MK PROSEDUR PEKERJAAN BAJA PDF

Title MK PROSEDUR PEKERJAAN BAJA
Pages 16
File Size 1.5 MB
File Type PDF
Total Downloads 252
Total Views 536

Summary

METODE KERJA No. Dok. : MKA-01 Proyek : Mangkuluhur City No. Revisi : 0 Tanggal : 29-8-2016 Halaman : 1 Pekerjaan Baja I. BAHAN 1.1. Baja Profil WF dan H Beam = Gunung Garuda Steel 1.2. Baja Pelat = Gunung Garuda Steel 1.3. Baja Siku = Ispat Bukit Baja (IBB) 1.4. Angkur-Baut dan Mur = HTB 1.5. Cross...


Description

Accelerat ing t he world's research.

MK PROSEDUR PEKERJAAN BAJA teddy setiawan

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Joint Erect ion Modularit y Syst em Muhammad Solehudin

MAKALAH INST RUKSI KERJA DAN QUALIT Y PLAN T RACK WORK LIGHT RAIL T RANSIT (LRT ) JAKARTA Afrinur Winursit o Translat e wicaksha raj

METODE KERJA Proyek : Mangkuluhur City

No. Dok. : MKA-01 No. Revisi : 0 Tanggal : 29-8-2016 Halaman : 1

Pekerjaan Baja I.

BAHAN 1.1. Baja Profil WF dan H Beam = Gunung Garuda Steel 1.2. Baja Pelat = Gunung Garuda Steel 1.3. Baja Siku = Ispat Bukit Baja (IBB) 1.4. Angkur-Baut dan Mur = HTB 1.5. Cross Bracing + Turn Buckle dia. 12mm 1.6. Kawat Las = Nikko Steel RD-360 / Kobe Steel Lb 52 1.7. Thinner Synthectic 1000 1.8. Cat Dasar anti karat zinc-chromate = Amcoat ZINC PHOSPHATE PRIMER 1102-155 1.9. Cat Finishing Baja (Top-Coat) = Amcoat SYNTHETIC TOP COAT 1400-Series 1.10. Material Grouting = Sika Grout

II. TENAGA KERJA Welder = 3 org Installer = 12 org Helper = 7 org Total = 20 org per section Syarat : 2.1. Tukang mengerti dalam hal pemasangan baja 2.2. Memiliki peralatan kerja komplit. 2.3. Dapat membaca gambar/mudah diberi penjelasan. 2.4. Tukang terampil. III.

PERALATAN 3.1. Alat Ukur : 3.1.1. Rol meter 3.1.2. Waterpass. 3.1.3. Benang lot, bandul, dan lain-lain. 3.2. Alat Kerja Tukang : 3.2.1. Trafo Las. 3.2.2. Meteran 5 m. 3.2.3. Blander potong. 3.2.4. Palu kecil. 3.2.5. Sikuan. 3.2.6. Kedok Las. 3.2.7. Benang. 3.2.8. Kunci Pas, Kunci Sock 3.2.9. Media Cat dan Roller 3.2.10. Sarung Tangan Las. 3.2.11. Waterpass tangan 60 cm. 3.2.12. Apar ( untuk safety ) 3.2.13. Safety belt ( untuk safety ) 3.3. Alat Ringan dan lain-lain : 3.3.1. Kapur Besi. 3.3.2. Benang 3.3.3. Selang air. 3.3.4. Tambang.

METODE KERJA Proyek : Mangkuluhur City

No. Dok. : MKA-01 No. Revisi : 0 Tanggal : 29-8-2016 Halaman : 2

Pekerjaan Baja IV.

METODE PELAKSANAAN 4.1. Pekerjaan Persiapan 4.1.1. Ada gambar kerja / shop drawing. 4.1.2. Mempelajari gambar kerja. 4.1.3. Menyiapkan lahan / pembersihan. 4.1.4. Menyiapkan alat ukur. 4.1.5. Menyiapkan bahan-bahan/alat kerja/sarananya. 4.2. Pekerjaan lain yang terkait 4.2.1. Pengenalan lokasi kerja. 4.2.2. Pembersihan lokasi kerja,agar lokasi kerja nyaman dan aman. 4.3. Pelaksanaan 4.3.1. Check dan survey kondisi, posisi dan elevasi pedestal dan angkur yang nantinya akan dipasang pelat baja sebagai Base-Plate supaya tidak ada kesalahan pemasangan.

4.3.2.

4.3.3.

Buat mal posisi angkur yang sudah terpasang dengan bahan kardus atau triplek yang nantinya akan dibuat sbg acuan untuk melubangi Base Plate agar presisi dengan tetap selalu memperhatikan marking posisi as pedestal sesuai gambar rencana. Secara simultan, pabrikasi Kolom dan Balok baja dapat dilakukan terpisah dengan mengacu pada gambar kerja dan cutting-list dengan pekerjaan berupa pemotongan, pelubangan posisi baut dan pemasangan/pengelasan pelat stiffener, endplate, voute sesuai gambar. Setelah pabrikasi selesai sudah dapat dilakukan pengecatan dasar dengan cat anti karat (zinc-chromate).

METODE KERJA Proyek : Mangkuluhur City

No. Dok. : MKA-01 No. Revisi : 0 Tanggal : 29-8-2016 Halaman : 3

Pekerjaan Baja 4.3.4.

Setelah Base Plate dilubangi sesuai posisi angkur, kemudian pelat tsb dipasang dengan metode pemasangan double mur ( di atas dan di bawah base plate ) dimana mur posisi bawah berfungsi utk melakukan setting kerataan dan water-pass maupun pegangan sementara base plate sebelum di grouting, dan mur atas digunakan sebagai pengunci kedudukan base plate termasuk dlm hal ini waterpass dan verticality. 4.3.5. Setelah pelat base plate sudah cukup kuat, kaku dan rata, kemudian dapat dimulai instalasi atau pemasangan kolom baja dengan menggunakan baja H Beam 250. Pekerjaan ini dapat dilakukan secara simultan dengan pekerjaan grouting pedestal pada posisi bottom base plate. 4.3.6. Pemasangan kolom menggunakan box tackle agar mudah untuk penyetelannya. 4.3.7. Setelah kolom H Beam sudah diposisinya, kemudian di cek vertikality nya dengan menggunakan benang lot sambil di las secara temporary dan dilakukan pengecekan kembali untuk memastikan vertikality nya, dan setelah fixed kemudian dilakukan pengelasan secara full. Pada Base Plate maupun area las-an dilakukan pengecatan dasar dengan Zinc-chromate. 4.3.8. Beberapa kolom yg terpasang sudah dapat dilakukan instalasi pemasangan balok portal sesuai dengan elevasi rencana, termasuk bracing baja siku dan ikatan angin+turn buckle dengan sistem las dan pemasangan mur+baut. 4.3.9. Saat proses instalasi berlangsung, secara simultan dapat dilakukan pula pengecatan dasar zinc-chromate pada area las-an, mur+baut maupun pada permukaan baja yg kondisi zinc-chromate nya rusak akibat pekerjaan maupun saat distribusi (langsir) material. 4.3.10. Setelah instalasi, inspeksi dan cat dasar zinc-chromate selesai, kemudian mulai dilakukan pekerjaan finishing cat terakhir ( Top-Coat ) sebanyak 2 layer. V.

LINGKUNGAN 5.1. Lokasi pabrikasi dan instalasi harus bersih dan aman. 5.2. Penerangan cukup.

VI.

PROSEDUR PELAKSANAAN PEKERJAAN PENGELASAN

METODE KERJA Proyek : Mangkuluhur City

No. Dok. : MKA-01 No. Revisi : 0 Tanggal : 29-8-2016 Halaman : 4

Pekerjaan Baja Pengelasan (welding) adalah proses penyambungan dua buah logam atau lebih dengan menggunakan proses pemanasan setempat, sehingga terjadi ikatan metalurgi antara logam-logam yang disambung. Proses penyambungan logam dewasa ini banyak dipakai di industri untuk pekerjaan konstruksi, pembuatan mesin, peralatan pabrik, konstruksi perpipaan serta pekerjaan lain yang memerlukan sambungan.

Dalam konstruksi baja kita mengenal 2 (dua) jenis bentuk las yaitu : 1. Las Sudut : ini tidak membutuhkan pekerjaan pendahuluan 2. Las Tumpul : bentuknya tergantung dari tebal bagian yang akan disambung Keterangan 1. LAS SUDUT terdiri dari : a. Las sudut pipih/datar (paling banyak digunakan) b. Las sudut cekung c. Las sudut cembung Dengan ketentuan tebal las sudut sesuai dengan ketebalan pelat tertipis.

METODE KERJA Proyek : Mangkuluhur City

No. Dok. : MKA-01 No. Revisi : 0 Tanggal : 29-8-2016 Halaman : 5

Pekerjaan Baja Keterangan 2. LAS TUMPUL : a. Tebal pelat max. 4mm : digunakan las sebelah, tanpa pekerjaan pendahuluan. Kedua pelat dilekatkan satu sama lain, selanjutnya di las. b. Tebal pelat 4 – 8 mm : diadakan las dua belah, tanpa pekerjaan pendahuluan. Mula-mula pengelasan dilakukan di bagian atas, kemudian dibalik dan di las. Las ini disebut las – I

c. Tebal pelat 4 – 20 mm : karena tidak bisa dibalik, maka digunakan las – V, perlu pekerjaan pendahuluan. Ujung-ujung pelat dipotong sehingga membuat sudut : 70o – 90o C.

Jika benda kerja (pelat) dapat dibalik, maka dari yang 4 – 12 mm dipergunakan las –V dengan las lawan.

METODE KERJA Proyek : Mangkuluhur City

No. Dok. : MKA-01 No. Revisi : 0 Tanggal : 29-8-2016 Halaman : 6

Pekerjaan Baja d. Pelat tebal 12 – 30 mm : Jika benda kerja tidak bisa dibalik, dilakukan las-V (las dari sebelah). Jika benda kerja bisa dibalik, digunakan las – X (las dari 2 belah).

METODE KERJA Proyek : Mangkuluhur City

Pekerjaan Baja

No. Dok. : MKA-01 No. Revisi : 0 Tanggal : 29-8-2016 Halaman : 7

METODE KERJA Proyek : Mangkuluhur City

No. Dok. : MKA-01 No. Revisi : 0 Tanggal : 29-8-2016 Halaman : 8

Pekerjaan Baja

VII. STANDARD HASIL Menghasilkan instalasi baja sesuai perencanaan, aman dan kuat, hasil pekerjaan yang bersih ,rapi, dengan mutu yang baik.

METODE KERJA Proyek : Mangkuluhur City

Pekerjaan Baja VIII. FLOW CHART Mulai

Pelajari Shop Drawing

Persiapan bahan, tenaga, alat & sarana Pekerjaan persiapan & pembersihan lokasi Survey & Marking Tarik benang untuk kelurusan Check apakah sudah benar ?

Tidak

Ya Pasang Base-Plate

Pasang kolom baja

Cek level,dan vertikality

cek kekuatan erection baja Tidak

Ya Pengelasan & Pemasangan Mur + Baut Pengecatan Dasar dan finishing Permukaan baja

Selesai

No. Dok. : MKA-01 No. Revisi : 0 Tanggal : 29-8-2016 Halaman : 9

METODE KERJA Proyek : Mangkuluhur City

No. Dok. : MKA-01 No. Revisi : 0 Tanggal : 29-8-2016 Halaman : 10

Pekerjaan Baja

IX.

Uji Tidak Merusak Material (Non Destructive Test)

• Radiography (X – Ray Test)

X – Ray Testing merupakan test pada hasil lasan yang bertujuan untuk mengetahui struktur bagian dalam dari lasan. X – Ray Test ini dilakukan untuk memeriksa ada tidaknya cacat lasan pada bagian dalam dari lasan itu sendiri, misalnya porosity dan crack. Pemeriksaan struktur bagian dalam lasan ini dilakukan dengan media sinar X. Dan hasilnya dapat dilihat pada artifak/film dimana seluruh struktur dari bagian dalam lasan dapat terlihat.

Keuntungan dari penggunaan metode ini adalah hasilnya berupa film fotografi yang premanen. Film yang digunakan tersebut diletakan pada bagian yang yang berlawanan pada bagian sambungan terhadap sumber sinar-X. teknik ini memberikan gambar dengan kualitas yang lebih baik dari sambungan, tetapi metode inspeksi ini memiliki kekurangan yang berbeda jika dibandingkan denganUltrasonic Test (UT) : 1. Lebih mahal tiap satuan panjang dari sambungan (weld). 2. Sangat berbahaya untuk pekerjaan struktur karena adanya radiasi. 3. Tidak dapat digunakan untuk mencari keretakan pada bagian bersudut. • Dye Penetrant

Dye Penetrant merupakan test untuk mengetahui ada tidaknya crack pada weld(hasil lasan). Test ini sangat mudah dilakukan dan pelaksanaannya juga sangat singkat. Dye Penetrant terdiri dari : 1. Pre – Treatment. 2. Penetrant. 3. Cleaning. 4. Developer. Dye Penetrant Test memiliki beberapa prosedur untuk dilakukan : 1. Pre – Treatment (dapat berupa perlakuan panas terhadap hasil lasan yang harus dilakukan sebelum test dilakukan)

METODE KERJA Proyek : Mangkuluhur City

No. Dok. : MKA-01 No. Revisi : 0 Tanggal : 29-8-2016 Halaman : 11

Pekerjaan Baja 2. Cleaning, yakni proses pembersihan pada daerah yang akan diperiksa dengan tujuan agar kotoran yang ada pada daerah tersebut tidak mengalangi cairan Penetrant (warna merah) danDeveloper (warna putih). 3. Penyemprotan Penetrant pada salah satu sisi dan kemudian dilanjutkan dengan penyemprotan Developer pada sisi yang lainnya. 4. Terakhir, akan terlihat hasil dari test yang dilakukan. Jika terdapat/muncul warna merah seperti warna Penetrant pada sisi yang disemprotkan oleh Developer, berarti weld (hasil lasan) tidak bagus karena ditemukan adanya crack. Jika tidak muncul warna merah tersebut, maka hasil lasan tersebut sudah baik. Hasil test ini didapatkan setelah kurang – lebih 10 sampai 20 menit setelah proses penyemprotan Penetrant dan Developer.

• PWHT ( Post Weld Heat Treatment )

PWHT merupakan perlakuan panas yang dilakukan untuk mengetahui besarnya suhu sebelum dilakukannya proses welding. Hal ini dimaksudkan agar pada saat dilakukan welding, suhu pada baja telah sesuai dengan standar yang digunakan. Untuk mengetahui berapa besar suhu pada baja dilakukan dengan cara menempelkan kapur khusus untuk PWHT. Jika kapur tersebut mencair pada saat ditempelkan pada pelat yang sebelumnya dipanaskan berarti suhu pada pelat tersebut sudah sesuai untuk dilakukan proses welding. • MPI ( Magnetic Particle Inspection )

Merupakan testing yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya crack padaweld. Magnetic Particle Inspection dapat dilakukan pada daerah yang tidak datar seperti pada pipa. Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggunakan pemancaran gelombang elektromagnetik. Dalam melakukan MPI kita harus melakukan beberapa langkah : 1. Membersihkan area atau daerah weld ( lasan ) sebelum ditest. 2. Setelah dibersihkan, daerah yang akan diperiksa tersebut diberikan sejenis penetrant ( warna putih ). 3. Kemudian magnet ditempelkan di atasnya. 4. Jika ditemukan adanya garis – garis seperti retak dan berwarna hitam atau gelap maka dapat dipastikan bahwa hasil dari lasan tersebut terdapat cacat crack.

METODE KERJA Proyek : Mangkuluhur City

No. Dok. : MKA-01 No. Revisi : 0 Tanggal : 29-8-2016 Halaman : 12

Pekerjaan Baja

Magnetic particle inspection •

Ultrasonic Thickness Test Pemeriksaan dengan metode ini dilakukan dengan menggunakan gelombang ultrasonic dengan frekuensi tinggi yang dipancarkan, biasanya pada frekuensi sekiar 2 MHz. Gelombang yang tidak diteruskan (dipantulkan) dari dalam pelat akan memberikan reaksi balik untuk diperiksa. Waktu yang dibutuhkan untuk pemancaran ke dan dari dalam pelat tersebut dapat ditampilkan dalam layar detektor dalam arah sumbu x. Ukuran dari sinyal yang kembali memberikan beberapa indikasi dari kualitas pelat tidak diteruskannya gelombang. Hal ini akan ditampilkan dalam sumbu y. Prinsip yang sama dapat digunakan untuk sambungan las. Perbedaannya hanya pada ukurannya yang membatasi lokasi yang akan diperiksa, dimana harus selalu pada tempat yang permukaannya halus untuk meyakinkan terpancarkannya gelombang unltrasonic. Pada sambungan unjung (butt weld) dapat diperiksa dengan menggunakan metode ini dan untuk memeriksa pada bagian dengan bentuk yang tidak merata sudah dikembangkan dengan menggunakan system komputerisasi. Metode inspeksi ini sangat sensitive dan merupakan teknik yang baik untuk inspeksi.

Ultrasonic Thickness Gouging Test. Ultrasonic Thickness Gouging Test atau UT Gouging Test merupakan tes yang dilakukan pada pelat. UT Gouging Test ini dilakukan untuk mengetahui berapa besar atau ukuran dari pelat yang diperiksa.

METODE KERJA Proyek : Mangkuluhur City

No. Dok. : MKA-01 No. Revisi : 0 Tanggal : 29-8-2016 Halaman : 13

Pekerjaan Baja Besarnya toleransi atau batas minimum dari pelat yang diperbolehkan sangat tergantung pada badan atau biro klasifikasi. Pada test ini digunakan alat khusus yang mengahasilkan gelombang ultrasonic. Dengan mengunakan alat tersebut akan didapat berapa besar ketebalan dari pelat yang diminta. Kemudian hasilnya dapat diberikan secara stastistik melalui laporan UT Gouging, dimana kita dapat melihat besarnya ketebalan pelat yang diperiksa. Ultrasonic Thickness Flow Test. Ultrasonic Thickness Flow Test atau UT Flow Test hampir sama dengan UT Gouging Test, tetapi pada UT Flow Test ini kita dapat mengetahui ada tidaknya cacat pada hasil lasan ( welding ). Kinerja pada alat UT Flow Test juga hampi sama dengan alat yang digunakan pada UT Gouging Test, dimana pada alat tersebut menghasilkan gelombang ultrasonic. Tetapi pada alat UT Flow kita dapat mengetahui jika di dalam lasaan (welding) terjadi porosity atau crack. Alat tersebut akan memperlihatkan pada ketebalan berapa dalam sambungan (welding) yang terdapat porosity atau crack. • Vacuum Test

Vacuum Test merupakan test yang dilakukan pada daerah jalur lasan (welding seams) untuk mengetahui ada tidaknya kebocoran atau crack. Vacuum Test ini dilakukan hanya pada welding seams yang ditemukan pada pelat yang datar ( tidak melungkung ) dan bukan pada

pipa. Setelah proses welding, untuk mengetahui ada tidaknya kebocoran maka dilakukanvacuum test, yakni pada daerah welding seams yang baru tersebut dipasangvacuum tester (alat untuk Vacuum Test). Setelah alat tersebut terpasang, alat tersebut kemudian di vakumkan (disedot udara di dalamnya) sehingga menghasilkan daya hisap yang tinggi.

METODE KERJA Proyek : Mangkuluhur City

No. Dok. : MKA-01 No. Revisi : 0 Tanggal : 29-8-2016 Halaman : 14

Pekerjaan Baja • Air Test

Untuk mengetahui ada tidaknya kebocoran pada tangki dapat dilakukan Air Test(dengan tekanan udara). Misalnya, jika terjadi proses perbaikan atau repair pada sebuah tangki dimana terjadi proses welding maka untuk mengetahui apakah hasil welding dari proses repair tersebut mengalami kebocoran atau tidak. Dalam melakukan Air Test, pertama – tama ruang tangki dipastikan sudah kedap udara. Kemudian tangki tersebut diberikan pressure/tekanan dengan udara. Jika tekanan udara di dalam tangki tersebut mengalami penurunan maka dapat dipastikan bahwa tangki tersebut mengalami kebocoran dan perlu untuk diperbaiki. Adapun Air Test ini merupakan general test yang dilakukan hanya untuk mengetahui adanya kebocoran atau tidak, tetapi tidak mengetahui letak kebocoran pastinya dimana. • Hydro Test

Test lain yang dapat dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya kebocoran pada tangki adalah Hydro Test (dengan air). Langkah – langkah dalam melakukan Hydro Test hampir sama dengan Air Test. Pertama – tama tangki sudah dipastikan kedap udara dan air (tidak ada lubang baik pada pelat maupun welding seams). Kemudian tangki diisi dengan air. Setelah itu tangki deberikan tekanan udara, jika ditemui adanya semburan air yang keluar dari tangki maka dapat dipastikan bahwa tangki tersebut mengalami kebocoran dan perlu segera diperbaiki.

METODE KERJA Proyek : Mangkuluhur City

No. Dok. : MKA-01 No. Revisi : 0 Tanggal : 29-8-2016 Halaman : 15

Pekerjaan Baja Dasar-dasar pengelasan Las dengan SMAW termasuk jenis lasmetal listrik dengan elektroda termasuk sebagai gas pelindung Menstabilkan busur listrik Berfungsi sebagai flux untuk mengikat pengotor dalam logam cair Membentuk slag sebagai lapisan pelindung daerah lasan Menambahkan unsur paduan di weld Meaikkan penetrasi busur listrik Mempengaruhi bentuk manik las •¬ penambah pada logam pengisi SAW (Submerged Arc Welding), pada pengelasan ini busur listrik di elektroda lindungi oleh Flux Cored Arc Welding (FCAW). TIG (Tungsten Inert Gas) GMAW (Gas Metal Arc Welding) Plasma Welding (PAW) WPS (Welding Procedure Specification) Variabel-variabel dalam membuat WPS Jenis-jenis sambungan Posisi-posisi pengelasan Simbol pada las: Cacat-cacat pada las Crack : Arc Weld porosity (berlubang-lubang): Magnetic arc bow (mengandung magnit) Atur besarnya arus sesuai dengan kebutuhan dan jenis serta diamerer •¬Sebagai Bersihkan terak dan percikanpercikan logam pada saat las ikat....


Similar Free PDFs