Metode Tata Bahasa - Terjemah PDF

Title Metode Tata Bahasa - Terjemah
Pages 8
File Size 241.7 KB
File Type PDF
Total Downloads 480
Total Views 564

Summary

Azkia Muharom Albantani [108012000005] METODE TATA BAHASA – TERJEMAH A. Latar Belakang Kelahiran Metode Tata Bahasa - Terjemah Terjemahan merupakan salah satu teknik tertua untuk menunjukkan makna dari suatu kata bahasa asing, dan tata cara ini telah digunakan di dalam pengajaran bahasa asing pada z...


Description

Azkia Muharom Albantani [108012000005]

METODE TATA BAHASA – TERJEMAH

A. Latar Belakang Kelahiran Metode Tata Bahasa - Terjemah Terjemahan merupakan salah satu teknik tertua untuk menunjukkan makna dari suatu kata bahasa asing, dan tata cara ini telah digunakan di dalam pengajaran bahasa asing pada zaman kekaisaran romawi.

(teknik ini mulai ditinggalkan

orang pada akhir abad pertengahan (abad ke-15), tetapi menjadi populer lagi pada zaman kebangunan kembali (Rennanisance) (abad ke-16)). Leksikografi dwibahasa sudah ada untuk yang pertama kalinya pada tahun 2500 SM di antara masyarakat akkadia. Pada awal abad ke-8 tidak hanya daftar kosa kata YunaniLatin yang dikembangkan, melainkan juga daftar kosa kata latin dan bahasabahasa daerah. Para guru bahasa pada abad ke-19 pada umumnya berkeyakinan bahwa satu-satunya metode yang jitu untuk memancarkan makna dari bahasa asing adalah melalui terjemahan.1 Dasar-dasar Grammar Translation Method sudah ada pada zaman kebangunan kembali. Para guru bahasa pada zaman itu berpandangan bahwa dengan latihan menerjemahkan dua hal dapat direguk sekaligus, yakni pengenalan rasa bahasa dan penguasaan tata bahasa. Akan tetapi, bagaimanakah sebaiknya tata bahasa suatu bahasa Asing harus disajikan: di dalam bahasa Asing itu sendiri atau di dalam bahasa pertama? Persoalan ini menjadi polemik besar dari abad ke abad. Baru pada abad ke-9 penyajian tata bahasa suatu bahasa Asing di dalam bahasa pertama muncul untuk pertama kalinya. Tata cara ini menjadi populer lagi pada abad ke-16, dan pada awal abad ke-19 penjelasan tata bahasa suatu bahasa Asing ke dalam tata bahasa suatu bahasa daerah mulai diterima secara meluas. B. Metode Tata Bahasa – Terjemah Metode ini sering juga disebut “metode tradisional”. Ini tidak berarti bahwa metode ini yang paling tua. Istilah “tradisional” mungkin dipakai bahwa 1

Bambang Kaswanti Purwo, Pragmatik dan Pengajaran Bahasa, (Yogyakarta: Kanisius, 1990), h. 43.

1

Azkia Muharom Albantani [108012000005]

metode ini merupakan pencerminan dari bahasa-bahasa Yunani kuno dan Latin diajarkan (Van Els, op.cit). Walaupun kedua bahasa ini tidak lagi begitu banyak digunakan diantara para ilmuwan sebagai bahasa pengantar (abad ke-15), tetapi masih banyak sekolah/universitas yang mengharuskan pelajar/mahasiswanya belajar bahasa-bahsa ini karena dianggap mempunyai “nilai pendidikan yang tinggi” dalam membaca buku-buku dalam bahasa-bahasa klasik, dan juga karena “disiplin batin” yang dilatih melalui analisis logis bahasanya, dan penghafalan kaidah-kaidah bahasa dan pola-pola kalimat yang rumit serta penerapan kaidahkaidah dan pola-pola dalam latihan terjemahan. 1. Metode Tata Bahasa Metode Tata bahasa memiliki unsur penting dalam upaya belajar bahasa. Untuk itu upaya pengembangan menjadi sesuatu yang amat penting. Dapat disarankan agar (1) guru mampu melakukan penyempurnaan dan pembaharuan dalam penguasaan metode pembelajaran tata bahasa sesuai dengan perkembangan dan tuntutan jamannya. Dalam memilih dan menetapkan bahan ajar sebaiknya guru menyertakan media pembelajaran bahasa Arab untuk mempermudah proses pembelajaran.2 Variasi

metode

diharapkan

dikuasai

oleh

guru

agar

proses

pembelajaran tatabahasa bahasa Arab lebih menarik dan diminati, pengelola madrasah mampu menyediakan media pembelajaran tata bahasa yang lebih kondusif (seperti: kamus lengkap bahasa Arab, buku-buku penunjang, bahanbahan media pembelajaran), dan peneliti lain menindaklanjuti dengan penelitian lain guna memperoleh hasil yang maksimal untuk perbaikan pembelajaran tatabahasa bahasa Arab. 2. Metode Terjemah Metode Terjemah adalah metode yang banyak dipakai dalam pengajaran bahasa asing. Prinsip yang dijadikan landasan dalam metode ini adalah bahwa penguasaan bahasa asing yang dipelajari itu dapat dicapai 2

Susi La ari Hidayah, Metode Pembelajaran Tatabahasa Bahasa Arab di Madrasah Diniyah (Studi Kasus Madrasah Diniyah Tarbiyatul Mubalighin Kecamatan Sukorejo Blitar). (Skripsi, Program Studi Pendidikan Bahasa Arab, Jurusan Sastra Arab, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang: 2006).

2

Azkia Muharom Albantani [108012000005]

dengan jalan latihan-latihan terjemahan dari bahasa yang diajarkan ke dalam bahasa ibu murid atau sebaliknya. Latihan-latihan terjemahan ini merupakan latihan-latihan utama dalam metode ini. Urutan bahan yang diberikan dalam pelajaran biasanya sama dengan urutan bahan yang diberikan dalam metode tata bahasa. Pilihan terhadap katakata yang diberikan didasarkan atas teks yang dipakai. Dalam setiap pelajaran diberikan aturan-aturan tata bahasanya, daftar kata-kata beserta terjemahannya dalam bahasa ibu murid dan latihan- latihan terjemahan dari dan ke bahasa yang diajarkan ini. Metode Terjemah terutama ditujukan untuk bahasa tertulis. bukan untuk bahasa lisan. Oleh karena itu. latihan-latihan untuk penguasaan bahasa lisan tidak terdapat dalam metode ini. Dengan demikian tujuan yang dapat dicapai dengan metode ini hanya terbatas pada membaca, mengarang dan terjemahan, sedangkan kemampuan berbicara diabaikan. C. Desain Metode Tata Bahasa – Terjemah 1. Tujuan3 a. Membekali peserta didik dengan kaidah-kaidah kebahasaan dan kemampuan terjemah untuk menjaga bahasanya dari kesalahan. b. Membiasakan peserta didik cermat dalam pengamatan, perbandingan, analogi, dan penyimpulan (kaidah) dan mengembangkan rasa bahasa dan sastra. c. Melatih peserta didik agar mampu menirukan dan mencontoh kalimat, uslub, ungkapan dan performa kebahasaan secara benar. d. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam memahami apa yang tertulis (isi bacaan). e. Membantu peserta didikagar benar dalam membaca, menulis dan menerjemahkan teks berbahasa asing. 2. Jenis Kegiatan Pembelajaran a. Guru menjelaskan tentang aturan tata bahasa dan terjemah. 3

Muhbib Abdul Wahab, Epistimologi & Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, (Jakarta: UIN Jakarta Pers, 2008), h. 124

3

Azkia Muharom Albantani [108012000005]

b. Guru membandingkan tata bahasa dan metode terjemah bahasa asing yang diajarkan dengan bahasa ibu para siswa. c. Siswa diberikan latihan-latihan yang berhubungan dengan kemampuan tata bahasa dan terjemah. d. Siswa diberikan tugas untuk menghafal kosakata yang dapat menunjang kemampuan berbahasanya. 3. Ciri-ciri4 a. Tujuan studi Bahasa Asing ialah untuk belajar bahasa agar mampu membaca sastra dalam Bahasa Asing itu. Hal ini dimaksudkan agar pelajar

memperoleh

keuntungan

dari

“disiplin

mental”

dan

“pengembangan intelektual” yang merupakan hasil pengajaran Bahasa Asing itu. b. Metode ini memandang pengajaran bahasa sebagai terdiri dari penghapalan kaidah-kaidah dan fakta-fakta tentang tata bahasa agar dapat dipahami dan dilakukan penerapan-penerapan kaidah-kaidah itu pada morfologi dan sintaksis Bahasa Asing Itu. c. Penekanannya pada membaca, mengarang dan terjemahan. Berbicara dan menyimak (listening comprehension) kurang diperhatikan. d. Seleksi kosakata khususnya berdasarkan teks-teks bacaan yang dipakai. Kosakata ini diajarkan melalui daftar-daftar kata dwibahasa, studi kamus, dan penghafalan. e. Unit yang mendasar adalah kalimat. Kebanyakan waktu pelajar dihabiskan oleh aktivitas terjemahan kalimat-kalimat terpisah (dari dan ke Bahasa Asing). f. Tata bahasa diajarkan secara deduktif (deductively), yakni dengan penyajian kaidah-kaidah bahasa seperti dalam bahasa latin yang dianggap semesta (universal). Ini kemudian di latih dengan terjemahan-terjemahan.

4

Sri Utari Subyakto Nababan, Metodologi Pengajaran Bahasa, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1993), h. 12.

4

Azkia Muharom Albantani [108012000005]

g. Bahasa Ibu pelajar digunakan sebagai bahasa pengantar dalam terjemahan, keterangan, perbandingan, dan penghafalan kaidah-kaidah bahasa. 4. Peranan Siswa, Guru dan Bahan Ajar Siswa, guru dan bahan ajar memiliki peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan metode ini. Siswa diharapkan untuk dapat lebih aktif dalam rangka meningkatkan skill dalam bidang tata bahasa dan terjemah. Mereka dituntut untuk mempelajari sumber-sumber mengenai bidang tersebut, contohnya penggunaan kamus. Begitupula guru, mereka harus selalu membimbing para siswa agar dapat meminimalisir kesalahan-kesalahan dalam berbahasa. Hal ini dapat dikaitkan dengan bahan ajar yang diberikan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Sang guru harus pintar dalam memilih bahan ajar yang akan disampaikan. Bahan ajar yang dipilih harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga kemampuan berbahasa siswa dapat terus dikembangkan. Misalnya guru harus menggunakan bahan ajar yang bersifat kontemporer. D. Prosedur dan Teknik Metode Tata Bahasa - Terjemah 1. Guru mulai dengan memberikan definisi-definisi jenis kata, imbuhan jenis kata itu, kaidah-kaidah yang harus dihafalkan dalam Bahasa Ibu, contoh-contoh yang menggarisbawahi kaidah-kaidah Bahasa Asing, dan perkecualian kaidah-kaidah Bahasa Asing yang diajarkan itu. 2. Guru melatih pelajar dalam terjemahan kalimat-kalimat dan kemudian paragraf-paragraf. Materi yang digunakan dipilih dari buku-buku sastra yang bahasannya memiliki ragam yang “estetis”. 3. Guru memberi daftar kosakata untuk dihafalkan. Kata-kata itu lepas dari konteks kalimat, dan guru menyuruh para pelajar untuk memberi terjemahan kosa kata Bahasa Asing itu. 4. Guru memberi pekerjaan rumah yang berupa persiapan terjemahan halaman-halaman dari buku sastra itu untuk dibicarakan pada pertemuan berikutnya.

5

Azkia Muharom Albantani [108012000005]

E. Kekuatan dan Kelemahan Metode Tata Bahasa – Terjemah Kekuatan-kekuatan metode ini ialah: 1. Para pelajar mahir menerjemahkan dari dan ke Bahasa Asing. 2. Para pelajar hafal kaidah-kaidah Bahasa Asing yang disampaikan dalam Bahasa Ibu. 3. Metode ini praktis. Dapat dipakai pada setiap jenis dan keadaan sekolah, tidak memerlukan banyak tenaga dan biaya. Guru yang mengajarkannya tidak perlu terlatih betul dalam bahasa yang diajarkannya itu. Guru tak perlu menguasai betul ucapan tata bahasa dan vokabuler bahasa yang diajarkannya itu. Yang perlu dikuasainya hanyalah teks yang akan dipergunakannya. Metode ini mudah dilaksanakan dan dapat dipakai dalam kelas yang jumlah muridnya besar. Dalam pengajaran bahasa asing tampaknya metode ini banyak sekali terpakai, dan di Indonesia tampaknya metode ini masih banvak terpakai dewasa ini. 4. Dalam tempo yang cepat guru dapat menanamkan pengetahuan tentang kata-kata. Hal ini dimungkinkan oleh pemakaian bahasa ibu murid dalam hampir setiap situasi pengajaran. Dengan jalan memberikan terjemahan. memberikan penjelasan-perjelasan dan batasan-batasan dalam bahasa ibu murid tentang bahan yang diajarkan itu dapatlah dihindarkan pemborosan waktu dan tenaga yang tak perlu. 5. Pelajar dapat segera menguasai arti kata-kata yang diajarkan dan kebingungan pembelajar terhadap arti kata-kata dan aturan-aturan tata bahasanya dapat dicegah. Oleh karena latihan membandingkan kedua bahasa itu. maka kesalahan-kesalahan pemakaian bahasa bagi pembelajar dapat dihindari. Kelemahan-kelemahan metode ini ialah: 1. Analisis tata bahasa mungkin baik bagi mereka yang merancangnya, tetapi membingungkan pelajar karena rumitnya analisis tersebut. 2. Terjemahan kalimat demi kalimat sering mengacaukan makna kalimatkalimat dalam konteks yang luas. 6

Azkia Muharom Albantani [108012000005]

3. Para pelajar mendapat pelajaran dalam satu ragam tertentu, yakni ragam sastra bukan ragam bahasa sehari-hari. 4. Para pelajar menghafalkan kaidah-kaidah bahasa yang disajikan secara preskriptif.

5. Tujuan yang dapat dicapai hanya terbatas pada pengetahuan kata-kata dan aturan aturan tata bahasanya, dan membaca, walaupun yang terakhir ini membaca yang dapat digolongkan kepada membaca yang kurang baik. Kemampuan mengarang dan berbicara tidak dapat dicapai dengan sebaik-baiknya.

6. Untuk mencapai pengetahuan dan penguasaan kata-kata media yang dipakainya kurang sempurna. Tak ada kata-kata atau ungkapanungakapan yang terdapat dalam suatu bahasa tersedia ekivalennya yang persis sama dengan bahasa lain. Cara mempelajari kata-kata yang terbaik adalah melihatnya dalam konteks pemakaiannya. Pengertian kata-kata yang sesungguhnya hanya dapat diperoleh dengan jalan rnemperluas

pengaiaman

dalam

bahasa

itu.

Kata-kata

selalu

mempunyai nilai tertentu dalam setiap pemakaiannya. Pengertian katakata yang sesungguhnya hanya dapat diperoleh dengan jalan memperluas

pengaiaman

dalam

bahasa

itu.

Kata-kata

selalu

mempunyai nilai tertentu dalam setiap pemakaiannya. Kata-kata hanya mempunyai satu arti tertentu dalam setiap pemakaiannya, Ikatan yang timbul antara kata-kata bahasa itu dan bahasa ibu berkat latihan-latihan terjemahan itu pada hakekatnya bukanlah suatu keuntungan, sebab jika menggunakan bahasa dari itu mereka selalu akan teringat akan hubungannya dengan bahasa ibunya. Dengan demikian hubungan itu pada hakekatnya hanya merupakan halangan bagi kelancaran dalam menggunakan bahasa baru itu.

7. Walaupun untuk penguasaan bahasa pasif, keuntungan langsung yang diperoleh dari pemakaian metode ini sesungguhnya tidak ada, oleh karena kebiasaan menterjemahkan kata demi kata merupakan penghalang bagi usaha menangkap pengertian yang terkandung dalam 7

Azkia Muharom Albantani [108012000005]

kelompok kata. Menangkap pengertian yang terkandung dalam kelompok kata merupakan hal yang sangat penting dalam perbuatan membaca yang baik.

8. Oleh karena waktu yang terbanyak dipergunakan adalah untuk latihanlatihan terjemahan, maka waktu yang dapat dipakai untuk latihanlatihan kemampuan berbicara menjadi terbatas sekali.

9. Pencampuradukan pemakaian bahasa baru dengan bahasa ibu selalu akibatnya kurang baik, oleh karena pikiran menjadi ragu-ragu kalau ada suatu waktu harus dipindahkan menggunakan bahasa yang satu ke bahasa yang lain. Hal seperti inipun akan terjadi, walapun kedua bahasa itu sudah dikuasai dengan baik.

10. Bagi pelajar mengemukakan pikiran dalam bahasa ibu lebih mudah terasa daripada dalam bahasa baru yang dipelajarinya. Jika pengajar terlalu membiarkan pelajar menggunakan bahasa ibunya, kemauannya menggunakan bahasa baru akan menjadi kurang karena bahasa baru itu terasa sukar baginya, walaupun pembicaraannya itu masih dalam batas-batas vokabuler yang telah diketahuinya.

11. Pada kelas-kelas yang lebih tinggi tujuan pelajaran sering berpindah kepada terjemahan itu sendiri. Pada kelas-kelas permulaan hal ini harus dicegah oleh karena untuk dapat melakukan terjemahanterjemahan itu diperlukan penguasaan bahasa, tata bahasa dan vocabulary dan hal ini belum dicapai dalam pembelajaran.

12. Metode terjemahan merupakan penghalang bagi latihan-latihan berbicara dan latihan latihan kebiasaan membaca yang baik

8...


Similar Free PDFs