, memiliki pikiran terbuka, dan membuat kesimpulan yang logis berdasarkan bukti. Dalam membaca kritis diperlukan pemahaman bacaan tingkat tinggi. Pembaca mampu membuat pertanyaan dan mengevaluais isi bacaan. Sehingga dalam membaca kritis diperlukanlah kemampuan berpikir kritis (Subadiyono, 2016). Untuk tercapainya tingkat kemampuan membaca kritis dan berpikir kritis, maka diperlukan minat membaca yang tinggi.

Membaca Kritis

1. Arti Membaca Kritis

3

Keterampilan membaca merupakan aspek penting dalam pengembangan kemampuan berpikir setiap individu. Melalui aktivitas membaca, pembaca dapat memperoleh pengetahuan yang kelak dapat digunakan untuk meningkatkan kapasitas berpikirnya. Proses membaca pada dasarnya merupakan aktivitas berpikir (Burns, Roe, dan Ross, 1996). Membaca melibatkan aktivitas memahami, menginterpretasi, dan menilai informasi serta memberikan respons terhadap beragam bacaan. Beragam aktivitas membaca tersebut melibatkan proses berpikir.

Para ahli di bidang membaca membagi aktivitas membaca dalam beberapa jenjang berbeda berdasarkan intensitas proses berpikir yang dilibatkan. Jenjang membaca dibagi dalam empat tingkatan, yakni (1) membaca literal, (2) membaca interpretatif, (3) membaca kritis, dan (4) membaca kreatif (Turner, 1979; Burns, Betty, dan Ross, 1996; dan Nurhadi, 2009). Tingkatan membaca literal merupakan level membaca paling dasar. Proses membaca pada level ini berorientasi menemukan informasi yang dinyatakan secara eksplisit di dalam bacaan. Tingkatan membaca interpretatif melibatkan kemampuan memperoleh informasi yang diimplikasikan dari pernyataan antarbaris. Dalam proses membaca, pembaca dituntut menarik inferensi dari pernyataan-pernyataan yang dikemukakan dalam bacaan. Tingkatan membaca kritis melibatkan kemampuan memperoleh informasi melalui proses berpikir kritis. Dalam membaca kritis, pembaca dituntut menganalisis, menyintesis, dan mengevaluasi isi bacaan. Tingkatan membaca kreatif melibatkan kemampuan berimajinasi dan berkreasi untuk memproduksi ide. Level kegiatan membaca diperoleh melalui pemahaman dan aktivi- tas secara berjenjang. Artinya, untuk pemahaman membaca pada level tinggi, pembaca harus memulai dengan aktivitas membaca yang berada level lebih rendah. Membaca kritis merupakan salah satu wujud keterampilan membaca yang menunjukkan level pemahaman yang tinggi. Melalui keterampilan membaca kritis, pembaca diharapkan memiliki kemampuan memahami makna secara komprehensif, termasuk makna yang berada di balik teks. Membaca kritis melibatkan kemampuan menganalisis, menyintesis, dan mengevaluasi bacaan. Agar dapat berlatih mengembangkan kemampuan membaca kritis, Anda perlu memahami lebih dulu hakikat membaca kritis beserta dengan wujud keterampilannya.

Seorang pembaca kritis senantiasa mempertanyakan atau memproblematisasikan teks. Ia juga memeriksa bukti-bukti yang diberikan oleh teks guna mendukung argumentasi yang dibangun. Ia juga menimbang apakah bukti-bukti yang diberikan tersebut relevan dan berpengaruh. Pembaca kritis memeriksa keterbatasan teks fokus dari teks. Informasi-informasi atau jawabanjawaban tersebut di atas akan ia gunakan untuk menentukan seberapa jauh ia siap menerima opini atau argument penulis. 2. Hakikat Membaca Kritis Membaca kritis merupakan proses membaca yang dilakukan untuk memahami secara mendalam informasi yang terkandung dalam bacaan, baik informasi tersurat dari pesan tertulis, maupun maksud terselubung yang berada di balik teks. Ahuja dan Ahuja (2010)

Membaca Kritis

Jadi, Membaca kritis adalah membaca yang memiliki kemampuan untuk melihat kekuatan dan kelemahan teks serta argumen yang dibangun. Menggunakan kemampuan dan kepekaan untuk melihat peranti-peranti manipulatif dan ideologis teks, seorang pembaca kritis mampu melihat asumsi-asumsi di balik teks. Dengan demikian pembaca kritis akan tahu seberapa masuk akal, dan seberapa tak mendasar teks tersebut. Karena mampu menentukanseberapa besar derajad kemasukakalan teks, maka ia akan mampu menentukan seberapa jauh ia akan menyetujui atau menolak hal-hal yang disampaikan teks. Pembaca kritis jelas tidak akan mudah terinterpelasi, terpersuasi apalagi dipermainkan oleh teks.

4

mengemukakan bahwa membaca kritis adalah penerapan proses berpikir kritis terhadap bacaan. Aktivitas membaca kritis melibatkan proses kognitif tingkat tinggi. Pembaca dituntut menerapkan proses berpikir analitik, sintetik, dan evaluatif. Membaca kritis adalah tingkatan keterampilan membaca yang bertujuan memahami makna teks secara mendalam dengan mengaplikasikan proses berpikir kritis, melibatkan kemampuan analisis dan evaluasi untuk memahami makna secara menyeluruh, baik yang tersurat maupun yang tersirat. Berkaitan dengan proses kognitif yang dilibatkan dalam aktivitas membaca, Nurhadi (2010) menguraikan lima aspek keterampilan membaca kritis yang mencakup: (1) menginterpretasi, (2) menganalisis, (3) mengorganisasi, (4) menilai, dan (5) menerapkan. Membaca kritis sebagai aktualisasi dari berpikir kritis merupakan proses yang terarah dalam kegiatan mental untuk memecahkan masalah, mengambil keputusan, menganalisis, dan mengevaluasi secara sistematis suatu pendapat (Johnson, 2007). Membaca kritis merupakan usaha pelibatan kemampuan berpikir kritis terhadap isi bacaan. Priyatni (2011) mengembangkan keterampilan membaca kritis secara berjenjang berdasarkan kete- rampilan berpikir utama Marzano. Keterampilan membaca kritis itu mencakup kemampuan memfokuskan, (2) mengumpulkan informasi, (3) mengingat, (4) mengorganisasi, (5) menganalisis, (6) menggeneralisasi, (7) mengintegrasikan, dan (8) mengevaluasi. Membaca kritis juga melibatkan aktivitas untuk memahami dan menilai pesan ideologis dan tujuan tertentu penulis yang tidak tampak di permukaan. Membaca kritis adalah proses membaca yang melibatkan kesadaran bahwa bahasa tidak hanya membawa pesan proporsional teks, tetapi juga membawa pesan ideologis (Wallace, 1992). Membaca kritis merupakan aktivitas yang mengarahkan pembaca memahami secara mendalam makna terselubung dari suatu teks. McWhorter (1993) mendefinisikan membaca kritis sebagai aktivitas yang berfokus pada kegiatan untuk memahami maksud penulis yang berada di balik teks, bukan sekadar memahami informasi tertulis. Berdasarkan beberapa definisi yang telah dikemukakan, disimpulkan bahwa membaca kritis adalah tingkatan keterampilan membaca yang bertujuan memahami makna teks secara mendalam dengan mengaplikasikan proses berpikir kritis, melibatkan kemampuan analisis, sintesis, dan evaluasi untuk memahami makna secara menyeluruh, baik yang tersurat maupun yang tersirat. Membaca kritis disusun atas keterampilan-keterampilan yang menunjukkan jenjang berpikir secara kontinum.

Membaca Kritis

Di bawah ini, beberapa karakteristik pembaca kritis:

5

1) Pembaca kritis bersedia meluangkan waktu untuk mencermati teks. Ia tidak tergesa-gesa dan patuh atau menyerah pada „kepiawaian‟ teks. Ia rajin mencermati setiap bagian teks. 2) Pembaca kritis senantiasa melempar pertanyaan-pertanyaan dan mempersoalkan teks 3) Pembaca kritis mempertanyakan logika atau kemasukakalan teks yakni mencari tahu apakah argument yang dibangun logis atau tidak. 4) Pembaca kritis mencari data-data pendukung teks dan menilai apakah data pendukung tersebut relevan terhadapargumen yang dibangun

5) Pembaca kritis mengenali kesalahan dan strategi persuasi yang terdapat dalam teks dan oleh karenanya tidak mudah terperdaya 6) Pembaca kritis tidak lekas melakukan penilaian. Ia akan mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaannya sejelas-jelasnya sebelum menentukan apakah teks tersebut layak diterima atau harus ditolak. Itulah sebabnya pembaca kritis akan melakukan close reading atau membaca cermat (dan berulang) sebelum menilai. 7) Pembaca kritis tidak takut mengambil sikap dan posisi tertentu terhadap teks berdasarkan penilaian-penilaiannya, bahkan jika posisi itu resistan atau melawan teks sekalipun. Tetpi pembaca kritis biasanya melakukan pembacaan yang konstruktif. 3. Cara Membaca Kritis Membaca kritis pada intinya adalah memunculkan kemampuan untuk mengetahui kekuatan sekaligus kelemahan teks, termasuk di antaranya mengenali manipulasi-manipulasi teks. Untuk dapat memiliki „alat‟ atau kometensi tersebut, pembaca harus belajar memahami metode trial and error. Artinya sering membaca teks-teks yang problematis dan manipulatif, karena jika tidak maka kemampuan tersebut tidak mungkin tumbuh. Pengalaman membaca dan menghadapi teks-teks seperti ini penting untuk melatih kepekaan pembaca. Beriku cara membaca kritis, diantaranya sebagai berikut. 1) Memahami Teks Untuk sampai pada tahapan membaca kritis, pembaca harus mampu memahami dan mengerti maksud teks terlebih dahulu. Dengan demikian kegiatan reading comprehension menjadi titik awal menuju tahap berikutnya. Kegiatan memahami teks mencakup mencari gagasan utama pada tiap paragraf, memilah antara kalimat inti dengan kalimat pendukung pada setiap paragraph, mencari fakta-fakta yang ada dalam teks.

3) Mencari Bukti-Bukti Pendukung Pada tahapan ini, pembaca harus mencari tahu bukti-bukti (kuantitatif dan kualitatif) apa saja yang dimiliki oleh teks yang mendukung argumen yang dikemukakan. Jika memang terdapat bukti pendukung, harus dilacak lagi apakah bukti- bukti tersebut cukup kuat, dapat dipercaya, beralasan dan benar-benar dapat memperkuat argumen yang dikemukakan. 4) Mengevaluasi Teks

Membaca Kritis

2) Melacak Logika Teks Logika teks adalah kemasukakalan teks. Pada tahap ini pembaca harus mencari tahu argumen utama teks dan melihat apakah argument tersebut konsisten, tidak tumpang tindih, lengkap (tidak ada unsur yang hilang). Argumen utama teks merupakan tesa dari teks secara keseluruhan. Argumen ini lah yang didukung oleh gagasan utama dari tiaptiap paragraf yang ada. Dengan demikian perlu dipertanyakan apakah gagasan utama tiap-tiap paragraf saling berhubungan satu dengan lainnya.

6

Pada titik ini, pembaca diajak menganalisa seberapa baik teks ini membangun argumennya secara keseluruhan. Analisa pada tahap ini di antaranya Apakah alasan yang dikemukakan penulis cukup kuat? Apakah argument yang dibangun cukup meyakinkan? Apakah ada ketidakkonsistenan dalam argumen?Apakah contoh yang digunakan valid Apakah sumber yang dimanfaatkan dapat dipercaya?; 5) Mencari Asumsi-Asumsi di Balik teks Pada tahap ini, pembaca harus melacak apakah ada asumsi-asumsi terselubung atau tersembunyi yang terdapat di balik teks. Memang diakui bahwa untuk mampu melihat apa yang ada di balik teks membutuhkan kepekaan. Kepekaan tersebut akan muncul setelah melalui latihan pengalaman membaca yang cukup.

Membaca Kritis

B. MEMBACA KRITIS, TANTANGAN DI ERA DIGITAL

7

Saat ini, era media digital mulai menggeser era media cetak dalam hal penyampaian informasi dalam bentuk tulisan. Era digital sangat berpengaruh pada kebiasaan masyarakat untuk mencari informasi. Ada perubahan budaya, gaya, dan cara untuk mendapatkannya. Dahulu media cetak seperti koran dan majalah, buku merupakan obyek utama untuk mencari dan mendapatkan informasi. Saat ini, masyarakat mulai berpikir praktis bagaimana untuk mendapatkan informasi secara cepat dan terkini. Perubahan gaya itu semakin terlihat dengan hadirnya telepon genggam atau biasa disebut HP yang selalu setia menemani kita setiap saat. Tidak hanya sebagai alat komunikasi, HP bisa juga digunakan sebagai sarana untuk mendapatkan segala informasi dengan mudah dan cepat tanpa pindah dari tempat duduk kita. Hadirnya HP bisa dikatakan sebagai obyek sumber informasi bagi semua profesi dan kalangan dari anak–anak sampai dewasa. Sumber informasi yang didapat bisa berasal dari media sosial,

blog ataupun website pemuat artikel–artikel yang setiap harinya semakin bertambah dan berkembang. Selain memberikan informasi, website tersebut ternyata juga menginginkan terjalinnya interaksi dengan pembacanya. Namun, ada kecenderungan teks, media dan bacaan dalam ranah media online adalah bacaan yang cenderung insidious, persuasive sarat dengan ideologi-ideologi tersembunyi dan terselubung yang cenderung semena-mena dan penuh dengan kesadaran palsu. Banyaknya masyaraka yang tertipu oleh sains palsu, informasi dan berita bohong, iklan, dan bacaan radikal negative seperti pornografi, dan lain sejenisnya. Ini menandakan ketidakmampuan mereka untuk memilah media informasi dan membaca kritis dan menyimak teks. Semenjak teknologi informasi dan media digital berkembang, kegiatan tulis menulis, mempublikasikan teks dan menyebarluaskan informasi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Sekitar 18 000 buku dan jutaan artikel dipublikasikan setiap hari, di dunia maya maupun di dunia publikasi konvensional. Itu berarti akses terhadap buku dan bahan bacaan bagi siapa pun semakin mudah. Di satu sisi keadaan tersebut di atas merupakan keadaan yang menggembirakan, karena informasi berlimpah dan mudah diperoleh. Tetapi di sisi lain, jika dicermati, kualitas bacaan yang tersedia di sekitar kita masih sangat memprihatinkan. Banyak sekali buku yang asal ditulis, artikel asal dibuat. Albert Tupan (2011) memprihatinkan rendahnya kualitas buku buatan dalam negeri. Jika dibandingkan dengan buku import mutu buku tulisan penulis lokal jauh lebih rendah, sehingga ia lebih memilih buku import untuk dibaca maupun untuk mengajar. Fakta secara jelas menunjukkan bahwa kualitas buku di Indonesia sangat rendah. Terdapat banyak kejanggalan dan ketidaktepatan dalam buku-buku tersebut. Beberapa buku bahkan mengandung unsur-unsur yang tidak tepat bahkan teks yang mengandung ideologi-ideologi terselubung yang problematik.

Kebebasan menulis dan mempublikasikan teks, dan kurangnya review atau kajian pada tahapan pra produksi telah menyebabkan rendahnya mutu teks yang tersebar di kalangan masyarakat. Teks-teks sampah dan berbahaya banyak beredar di internet. Olehnya itu, dibutuhkan pengetahuan, kemampuan untuk membedakan mana teks-teks yang benar-benar bermanfaat dan mana yang sebaliknya. Kemampuan menyaring informasi adalah bagian dari keterampilan literasi digital yang menjadi kemampuan yang mutlak bagi masyarakat pengguna internet dan media sosial jika tidak ingin tergilas arus informasi.

Membaca Kritis

Sekarang ini internet sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat modern. Di dunia pendidikan pun, internet menjadi al...


Similar Free PDFs