Modul Psikologi Perdamaian.pdf PDF

Title Modul Psikologi Perdamaian.pdf
Pages 15
File Size 1.5 MB
File Type PDF
Total Downloads 151
Total Views 396

Summary

Fungsi dan Manfaat Fungsi dan Manfaat dari modul ini adalah untuk mengetahui apa itu psikologi perdamaian dan bagaimana peranan psikologi perdamaian dalam penyelesaian konflik sosial dan pembangunan masyarakat yang berkeadilan. No Hari/Tanggal Waktu Kegiatan Tujuan 1 15 Maret 2017 07.15- 07.25 Pemb...


Description

Accelerat ing t he world's research.

Modul Psikologi Perdamaian.pdf Intan Fitria

Related papers Jurnal Psikologi Indonesia vol 1 no 1 2008 Jurnal Psikologi Indonesia Memat ahkan Banalit as Kekerasan Wahyudi Akmaliah Resolusi Konflik GAM Aceh akbar kurniadi, AKBAR KURNIADI

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Fungsi dan Manfaat Fungsi dan Manfaat dari modul ini adalah untuk mengetahui apa itu psikologi perdamaian dan bagaimana peranan psikologi perdamaian dalam penyelesaian konflik sosial dan pembangunan masyarakat yang berkeadilan.

No Hari/Tanggal

Waktu

Kegiatan

1

07.15- 07.25

Pembukaan

2

07.25 – 07.35

Materi :

3

07.35-07.45

Materi :

4

07.45-07.55

Materi :

5

07.55-08.00

Review Jurnal

6

08.00-08.15

Tanya Jawab

15 Maret 2017

Tujuan

Untuk menjelaskan Pengertian dan definisi dan ruang lingkup ruang lingkup Psikologi dari psikologi Perdamaian Perdamaian Untuk menjelaskan Strategi strategi dalam mewujudkan mewujudkan perdamaian di perdamaian di dunia dunia Untuk menjelaskan Pengertian dan definisi dari sebab-sebab konflik dan konflik sebabsebabnya

Untuk melakukan pemahaman lebih dengan sesi Tanya jawab

Alur kegiatan

(07.25 – 07.35) (07.15-07.25)

Materi :

Pembukaan

Pengertian dan ruang lingkup Psikologi Perdamaian

(07.35-07.45)

(07.45-07.55)

Materi :

Materi :

Strategi mewujudkan perdamaian di dunia

Pengertian dan sebabsebab konflik

(07.55-08.00)

(08.00-08.15)

Review Jurnal

Tanya Jawab

Lampiran Pengertian







Psikologi perdamaian berasal dari dua kata yaitu psikologi dan perdamaian, yang bila dijabarkan mempunyai arti sebagai berikut : Psikologi Secara harfiah, psikologi dapat diartikan sebagai ilmu jiwa. Sehingga dapat diartikan psikologi adalah ilmu tentang gejala-gejala jiwa. Menurut Wikipedia, psikologi merupakan sebuah bidang ilmu pengetahuan dan ilmu terapan yang mempelajari mengenai perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah. Tinalidyasari menyataakan bahwa psikologi merupakanilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia, baik yang termasuk perbuatan maupun penghayatan dalam hubungannya pada lingkungan sekitar. Perdamaian Secara umum perdamaian dapat diartikan sebagai keadaan tanpa perang, kekerasan atau konflik sebagaimana yang tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (dalam Salsabiela, 2013). Galthung (dalam Salsabiela, 2013) berpendapat bahwa perdamaian memiliki dua artian, yaitu perdamaian negatif dijabarkan sebagai situasi absennya berbagai bentuk kekerasan lainnya atau dalam kata lain definisi ini sama dengan definisi yang tercantum dalam KBBI, sedangkan yang kedua adalah perdamaian positif tidak adanya kekerasan struktural atau terciptanya keadilan sosial sehingga terbentuklah suasana yang harmoni. Perdamaian juga dapat diartikan sebagai kualitas yang menggambarkan suatu masyarakat ataupun suatu hubungan yang beroperasi secara harmonis. Psikologi Perdamaian Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa psikologi perdamaian merupakan disiplin ilmu yang sangat luas sebagai konflik dan kebutuhan supaya perdamaian dapat terjadi di semua arena manusia. Perdamaian psikologi juga dapat diartikan sebagai disiplin ilmu mengenai proses mental yang mengarah pada kekerasan, mencegah kekerasan, serta memfasilitasi anti kekerasan juga mempromosikan keadilan, rasa hormat, dan martabat seluruh manusia, tentunya memiliki tujuan untuk menyembuhkan efek psikologis. Psikologi perdamaian berusaha dalam mengembangkan berbagai teori serta melakukan praktekyang bertujuan untuk pencegahan dan intimidasi kekerasan langsung maupun struktural.

Ruang Lingkup 1. Psikologi perdamaian adalah salah satu cabang ilmu dari psikologi sosial. Objek pembahasan psikologi sosial adalah kegiatan sosial manusia dan psikologi perdamaian adalah kegiatan sosial yang membahas tentang perdamaiannya. 2. Masalah-masalah sosial yang akan dibicarakan pada psikologi perdamaian adalah meninjau hubungan individu yang satu dengan yang lainnya terhadap fenomena perdamaian yang ada. 3. Psikologi perdamaian juga memainkan peran komplementer dalam memberikan dorongan positif selain mempromosikan interaksi budaya dalam program-program anti-kekerasan dan perdamaian. Karakteristik Dalam jurnal Peace education for consensual peace : the essential role of conflict resolution (Johnson & Johnson, 2007) terdapat beberapa karakteristik dalam perdamaian, yaitu : 1. Suatu variable yang berhubungan, bukan sebagai suatu sifat. Perdamaian hadir diantara orang-orang, kelompok, dan Negara, bukan sebagai sifat perorangan. Sebagai variable yang saling berhubungan, perdmaaian tidak dapat dipertahankan secara terpisah, namun harus dipertahankan secara bersama. 2. Dinamis. Tingkatan dalam suatu perdamaian bisa berubah-ubah dan tidak statis. Terkadang naik dan turun tergantung bagaimana keadaan masingmasing pihak. 3. Proses yang aktif. Dalam pembangunan perdamaian, dibutuhkan aksi yang altif bukan yang pasif. 4. Susah untuk dibangun, mudah untuk dirusak. Dibutuhkan waktu yang sangat lama untuk menciptakan suatu perdamaian yang stabil, namun hanya dengan satu kesalahan saja bisa merusak perdamaian. 5. Ditandai dengan konflik terus menerus, bukan dewgan tidak adanya konflik yang dikelola secara konstruktif bukan destruktif. 6. Lebih kuat bila berdasar pada perjanjian yang konsensual, bukan dari salah satu pihak yang mendominasi. Komponen Terdapat 7 komponen dalam psikologi perdamaian : 1. 2. 3. 4.

Effective Cooperation (Kerjasama yang efektif) Constructive Conflict Resolution (Penyelesaian konflik konstruktif) Social Justice ( Keadilan sosial) Power and Equality (Kekuasaaan dan kesetaraan)

5. Human Needs and Emotion (Kebutuhn manusia dan emosi) 6. The Psychodynamics of peace ( Psikodinamika perdamaian) 7. Creative Problem Solving (Penyelesaian masalah secara kreative) 8. Complex Thinking (Berpikir kompleks) 9. Persuasuion Dialogue (Dialog persuasif) 10. Reconciliation (Rekonsiliasi) 11. Education (Pendidikan) Cara Membangun Perdamaian Terdapat 2 cara dalam membangun perdamaian, yaitu: 1) imposed peace atau perdamaian yang dipaksakan dan 2) consensual peace atau perdamaian berdasarkan kesepakatan atau konsensus. Perbedaanny adalah sebagai berikut: 1. Imposed Peace Perdamaian ini didasarkan pada dominasi, kekuatan, pewajiban (imposition), dan pemaksaan (enforcement). Kelompokkelompok yang kuat mengunakan kekuatan militer dan ekonominya untuk memaksa kelompok-kelompok yang lemah untuk menghentikan permusuhan dan menjalankan perjanjian damai. Cara memaksakan perdamaian ada dua, yaitu dengan mengandalkan kekuatan pihak ketiga seperti NATO, PBB, dan aliansi internasional lainnya atau mengandalkan kekuatan pihak yang menang perang. Meskipun perdamaian ini menekan konflik, namun karena tidak menyelesaikan akar pemasalahannya sehingga dengan cara ini perdamaian jangka panjang sulit terpelihara. 2. Consensual Peace Perdamaian ini didasarkan pada pencapaian kesepakatan yang a) menghentikan kekerasan dan permusuhan dan b) membangun suatu hubungan yang baru berdasarkan interaksi yang harmonis yang bertujuan mencapai tujuan-tujuan yang mutual, mendistribusikan kemanfaatan secara adil, tergantung pada sumber daya satu sama lain secara mutual, dan membangun satu identitas yang mutual. Perdamaian konsensual memiliki dua level, yaitu penciptaan perdamaian/ peacemaking dan pembangunan perdamaian/ peacebuilding. Pada level pertama, kedua belah pihak melakukan negosiasi gencatan senjata dan menginisiasi kesepakatan untuk menyelesaikan konflik di masa depan. Pada level kedua, institusi ekonomi, politik, dan pendidikan digunakan untuk menciptakan perdamaian jangka panjang.

Strategi Mewujudkan Perdamaian Menurut Kepala Bapennas dalam sambutannya di bandung pada tanggal 21 Juni 2006 menyatakan bahwa terdapat strategi-strategi untuk mewujudkan perdamaian di Indonesia yang terdiri dari : 1. Rekonsiliasi Nasional Gagasan utama dari rekonsiliasi nasional dapat disimpulkan pada dua hal. Pertama, penyelenggaraan dialog nasional dan kerjasama pada tingkat nasional maupun daerah, yang melibatkan semua komponen bangsa, baik formal maupun informal, yang mewakili kemajemukan agama, suku dan kelompok masyarakat lainnya untuk menampung berbagai sudut pandang guna mencari titik-titik persamaan pandangan dalam rangka mencari solusi dari berbagai konflik kekerasan dan krisis sosial politik yang ada. Yang Kedua, penyelenggaraan suatu program terlembaga dalam rangka mengungkapkan penyalahgunaan kekuasaan dan pelanggaran hak azasi manusia pada masa lampau, dan menegakkan keadilan serta kebenaran, berlandaskan hukum serta perundang-undangan yang berlaku Langkahlangkah setelah pengungkapan kebenaran, dapat dilakukan dengan pengakuan kesalahan, permintaan maaf, pemberian maaf, perdamaian, penegakan hukum, amnesti, rehabilitasi, atau cara-cara lain, denganmemperhatikan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat dan persatuan nasional. 2. Menghargai Keberagaman Indonesia yang terdiri dari berbagai unsur danbermacam-macam kelompok, hanya akan terpelihara eksistensinya, apabila ada kerelaan untuk saling menerima keberagaman dari setiap komponen bangsaterhadap komponen atau kelompok lainnya. Setiap warganegara mesti menyadari, tidak mungkin kedamaian dibangun secara hakiki, apabila suatu kelompok agama tertentu menganggap dirinya adalah kelompok agama yang lebih istimewa dibandingkan dengan yang lainnya. Salah satu potensi besar dalam menyumbang terhadap perdamaian adalah dengan kembali kepada ajaran-ajaran pokok setiap agama dapat berbagi ruang hidup secara lapang dada dengan menerima keanekaragaman agamaagama (pluralisme agama) di Indonesia. 3. Dialog Perdamaian Dalam dialog perdamaian ini, sekali lagi harapan dibebankan kepada para pemeluk-pemeluk agama. Hal ini didasarkan oleh kenyataan, bahwa sudah begitu banyak kekejaman dan kekerasan yang dilakukan oleh manusia terhadap manusia lainnya di seluruh dunia, termasuk Indonesia, justru

dengan justifikasi yang berasal atas ajaran agama-agamatertentu. Apalagi agamalah tampaknya yang paling sering menjadi alat politik untuk membenarkan kelompoknya sendiri. Padahal, setiap orang beragama umumnya sepakat, bahwa pesan inti agamaadalah memelihara kehidupan damai serta saling mengasihi antar sesammanusia. Untuk itulah dialog perdamaian antar agama perlu dilakukan secara terus-menerus dengan semangat saling menghargai serta sikap yang dilandasi ketulusan dan kejujuran,diharapkan besar kemungkinan akan memberikan sumbangan berarti bagi perdamaian. 4. Menegakkan Kebenaran dan keadilan Satu hal yang tidak boleh dilupakan dalam proses awal menciptakan perdamaian yang hakiki adalah dengan upaya melakukan upaya pengungkapan penyalahgunaan kekuasaan dan pelanggaran HAM yang terjadi di masa lalu. Di berbagai negara pembentukan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi,antara lain bertugas mengungkapkan berbagai kejahatan terhadap HAM, serta mendorong pengakuan yang jujur dari para aktor pelanggar HAM di masa lalu,dengan berbagai tawaran keringanan bahkan pengampunan. 5. Konsolidasi Demokrasi Demokrasi erat kaitannya dengan perdamaian, karena demokrasi,seperti halnya perdamaian sangat menjunjung tinggi persamaan hak antarwarganegara, menjunjung tinggi hukum dan keadilan, mengutamakan dialog, dan menghindari kekerasan. Oleh karena itu konsolidasi demokrasi adalah salah satu cara yang sangat penting dalam upaya mewujudkan perdamaian yanghakiki, yang muncul dari kesadaran dan partisipasi masyarakat. Demokrasi akan berhasil atau mengalami kegagalan, tergantung dari berbagai hal. Tidak ada jaminan bahwa suatu proses demokrasi akanmenghasilkan demokrasi yang sungguh-sungguh. Demokrasi juga tidak mungkinberhasil hanya dengan itikad baik suatu kelompok tertentu. Pengertian konflik Menurut Hugh Miall (2002)bahwa konflik adalah aspek intrinsik dan tidak mungkin dihindarkan dalam perubahan social serta sebuah ekspresi heteregonitas kepentingan,nilai, dan keyakinan yang muncul sebagai formasi baru yang penting ditimbulkan oleh perubahan sosial yang muncul bertentangan dengan hambatan yang diwariskan. Berdasarkan pengertian tersebut maka konflik merupakanaspek intrinsik yang tidak mungkin

dihindari serta ekspresi heteregonitas yang di timbulkan oleh perubahan sosial yang di wariskan. Penyebab Konflik Menurut Thomas santoso (2001) bahwa penyebab terjadinya konflik adalah sebagai berikut: a. Struktur Dalam konteks ini digunakan dalam artian yang mencakup ukuran (kelompok), derajat spesialisasi yang diberikan kepada anggota kelompok, kejelasan jurisdiksi (wilayah kerja), kecocokan antara tujuan anggota dengan tujuan kelompok, gaya kepemimpinan, sistem imbalan, dan derajat ketergantungan antara kelompok. Penelitian menunjukkan bahwa ukuran kelompok dan derajat spesialisasi merupakan variabel yang mendorong terjadinya konflik. Makin besar kelompok, dan makin terspesialisasi kegiatannya, maka semakin besar pula kemungkinan terjadinya konflik. b. Variabel Pribadi Faktor pribadi ini meliputi sistem nilai yang dimiliki tiap-tiap individu, karakteristik kepribadian yang menyebabkan individu memiliki keunikan (idiosyncrasies) dan berbeda dengan individu yang lain. Jika salah satu dari kondisi tersebut terjadi dalam kelompok dan para karyawan menyadari akan hal tersebut, maka muncullah persepsi bahwa di dalam kelompok terjadi konflik. Keadaan ini disebut dengan konflik yang dipersepsikan (perceived conflict). Kemudian jika individu terlibat secara emosional, dan mereka merasa cemas, tegang, frustrasi, atau muncul sikap bermusuhan, maka konflik berubah menjadi konflik yang dirasakan (felt conflict). c. Komunikasi Yang Buruk Dalam arti komunikasi yang menimbulkan kesalahpahaman antara pihakpihak yang terlibat, dapat menjadi sumber konflik. d. Perbedaan Individu Konflik ini meliputi perbedaan pendirian dan perasaan. Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik social dalam menjalani hubungan sosial. e. Perbedaan Latar Belakang Kebudayaan Konflik ini terjadi sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda. Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu

pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik. i. Perbedaan Kepentingan Antara Individu atau Kelompok Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda. g. Perubahan Nilai yang Cepat dan Mendadak dalam Masyarakat Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. konflik dapat terjadi bila mana terdapat perbedaan kebudayaan, adanya perubahan-perubahan nilai yang begitu cepat, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial, dan adanya perbedaan individu. Srategi Penyelesaian Konflik Menurut Hugh Miall (2002:65) bahwa penyelesaian konflik dapat dibedakan sebagai berikut: a. Strategi Kompetisi Merupakan penyelesaian konflik yang menggambarkan satu pihak mengalahkan atau mengorbankan yang lain. b. Strategi Akomodasi Merupakan penyelesaian konflik yang menggambarkan kompetisi bayangan cermin yang memberikan keseluruhannya penyelesaian pada pihak lain tanpa ada usaha memperjuangkan tujuannya sendiri. c. Strategi Kolaborasi Merupakan bentuk usaha penyelesaian konflik yang memuaskan kedua belah pihak. d. Strategi Penghindaran Menghindari konflik dapat dilakukan jika isu atau masalah yang memicu konflik tidak terlalu penting atau jika potensi konfrontasinya tidak seimbang dengan akibat yang akan ditimbulkannya. Penghindaran merupakan strategi yang memungkinkan pihak-pihak yang berkonfrontasi untuk menenangkan diri. e. Strategi Kompromi atau Negoisasi

Masing-masing memberikan dan menawarkan sesuatu pada waktu yang bersamaan dan saling member serta menerima, serta meminimalkan kekurangan semua pihak yang dapat menguntungkan semua pihak.

Review Jurnal Judul

BUDAYA DAN PERDAMAIAN: HARMONI DALAM KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT JAWA MENGHADAPI PERUBAHAN PASCA GEMPA

Penulis

Yohanes Kartika Herdiyanto & Kwartarini Wahyu Yuniarti

Tahun Publikasi

2012

Identitas Jurnal

Humanitas, Universitas Ahmad Dahlan

Volume & Halaman

Volume IX, 28-42

Rumusan Masalah

1. Perubahan individual maupun sosial apa saja yang ditimbulkan oleh dampak gempa? 2. Bagaimana proses penyaluran bantuan yang diberikan oleh pihak luar? 3. Bagaimana indiviu maupun masyarakat menghadapi perubahanperubahan yang terjadi pasca-gempa? 4. Kearifan local apa saja yang muncul saat individu maupun masyarakat ketika menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi pasca-gempa? 5. Bagaimana cara individu maupun masyarakat mempertahankan keharmonisan sosial pasca-gempa?

dalam

Hipotesis

-

Metode Penelitian

Penelitian kualitatif dengan pendekatan ethnography-grounded theory

Instrumen Pengukuran

-

Properti Alat Ukur

Psikometris -

Subjek Penelitian

10 orang dari dua dusun yang berbeda

Teknik Analisis

Observasi & wawancara

Hasil Penelitian

1. Perubahan yang terjadi pasca-gempa meliputi perubahan fisik, ekonomi, individu, dan sosial budaya. Perubahan fisik meliputi

perubahan bentuk fisik rumah dan pembangunan fasilitas umum, seperti pembangunan masjid. Perubahan ekonomi meliputi hilangnya sumber penghasilan karena tempat usaha ikut hancur karena gempa. Perubahan individu yang terjadi adalah perubahan akibat dari trauma seseorang sehingga mengubah perilaku kesehariannya. Perilaku yang berubah tersebut seperti keengganan penyitas untuk tinggal di rumah tembok dan beton karena takut tertimpa reruntuhan bangunan saat gempa terjadi kembali. Perubahan yang terakhir adalah perubahan sosial yang meliputi perubahan pada sifat kesukarelaan gotong royong untuk kepentingan perseorangan yang hilang akibat dari desakan ekonomi. 2. Masyarakat menganggap bahwa bantuan memang sangat membantu mereka dalam bertahan hidup, namun aktor lokal yang membagi bantuan tidak mampu bersikap jujur dan adil kepada semua warga, sehingga mereka mengaku kurang puas pada proses penyaluran bantuan pasca-gempa. 3. Strategi yang dilakukan oleh masyarakat untuk menghindari konflik akibat perbedaan pendapat saat pengambilan keputusan adalah rembug atau musyawarah bersama. 4. Ada empat sifat yang harus dilakukan dan empat sifat yang harus dijauhi oleh orang Jawa. Keempat sifat yang harus dilakukan adalah sifat sabar, tawakal, narima (menerima), dan eling (selalu ingat). Adapun keempat sifat yang harus dihindari dalam pergaulan sosial sehari-hari adalah drengki (dengki), srei (usil atau jail), panasten (mudah tersulut emosi), kemeren (ingin akan barang milik orang lain). Sifat yang baik harus selalu diutamakan di dalam kehidupan sehari-hari baik secara individu maupun sosial, sedangkan empat sifat yang buruk harus dihindari untuk mewujudkan suatu keharmonisan sosial selain juga untuk menjaga hati agar selalu tentram lahir dan batin. 5. Keharmonisan sosial bagi orang Jawa merupakan suatu keadaan yang ideal dan perlu dijaga walau mengorbankan kepentingan diri sendiri. Hal ini dikarenakan perilaku orang Jawa dituntut untuk harus selalu me...


Similar Free PDFs