Title | Mode Cipher-Feedback (CFB |
---|---|
Author | Tukang Ribak |
Pages | 3 |
File Size | 110.6 KB |
File Type | |
Total Downloads | 489 |
Total Views | 824 |
Cipher FeedBack Mode Cipher-Feedback (CFB) Jika mode CBC yang diterapkan pada aplikasi komunikasi data, maka enkripsi tidak dapat dilakukan bila blok plainteks yang diterima belum lengkap. Misalnya bila pengiriman data dilakukan setiap kali karakter di-enter dari terminal komputer ke host. Pada ...
Cipher FeedBack
Mode Cipher-Feedback (CFB)
Jika mode CBC yang diterapkan pada aplikasi komunikasi data, maka enkripsi tidak dapat dilakukan bila blok plainteks yang diterima belum lengkap. Misalnya bila pengiriman data dilakukan setiap kali karakter di-enter dari terminal komputer ke host. Pada mode CFB, data dienkripsikan dalam unit yang lebih kecil daripada ukuran blok, misalnya dienkripsikan satu karakter setiap kalinya (ini disebut CFB 8-bit). Unit yang dienkripsikan dapat berupa bit per bit (jadi seperti cipher aliran), 2 bit, dan seterusnya. Secara umum, CFB n-bit mengenkripsi plainteks sebanyak n bit setiap kalinya, yang mana n ukuran blok. Dengan kata lain, CFB mengenkripsikan cipher blok seperti pada cipher aliran.
Mode CFB membutuhkan sebuah antrian (queue) yang berukuran sama dengan ukuran blok masukan. Tinjau mode CFB 8-bit yang bekerja pada blok cipher berukuran 64-bit (setara dengan 8 byte). Algoritma enkripsi dengan mode CFB adalah sbb (lihat Gambar 1): 1. Antrian diisi dengan IV (initialiazation vector) seperti pada mode CBC. 2. Enkripsikan antrian dengan kunci K. Delapan bit paling kiri dari hasil enkripsi berlaku sebagai keystream yang kemudian di-XOR-kan dengan karakter 8-bit dari plainteks menjadi karakter 8-bit pertama dari cipherteks. Karakter cipherteks ini dikirim (pada aplikasi komunikasi data) atau disimpan (pada aplikasi penyimpanan data). Salinan (copy) dari karakter cipherteks ini juga dimasukkan ke dalam antrian (menempati 8 posisi bit paling kanan antrian), dan semua bit bit-bit lainnya di antrian digeser ke kiri menggantikan 8 bit pertama yang sudah digunakan. 3. Karakter plainteks berikutnya dienkripsikan dengan cara yang sama seperti pada langkah 2. 4. Dekripsi dilakukan sebagai kebalikan dari proses enkripsi. Danang Kuswardono – Teknik Informatika UDINUS
1
Cipher FeedBack
Antrian
Antrian
Last 8-byte
Last 8-byte
K
K
Enkripsi
Left-most byte
pi
Left-most byte
ki
Enkripsi
ci
ki
ci
(a) Enciphering
pi
(b) Deciphering
Gambar 1 Mode CFB 8-bit Secara formal, mode CFB dapat dinyatakan sebagai: Proses Enkripsi: Ci = Pi MSBm(Ek (Xi)) Xi+1 = LSBm – n(Xi) || Ci
Proses Dekripsi: Pi = Ci MSBm(Ek (Xi)) Xi+1 = LSBm – n(Xi) || Ci yang dalam hal ini, Xi = isi antrian dengan X1adalah IV E = fungsi enkripsi dengan algoritma cipher blok. K = kunci m = panjang blok enkripsi n = panjang unit enkripsi || = operator penyambungan (concatenation) MSB = Most Significant Byte LSB = Least Significant Byte
Danang Kuswardono – Teknik Informatika UDINUS
2
Cipher FeedBack
Seperti pada mode CBC, mode CFB juga menggunakan skema umpan-balik dengan mengaitkan blok plainteks bersama-sama dengan blok cipherteks sebelumnya (Gambar 2). Pi – 1
Pi Ek
Ci – 1
Pi+1 Ek
Ci
Ci+1
Gambar 2. Skema umpan-balik yang diterapkan pada mode CFB Dari Gambar 2 dapat dilihat bahwa: Ci = Pi Ek (Ci – 1 ) Pi = Ci Ek (Ci – 1 )
Danang Kuswardono – Teknik Informatika UDINUS
3...